Anda di halaman 1dari 12

Inseminasi buatan (IB) pada unggas sebenarnya sudah dikenal sebelum tahun 1926 di

daratan China dimana pada saat itu IB dilaksanakan untuk ternak itik. 25 tahun
kemudian IB dipraktekkan di Eropa Timur dan Israel pada angsa. Namun dalam
perkembangannya hingga saat ini sudah jauh dikenal untuk mengembangkan unggas
terutama untuk ayam pembibit.
Teknik perkawinan secara IB mutlak diperlukan untuk mempercepat peningkatan
populasi ayam, khususnya ayam petelur, pedaging dan ayam kesayangan lainnya. Teknik
IB merupakan bagian dari tatalaksana ternak unggas dengan tujuan utama adalah
memproduksi anak ayam semaksimal mungkin. Disini ada keterkaitan antara fertilitas,
daya tetas dan kemampuan memproduksi anak ayam. Keberhasilan untuk menghasilkan
anak ayam yang berkualitas tinggi tidak terlepas dari jumlah anak ayam yang menetas
(daya tetas), sedangkan daya tetas selalu berhubungan dengan fertilitas telur.
Tatalaksana yang baik dari induk yang meliputi; perkandangan, pemberian pakan,
pemilihan bibit dan teknik perkawinan yang betul akan menghasilkan fertilitas yang
tinggi. Dengan manajemen yang baik maka anak ayam yang dihasilkan kemudian akan
digunakan
Tujuan

sebagai

inseminasi

1.

buatan

pengganti

pada

ayam

Mempercepat

dan

ayam

induk.
kesayangan

proses

adalah:
regenerasi

Regenerasi pada makhluk hidup selalu terjadi terus menerus dan merupakan fenomena
alam. Siklus dari regenerasi pada unggas relative cepat dibandingkan dengan ternak
mamalia. Namun apabila dibandingkan dengan perkawinan alam ternyata regenerasi ini
dapat dipercepat dengan cara perkawinan secara alam tidak dapat dikontrol umlah
sperma yang digunakan dan kurang efisien untuk unggas. Dengan adanya IB maka
kemampuan induk (pejantan dan betina) untuk berkembang biak akan lebih leluasa.
2.

Mempertahankan

sifat

keturunan

yang

baik

Keberhasilan IB tidak hanya menurunkan jumlah biaya untuk pemeliharaan ayam


pembibit tetapi dengan perkawinan ini peternak dapat mempertahankan sifat genetic
yang baik dari unggas (ayam) yang dimilikinya. Sifat yang baik dari pejantan dapat
dipertahankan kemudian dikembangkan dan disebarluaskan kepada peternak lain yang
membutuhkan.
Disamping itu dapat mengurangi dan menanggulangi adanya kesulitan kawin karena
perbedaan berat badan antara pejantan dan betina, pada perkawinan secara alam
dengan system pemeliharaan dengan lantai letter (tanah). Pejantan yang unggul tetapi
mempunyai berat badan yang besar dan dapat mengawini betina yang proporsi
badannya lebih ringan dengan jalan IB. Hal ini berarti sifat genetic yang baik masih tetap
dapat

disebarluaskan

tanpa

adanya

hambatan

perkawinan.

Apabila dibandingkan dengan perkawinan secara alam ternyata IB pada unggas


memberikan

beberapa

1.

keuntungan,

Menurunkan

yaitu:

jumlah

pejantan

Sungguh tidak efisien apabila beternak unggas tidak merencanakan pejantan dan betina
yang dipelihara. Perbandingan antara jumlah jantan dan betina mementukan jumlah
keuntungan dari peternak unggas. Pada perkawinan alam setiap 100 ekor betina
membutuhkan

8-10

ekor

pejantan,

tetapi

pada

perkawinan

secara

IB

hanya

membutuhkan 3-4 ekor pejantan, ini disesuaikan dengan kebutuhan sperma untuk
jumlah

tertentu

dari

ayam

2.

betina

yang

dipelihara.

Menghemat

pakan

Dengan mengurangi jumlah pejantan yang dipelihara berarti akan mengurangi jumlah
pakan yang diberikan dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Pemeliharaan
pejantan pada kandang battery ternyata mampu menghemat pakan 10% dibandingkan
dengan
3.

pemeliharaan
Menghemat

tempat

secara

untuk

letter.

pemeliharaan

ayam

pejantan

Mengurangi jumlah pejantan yang dipelihara berarti mengurangi jumlah kebutuhan


ruangan dan kandang, sehingga ruangan tersebut dapat digunakan untuk memelihara
induk.
4.

Meningkatkan

fertilitas

telur

Perkawinan secara IB dapat meningkatkan fertilitas telur. Hal ini karena kebutuhan
optimal sperma untuk menghasilkan fertilitas yang maksimal dapat dekat secara pasti
sejak awal. Penggunaan sperma 100 juta/ml sudah cukup menghasilkan fertilitas lebih
dari

95%.

5.

Sedangkan

dengan

kawin

Meningkatkan

alam

adalah

harga

78%.
DOC

Karena fertilitas meningkat maka jumlah anak ayam (DOC) yang dihasilkan meningkat
pula. Metode perkawinan secara IB dapat meningkatkan jumlah DOC antara 8-10%.
Meskipun perkawinan secara IB banyak memberikan keuntungan namun terdapat juga
beberapa

kerugian,

antara

lain:

1. Membutuhkan tenaga kerja yang terampil. IB merupakan teknologi baru di dunia


peternakan unggas sehingga mau tidak mau harus dipersiapkan tenaga terampil untuk
menangani

IB.

2. Membutuhkan peralatan ekstra sehingga peternak mengeluarkan biaya tambahan.


3.

Kemungkinan

penyebaran

penyakit

melalui

sperma

yang

bercampur

feses.

Kerugian ini tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh.
Alat kelamin ayam jantan secara anatomi dan fungsinya terbagi dalam tiga bagian yaitu,
testes

dengan

epididimis,

sepasang

saluran

deferens

dan

alat

kopulatoris.

Testes terlihat di rongga badan deret pada tulang belakang yaitu bagian belakang paru-

paru atau bagian depan dari ginjal. Testes berbentuk seperti biji buah buncis dengan
warna putih krem. Testes berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa pada tubulus
semeniferus dan hormone testosterone pada sel Laydig. Setelah tubulus semeniferus
kemudian ke saluran epididimis lalu diperpanjang oleh saluran deferens dan berakhir di
kloaka.

Saluran

deferens

ini

merupakan

tempat

transit

dari

sperma.

Bila dibandingkan dengan mamalia maka saluran deferens pada unggas merupakan
tempat pemasakan dan terjadi pada epididimis. Saluran deferens ini berakhir pada
kloaka. Alat kopulasi pada ayam berupa penis (papila) yang rudimenter. Pada itik dan
angsa

papila

ini

lebih

panjang

berbentuk

spiral.

Organ reproduksi unggas betina secara normal memiliki hanya satu ovarium dan satu
saluran

telur,

yaitu

sebelah

kiri.

Ovarium terletak di ujung cranial ginjal dan agak ke kiri dari garis tengah daerah
sublumbal cavum abdominal, ia tergantung pada dinding dorsal abdomen oleh suatu
lipatan peritoneum. Saluran telur dapat dibagi atas lima bagian, masing-masing dengan
fungsi tertentu. Infundibulum yang berbentuk corong, menampung kuning telur yang
diovulasikan dari ovarium. Kuning telur diteruskan ke magnum yang menghasilkan
albumin atau putih telur. Selanjutnya ke isthmus yang mensekresikan selaput kulit ke
uterus atau kelenjar kulit yang menghasilkan kulit telur, dan akhirnya ke vagina yang
membantu

pengeluaran

telur.

Dalam penerapan teknologi IB ada faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas telur,
yaitu: konsentrasi sperma, interval antara waktu indeminasi, waktu inseminasi, deposisi
semen, umur, dan strain ayam. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan IB
pada

ayam:

1. Konsentrasi spermatozoa 100 juta/ml cukup untuk menghasilkan fertilitas lebih dari
95% dari telur yang dikumpulkan dari hari ke 2-9 setelah IB. Konsentrasi kurang dari
100

juta/ml

menurunkan

fertilitas

telur.

2. Interval antara waktu inseminasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan sperma untuk
hidup transit dan disimpan pada alat reproduksi ayam betina. Spermatozoa ini disimpan
dalam glandula oviduct. Waktu ideal untuk memperoleh fertilitas yang tinggi adalah 6-10
hari (rata-rata 7

hari), oleh karena itu IB

dilakukan sekali dalam seminggu.

3. Transit dan penyimpanan spermatozoa di dalam saluran reproduksi dipengaruhi oleh


aktivitas dari oviduct antara lain ada atau tidaknya telur di uterus, sekresi bagian telur,
sekresi cairan uterus. Keberhasilan IB berkorelasi dengan saat prooses pembentukan
telur. Di dalam industry peternakan ayam pembibit, IB dilakukan 8 jam setelah matahari
terbit atau memakai penerangan buatan. Hal ini karena sebagian besar ayam bertelur 4
jam

setelah

mendapatkan

cahaya.

4. Secara teoritis tempat untuk IB dapat dilakukan pada alat reproduksi ayam pada
bagian vagina, uterus atau magnum. Tempat terbaik untuk IB sebenarnya pada utero-

vaginal junction tetapi sulit pelaksanaannya karena tempatnya masuk ke dalam alat
reproduksi kira-kira 3-4 cm dari kloaka. Biasanya IB sering dilakukan pada pertengahan
vagina yaitu kira-kira 1-2 cm dari kloaka agar sperma tidak kembali karena adanya
kontraksi oviduct atau erosi dari uterovaginal junction. Erosi sperma yang masuk
menyebabkan

terjadinya

infertilitas.

Ayam yang berumur lebih dari 40 minggu mempengaruhi fertilitas yang rendah ini
disebabkan karena kemampuan original dari ayam betina itu sendiri di dalam
menghasilkan

telur

yang

fertil.

Pelaksanaan

IB

Sebelum melaksanakan inseminasi spermatozoa ayam pejantan ke ayam betina,


persiapan-persiapan
a.
-

yang

dilakukan

Persiapan
Corong

plastic

atau

adalah:

alat-alat

gelas

dilapisi

paraffin

IB

pada

bagian

Tabung

Tuberculine

lobangnya.
penampung.

pipet/spuite

cc.

Pejantan harus dipisahkan sekurang-kurangnya 1 hari dari betina sebelum diambil air
maninya. Ayam pejantan harus diperlakukan secara halus dan perlakuan yang kasar
dapat mengakibatkan kegagalan memperoleh air mani. Makanan ayam jantan yang
dipakai

harus

b.

terdiri

dari

Cara

banyak

makanan

pengambilan

air

butir-butiran.
mani

Cara terbaik untuk mengambil air mani pada ayam jantan dengan cara mengurut pada
bagian sekitar anus. Untuk itu diperlukan 2 orang yaitu untuk memegang ayamnya, dan
yang lainnya mengadakan urutan pada bagian sekeliling anus dan menampung air mani
yang

keluar

dengan

corong

beserta

tabung

penampungnya.

Orang pertama memegang ayam jantan pada bagian diantara kedua kaki dengan tangan
kiri, sambil menarik ke bawah kedua sayapnya dengan tangan kanan. Orang kedua
dengan tangan kiri mengangkat ekornya ke atas, sambil mengadakan urutan ke muka
dan ke belakang pada bagian sekeliling anus, dengan corong yang berisi tabung
penampung pada tangan kanan menampung air mani yang keluar. Urutan pada anus
dilakukan dengan jari telunjuk dan ibu jari secara teratur dan terus-menerus sampai
ayam jantan member respon dengan keluarnya penis dari kloaka dan pada saat ini akan
diejakulasikan

air

maninya.

Kadang-kadang air mani yang diperoleh terkontaminasi oleh darah, ini disebabkan oleh
adanya

luka

pada

papilla

penis,

c.
d.

ayam

jantan

harus

Evaluasi
Pengenceran

segera

diistirahatkan.
semen

air

mani

Air mani pada ayam akan mengalami banyak kerusakan di dalam bahan pengencer
daripada air mani mamalia. Bahan pengencer untuk sapi bukanlah bahan pengencer

yang baik untuk air mania yam. Sel spermatozoa akan lebih lama hidup di dalam oviduct
bagian anterior karena di bagian itu banyak terdapat albumin. Sel-sel spermatozoa
hanya dapat hidup beberapa menit di dalam bahan pengencer. Oleh karena itu
penambahan bahan pengencer air mani ayam hanya mempunyai arti penambahan
volume air mani dan bukan untuk penyimpanan. Air mani yang diencerkan harus segera
diinseminasikan.
e.

Cara

inseminasi

pada

ayam

betina

Dalam melakukan inseminasi pada ayam diperlukan 2 orang, pertama pemegang betina
yang akan diinseminasi pada bagian antara kedua paha dengan tangan kiri dan ditaruh
diantara badan dan tangan kiri dengan bagian kepala menghadap ke belakang.
Tangan kanan mencari vagina dan kloaka dengan mengadakan penekanan pada bagian
abdomen sekeliling anus dengan ibu jari dan jari telunjuk. Lubang sebelah kiri dalam
kloaka adalah vagina, lubang kedua sebelah kanan adalah anus. Segera setelah vagina
keluar dari kloaka orang kedua memasukkan pipet tuberculin ke dalam vagina kira-kira
sedalam 2 cm. sementara itu tekanan pada abdominal dikurangi untuk mencegah
keluarnya air mani dari vagina, tetapi mengalir ke depan dan masuk ke oviduct.
f.
Untuk

Evaluasi
mengetahui

keberhasilan

hasil
IB

dapat

dilakukan

dengan

IB
pemeriksaan

telur

(peneropongan telur) mulai hari ke-3 setelah pengeraman.

Sebelum dilakukan pengambilan sperma, sebaiknya ayam pejantan dipuasakan terlebih dahulu selama 4 jam
untuk mengurangi kontaminasi sperma oleh feses dan air kencing (urine).
Pengambilan sperma pada ayam pejantan dilakukan dengan cara rangsangan urut. Pengambilan sperma
dilakukan oleh dua orang. Satu orang untuk memegang ayam dan satu orang lainya untuk melakukan
rangsangan urut dan sekaligus menampung sperma dengan tabung penampung sperma (aspirator). Metode
pelaksanaanya
sebgai
berikut.
Pertama-tama membersihkan kotoran pada anus (kloaka) dan sekitarnya dengan menggunakan kain lap agar
sperma yang diperoleh bersih dari kotoran. Kemudian dilakukan pengelusan(pengurutan) dengan elusan ibu jari
dan jari telunjuk tangan kanan pada bagian punggung dari arah leher kearah ekor berulang-ulang hingga 5-10
kali. Kemudian tekan pangkal ekor sampai spermanya keluar. Sementara tangan kiri memegang tabung
penampung sperma dan pada saat keluarnya sperma, tampung sperma dengan menempelkan tabung
penampung
sperma
pada
kloaka.
Produksi sperma ayam pejantan arab sekali ejakulasi berkisar 0,3 ml dan setelah diencerkan bisa digunakan
untuk menginseminasi induk ayam sebanyak sampai 30 ekor (Muryanto, dkk. 1995). Seekor ayam pejantan
dapat diambil spermanya 3-5 kali per minggu. Berdasarkan penelitian Nasoedin, dkk. 1993, dinyatakan bahwa
pengambilan sperma sebaiknya dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.00 karena kualitas sperma yang
dihasilkan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan kualitas sperma yang diambil pada pagi hari atau siang hari.

Pelaksanaan IB
Sebelum melaksanakan inseminasi spermatozoa ayam pejantan ke ayam betina,
persiapan-persiapan yang dilakukan adalah:
a. Persiapan alat-alat IB
- Corong plastic atau gelas dilapisi paraffin pada bagian lobangnya.
- Tabung penampung.

- Tuberculine pipet/spuite 1 cc.


b. Bahan
- Larutan Nacl / Air kelapa untuk pengencer Sperma

Pejantan harus dipisahkan sekurang-kurangnya 1 hari dari betina sebelum


diambil air maninya. Ayam pejantan harus diperlakukan secara halus dan
perlakuan yang kasar dapat mengakibatkan
kegagalan memperoleh air mani. Makanan ayam jantan yang dipakai harus
terdiri dari banyak makanan butir-butiran.
1. Pengambilan semen dengan mesage
Cara ini memerlukan 2 orang, yakni: Orang pertama memegang ayam jantan pada

bagian antara dua kaki dengan tangan kiri dan tangan kanan menarik kedua sayapnya
ke bawah. Orang kedua dengan tangan kirinya mengadakan urutan dari muka ke
belakaung sambil mengangkat ekornya dan mengadakan sedikit tekanan pada bagian
akhirnya. Bersamaan dengan hal tersebut diatas, dilakukan pula urutan di sekitar
kloaka dengan jari telunjuk dan ibu jari secara teratur dan terus menerus sampai si
ayam jantan memberikan respon dengan keluarnya penis pada kloaka. Pada saat itu
pula akan berejakulasi dan mengeluarkan semen. Semen ini ditampung dalam tabung
reaksi yang selanjutnya siap diinseminasikan
2.

Semen yang diperoleh diencerkan dengan NaCl physiologis atau bahan pengencer lain
dengan perbandingan 1:1, dan segera dilakukan inseminasi.
Untuk melakukan inseminasi buatan diperlukan 2 orang pelaksana, yakni: Orang
pertama memegang ayam betina yang diinseminasikan pada bagian antara kedua paha
dengan tangan kiri dan menjepitnya di ketiak dengan kepala ayam meghadap ke
belakang. Tangan kanan mencari vagina dengan mengadakan tekanan pada bagian
abdomen sekitar kloaka dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Setelah tampak ada dua lubang di dalam kloakanya (sebelah kanan adalah lubang
akhir dari usus dan sebelah kiri adalah vagina), maka semen segera dimasukkan ke
dalam lubang vagina sekurang-kurangnya 0,05 cc dengan menggunakan spuit 1cc
atau spuit tuberculine kira-kira sedalam 2 cm. Bersamaan dengan ini tekan pada
abdomen (perut) ayam di kuarangi, agar semen yang masuk tidak keluar lagi.
Inseminasi buatan ini dilakukan dengan interval seminggu sekali tiap betina.

Inseminasi Buatan Pada Ayam Kampung~"~ Pada umumnya inseminasi ini jarang dan
susah untuk dilakukan oleh peternak-peternak ayam kampung karena beberapa hal
diantaranya susah mengambil semennya, menginseminasi pada betina, serta peralatan yang
kurang melengkapi, tapi dalam teori maupun praktek yang saya lakukan di laboratorium
sangatlah mudah apabila seblumnya sudah tahu teorinya gampang untuk dilakukan, hal
pertama sebelum kita melakukan inseminasi pada ayam yang harus diperhatikan yaitu
Penampungan dan Evaluasi Semen, hal ini sangatlah penting ya iyalah karena yang akan
dimasukan kedalam organ reproduksi si betina atau kloaka.

Tahapan yang sangat menentukan dalam proses Inseminasi yaitu pertama harus menampung
semen, tanpa adanya semen maka proses Inseminasi tidak bisa dilakukan. Teknik atau cara
penampungan semen pada ayam umumnya dengan cara pemijatan(massage) ayam jantan
pada bagian punggung hingga ke ujung ekor dan kloaka. Ayam yang merespon akan terlihat
bagian ekor mengangkat keatas, dan saat itu dengan sedikit memijat bagian kloaka maka
semen akan keluar secara otomatis dan dapat langsung ditampung.
Evaluasi semen pada umumnya dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Apakah
kalian tahu apa itu makroskopis dan mikroskopis sedikit saya jelaskan bahwa makroskopis
yaitu peneilitian dengan cara melihat dengan mata telanjang artinya tidak memerlukan
peralatan yang lebih rinci untuk melihat bagian-bagian yang akan diteliti cukup dengan
melihat permukaan luar yang tampak terlihat oleh mata kita, sedangkan mikroskopis inilah
harus menggunakan peralatan yang lebih rinci yaitu microskop sesuai dengan namanya
mikroskopis yaitu melihat atau meneliti dengan cara microskopis masuk ke bagian-bagian
yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang dan dilakukan secara teliti menggunakan
microskop, baiklah langsung kita lanjutkan lagi ke inti pembahasannya sebelum kita
melakukan inseminasi yang harus dilakukan yaitu penampungan dan evaluasi semen serta
mempersiapkan bahan dan alat dimana kita akan melakukan praktik langsung inseminasi
buatan pada ayam.
Bahan yang harus dipersiapkan :
1. Ayam jantan yang telah terlatih dikoleksi semennya
2. Ayam induk betina yang sedang berproduksi
3. Larutan NaCl/Ringer laktat
Alat :
1. Spuit ukuran 1ml(tanpa jarum suntik)
2. Tabung penampung semen
Kita akan memasuki ke prosedur Penampungan (koleksi) semen silahkan disimak baik-baik :
1.
Siapkan
semua
alat
dan
bahan
yang
diperlukan.
2. Koleksi semen ayam jantan dengan cara: orang pertama memegang ayam jantan dengan
posisi kepala ayam jantan disebelah kiri perut sipemegang. Orang kedua dengan
menggunakan tangan kanan mengelus-elus bagian punggung hingga pangkal ekor beberapa
kali hingga nampak bulu ekor ayam jantan mengangkat keatas, setelah itu dipijat bagian
kloaka
secukupnya
jangan
sampai
melukai.
Bersamaan dengan pemijatan(penekanan) pada bagian kloaka tersebut, tabung penampung
semen dengan menggunakan tangan kiri ditempatkan didepan kloaka untuk menampung
semen.
3. Semen yang tertampung segera di evaluasi ( Evaluasi Semen secara makroskopis:(Volume,
warna,bau
dan
konsistensi).
4.
Pengamatan
yang
perlu
dicatat
:
a. Berapa lama ayam jantan terangsang atau berapa lama waktu semenjak ayam jantan
dielus-elus
hingga
keluar
semennya.
b.
Volume
semen
yang
terkumpul
c. Kebersihan semen, apakah bersih atau kotor:tercampur feces, serpihan kulit, bulu atau
kotoran
lainnya.

Setelah hal-hal diatas sudah maksimal kita lakukan maka kita akan memasuki tahap
pengenceran
sebelum
dilakukannya
inseminasi
mari
disimak
:
Pengantar : Proses pengenceran dilakukan agar volume semen yang diperoleh volumenya
menjadi lebih banyak sehingga lebih mempermudah dalam alokasi volume dan
memperbanyak
jumlah
betina
yang
dapat
diinseminasi.
Dilakukannya pengenceran tidak begitu saja dilakukan tapi ada prosedurnya serta alat dan
bahannya supaya pengenceran dapat hasil yang baik berikut alat dan bahannya :
Bahan
1.

Semen

2.

:
Laktat/NaCl

Ringer

Alat
:
1.
Tabung
reaksi
2.
Gela/plastik
pengaduk
3.
Spuit
4.
Tisu
Prosedur
:
1.
Semen
ayam
segar
dimasukan
kedalam
tabung
reaksi.
2. Tambahkan larutan ringer laktat kedalam tabung reaksi yang berisi semen ayam tersebut
dengan
perbandingan
semen
dan
ringer
laktat
(1:3)
3.Homegenkan/Campur dengan cara mengaduk secara perlahan memakai pengaduk plastik
atau
pengaduk
yang
terbuat
dari
kaca.
4. Setelah homogen, tutup tabung reaksi dengan alumunium foil dan
5.
Simpan
didalam
refrigerator(Temperatur
sekitar
5oC).
Pengamatan
yang
perlu
1.
Volume
masing-masing:semen
dan
2.
Total
volume
campuran
semen
di
3.
Konsistensi

larutan
larutan

dicatat:
pengencer
pengencer
semen.

Baiklah hal-hal diatas adalah prosedur yang harus diperhatikan sebelum kita melakukan
inseminasi buatan pada ayam setelah kita mengerti dan dapat melakukan hal tersebut maka
kedepannya akan berjalan dengan lancar, barulah kita sekarang memasuki ini
permasalahannya yaitu pelaksanaan Inseminasi Buatan pada ayam, silahkan disimak dengan
teliti
dan
benar
:
Pengantar
:
Teknik Inseminasi buatan pada unggas biasanya dilakukan secara intravaginal. Untuk lebih
memudahkan dan tepat sasaran, maka ayam betina yang akan diinseminasi harus sedang
berproduksi. Ayam yang sedang berproduksi akan lebih mudah dikuakkan kloakanya,
sehinggapeletakan semen kedalam vagina sangat mudah, jika tidak demikian maka akan
susah dan mengalami kegagalan serta ayam betina tidak akan membuahkan hasil berupa telur.
Sebelum dilakukannya inseminasi alangkah baiknya kita mempersiapkan alat-alat serta
bahannya
berikut
yang
harus
dipersiapkan
:
Bahan
:
1.
Semen
segar,
atau
semen
yang
telah
diencerkan
2.
Ayam
betina
yang
sedang
berproduksi
3.
Tisu

Alat:
1.Spuit

ukuran

1ml

(Spuit

yang

telah

diambil

jarumnya).

Prosedur
:
1.
Siapkan
atau
ambil
semen
dari
refrigerator
2.
Siapkan
ayam
betina
yang
akan
di
IB
3.
Ambil
semen
dengan/ke
dalam
spuit(1ml)
sebanyak
0,1ml.
4. Pegang ayam betina, kuakan kloakanya, hingga nampak jelas saluran reproduksi dan anus.
5. Bersihkan bagian vagina (Lubang sebelah kiri) bilamana ada kotoran yang menghalangi.
6. Masukan semen yang ada di spuit dan disemprotkan kedalam saluran reproduksi
ayam(vagina)
sebelah
kiri.
Pengamatan
yang
perlu
dicatat
atau
diperhatikan
:
1. Dosis atau volume semen yang dimasukkan ke dalam saluran reproduksi
2.
Posisi
peletakan
semen
(
dimana,
kedalamannya
berapa
cm?)
3.
Apakan
ada
semen
yang
menetes
keluar?
4. Posisi anus (saluran kotoran) dan vagina cukup jelas, disebelah mana?

Inseminasi (Cara memasukan semen kedalam vagina ayam[kloaka] sebelah kiri)

(Cara mengeluarkan semen dengan mengelus-elus bagian punggung dan memijit bagian
kloaka dengan perlahan)

IB (Inseminasi Buatan) pada unggas khusunya ayam sebenarnya tidak


sulit. Peralatannya dapat menggunakan alat-alat yang ada disekitar kita,
sedang cara/tekniknya mudah. Kesulitan dalam praktek IB adalah cara
mengeluarkan sperma dari pejantan. Kesulitan ini disebabkan karena
peternak belum terbiasa, sehingga perlu berlatih.
Manfaat Inseminasi Buatan :

Penggunaan pejantan lebih efisien

Mempercepat produksi telur tetas

Mempercepat produksi anak ayam umur sehari (DOC)

Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu genetic

Memungkinkan dilakukan persilangan dengan ayam lain


Alat dan bahan untuk IB

Spuit 1 ml

Tabung pengencer

Tabung penampung sperma

Nacl fisiologis 0,9%

Kain/tisu
PERSIAPAN

Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :


Alat suntik (spuit), tabung penampung sperma, tabung pengencer, nacl
fisiologis 0,9% (pengencer sperma), kain lap atau tissu. Alat dan bahan ini
dapat dibeli diapotik terdekat dan setiap kali digunakan dalam keadaan
steril (dicuci dengan air mendidih).

Mempersiapkan materi induk dan pejantan :


Induk :

Minimal sudah mengalami periode peneluran pertama.

Mempunyai produksi tinggi dan berasal dari tertua yang berproduksi


tinggi.

Induk tersebut sedang berproduksi.

Pemeliharaan induk sebaiknya dalam kandang batere individu.


Pejantan :

Berasal dari tertua dan mempunyai produksi tinggi.

Umur 1-1,5 tahun.


Pejantan harus dilatih sampai terbiasa spermanya (kurang lebih 7

hari).

Tanda pejantanyang sudah terlatih, begitu dilakukan pengelusan


ekornya langsung terangkat.
Pemeliharaan pejantan tidak dicampur dengan induk.
PENGAMBILAN SPERMA

Dilakukan pada siang hari sekitar jam 15.00 wib


Pengambilan sperma dilakukan 2 orang, dimana 1 orang memegang
ayam dan 1 orang bertugas mengambil sperma.
Bersihkan kotoran yang menempel dianus dan sekitarnya.

Rangsang pejantan dengan mengelus bagian punggung dari bawah


ke leher kea rah ekor dan dari bawah anus kearah ekor, lakukan 5-7 kali.

Tekan pangkal ekor dengan posisi tangan dari atas sampai keluar
spermanya, kemudian tamping sperma dalam tabung. Pengambilan
sperma dapat dilakukan 3-5 kali dalam seminggu.

Encerkan sperma dengan Nacl fisiollogis 0,9% dengan perbandingan


1:6 sampai 1:10

Caranya: sedot Nacl fisiologis dengan spuit sesuai derajat


pengencerannya, masukkan kedalam tabung. Ambil seperlunya Nacl
tersebut, masukkan ke dalam tabung yang sudah berisi sperma (tabung
penampung) goyangkan secara perlahan hingga tercampur.

Kemudian sisa Nacl dimasukkan lagi ke dalam tabung tersebut dan


digoyangkan hingga tercampur. Umur sperma yang telah diencerkan
kurang lebih 30 menit. Hindarkan sperma dari sinar matahri langsung.

Masukkan/sedot sperma yang telah diencerkan dengan spuit /alat


suntik. Setelah sperma masuk ke dalam alat suntik maka sperma tersebut
siap diinseminasikan.
PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN

Siapkan induk ayam yang akan diinseminasikan.

Bersihkan kotoran yang menempel dianus dan sekitarnya.

Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dilakukan 2 orang, dimana 1


orang memegang ayam dan 1 orang melaksanakan IB.

Tekan bagian tubuh dibawah anus hingga terlihat saluran reproduksi


(sebelah kiri) dan saluran kotoran (sebelah kanan).

Masukkan/suntikkan sperma yang sudah diencerkan dengan spuit


secara perlahan ke dalam saluran telur sedalam kurang lebih 2 cm. pada
waktu akan dilakukan penyuntikkan penekanan bagian bawag tubuh
dilepaskan, bersamaan dengan itu penyuntikkan dilakukan. Tiap unduk
butuhkan sperma 1-2 ml.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya IB diulang 3 hari


setelah IB yang sebelumnya.
PENGAMBILAN TELUR

Pengambilan telur tetas dimulai pada hari kedua (telur yang


pertama tidak digunakan).
Penyimpanan telur tetas maksimal 10 hari.
Cara meletakkan telur tetas, bagian tumpul (rongga udara) berada
diatas.
Selanjutnya dilakukan penetasan sesuai prosedur.

Anda mungkin juga menyukai