Oleh :
HARLIN YULIANA ARIMBI
NPM. 2102501010050
SUBGROUP 2 (DUA)
KELOMPOK 3A (TIGA A)
GELOMBANG XXI (DUA PULUH SATU)
Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala nikmatNya sehingga laporan tugas
mandiri yang berjudul Newcastle disease ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada
halangan yang berarti. laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir koasistensi diagnostik
patologi. Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya
dalam berbagai bentuk hingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini,
baik dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis
jadikan sebagai evaluasi. Demikian, semoga proposal bahasa ini dapat diterima sebagai
Penulis
v
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Newcatle disease (ND) yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama
penyakit Tetelo. Penyakit ini bersifat endemik pada peternakan ayam, meskipun
vaksinasi telah dilakukan secara teratur (Zainudin dan Wibawan 2009). Penyakit
tersebut disebabkan oleh avian paramyxovirus tipe I (AMV-I), dari genus Avulavirus, dan
merupakan salah satu penyakit penting pada unggas, seperti halnya pada ayam
kampung. Penyakit tetelo ditemukan hampir di seluruh belahan dunia (Aldous dan
Alexander 2001). Penyakit tetelo dilaporkan dapat menginfeksi lebih dari 240 spesies
endemis yang ditunjukan dengan ditemukannya kasus sepanjang tahun terjadi karena
beberapa faktor seperti kualitas vaksin yang buruk, perlakuan terhadap vaksin yang
tidak memenuhi standar seperti suhu saat penyimpanan, dan kesalahan vaksinator. Virus
ND merupakan virus RNA yang mempunyai genom single stranded (SS) dengan polaritas
negatif. Paramyxovirus berbentuk sangat plomirfik, yaitu antara bentuk bulat sampai bentuk
filamen dan berdiameter 150-300 nm. Nuklokapsid bersimetri heliks dan dikelilingi oleh
amplop yang berasal dari membran permukaan sel (Wibowo et al., 2013).
Pada ayam, keganasan virus ND tergantung pada virulensi dan predileksi galur virus.
yang ditandai dengan kelainan pada sistim pernafasan, dan bentuk viscerotropik yang
2
ditandai dengan gangguan pada sistima pencernaan (Aldous dan Alexander, 2001).
Penyakit ND dapat ditularkan melalui air minum, pakan maupun tempat pakan
dan minum yang tercemar oleh virus ND. Penularan penyakit ND juga dapat melalui alat
transportasi maupun melalui udara yang tercemar. Kejadian ND di Bali banyak ditemukan
pada peternakan ayam buras yang umumnya merupakan peternakan rakyat (Kencana et al.,
2012). Peternakan skala rumah tangga (backyard farm) ayam buras di Kecamatan Kerambitan
cenderung dipelihara secara ekstensif (Suryana et al., 2008) dan tanpa divaksinasi, sehingga
peluang bertemu unggas lain sangatlah besar. Mengingat kondisi demikian maka transmisi
penyakit antar ayam buras dan unggas lain yang terinfeksi ND sangat mungkin terjadi dan
Tujuan
Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk menegakkan diagnosa dari kadaver ayam
yang di nekropsi dan dapat melihat perubahan patologi anatomi dan histopatologi dari
Sinyalemen
Ayam (U228/21) / Betina / ayam broiler / lebih kurang 3 bulan / putih / lambaro
Anamnesa
Mati di dalam kandang dengan keadaan kandang yang kotor, bulu kusam eksudat pada
mata, mulut, hidung.
Organ Diagnosa PA
Traktus
Respiratorius
1. Rongga Hidung Eksudat purulent
2. Laring TAP
3. Faring TAP
4. Trakhea Hemoragi Trakeitis
5. Bronkhus TAP
6. Bifurcatio TAP
Airsaculitis
7. Airsac Keruh
3
Paru-paru
Besar (membengkak)
1. Ukuran
Lunak
4
Sistem Limforetikular
Timus
TAP -
Bursa Fabricius
TAP -
Limpa
Hemoragi dan bengkak Spleenitis
Saraf
TAP
1. N. Ischiadicus -
dexter
TAP
_
2. N. Ischiadicus
sinister
Otak
1. Cerebrum TAP
2. Cerebellum TAP
1. Testis -
2. Ovarium TAP -
Otot
1. M. pectoralis TAP
2. M. femoralis TAP
3. M. brachialis TAP
Lain-lain
1. Rongga thorax TAP
2. Rongga abdomen
TAP
3. Pericardium
TAP
Hati Hemoragi
Trakea
Hemoragi
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Patologi Anatomi
Hati
Ukuran membesar, dan hemoragi.
Warna merah kecoklatan
Usus
Terjadi hemoragi
Proventrikulu
s Adanya petechiae
Jantung
Ukuran membesar ( bengkak)
7
8
Histopatologi
Berdasarkan pemeriksaan kondisi luar ayam (U228) terlihat kurus dan bulu kusam
dan rontok. Pial dan jengger terlihat pucat. Pada kloaka mengalami hemoragi Ketika
dilakukan nekropsi terdapat eksudat purulent pada jaringan bawah kulit ayam yang
menandakan dehidrasi, pada air sac warna berubah menjadi keruh hampir kekuningan
(airsacculitis). Pada sistem pernafasan yaitu pada rongga hidung terdapat eksudat purulent
Pada sistem pencernaan terlihat adanya Eksudat purulent pada bagian mulut dan
kloaka terdepat feses yang berwarna hijau. Dan hati yang mengalami hepatitis dengan
terjadinya Hemoragi, pembengkakan, adanya lemak dan berwarna merah kecoklatan. Pada
hemoragi (pankreatitis) dan adanya nefritis terlihat pada ginjal yang membengkak dan
hemoragi.
Pada sistem sirkulasi, jantung terlihat membengkak dan adanya hemoragi pada lemak
jantung yang menandakan miocarditis. Dan pada sistem limforetikular limpa terlihat bengkak
dan terjadi hemoragi (splenitis), bursa fabricius terjadi hemoragi.Dari gejala PA yang terlihat
ayam dengan nomor kasus U228 ini kami diagnosa mengarah pada penyakit Newcastle
Disease (ND).
Penyakit Newcatle disease (ND) disebabkan oleh avian paramyxovirus tipe I (AMV-
I), dari genus Avulavirus, dan termasuk keluarga Paramyxoviridae (Badruzzaman et al.,
2020). Pada ayam, keganasan virus ND tergantung pada virulensi dan predileksi galur virus.
menjadi bentuk neurotropik yang ditandai dengan gejala gangguan syaraf, pneumotropik
yang ditandai dengan kelainan pada sistim pernafasan, dan bentuk viscerotropik yang
ditandai dengan gangguan pada sistima pencernaan (Aldous dan Alexander, 2001).
Perubahan patologi anatomi tergantung pada strain virus yang menulari. Perubahan
yang disebabkan oleh infeksi virus velogenik strain Asia yang patognomonis berupa ptechiae
(bintik-bintik perdarahan) pada proventrikulus (perut kelenjar) dan nekrosa pada usus.
dengan ekusudat katarrhalis sampai mukopurulent dapat pula ditemui, akan tetapi tanda ini
tidak khas untuk penyakit tetelo saja. Kelainan susunan syaraf berupa degenerasi dan nekrose
otak. Gambaran patologi anatomi pada infeksi virus strain mesogenik tidak khas,
perubahannya terbatas pada saluran pernafasan. Selain itu juga ditemukan perubahan berupa
ptechiae pada perikard, subpleura, tembolok dan usus (Kementerian Pertanian, 2014). Hasil
gambaran lesi histopatologi sangat bermanfaat dalam mengarahkan diagnosis penyakit hewan
yang bersangkutan(Nofantri et al.,2017). Pada penyakit Newcastle disease atau tetelo
ditentukan oleh perubahan perubahan pada beberapa organ ayam yang terinfeksi pada
beberapa organ – organ yang diamati berupa hati dan trakea mengalagi hemoragi.
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan ND. Usaha yang dapat dilakukan
adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya
dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi sekunder dengan
Edukasi Profesional
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan vaksinasi secara teratur, pisahkan apabila
ada hewan yang tidak sehat, serta menjaga kebersihan dan sanitasi kandang.
DAFTAR ISI
Aldous., E.W, dan Alexander., D.J. (2001). Detection and differentiation of Newcastle
disease virus (avian paramyxovirus type 1). Avian Pathol.30(1): 117-128.
Badruzzaman, M.Z. Santriagung, M.A., dan Setiyono, A. (2020).Vaksinasi Newcastle
Disease pada Peternakan Ayam Buras di Kabupaten Agam Sumatera Barat.
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. 2(2) : 240-245.
Kementerian Pertanian. (2014). Manual Penyakit Unggas. Direktorat Kesehatan Hewan,
Jakarta.
Kencana, G.AY., Kardena, I.M., Mahardika, I.G.N.K. (2012). Peneguhan diagnosis penyakit
Newcastle disease lapang pada ayam buras di Bali menggunakan teknik RT-PCR.
Jurnal kedokteran hewan. 6(1) : 28-31.
Kencana., G.A.Y. (2013). Penentuan Kandungan Virus Vaksin Newcastle Disease Dari Dua
Poultry Shops Yang Berbeda Pada Kultur Sel Primer Fibroblast Embrio
Ayam. Buletin Veteriner Udayana. 5(2): 61-69.
Suryana, H.A. (2008). Usaha tani ayam buras di Indonesia permasalahan dan tantangan.
Jurnal litbang pertanian. 27(3) : 1-5.
Wibowo, S.E., Asmara, W., Wibowo, M.H., Sutrisno, B. (2013). Perbandingan tingkat
proteksi program vaksinasi Newcastle disease pada ayam broiler. Jurnal Sains
Veteriner. 31(1) : 16-26.
Zainudin, D., dan Wibawan, I.W.T. (2009). Biosekuriti dan manajemen penyakit ayam lokal.