NIM : 1810623003
02 PYK_Bioteknologi Ternak
Tugas II
A. Pengenceran Semen
1. Pengenceran semen
2. Pendinginan semen pada suhu 4℃ selama 2-4 jam, pengepakan dengan mini straw
a. Volume: volume semen yang ditampung pada 1 kali penampungan diukur dengan melihat
langsung pada tabung berskala.
b. pH: diukur dengan cara mengambil sedikit semen segar dengan menggunakan ose dan
diletakkan dikertas lakmus atau pH meter dan kemudian dilihat pH pada semen. pH pada semen
normal: 6,2-6,8.
c. Warna: dilihat pada tabung penampungan (abnormal = mengandung air, darah, rambut
preputium, nanah air kotor dan bau yang tidak normal). Semen normal berwarna putih
kekuningan atau putih susu.
b. Motilitas individu: evaluasi motilitas semen segar atau semen yang telah diencerkan (Ax et
al, 2008). Evaluasi motilitas semen segar atau yang telah diencerkan untuk mengamati fungsi
kelenjar aksesoris dalam menghasilkan seminal plasma. Gerakan individu spermatozoa dapat
diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 400x pada suhu 37℃ menggunakan cover glass.
c. Persentase Hidup- Mati (Viabilitas): Spermatozoa yang hidup dan mati dapat dibedakan
reaksinya pada warna tertentu, sel spermatozoa yang tidak motil atau mati akan menghisap
warna dan sel spermatozoa yang motil atau hidup tidak berwarna. Bahan pewarna yang biasa
digunakan adalah eosin negrosin.
Keuntungan IB:
• Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam
jangka waktu yang lama
• Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun
pejantan telah mati
• Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik
pejantan terlalu besar.
Kerugian IB:
• Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka
tidak akan terjadi terjadi kebuntingan
• Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari
pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama
• Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila
pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui
suatu progeny test).