Oleh:
Definisi:
-induk hewan yg mempunyai siklus birahi normal,
gejala birahi jelas, tetapi setelah dikawinkan (IB/kawin
alam) tidak pernah menjadi bunting walaupun dgn
pejantan yang subur atau air mani yang baik
kualitasnya
(Lanjutan Repeat Breeder)
I. Kegagalan Fertilisasi
II.Kematian Embrio Dini
I. Kegagalan Fertilisasi
a. Kegagalan Ovulasi
b. Ovulasi terhambat (CR=36%)
c. Ovulasi dengan 2 atau lebih ovarium
(pada sapi), kasusnya 13,1%
3. Sel Mani Cacat (Abnormal/mati)
Kegagalan sel mani membuahi disebakan oleh:
a.Mikroorganisme meningkat populasinya dlm rongga vagina
atau uterus
b.Cairan mukus dari radang ringan pada vagina atau uterus
c.Sel mani terlalu tua karena IB yg terlalu awal dari masa birahi
d.Perlakuan yg tidak baik trhadap air mani:
- terlalu panas - antibiotik terlalu banyak
- terlalu dingin - pengenceran terlalu tinggi
- terlalu dikocok
- diluter tidak cocok
Cacat sel mani Gagal membuahi sel telur
•24%-39% pada Induk Repeat Breeder
•12%-13% pada Dara yang Repeat Breeder
II. Kematian Embrio Dini (20-30%)
1. Cacat genetik:
a. Sel telur yg terbuahi abnormal
b. Embrio abnormal
c. Mempunyai gen lethal
2. Penyakit atau Infeksi (penyakit menular kelamin & bakteri
non spesifik) :
a. Sel telur tertular
b. Embrio transfer
3. Lingkungan tidak serasi pada oviduk atau uterus :
a. Radang uterus estrogen tinggi kontraksi
b. Hormonal progesteron rendah abortus
c. Nutrisi kualitas rendah
d. Genetik
(Lanjutan)
Hewan Unipara:
-Sel telur abnormal lebih banyak dihasilkan pada ovulasi
ganda
-Sel telur abnormalitas lebih banyak dihasilkan pada
superovulasi
-Sel telur tua lebih banyak menghasilkan kematian embrio
dini
-Penyimpanan air mani dlm diluter yg lebih lama kematian
embrio dini
-Musim dingin perkawinan menghasilkan kematian
embrio dini D/P bulan lain
-Antibiotika dlm diluter pd IB menurukan angka kematian
embrio dini (khusus pemakaian pejantan kurang subur)
(Lanjutan)
1. Cari penyebabnya
2. Hindari perkawinan sebapak
3. Sanitasi kandang yang baik
4. Antibiotika dalam uterus setelah kelahiran sukar (distokia)
5. Habituasi Abortus karena faktor hormonal (progesteron
kurang beri progest setelah bunting)
6. Bila penyebabnya karena faktor genetik, induk
dikeluarkan dari peternakan diganti dengan induk yang
lebih baik daya reproduksinya
7. Pada kondisi populasi kuman yang berlebihan dalam
uterus/vagina beri larutan antibiotika menjelang birahi