daratan China dimana pada saat itu IB dilaksanakan untuk ternak itik. 25 tahun
kemudian IB dipraktekkan di Eropa Timur dan Israel pada angsa. Namun dalam
perkembangannya hingga saat ini sudah jauh dikenal untuk mengembangkan unggas
terutama untuk ayam pembibit.
Teknik perkawinan secara IB mutlak diperlukan untuk mempercepat peningkatan
populasi ayam, khususnya ayam petelur, pedaging dan ayam kesayangan lainnya. Teknik
IB merupakan bagian dari tatalaksana ternak unggas dengan tujuan utama adalah
memproduksi anak ayam semaksimal mungkin. Disini ada keterkaitan antara fertilitas,
daya tetas dan kemampuan memproduksi anak ayam. Keberhasilan untuk menghasilkan
anak ayam yang berkualitas tinggi tidak terlepas dari jumlah anak ayam yang menetas
(daya tetas), sedangkan daya tetas selalu berhubungan dengan fertilitas telur.
Tatalaksana yang baik dari induk yang meliputi; perkandangan, pemberian pakan,
pemilihan bibit dan teknik perkawinan yang betul akan menghasilkan fertilitas yang
tinggi. Dengan manajemen yang baik maka anak ayam yang dihasilkan kemudian akan
digunakan
Tujuan
sebagai
inseminasi
1.
buatan
pengganti
pada
ayam
Mempercepat
dan
ayam
induk.
kesayangan
proses
adalah:
regenerasi
Regenerasi pada makhluk hidup selalu terjadi terus menerus dan merupakan fenomena
alam. Siklus dari regenerasi pada unggas relative cepat dibandingkan dengan ternak
mamalia. Namun apabila dibandingkan dengan perkawinan alam ternyata regenerasi ini
dapat dipercepat dengan cara perkawinan secara alam tidak dapat dikontrol umlah
sperma yang digunakan dan kurang efisien untuk unggas. Dengan adanya IB maka
kemampuan induk (pejantan dan betina) untuk berkembang biak akan lebih leluasa.
2.
Mempertahankan
sifat
keturunan
yang
baik
disebarluaskan
tanpa
adanya
hambatan
perkawinan.
beberapa
1.
keuntungan,
Menurunkan
yaitu:
jumlah
pejantan
Sungguh tidak efisien apabila beternak unggas tidak merencanakan pejantan dan betina
yang dipelihara. Perbandingan antara jumlah jantan dan betina mementukan jumlah
keuntungan dari peternak unggas. Pada perkawinan alam setiap 100 ekor betina
membutuhkan
8-10
ekor
pejantan,
tetapi
pada
perkawinan
secara
IB
hanya
membutuhkan 3-4 ekor pejantan, ini disesuaikan dengan kebutuhan sperma untuk
jumlah
tertentu
dari
ayam
2.
betina
yang
dipelihara.
Menghemat
pakan
Dengan mengurangi jumlah pejantan yang dipelihara berarti akan mengurangi jumlah
pakan yang diberikan dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Pemeliharaan
pejantan pada kandang battery ternyata mampu menghemat pakan 10% dibandingkan
dengan
3.
pemeliharaan
Menghemat
tempat
secara
untuk
letter.
pemeliharaan
ayam
pejantan
Meningkatkan
fertilitas
telur
Perkawinan secara IB dapat meningkatkan fertilitas telur. Hal ini karena kebutuhan
optimal sperma untuk menghasilkan fertilitas yang maksimal dapat dekat secara pasti
sejak awal. Penggunaan sperma 100 juta/ml sudah cukup menghasilkan fertilitas lebih
dari
95%.
5.
Sedangkan
dengan
kawin
Meningkatkan
alam
adalah
harga
78%.
DOC
Karena fertilitas meningkat maka jumlah anak ayam (DOC) yang dihasilkan meningkat
pula. Metode perkawinan secara IB dapat meningkatkan jumlah DOC antara 8-10%.
Meskipun perkawinan secara IB banyak memberikan keuntungan namun terdapat juga
beberapa
kerugian,
antara
lain:
IB.
Kemungkinan
penyebaran
penyakit
melalui
sperma
yang
bercampur
feses.
Kerugian ini tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh.
Alat kelamin ayam jantan secara anatomi dan fungsinya terbagi dalam tiga bagian yaitu,
testes
dengan
epididimis,
sepasang
saluran
deferens
dan
alat
kopulatoris.
Testes terlihat di rongga badan deret pada tulang belakang yaitu bagian belakang paru-
paru atau bagian depan dari ginjal. Testes berbentuk seperti biji buah buncis dengan
warna putih krem. Testes berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa pada tubulus
semeniferus dan hormone testosterone pada sel Laydig. Setelah tubulus semeniferus
kemudian ke saluran epididimis lalu diperpanjang oleh saluran deferens dan berakhir di
kloaka.
Saluran
deferens
ini
merupakan
tempat
transit
dari
sperma.
Bila dibandingkan dengan mamalia maka saluran deferens pada unggas merupakan
tempat pemasakan dan terjadi pada epididimis. Saluran deferens ini berakhir pada
kloaka. Alat kopulasi pada ayam berupa penis (papila) yang rudimenter. Pada itik dan
angsa
papila
ini
lebih
panjang
berbentuk
spiral.
Organ reproduksi unggas betina secara normal memiliki hanya satu ovarium dan satu
saluran
telur,
yaitu
sebelah
kiri.
Ovarium terletak di ujung cranial ginjal dan agak ke kiri dari garis tengah daerah
sublumbal cavum abdominal, ia tergantung pada dinding dorsal abdomen oleh suatu
lipatan peritoneum. Saluran telur dapat dibagi atas lima bagian, masing-masing dengan
fungsi tertentu. Infundibulum yang berbentuk corong, menampung kuning telur yang
diovulasikan dari ovarium. Kuning telur diteruskan ke magnum yang menghasilkan
albumin atau putih telur. Selanjutnya ke isthmus yang mensekresikan selaput kulit ke
uterus atau kelenjar kulit yang menghasilkan kulit telur, dan akhirnya ke vagina yang
membantu
pengeluaran
telur.
Dalam penerapan teknologi IB ada faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas telur,
yaitu: konsentrasi sperma, interval antara waktu indeminasi, waktu inseminasi, deposisi
semen, umur, dan strain ayam. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan IB
pada
ayam:
1. Konsentrasi spermatozoa 100 juta/ml cukup untuk menghasilkan fertilitas lebih dari
95% dari telur yang dikumpulkan dari hari ke 2-9 setelah IB. Konsentrasi kurang dari
100
juta/ml
menurunkan
fertilitas
telur.
2. Interval antara waktu inseminasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan sperma untuk
hidup transit dan disimpan pada alat reproduksi ayam betina. Spermatozoa ini disimpan
dalam glandula oviduct. Waktu ideal untuk memperoleh fertilitas yang tinggi adalah 6-10
hari (rata-rata 7
setelah
mendapatkan
cahaya.
4. Secara teoritis tempat untuk IB dapat dilakukan pada alat reproduksi ayam pada
bagian vagina, uterus atau magnum. Tempat terbaik untuk IB sebenarnya pada utero-
vaginal junction tetapi sulit pelaksanaannya karena tempatnya masuk ke dalam alat
reproduksi kira-kira 3-4 cm dari kloaka. Biasanya IB sering dilakukan pada pertengahan
vagina yaitu kira-kira 1-2 cm dari kloaka agar sperma tidak kembali karena adanya
kontraksi oviduct atau erosi dari uterovaginal junction. Erosi sperma yang masuk
menyebabkan
terjadinya
infertilitas.
Ayam yang berumur lebih dari 40 minggu mempengaruhi fertilitas yang rendah ini
disebabkan karena kemampuan original dari ayam betina itu sendiri di dalam
menghasilkan
telur
yang
fertil.
Pelaksanaan
IB
yang
dilakukan
Persiapan
Corong
plastic
atau
adalah:
alat-alat
gelas
dilapisi
paraffin
IB
pada
bagian
Tabung
Tuberculine
lobangnya.
penampung.
pipet/spuite
cc.
Pejantan harus dipisahkan sekurang-kurangnya 1 hari dari betina sebelum diambil air
maninya. Ayam pejantan harus diperlakukan secara halus dan perlakuan yang kasar
dapat mengakibatkan kegagalan memperoleh air mani. Makanan ayam jantan yang
dipakai
harus
b.
terdiri
dari
Cara
banyak
makanan
pengambilan
air
butir-butiran.
mani
Cara terbaik untuk mengambil air mani pada ayam jantan dengan cara mengurut pada
bagian sekitar anus. Untuk itu diperlukan 2 orang yaitu untuk memegang ayamnya, dan
yang lainnya mengadakan urutan pada bagian sekeliling anus dan menampung air mani
yang
keluar
dengan
corong
beserta
tabung
penampungnya.
Orang pertama memegang ayam jantan pada bagian diantara kedua kaki dengan tangan
kiri, sambil menarik ke bawah kedua sayapnya dengan tangan kanan. Orang kedua
dengan tangan kiri mengangkat ekornya ke atas, sambil mengadakan urutan ke muka
dan ke belakang pada bagian sekeliling anus, dengan corong yang berisi tabung
penampung pada tangan kanan menampung air mani yang keluar. Urutan pada anus
dilakukan dengan jari telunjuk dan ibu jari secara teratur dan terus-menerus sampai
ayam jantan member respon dengan keluarnya penis dari kloaka dan pada saat ini akan
diejakulasikan
air
maninya.
Kadang-kadang air mani yang diperoleh terkontaminasi oleh darah, ini disebabkan oleh
adanya
luka
pada
papilla
penis,
c.
d.
ayam
jantan
harus
Evaluasi
Pengenceran
segera
diistirahatkan.
semen
air
mani
Air mani pada ayam akan mengalami banyak kerusakan di dalam bahan pengencer
daripada air mani mamalia. Bahan pengencer untuk sapi bukanlah bahan pengencer
yang baik untuk air mania yam. Sel spermatozoa akan lebih lama hidup di dalam oviduct
bagian anterior karena di bagian itu banyak terdapat albumin. Sel-sel spermatozoa
hanya dapat hidup beberapa menit di dalam bahan pengencer. Oleh karena itu
penambahan bahan pengencer air mani ayam hanya mempunyai arti penambahan
volume air mani dan bukan untuk penyimpanan. Air mani yang diencerkan harus segera
diinseminasikan.
e.
Cara
inseminasi
pada
ayam
betina
Dalam melakukan inseminasi pada ayam diperlukan 2 orang, pertama pemegang betina
yang akan diinseminasi pada bagian antara kedua paha dengan tangan kiri dan ditaruh
diantara badan dan tangan kiri dengan bagian kepala menghadap ke belakang.
Tangan kanan mencari vagina dan kloaka dengan mengadakan penekanan pada bagian
abdomen sekeliling anus dengan ibu jari dan jari telunjuk. Lubang sebelah kiri dalam
kloaka adalah vagina, lubang kedua sebelah kanan adalah anus. Segera setelah vagina
keluar dari kloaka orang kedua memasukkan pipet tuberculin ke dalam vagina kira-kira
sedalam 2 cm. sementara itu tekanan pada abdominal dikurangi untuk mencegah
keluarnya air mani dari vagina, tetapi mengalir ke depan dan masuk ke oviduct.
f.
Untuk
Evaluasi
mengetahui
keberhasilan
hasil
IB
dapat
dilakukan
dengan
IB
pemeriksaan
telur
Sebelum dilakukan pengambilan sperma, sebaiknya ayam pejantan dipuasakan terlebih dahulu selama 4 jam
untuk mengurangi kontaminasi sperma oleh feses dan air kencing (urine).
Pengambilan sperma pada ayam pejantan dilakukan dengan cara rangsangan urut. Pengambilan sperma
dilakukan oleh dua orang. Satu orang untuk memegang ayam dan satu orang lainya untuk melakukan
rangsangan urut dan sekaligus menampung sperma dengan tabung penampung sperma (aspirator). Metode
pelaksanaanya
sebgai
berikut.
Pertama-tama membersihkan kotoran pada anus (kloaka) dan sekitarnya dengan menggunakan kain lap agar
sperma yang diperoleh bersih dari kotoran. Kemudian dilakukan pengelusan(pengurutan) dengan elusan ibu jari
dan jari telunjuk tangan kanan pada bagian punggung dari arah leher kearah ekor berulang-ulang hingga 5-10
kali. Kemudian tekan pangkal ekor sampai spermanya keluar. Sementara tangan kiri memegang tabung
penampung sperma dan pada saat keluarnya sperma, tampung sperma dengan menempelkan tabung
penampung
sperma
pada
kloaka.
Produksi sperma ayam pejantan arab sekali ejakulasi berkisar 0,3 ml dan setelah diencerkan bisa digunakan
untuk menginseminasi induk ayam sebanyak sampai 30 ekor (Muryanto, dkk. 1995). Seekor ayam pejantan
dapat diambil spermanya 3-5 kali per minggu. Berdasarkan penelitian Nasoedin, dkk. 1993, dinyatakan bahwa
pengambilan sperma sebaiknya dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.00 karena kualitas sperma yang
dihasilkan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan kualitas sperma yang diambil pada pagi hari atau siang hari.
Pelaksanaan IB
Sebelum melaksanakan inseminasi spermatozoa ayam pejantan ke ayam betina,
persiapan-persiapan yang dilakukan adalah:
a. Persiapan alat-alat IB
- Corong plastic atau gelas dilapisi paraffin pada bagian lobangnya.
- Tabung penampung.
bagian antara dua kaki dengan tangan kiri dan tangan kanan menarik kedua sayapnya
ke bawah. Orang kedua dengan tangan kirinya mengadakan urutan dari muka ke
belakaung sambil mengangkat ekornya dan mengadakan sedikit tekanan pada bagian
akhirnya. Bersamaan dengan hal tersebut diatas, dilakukan pula urutan di sekitar
kloaka dengan jari telunjuk dan ibu jari secara teratur dan terus menerus sampai si
ayam jantan memberikan respon dengan keluarnya penis pada kloaka. Pada saat itu
pula akan berejakulasi dan mengeluarkan semen. Semen ini ditampung dalam tabung
reaksi yang selanjutnya siap diinseminasikan
2.
Semen yang diperoleh diencerkan dengan NaCl physiologis atau bahan pengencer lain
dengan perbandingan 1:1, dan segera dilakukan inseminasi.
Untuk melakukan inseminasi buatan diperlukan 2 orang pelaksana, yakni: Orang
pertama memegang ayam betina yang diinseminasikan pada bagian antara kedua paha
dengan tangan kiri dan menjepitnya di ketiak dengan kepala ayam meghadap ke
belakang. Tangan kanan mencari vagina dengan mengadakan tekanan pada bagian
abdomen sekitar kloaka dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Setelah tampak ada dua lubang di dalam kloakanya (sebelah kanan adalah lubang
akhir dari usus dan sebelah kiri adalah vagina), maka semen segera dimasukkan ke
dalam lubang vagina sekurang-kurangnya 0,05 cc dengan menggunakan spuit 1cc
atau spuit tuberculine kira-kira sedalam 2 cm. Bersamaan dengan ini tekan pada
abdomen (perut) ayam di kuarangi, agar semen yang masuk tidak keluar lagi.
Inseminasi buatan ini dilakukan dengan interval seminggu sekali tiap betina.
Inseminasi Buatan Pada Ayam Kampung~"~ Pada umumnya inseminasi ini jarang dan
susah untuk dilakukan oleh peternak-peternak ayam kampung karena beberapa hal
diantaranya susah mengambil semennya, menginseminasi pada betina, serta peralatan yang
kurang melengkapi, tapi dalam teori maupun praktek yang saya lakukan di laboratorium
sangatlah mudah apabila seblumnya sudah tahu teorinya gampang untuk dilakukan, hal
pertama sebelum kita melakukan inseminasi pada ayam yang harus diperhatikan yaitu
Penampungan dan Evaluasi Semen, hal ini sangatlah penting ya iyalah karena yang akan
dimasukan kedalam organ reproduksi si betina atau kloaka.
Tahapan yang sangat menentukan dalam proses Inseminasi yaitu pertama harus menampung
semen, tanpa adanya semen maka proses Inseminasi tidak bisa dilakukan. Teknik atau cara
penampungan semen pada ayam umumnya dengan cara pemijatan(massage) ayam jantan
pada bagian punggung hingga ke ujung ekor dan kloaka. Ayam yang merespon akan terlihat
bagian ekor mengangkat keatas, dan saat itu dengan sedikit memijat bagian kloaka maka
semen akan keluar secara otomatis dan dapat langsung ditampung.
Evaluasi semen pada umumnya dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Apakah
kalian tahu apa itu makroskopis dan mikroskopis sedikit saya jelaskan bahwa makroskopis
yaitu peneilitian dengan cara melihat dengan mata telanjang artinya tidak memerlukan
peralatan yang lebih rinci untuk melihat bagian-bagian yang akan diteliti cukup dengan
melihat permukaan luar yang tampak terlihat oleh mata kita, sedangkan mikroskopis inilah
harus menggunakan peralatan yang lebih rinci yaitu microskop sesuai dengan namanya
mikroskopis yaitu melihat atau meneliti dengan cara microskopis masuk ke bagian-bagian
yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang dan dilakukan secara teliti menggunakan
microskop, baiklah langsung kita lanjutkan lagi ke inti pembahasannya sebelum kita
melakukan inseminasi yang harus dilakukan yaitu penampungan dan evaluasi semen serta
mempersiapkan bahan dan alat dimana kita akan melakukan praktik langsung inseminasi
buatan pada ayam.
Bahan yang harus dipersiapkan :
1. Ayam jantan yang telah terlatih dikoleksi semennya
2. Ayam induk betina yang sedang berproduksi
3. Larutan NaCl/Ringer laktat
Alat :
1. Spuit ukuran 1ml(tanpa jarum suntik)
2. Tabung penampung semen
Kita akan memasuki ke prosedur Penampungan (koleksi) semen silahkan disimak baik-baik :
1.
Siapkan
semua
alat
dan
bahan
yang
diperlukan.
2. Koleksi semen ayam jantan dengan cara: orang pertama memegang ayam jantan dengan
posisi kepala ayam jantan disebelah kiri perut sipemegang. Orang kedua dengan
menggunakan tangan kanan mengelus-elus bagian punggung hingga pangkal ekor beberapa
kali hingga nampak bulu ekor ayam jantan mengangkat keatas, setelah itu dipijat bagian
kloaka
secukupnya
jangan
sampai
melukai.
Bersamaan dengan pemijatan(penekanan) pada bagian kloaka tersebut, tabung penampung
semen dengan menggunakan tangan kiri ditempatkan didepan kloaka untuk menampung
semen.
3. Semen yang tertampung segera di evaluasi ( Evaluasi Semen secara makroskopis:(Volume,
warna,bau
dan
konsistensi).
4.
Pengamatan
yang
perlu
dicatat
:
a. Berapa lama ayam jantan terangsang atau berapa lama waktu semenjak ayam jantan
dielus-elus
hingga
keluar
semennya.
b.
Volume
semen
yang
terkumpul
c. Kebersihan semen, apakah bersih atau kotor:tercampur feces, serpihan kulit, bulu atau
kotoran
lainnya.
Setelah hal-hal diatas sudah maksimal kita lakukan maka kita akan memasuki tahap
pengenceran
sebelum
dilakukannya
inseminasi
mari
disimak
:
Pengantar : Proses pengenceran dilakukan agar volume semen yang diperoleh volumenya
menjadi lebih banyak sehingga lebih mempermudah dalam alokasi volume dan
memperbanyak
jumlah
betina
yang
dapat
diinseminasi.
Dilakukannya pengenceran tidak begitu saja dilakukan tapi ada prosedurnya serta alat dan
bahannya supaya pengenceran dapat hasil yang baik berikut alat dan bahannya :
Bahan
1.
Semen
2.
:
Laktat/NaCl
Ringer
Alat
:
1.
Tabung
reaksi
2.
Gela/plastik
pengaduk
3.
Spuit
4.
Tisu
Prosedur
:
1.
Semen
ayam
segar
dimasukan
kedalam
tabung
reaksi.
2. Tambahkan larutan ringer laktat kedalam tabung reaksi yang berisi semen ayam tersebut
dengan
perbandingan
semen
dan
ringer
laktat
(1:3)
3.Homegenkan/Campur dengan cara mengaduk secara perlahan memakai pengaduk plastik
atau
pengaduk
yang
terbuat
dari
kaca.
4. Setelah homogen, tutup tabung reaksi dengan alumunium foil dan
5.
Simpan
didalam
refrigerator(Temperatur
sekitar
5oC).
Pengamatan
yang
perlu
1.
Volume
masing-masing:semen
dan
2.
Total
volume
campuran
semen
di
3.
Konsistensi
larutan
larutan
dicatat:
pengencer
pengencer
semen.
Baiklah hal-hal diatas adalah prosedur yang harus diperhatikan sebelum kita melakukan
inseminasi buatan pada ayam setelah kita mengerti dan dapat melakukan hal tersebut maka
kedepannya akan berjalan dengan lancar, barulah kita sekarang memasuki ini
permasalahannya yaitu pelaksanaan Inseminasi Buatan pada ayam, silahkan disimak dengan
teliti
dan
benar
:
Pengantar
:
Teknik Inseminasi buatan pada unggas biasanya dilakukan secara intravaginal. Untuk lebih
memudahkan dan tepat sasaran, maka ayam betina yang akan diinseminasi harus sedang
berproduksi. Ayam yang sedang berproduksi akan lebih mudah dikuakkan kloakanya,
sehinggapeletakan semen kedalam vagina sangat mudah, jika tidak demikian maka akan
susah dan mengalami kegagalan serta ayam betina tidak akan membuahkan hasil berupa telur.
Sebelum dilakukannya inseminasi alangkah baiknya kita mempersiapkan alat-alat serta
bahannya
berikut
yang
harus
dipersiapkan
:
Bahan
:
1.
Semen
segar,
atau
semen
yang
telah
diencerkan
2.
Ayam
betina
yang
sedang
berproduksi
3.
Tisu
Alat:
1.Spuit
ukuran
1ml
(Spuit
yang
telah
diambil
jarumnya).
Prosedur
:
1.
Siapkan
atau
ambil
semen
dari
refrigerator
2.
Siapkan
ayam
betina
yang
akan
di
IB
3.
Ambil
semen
dengan/ke
dalam
spuit(1ml)
sebanyak
0,1ml.
4. Pegang ayam betina, kuakan kloakanya, hingga nampak jelas saluran reproduksi dan anus.
5. Bersihkan bagian vagina (Lubang sebelah kiri) bilamana ada kotoran yang menghalangi.
6. Masukan semen yang ada di spuit dan disemprotkan kedalam saluran reproduksi
ayam(vagina)
sebelah
kiri.
Pengamatan
yang
perlu
dicatat
atau
diperhatikan
:
1. Dosis atau volume semen yang dimasukkan ke dalam saluran reproduksi
2.
Posisi
peletakan
semen
(
dimana,
kedalamannya
berapa
cm?)
3.
Apakan
ada
semen
yang
menetes
keluar?
4. Posisi anus (saluran kotoran) dan vagina cukup jelas, disebelah mana?
(Cara mengeluarkan semen dengan mengelus-elus bagian punggung dan memijit bagian
kloaka dengan perlahan)
Spuit 1 ml
Tabung pengencer
Kain/tisu
PERSIAPAN
hari).
Tekan pangkal ekor dengan posisi tangan dari atas sampai keluar
spermanya, kemudian tamping sperma dalam tabung. Pengambilan
sperma dapat dilakukan 3-5 kali dalam seminggu.