1. Tingkat Perkembangan
1. Penyimpanan Embryo
2. Penentuan jenis kelamin embryo
(embryo sexing)
3. Bedah mikro (Micro surgery
embryo).
TEKNIK TRANSFER EMBRYO
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan transfer
embryo :
1) Kualitas embryo
2) Media transfer
3) Sinkronisasi estrus pada donor dan resipien
4) Infeksi pada tubuh sapi
5) Tempat transfer
6) Perbedaan teknik antara surgical dengan
non surgical
7) Sapi heifer dan sapi resipien
8) Status nutrisi resipien
Seleksi resipien yang optimum akan menghasilkan sapi betina
muda yang terbebas dari penyakit dengan fertilitas tinggi dan
mempunyai sifat mothering ability (sifat keibuan) yang baik,
juga pertumbuhannya baik dan bentuk tubuhnya
memungkinkan untuk mudah dalam melahirkan. Meskipun
bangsa bukan merupakan faktor yang penting namun
biasanya crosbreed akan menunjukkan fertilitas yang lebih
baik.
Kesehatan dan kondisi reproduktif sapi betina calon resipien
harus diperiksa pada saat membeli maupun saat seleksi
dilakukan. Pemeriksaan diarahkan pada kondisi abnormalitas
saluran reproduksinya, kondisi kebuntingan sebelumnya dan
sejarah penyakit yang pernah dideritanya. Apabila calon
resipien baru diperoleh, maka harus dilakukan karantina.
Selama periode karantina sapi betina calon resipien harus
diperiksa secara detil setiap hari dari tanda-tanda penyakit,
temperatur tubuhnya yang tinggi jika terjadi infeksi karena
akan berkaitan dengan infertilitas dan aborsi.
Keberhasilan transfer embryo sebagian besar juga
tergantung pada sinkronisasi estrus antara donor
dengan resipien. Hal penting yang perlu diketahui
adalah normalnya siklus estrus. Keberhasilan akan
dicapai jika resipien mengalami estrus kurang lebihnya
sekitar 1 hari dari sapi donor.
“Standing heat” adalah satu-satunya identifikasi
estrus. Seekor sapi yang mengalami standing heat
bila dinaiki sapi betina yang lain maka akan diam
pasrah, seperti seekor pejantan mengawini seekor
betina. Walaupun dengan pandangan mata telanjang
kondisi standing heat ini merupakan tanda terbaik
untuk deteksi estrus. Terdapat beberapa alat
komersial yang tersedia untuk kepentingan deteksi
estrus, diantaranya adalah “Heat Mount Detector”
dapat juga digunakan.
Sinkronisasi estrus resipien.
1. Injeksi tunggal PGF 2 σ dengan palpasi, resipien yang
sedang dalam pertengahan siklus estrus
memperlihatkan corpus luteum pada ovarinya, akan
merespon injeksi PGF 2 σ . Seleksi pertama pada
kelompok resipien dilakukan dengan memeriksa
ovarinya. Sapi yang terlihat corpus luteumnya disuntik
dengan PGF 2 σ dengan dosis 15 – 25 mg atau dengan
estrumate dengan dosis 500 μg dan estrus akan datang
pada 48 – 96 jam kemudian.
2. Penyuntikan dobel dengan PGF 2 σ, suntik seluruh
resipien dengan PGF 2 σ tanpa memperhatikan adanya
corpus luteum kemudian diulangi lagi 11 hari kemudian,
gejala estrus akan puncak lagi pada 48 – 96 jam
kemudian.
Metoda transfer embryo pada ternak yaitu :
1.Surgical Methode (dengan teknik pembedahan)
2.Non-Surgical Methode (teknik tanpa
pembedahan).