Anda di halaman 1dari 30

PARASITOLOGI – CESTODA (CACING PITA)

KELOMPOK 7 – S1 IV C

Desi Linda Sari (1801124)


M. Fadhlil Hadie (1701114)
Merinda Shafara (1701113)
Nur Amalina (1701117)
Winda Yusma Ameliah (1701136)
Yulia Permata Sari (1701138)

Dosen Pengampu :
Melzi Octaviani, M.Farm., Apt
CESTODA
-Cestoda adalah salah satu contoh kelas dari phylum
Platyhelminthes. Cestoda adalah cacing yang berbentuk pipih
seperti pita yang merupakan endoparasit dan dikenal sebagai
cacing pita.

-Morfologi Umum Cestoda


-Ukuran cacing dewasa bervariasi (dari 40 mm -10-12 m)
-Terdiri atas scolex (kepala) yang dilengkapi dengan alat isap dan
kait-kait(rostelum), berfungsi sebagai alat untuk melekatkan atau
mengaitkan diri pada dinding usus manusia. Di belakang scolex
terdapat leher, yang merupakan bagian cacing yang tidak
bersegmen
-Di belakang leher terdapat proglotid (untuk fertilisasi)
2
-Bersifat hermafrodit
Berdasarkan tempat hidupnya cestoda dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu cestoda usus dan cestoda jaringan.

CESTODA

USUS JARINGAN

Taenia saginata Echinococcus granulosus


Taenia solium Echinococcus multicularis
Diphyllobothrium latum Multiceps multiceps
Hymenolepis nana
Hymenolepis diminuta
Diphylidium caninum 3
CESTODA USUS
TAENIA SAGINATA

-Taenia saginata dewasa hidup sebagai parasit dalam usus


manusia.
• Hospes :
Definitif : manusia
Perantara / intermediet : hewan memamah biak spt sapi &
kerbau
Skoleks taenia saginata terdapat rostrum tetapi tidak
mempunyai Rostelum (kait).
• Penyakit : Taeniasis Saginata
• Diagnosis : Dengan menemukan telur ini di dalam tinja
hanya dapat membuat diagnosis genus karena morfologi
telur T.saginata sama dengan T.solium
5
Siklus Hidup
1.Telur atau proglotid yang matang terbawa
oleh kotoran manusia ke lingkungan luar.
2. Inang perantara, yaitu sapi memakan rumput
yang terkontaminasi telur atau proglotid Taenia
saginata.
3. Dalam tubuh sapi, telur menetas menjadi
onkosfer lalu menjadi heksakant, lalu di otot
membentuk sistiserkus.
4. Sistiserkus pada daging sapi yang tidak
dimasak dengan benar dimakan oleh manusia.
5. Dalam usus, Taenia saginata muda
berkembang menjadi dewasa dan menempel
menggunakan skoleks.
6. Setelah reproduksi, proglotid matang yang
berisi telur mulai “gugur” dan terbawa
6 kotoran.
• Gejala
Taeniasis saginata umumnya tanpa gejala berarti, kadang-kadang mengeluh gangguan usus
atau gejala obstruksi intestinal akut. Proglotid dapat menyumbat appendix menimbulkan
appendicitis, diare, berat badan menurun.

• Pengobatan
dapat berupa :
-obat herbal, seperti biji labu merah dan biji pinang
-obat sintetis seperti kuinakrin, amodiakuin, niklosamid dan prazikuantel

• Pencegahan
-Memasak daging samapi matang
-Membekukan daging pada suhu -5˚C selama 4 hari, -15˚C selama 3 hari,
atau -24˚C selama 1 hari, dapat membunuh larva dengan baik.
7
TAENIA SOLIUM

• Distribusi Geografik
-parasit kosmopolit
-umum terdapat di lingkungan yang buruk, dimana manusia
tinggalnya sangat berdekatan dengan babi- babi dan memakan
daging babi yang kurang matang.
• Morfologi
-Cacing dewasa dapat berukuran 3-8m
-Skolex yang bulat berukuran kira-kira 1 mm
-mempunyai 4 buah batil isap dengan rostelum (tonjolan lemak)
• Host
Hospes definitive : manusia
Hospes perantara : manusia dan babi; juga anjing, domba, kucing,
tikus. 8
Siklus Hidup

Manusia -> larva cacing dengan


memakan daging babi yang
terkontaminasi -> Larva berkembang
menjadi bentuk dewasa -> melekat
pada lapisan usus manusia dan
melepaskan telurnya dalam tinja
manusia -> Babi kontak dengan tinja
manusia tersebut dan menelantelur
cacing tersebut.
-Oleh karena itu, menyebabkan penyakit
Teniasis solium
9
• Gejala Penyakit
-Cacing dewasa yang berada di dalam usus jarang menimbulkan gejala.
-Gejala yang disebabkan adanya sistiserkus di dalam jaringan tubuh,
bermacam-macam tergantung pada organ yang terinfeksi dan jumlah
sistiserkus

• Diagnosis
-serologi yang dapat digunakan adalah uji hemaglutinasi Counter
Immuno electrophoresis, ELISA, EIBT (Western Blot), dan PCR.

• Pengobatan
-prazikuantel, albendazol atau dapat dilakukan dengan cara pembedahan.

• Pencegahan
-memasak daging sampai matang.
-Perbaikan cara pembuangan kotoran
-Peningkatan hieginitas pribadi
-Menjaga kebersihan makanan dan minuman
-Mengobati penderita hingga tuntas 10
11
DIPYLIDIUM CANINUM

Morfologi
Panjang 50 cm, lebar 3 mm (acing dewasa) . Skoleks ber-sucker,
sebuah rostellum refraktil, memiliki 4-7 baris hook. Proglotid
memiliki 2 alat reproduksi lengkap

Patologi dan Gejala Klinis


Patogenitas pada hewan : Infeksi berat menyebabkan
lemah, kurus, gangguan saraf, dan gangguan
pencernaan.
Patogenitas pada manusia : Menyebabkan gangguan intstinal ringan
pada anak yaitu Sakit pada epigastriu, Diare dan sesekali reaksi
alergi
Gejala klinis: Hilangnya nafsu makan, Kehilangan
berat badan secara drastis,dan Diare 12
Proglotid gravid keluar bersama tinja
DAUR HIDUP hospes definitif → proglotid gravid
melepaskan telur yang berkelompok →
telur yang berembrio tertelan oleh hospes
intermedier (pada stadium larva) →
onkosfer menetas, menembus dinding
usus dan tumbuh menjadi cycticercoid →
hospes intermedier pada stadium tumbuh
menjadi kutu dewasa → hospes definitif
terinfeksi jika menelan pinjal yang
mengandung cycticercoid → cycticercoid
berkembang menjadi cacing dewasa di
usus dalam waktu sekitar 1 bulan.

Hospes
H. Definitif : anjing dan kucing
H.Perantara: golongan pinjal
(Ctenocephalides canis,, Pulex irritans, dan
13
kutu anjing Trichodectes canis)
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan:
– Atabrine – Kuinakrin

Pencegahan
-Jangan mencium anjing atau kucing,
-Hindari jilatan anjing.Binatang, dan peliharaan diberi
obat cacing dan insektisida.
-bersihkan hewan peliharaan dari kutu anjing atau kutu kucing.

14
DIPHYLLOBOTHRIUM LATUM
Morfologi
Panjangnya mencapai ± 900 cm, lebar 2,5 cm, Terdiri atas 4000 proglotid,
mempunyai sepasang celah penghisap (bothria) dibagian ventral dan dorsal
pada skoleks, hermafrodit

Hospes definitif ; manusia


Hospes resorvoar ; anjing, kucing, beruang
Hospes perantara ;
Siklops, Diaptomus, sebagai hospes perantara I
Ikan air tawar (ikan salem) sebagai hospes perantara II
Patologi
Penyakit : Difilobotriasis
Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh Diphyllobothrium latum adalah
Diphyllobothriasis atau Bothriocephaliasis, Anemia dan kekurangan vitamin B12.
15
DAUR HIDUP

Telur → dikeluarkan melalui lubang uterus


proglotid gravid di tinja → menetas dalam air
→ Larva (koradisium) → dimakan H P pertama,
anggota Cepepoda (ex. Cyclops dan
Dioptomus) → larva menjadi proserkoid →
cyclops dimakan H P kedua, ikan (ex. Salem) →
proserkoid berubah menjadi larva pleroserkoid
(sparganum) → termakan manusia →
sparganum menjadi cacing dewasa di rongga
usus halus manusia

16
Gejala Diphyllobothriasis:
Gangguan saraf
Gangguan pencernaan Sakit perut Berat badan turun Lemah Kurang gizi
Diagnosa
Pemeriksaan feces -> telur atau proglotid,
pemeriksaan vomitus - > proglotid
Pencegahan
• Memasak ikan air tawar sampai betul-betul matang atau membekukannya sampai -10°C
selama 24 jam.
• Mengeringkan dan mengasinkan ikan secara baik.
• Dilarang membuang tinja di kolam air tawar.
• Memberikan penyuluhan pada masyarakat.
Pengobatan
Obat cacing : - Niclosamid (yomesan) 4 tab (2 g) / po -
Paramomisinà 1 g setiap 4 jam - Prazikuantel à 10 mg/kg BB/ d.tunggal - bila ada anemia
preparat asam folat 17
HYMENOLEPIS NANA

• Hymenolepis paling sering ditemukan pada daerah kering dan hangat


diseluruh dunia. Penularannya dari feses melalui tangan ke mulut. Paling
sering menginfeksi manusia, khususnya menyerang anak-anak dengan
hygiene yang buruk

• Morfologi
Cacing ini berukuran kira-kia 20 x 0,7 mm, mempunyai 700 proglotid, skoleks
bulat kecil dan mempunyai empat batil hisap yang berbentuk seperti mangkuk
• Patologis / gejala
Pada infeksi ringan tidak menimbulkan gejala atau hanya gangguan perut tidak
nyata,, pada infeksi yang cukup berat menimbulkan enteritis catarrhal, pada
anak-anak berkurang berat badan, kurang nafsu makan, insomnia, sakit perut
dengan atau tanpa diare disertai darah, muntah, pusing, sakit kepala, gangguan
saraf, bila supersensitif terjadi alergi, obstipasi. 18
DAUR HIDUP

Telur masuk -> ileum -> pecah menjadi onkosfer


(bentuk larva) -> berpenertrasi pada lamina propria
villus.
Kurang lebih dala 3-4 hari, larva matang ->i sistiserkoid
preadult -> lumnen usus dan menetap pada mukosa
vllus.
Cacing dewasa berukuran 35-45 mm dan terdiri dari
150-200 proglotid, terjadi tidak lebih 3 minggu.
Pelepasan proglotid menghasilkkan ratusam telur
infektif.
Adakalanya, hewan pengerat dapat menelan telur
dalam feses dan menjadi hospes reservoir untuk
penyebaran infeksi.

19
Diagnosis
Pada pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan cacing dewasa dalam feses
Pengobatan
1. atabrin atau kuinakrin-HCl adalah obat terbaik, dengan dosis 0,8 g, dosis tunggal,
dan dapat dibagi dengan interveal setengah jam untuk menugurangi mual. Untuk
anak-anak :
2. Yomisan
3. Humatin atau paromonisin, dan
beberapa kasus dapat diberikan prazikuantel.

Pencegahan
pemberantasan dilakukan terutami dengan terapi dini pada penderta, perbaikan
kebiasaan kebersihan (hygiene personal) pada anak-anak, sanitasi lingkungan,
pencegahan makanan dari kontaminasi, pemberantasan hewan pengerat (rodent) dan
pendidikan kesehatan terutama pembuangan feses.
20
HYMENOLEPIS DIMINUTA

Penyebaran
Merupakan parasit pada tikus dan mencit, juga dapat
menimbulkan infeksi pada manusia, berkembang secara
kosmopolit, juga ditemukan di Indonesia.

Morfologi
Cacing dewasa berukuran 20-60 cm, memiliki
Skoleks kecil bulat, mempunyai 4 sucker dan rostelum
tanpa kait, Proglotid gravid lepas dari strobili.

21
Siklus Hidup

Telur ditemukan pada tinja hospes


defmitif. Cacing ini memerlukan
hospes perantara I yaitu larva pinjal
tikus dan kumbang tepung dewasa.
Didalam serangga ini embrio yang
keluar dari telurnya berkembang
menjadi sistiserkoid. Bila dimakan oleh
hospes defnitif, sistiserkoid akan
berkembang menjadi cacing dewasa di
dalam usus halus dalam waktu kira kira
18-20 hari.

22
pengobatan dan pencegahan
Atabrin, NE. iclosamide, Praziquantel, pencegahan
dapat dilakukan dengan membasmi tikus & serangga
yang dapat berfungsi sebagai hospes perantara.
Diagnosis
Ditemukan telur H. diminuta dalam tinja ,
Keluar cacing secara spontan setelah
purgasi
Patologi
Penyakitnya dinamakan Hymenolepiasis, akan
tetapi tidak menunjukkan gejala apapun, Infeksi
biasanya terjadi secara kebetulan saja 23
24
CESTODA JARINGAN
Echinococcus granulosus

• Echinococcus granulosus merupakan cacing


dari kelas cestoda yang paling kecil.
• Pada manusia cacing ini dapat menimbulkan
penyakit Echinococcosis cystic, penyakit ini
disebut juga dengan hidatid atau hidatidosis
• Hospes definitif parasit ini adalah anjing
dan hewan carnivora lain, sedangkan hospes
intermediernya adalah hewan herbivora
(domba, kambing, babi, sapi, kuda, unta).

26
Distribusi geografik
Penyebaran terjadi hampir di seluruh dunia terutama di daerah peternakan
lembu, kambing, domba. Parasit ini ditemukan di Australia, Selandia Baru,
Afrika, Amerika Selatan, Eropa, RRC, Jepang, Filipina, Arab.

Morfologi
-cacing dewasa memiliki panjang 2,5–9 mm, yang terdiri dari
-Skoleks (bulat, mempunyai 4 batil isap dan rostellum yang
-dilengkapi dengan dua deret kait yang tdd. 30 – 36 kait), meiliki leher:
pendek dan lebar
Patologis
-Seseorang yang terinfeksi echinococcosis sering kali tanpa gejala.
-Gejala muncul biasanya tergantung pada lokasi kista.
-Kista terutama ditemukan di hati dan paru-paru tetapi juga dapat muncul di limpa,
ginjal, jantung, tulang, dan ssp, termasuk otak dan mata. Pecahnya kista paling sering
disebabkan oleh trauma dan dapat menyebabkan reaksi anafilaksis ringan hingga
berat, bahkan kematian 27
Siklus hidup
Echinococcus granulosus dewasa hidup dalam
lumen usus halus anjing → telur keluar
bersama tinja → tertelan hospes perantara
(domba, kambing, babi, sapi, kuda, unta) atau
manusia → telur menetas di usus halus
danvmelepaskan onkosfer → menembus
dinding usus dan bermigrasi melalui sistem
peredaran darah ke berbagai organ, terutama
hati dan paru-paru → onkosfer berkembang
menjadi kista hidatid → kista hidatid membesar
secara bertahap menghasilkan protoscolices →
hospes definitif menjadi terinfeksi dengan
menelan organ yang mengandung kista hidatid
→ menempel pada mukosa usus →
berkembang menjadi dewasa dalam
waktu 32 – 80 hari.
28
Diagnosis
-tes castoni atau tes serologi lainnya. Pengobatan
-Diagnosa dapat juga ditegakkan dengan pembedahan tetap merupakan
pemeriksaan histologis dari hasil pembedahan. pengobatan yang
paling efektif untuk menghilangkan
Pencegahan kista dan dapat menyebabkan
-Jauhkan anjing dari tempat pemotongan hewan dan tidak boleh penyembuhan total.
makan makan sisa atau sampah hasil dari pemotongan hewan -Beberapa kista tidak menyebabkan
-Berikan obat anti cacing pada anjing 1-2 kali dalam setahun. gejala apa pun dan tidak aktif; kista-
-Mengontrol populasi anjing liar
-Jangan mengkonsumsi makanan/minuman yang kemungkinan
kista itu seringkali hilang tanpa
terkontaminasi oleh kotoran anjing pengobatan.
-Cuci tangan dengan sabun setelah memegang anjing, dan sebelum
makan Mengajari anak-anak pentingnya mencuci tangan untuk
mencegah infeksi
29
THANKYOU

30

Anda mungkin juga menyukai