Nim : 1602101010118
Tugas : IPDHK
Ringkasan materi
Gejala utama penyakit pada rongga mulut adalah disfagia. Gejala utama penyakit pada
esophagus adalah regurgitasi. Gejala utama penyakit pada lambung adalah muntah atau vomit. Gejala
utama perlu diperhatikan untuk mempermudah dalam proses melakukan suatu tindakan diagnosis.
a) Stomatitis
Stomatitis adalah inflamasi pada mukosa mulut. Stomatitis bisa terjadi akibat faktor
lokal atau sistemik. Stomatitis lebih merupakan suatu gejala dibanding bentuk
penyakit spesifik
Penyebab :
Patofisiologi
Lokasi dan keparahan penyakit bergantung pada penyebab. Pada kasus infeksi bakteri sekunder, gejala
klinis lebih buruk.
Gejala Klinis
Halitosis, rasa sakit, mulut terbuka anoreksia, hipersalivasi. Perdarahan dari gusi atau mulut. Inflamasi
atau ulserasi pada rongga mulut. Akumulasi palque atau tartar
Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium membantu untuk mendeteksi penyakit sistemik. Kultur bakteri atau fungi.
Uji imunologis, serologi. Serum protein elektroforesis. Toksikologi. Radiografi membantu melihat
adanya abnormalitas dental atau tulang
Terapi
Lakukan terapi cairan pada pasien yang mengalami anoreksia. Bila masih bisa menelan berikan pakan
yang lunak. Lakukan dental propilaksis, terapi periodontal atau ektraksi gigi yang bermasalah
a. Antimikrobial
Terapi untuk infeksi bakterial primer atau sekunder. Amoxicillin 12.5-25 mg/kg q12 jam PO,
Clindamycin 11 mg/kg q12 jam PO, Metronidazole 10 mg/kg q12 jam PO atau 30 mg/kg q24 jam PO
b.Anti-inflamasi
Untuk membuat hewan nyaman (tidak merasa sakit) sehingga mau makan. Prednison 0,5-1 mg/kg
q12-24 jam PO kemduian diturunkan hingga q48 jam.
c. Topikal
Larutan atau gel chlorhexidine 2-3 kali sehari, larutan atau gel zinc organic acid mampu menghilangkan
plaque dan mempercepat kesembuhan jaringan.
d. Imunosupresif
Untuk penyakit yang berkaitan dengan imunologis, bergantung pada penyakit spesifik.
b) Divertikulum Oesophagus
Pulsi divertikulum suatu divertikulum yang sesungguhnya yang berkaitan dengan tekanan
intraluminal yang tinggi menyebabkan herniasi pada muskosa muskularis. Secara histologis sisa
jaringan berupa epitelium dan jaringan ikat.
Divertikulum traksi disebabkan tarikan dari luar pada jaringan ikat esofagus dan keempat
lapisan penyusunnya (mukosa, submukosa, muskularis dan adventitia) masih tetap ada. Sebanyak 50-
70% divertikulum (terutama pulsi) berkaitan dengan lesi yang lain dari esofagus atau diafragma. Kasus
ini sering ditemukan pada anjing atau kucing, baik kongenital atau perolehan. Tidak ada predisposisi
pada bangsa tertentu
Penyebab
- Pulsi : Disebabkan tekanan intraluminal yang tinggi dan regional peristalis abnormal,
esofagistis, striktura, benda asing, neoplasia, megaesofagus atau gangguan motilitas.
Gejala Klinis
Regurgitasi postprandial, disfagia, berat badan turun, anoreksia, batuk atau distress respirasi.
Diagnosis
- Gambaran radiografi menunjukkan adanya udara atau massa jaringan lunak di kranial
diafragma atau kranial inlet toraks. Dengan kontras esofagus tampak daerah esofagus yang
mengalami dilatasi. Esofaguskopi dapat dilakukan untuk mengambil ingesta dan mengevaluasi
mukosa.
Diferensial diagnosis
Esofageal redundancy, Megaesofagus, dapat dibedakan dengan kontras esofagus atau endoskopi.
Terapi
- Jika divertikulum kecil dan tidak menyebabkan gejala klinis, pasien dapat diterapi secara
umum dengan memberikan makan yang lunak dan kemudian berikan air minum.
- Jika divertikulum besar dan menimbulkan gejala klinis, pertimbangkan untuk dilakukan
tindakan operatif. Kondisi ini menjadi predisposisi terjadinya perforasi, fistula, striktura dan
dehisensi pasca operasi.
- Evaluasi harus dilakukan bila hewan mengalami peningkatan suhu tubuh, dispnea, takipnea,
leukogram meningkat atau sepsis.
- Berikan antagonis histamin H2 (Cimetidine, Ranitidine) bila hewan mengalami esofagitis
kambuhan. Berikan antibiotika bila hewan mengalami aspirasi pneumonia.
Gastrik erosi adalah terjadinya lesi erosi superfisial pada mukosa lambung, dan dapat meluas
hingga lapisan muskularis mukosa. Faktor risiko adalah pemberian obat NSAID, glukokortikoid.
Pada hewan dewasa atau tua biasanya karena neoplasia.
Penyebab
- Gastrik ulserasi dan erosi dapat terjadi karena pemberian obat (NSAID, glukokortikoid),
- penyakit metabolik (penyakit hepar, ginjal atau hipoadrenokortisism), Stress, Benda asing,
Neoplasia, Helicobacter pylori, Gastritis (Lymphocytic/plasmacytic gastroenteritis,
eosinophilic gastroenenteritis)
Gejala
- anoreksia, rasa sakit abdominal. Membrana mukosa pucat dan lemah (bila terjadi anemia).
Oedema (jika terjadi hipoproteinemia), depresi, kolaps, mati mendadak
Diagnosis
Diferensial diagnosis
- Darah dari rongga mulut atau sistem respirasi dapat tertelan dan menimbulkan hematemesis.
- Melena bisa disebabkan gangguan intestinal sekunder (parasit, neoplasia).
- Pemberian Pepto Bismol akan menyebabkan feses berwarna gelap dan tampak seperti
melena.
Terapi
a. Prolapsus rektum
Prolapsus rektum adalah protrusio atau keluarnya satu atau lebih lapisan rektum
melalui anal orifisium.
Prolapsus yang terjadi dapat bersifat parsial atau komplet bergantung pada struktur yang
terlibat. Pada prolapsus rektum parsial, hanya lapisan mukosa yang keluar, sementara pada prolapsus
rektum komplet semua lapisan rektum ikut keluar. Prolapsus rektumini dapt terjadi pada semua
bangsa anjing dan tidak tergantung jenis kelamin. Sebagian besar kasus terjadi pada hewan yang lebih
muda
Penyebab
- Faktor predisposisi penyakit ini adalah tumor pada kolon, rektum dan anus. Faktor yang lain
adalah adanya benda asing, sistitis, hernia perineal, prostatitis, obstruksi urethra dan distokia.
- Hewan akan mudah mengalami prolapsus akibat dyschezia dan tenesmus yang terus menerus
Gejala Klinis
- Hewan akan menunjukkan dyschezia, tenesmus yang berkaitan dengan penyakit anorektal
atau inflamasi kolon (typhlitis, colitis, proctitis).
Diagnosis
Terapi
- Terapi dan prognosis bergantung penyebab, derajat prolapsus, lama terjadinya prolapsus,
viablitas jaringan Gunakan ikatan purse string agar rektum tidak mudah keluar kembali.
Berikan kortikosteroid topikal untuk mengatasi proctitis atau anusitis.
b. Obstruksi
Obstruksi lumen intestinal sehingga aliran bahan makanan terganggu sering terjadi pada
anjing atau kucing. Obstruksi yang terjadi bisa bersifat parsial atau komplet. ada obstruksi
yang bersifat parsial gejala yang ditimbulkan tidak begitu nyata dan sebaliknya pada obstruksi
komplet akan menimbulkan gejala-gejala yang nyata danserius.
Penyebab
Diagnosa
- Pemeriksaan rektal pada pasien obstruksi komplet akan ditemukan feses yang normal, namun
umumnyaditemukan feses kering dan keras dan mukosa rektal kering kesat.
- Pemeriksaan radiografi sangat membantu untuk melihat adanya benda asing, dugaan
intususepsi, tampak adanya distensi dengan adanya akumulasi gas atau cairan di depan
daerah obstruksi.
- Pemeriksaan laboratorium tidak banyak berubah, kecuali adanya hemokonsentrasi
akibat dehidrasi, leukositosis akibat inflamasi dan gangguan elektrolit
Terapi
- Terapi utama pada kondisi obstruksi intestinal adalah melakukan tindakan operasi, dengan
mengambil benda asing, atau memperbaiki intususepsi. Keputusan ini harus segera dilakukan
segera setelah diagnosis ditegakkan.
- Sebelum tindakan operasi perlu dilakukan terapi cairan, normal saline merupakan pilihan
pada penderita yang mengalami vomit. Pemberian antibiotika spektrum luas diperlukan untuk
mengatasi endotoksemia
A. Diare
1.Diare adalah peningkatan frekuensi pengeluaran feses yang mengandung air melebihi
Normal.
2.Faktor penyebab diare ada 3 yaitu gangguan fungsional, penyakit metabolik pada saluran
pencernaan, dan penyakit intrinsik pada usus
3.Mekanisme terjadinya diare ada 4 yaitu perubahan motilitas usus dan sekresi aktif dan
sekresi pasif, peningkatan permeabilitas
4.Diare berdasarkan lama nya dibedakan menjadi 2 yaitu diare akut dan kronis
6.Air, sodium, chloride, bicarbonat dan potassium merupakan unsur-unsur utama yang hilang
dari tubuh.
B. Muntah
1.Muntah terjadi setelah adanya rangsangan yang diberikan kepada pusat muntah yang
berada di sistem saraf pusat
Sementara itu, otot-otot pernapasan akan berkontraksi untuk melawan celah suara yang
tertutup, sehingga terjadi pembesaran kerongkongan. Pada saat otot perut (abdominal) berkontraksi,
isi lambung akan didorong masuk kedalam kerongkongan. Relaksasi dari otot-otot perut
memungkinkan isi kerongkongan masuk kembali kedalam lambung