Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN SAPI dan KERBAU

(EAS154)
Manajemen Reproduksi

Semester Ganjil 2022/2023


Manajemen Reproduksi
Manajemen kesehatan reproduksi pada ternak sapi ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi reproduksi dengan harapan dihasilkan 1 ekor pedet dari seekor induk
dalam kurun 1 tahun.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai target tersebut diantaranya
melalui :

1. Pengenalan Sistem Organ Reproduksi

A. Organ reproduksi sapi betina


Tersusun atas : - Indung telur (ovarium) - Tuba fallopii - Rahim (uterus) -
Leher rahim (servik) – Vagina - bibir vagina (vulva)
- Sel telur dihasilkan dari ovarium yang bersiklus.
- Sel telur yang sudah matang akan dilepaskan untuk ditangkap oleh tuba falopii.
- Ditandai dengan gejala estrus (ingin kawin/berahi) pada sapi betina.
- Selanjutnya fertilisasi terjadi jika ada sel spermatozoa.
- Hasil fertilisasi (zigot) selanjutnya berkembang menjadi fetus (janin) dalam rahim (uterus).
- Fetus berkembang hingga siap untuk dilahirkan setelah 9 bulan kebuntingan.

B. Organ reproduksi sapi jantan


Tersusun atas : Testis - epididimis - kantung seminalis (ampula) - Kelenjar (prostat,
bulbo uretralis) - uretra - penis

Spermatozoa dihasilkan dalam organ testis dan disalurkan melalui epididimis menuju
ampula (vesika seminalis) hingga siap diejakulasikan penis saat perkawinan. Cairan
biologis dari kelenjar asesoris memelihara kehidupan spermatozoa.
2. Sistem Perkawinan
- Kawin alami : Sapi pejantan mengawini sapi betina estrus. (individu atau koloni)
- Kawin Suntik (Inseminasi Buatan; IB) merupakan teknologi reproduksi yang mampu
meningkatkan efisiensi penggunaan cairan ejakulasi sapi jantan. Cairan ejakulasi
tersusun atas sel spermatozoa dan cairan biologis dari kelenjar asesoris. Cairan
ejakulasi diencerkan dengan dosis bahan pengencer khusus dalam straw untuk
dibekukan dalam nitrogen cair. Cairan ejakulasi beku akan diencerkan sesaat
sebelum dimasukkan dalam organ reproduksi sapi betina yang sedang birahi.

A. Siklus birahi : 18-21 hari (siklus setiap 3 mingguan) Siklus birahi sapi sehat dan
normal berlangsung setiap 3 mingguan. Gejala birahi ini harus diamati dengan baik.
Jika tidak teramati, gejala akan muncul kembali dalam 3 minggu selanjutnya pada
sapi yang sehat dan bersiklus normal.

B. Manajemen Kawin secara Inseminasi Buatan (IB) :


Pengamatan tanda birahi - waktu kawin
Tanda-tanda birahi :
1. Perubahan pada organ vulva: bengkak, merah, basah (berlendir)
Tanda-tanda birahi :

1. Perubahan pada organ vulva : bengkak, merah, basah (berlendir)

2. Perubahan tingkah laku : menaiki/saling menaiki, diam dinaiki


Waktu birahi
Ovulasi sel telur 10-12 jam setelah tanda birahi;
Pengamatan sebaiknya dilakukan minimal 3 x sehari

Pelaksanaan IB pada sapi betina oleh petugas inseminator


3. Kebuntingan
A. Lama kebuntingan sapi : 9 bulan (260-300 hari)
B. Pemeriksaan kebuntingan oleh petugas Kesehatan Hewan :
1. Umur 1-1,5 bulan setelah kawin  ultrasonografi (USG) perektal
Pemeriksaan kebuntingan dengan alat ultrasonografi perektal

2. Umur 2 ~ 9 bulan setelah kawin  palpasi perektal


Pemeriksaan kebuntingan oleh petugas secara perektal
3. Tanda-tanda kebuntingan (jelas pada usia kebuntingan tua)
Vulva bengkak, ambing bengkak, perut membesar

C. Gangguan kebuntingan
1. Tidak birahi,
Tidak bunting -> Kurang nutrisi, berasal dari kebuntingan kembar jantan-betina,
penyakit (bakteri, virus, parasit), birahi tidak teramati oleh peternak, pelaksanaan
kawin IB/pejantan telat (> 12 jam) sejak tanda birahi.
2. Kelainan berupa kelahiran umur kebuntingan muda (abortus)
Disebabkan oleh : Penyakit (bakteri, virus, parasit) dan fisik (terjatuh, terpeleset,
terseruduk, dsb).
3. Tidak melahirkan, melebihi masa kebuntingan (mumifikasi, pyometra, myometra,
dsb) -> penyakit (bakteri, virus, parasit)
4. Kebidanan
A. Kelahiran : Normalnya sapi akan melahirkan diakhir masa kebuntingan. Kelahiran
merupakan proses mengeluarkan fetus dari rahim. Beberapa minggu sebelum
kelahiran, pemberian suplemen kalsium (1 sendok teh/hari) pada sapi bunting dapat
menjaga stamina dan kondisi induk saat melahirkan.

B. Tanda-tanda menjelang kelahiran


Tahap persiapan : Ambing membengkak dan mulai meneteskan kolostrum, vulva
membengkak luar biasa.
Tahap melahirkan : Merejan intensif dengan posisi badan membungkuk (melenguh
berirama), Keluar (menyembul) balon berisi cairan bening (kantung amnion),
Kaki dan kepala (posisi normal) tampak keluar.

Tahap pengeluaran plasenta (ari-ari) : Normalnya berlangsung 3-8 jam setelah


kelahiran, Tidak normal jika lebih dari 8-10 jam setelah kelahiran (retensio
sekundinae) -> penanganan khusus dari petugas kesehatan hewan.
C. Gangguan melahirkan
Kesulitan kelahiran (distokia)
- faktor induk : kebuntingan pertama, kebuntingan kembar, kebuntingan umur muda
(terlalu cepat dikawinkan), umur kebuntingan > 9 bulan (> 300 hari).
- faktor anak : ukuran anak > lubang kelahiran, ras anak besar sedangkan induk kecil, dsb

Petugas kesehatan hewan :


a) Jika terjadi kelainan posisi anak -> melakukan pembiusan (dikebaskan) secara lokal ->
menata ulang posisi pedet sesuai dengan posisi kelahiran normal -> menarik pedet
keluar
Membetulkan posisi kepala dan menarik fetus
b) Jika pedet terlalu besar
Bedah sesar (pedet masih hidup) atau fetotomi (pedet sudah mati dalam rahim)
Tindakan bedah dan fetotomi dilakukan oleh dokter hewan. Sapi akan dibius
(dikebaskan) menggunakan obat bius untuk menghilangkan rasa sakit selama
tindakan sehingga proses pertolongan kelahiran dapat berjalan dengan baik.

Pertolongan tindakan bedah pada pertolongan kelahiran


D. Pasca Kelahiran

a) Induk :
1. Induk diberi minuman gula dan garam (oralit): 3-4 liter (setengah ember)
2. Induk diberikan makanan rumput hijauan
3. Susu diperah untuk pedet (khususnya susu kolostrum/susu jolong)
4. Lendir rahim (lochia) normal berbau amis akan keluar dalam beberapa
minggu setelah melahiran (2-3 minggu)

b) Pedet :
1. Pedet dibersihkan dari lendir, khususnya pada saluran nafas -> mencegah
tersumbatnya saluran pernafasan oleh sisa cairan lendir kelahiran
2. Pedet digantung dengan posisi kepala dibawah -> memudahkan
pembersihan lendir kelahiran yang dapat menjadi penyumbat pernafasan
3. Pedet diurut/digosok-gosok bagian dada dan digerak-gerakkan kaki-
kakinya -> merangsang pedet aktif bernafas
4. Pedet dibersihkan lendir dan merangsang aktif bergerak
5. Susu kolostrum diberikan pada pedet
5. Gangguan Reproduksi
Gangguan reproduksi dapat terjadi pada sapi induk, yaitu :

A. Dewasa -> Tidak Birahi


1. Bunting -> ternak bunting tidak menunjukkan tanda berahi
2. Kelainan hormon reproduksi (progesteron tinggi) -> bunting semu, kista luteal
3. Penyakit reproduksi yang ditandai dengan adanya leleran berwarna
putih/kekuningan/kehijauan yang berbau tidak sedap (peradangan rahim)
4. Tanda berahi tidak teramati peternak
5. Kekurangan pakan (nutrisi rendah/kekurusan)
6. Penyakit akibat cacingan dan parasit

B. Dewasa -> Birahi Terus -> kawin berulang


1. Pelaksanaan kawin IB/jantan >12 jam sejak tanda birahi, gagal fertilisasi
2. Proses inseminasi (inseminator) tidak mengikuti SOP
3. Kelainan hormon reproduksi (estrogen tinggi) -> kista folikel
6. Manajemen Reproduksi

Manajemen reproduksi ternak dapat dilakukan dengan memerhatikan beberapa faktor,


yaitu :
1. Pakan (hijauan) -> faktor utama dalam pemenuhan gizi dan kesehatan ternak untuk
bereproduksi dengan baik. Pakan hijauan diberikan dalam jumlah yang cukup.
Ketersediaan lahan dan hijauan untuk ternak harus diperhatikan dengan baik.
2. Suplemen -> suplemen (pakan tambahan) dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan
dan usia ternak.
3. Ternak -> pemilihan jenis ternak dan perencanaan pemeliharaan disesuaikan dengan
kondisi daerah.
4. Kandang -> disesuaikan dengan jenis ternak, ventilasi dan pencahayaan yang cukup,
tersedia ruang (jarak) yang cukup bagi ternak untuk beraktifitas dan bereproduksi.
5. Pelayanan kesehatan -> diagnosa dan penanganan gangguan kesehatan dan
reproduksi ternak tergantung pada ketersediaan bahan obat-obatan dan jasa
pelayanan medis dari petugas kesehatan hewan.
6. Pencatatan (rekording) -> sumber data utama dalam perencanaan, penanganan, dan
penentuan kebijakan usaha pengembangan ternak.

Anda mungkin juga menyukai