147221095 Naufal Nur Syihab 163221083 Arya Hanif Diyan Athillah 165221075 Muhammad Ryan Zulfik 166221073 Hibban Jihaddin Islam 182221072 Amanda Dwi Rahmawati 184221072 Jean Jelita Putri Lumban Batu 187221069 Scholastica Nakaisha Dewi Puteri
PDB BIOLOGI DASAR
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2022 Transfer Embrio (TE) merupakan suatu teknik memasukkan embrio ke dalam alat reproduksi ternak betina sehat (resipien) dengan alat tertentu dengan tujuan agar ternak bunting. Embrio adalah hasil pembuahan spermatozoa dan sel telur yang terjadi secara alami maupun buatan (in vivo maupun in vitro) yang dipanen (flushing) pada umur 7 hari dan bisa ditransferkan ke induk sapi lainnya (resipien). Teknologi dapat memungkinkan untuk menghasilkan anakan kembar identik atau lahirnya anakan dari bangsa yang berbeda dan tipe yang berbeda, menghasilkan hewan chimera, pengobatan infertilitas, dan pengendalian penyakit. Pada saat ini Transfer Embrio hanya dapat dilakukan pada sapi. Ada beberapa kriteria sapi donor untuk produksi embrio: ● Memiliki genetika unggul (genetik superiority) ● Mempunyai catatan data individu (pedigree) yang jelas ● Bebas dari penyakit berbahaya dan menular ● Umur tidak terlalu tua ● Minimal pernah melahirkan sekali Dalam pengaplikasian Transfer embrio memiliki tahapan – tahapan yang harus dilakukan, tahapan – tahapan tersebut adalah: 1. Seleksi sapi resipien Sapi yang akan dijadikan resipien haruslah memenuhi syarat – syarat yang telah ditentukan. Sapi resipien yang dapat menerima embrio dari sapi donor atau dapat dilakukannya Transfer Embrio adalah sapi yang telah dilakukan palasi oleh petugas untuk mengetahui ada atau tidak nya CL, ketika CL terdapat pada sapi tersebut baru sapi tersebut dapat di TE. 2. Anestesi epidural Anestesi epidural bertujuan untuk pembiusan lokal terutama pada bagian organ reproduksi sapi resipien. Anastesi ini dilakukan dengan menyuntikkan lidocain 2%, dengan dosis 2 – 4 ml pada bagian ruas pertama atau kedua tulang ekor. Indikator bawa anestesi telah berhasil adalah ekor dari sapi yang di anestesi melemas. 3. Melakukan thawing Melakukan thawing embrio dengan cara straw diambil dari kontainer, diamkan di udara / suhu ruang selama 10 detik, kemudian dimasukkan ke dalam air bersuhu 38,5 oC sampai media terlihat mencair (± 10-15 detik). 4. Pencatatan label embrio Bertujuan untuk memudahkan dalam pendataan dan mengetahui embrio yang di transfer pada sapi resipien. 5. Persiapan straw embrio Straw dikeringkan dengan tissue, potong ujung straw pada bagian sumbat laboratorium kemudian dimasukkan ke dalam gun TE dan tutup dengan sheat TE steril yang dibungkus outer sheat, kemudian dilakukan aplikasi TE ke resipien. 6. Aplikasi TE Aplikasi TE dilakukan dengan cara mendeposisikan embrio pada sepertiga depan apex kornua yang terdapat CL (ipsilateral). Menurut Siti (2011) tahapan transfer embrio, mula-mula akan dilakukan palpasi rectal pada resipien untuk mengetahui apakah pada ovarium terdapat Korpus luteum. Selanjutnya dilakukan anesthesia epidural untuk induced to prevent straining selama proses transfer berlangsung. Embrio yang telah disimpan dalam straw (0, 25 ml Straw) dalam keadaan steril dimasukkan kedalam Transfer Gun (Cassou) dan dilindungi dengan plastik penutup yang steril. Langkah selanjutnya Transfer Gun masuk ke dalam vagina dan melalui cervix dengan bantuan tangan operator melalui palpasi rektal akan menuntun Transfer Gun memasuki tanduk uterus bagian ipsilateral. Setelah dilakukan aplikasi TE, peternak diharapkan untuk terus memantau ternaknya, setelah 3 bulan setelah di TE peternak harus menghubungi petugas Pemeriksa Kebuntingan (PKb) untuk memastikan adanya kebuntingan atau tidak. Apabila bunting dan yang dilahirkan jantan, maka dapat dipelihara dan dibesarkan sebagai pejantan unggul dan dapat dilakukan penjaringan oleh BIB untuk produksi semen beku memenuhi kebutuhan IB. Apabila yang dilahirkan betina, dapat dijadikan indukan yang unggul, artinya bila disuntikkan dengan straw IB yang sesuai maka anaknya murni 100% bangsa sapi unggul (Simental, Limousine maupun Angus). Peternak pemelihara ternak resipien TE harus memenuhi kebutuhan minum dan pakan hijauan maupun konsentrat untuk ternak resipien TE tersebut agar pertumbuhan bisa optimal dan kebuntingan bisa dijaga dengan baik. Kelebihan dari teknologi Transfer Embrio adalah dapat meningkatkan dan mempercepat perbaikan mutu ternak dan juga membutuhkan waktu serta biaya yang relatif lebih singkat dan murah. Keuntungan lainnya adalah anakan sapi hasil dari TE murni 100% adalah dari bangsa sapi unggul hasil TE, baik dari bangsa Simental, Limousine, dan Angus. Perbaikan mutu TE lebih baik daripada IB. Namun, pemberlakuan TE juga bisa menyebabkan inbreeding di suatu daerah. Selain itu, penyebaran penyakit juga dapat terjadi bila suatu embrio terkontaminasi penyakit. Oleh karena itu, induk yang digunakan harus benar benar sehat.