Penampungan Berbeda
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat informasi kualitas semen entok yang baik
pada frekuensi penampungan 3 dan 6 hari sekali. Materi yang digunakan yaitu sebanyak empat
ekor pejantan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menampung semen pejantan
entok menggunakan vagina buatan yang ditampung 3 dan 6 hari sekali dan evaluasi semen secara
makroskopis dan mikroskopis. Parameter yang diamati adalah volume, pH, konsistensi, warna,
bau, gerak massa, motilitas, konsentrasi dan abnormalitas. Analsis yang digunakan adalah t-test
dengan taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan volume (0,69 ; 0,78 ml), pH (7,54 ; 8,04),
konsistensi (kental ; kental), warna (Putih Susu ; putih susu), gerak massa (3,50 ; 2,56), motilitas
(81,11 ; 73,23%), konsentrasi (1395,00 ; 1353,19 juta/ml) dan abnormalitas (2,39 ;2,68%). Analisis
T-test menunjukkan gerak massa dan motilititas pada perlakukanberbeda nyata (p<0,05)
sedangkan volume, pH, konsistensi, warna, bau, konsentrasi dan abnormalitas tidak berbeda
nyata (p>0,05). Simpulan penelitian adalah semen hasil penampunagn 3 hari sekali lebih baik dari
penampungan 6 hari sekali.
ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain the information of good quality semen from
muscovy duck at a frequency of collecting every 3 and 6 days. The materials which are used are 4
stud. The methods of data collection is examined by accommodating the stud muscovy duck
semen by using an artificial vagina which is accommodated every 3 and 6 days and the
macroscopic and microscopic semen evaluation. The parameters which were observed were
volume,pH,consistency,colour,smell,mass movement,motility,concentration and abnormalities. t-
test were used for statistica analysis with significance level of 5%.The result showed
volume(0,69;0,78 ml), pH(7,54;8,04),consistency (thick;thick), colour (white milk;white milk),mass
movement (3,50;2,56), motility (81,11;73,23%), concentration(1395,00;1353,19 billion/ml)and
abnormality(2,39;2,68%). The analysis t-test showed a mass movement & motility in different
treatment significantly (p<0,05),while the volume,pH,consistency,colour,odor,concentration and
abnormalities were not different significantly (p>0,05).the research conclution is the result of every
3 days cement shelters is better than every 6 days cement shelter.
Abdullah Zabiq *, Daud Samsudewa **, Sutiyono ** : Evaluasi Kualitas Semen Entok (Cairina Moschata) 25
METODE PENELITIAN dilakukannya pemilhan entok yang akan
digunakan sebagai obyek penelitian.
Materi yang digunakan dalam Persiapan pejantan yaitu melatih entok
penelitian antara lain, 4 entok jantan jantan untuk dapat ditampung
dengan bobot badan antara 3 – 4 kg, telah spermanya menggunakan vagina
mencapai dewasa kelamin,libido tinggi, buatan. Entok yang digunakan yaitu 4
sehat dan tidak cacat. Perlakuan yang ekor entok jantan yang terdiri dari 2 ekor
diberikan yaitu dengan penampungan entok dengan bobot badan antara 3,5 –
semen selama 3 hari sekali dan 6 hari 4 kg (T1) dan 2 ekor entok dengan bobot
sekali dengan masing –masing perlakuan badan antara 3,5 – 4 kg (T2). Setelah
2 ekor. pejantan dapat ditampung, kemudian
Penelitian ini dilakukan dengan dilakukan seleksi pejantn. Syarat
beberapa tahapan yang diawali dengan pejantan entok yang menjadi materi
persiapan yaitu pembuatan rancangan penelitian yaitu mempunyai libido tinggi,
penelitian dan pemilihan entok yang akan telah mencapai dewasa kelamin, mudah
digunakan sebagai obyek penelitian. ditampung dan memilikikualitas semen
Ta h a p k e d u a y a i t u p e r l a k u a n yang baik. Pemberian pakan dilakukan
penampungan semen entok sesuai sehari 2 kali pagi dan sore, pakan yang
jadwal, kemudian tahap ketiga yaitu diberikan adalah campuran dari bahan
pembuatan preparat ulas dan akan pakan yang yang disajikan pada
dilanjutkan evaluasi semen secara Tabel.1.
makroskopis dan mikroskopis.
Tahap persiapan diawali dengan
Tabel 1. Campuran pakan yang digunakan
Bahan Pakan Komposisi (%)
Jagung 50
Konsentrat 30
Dedak 15
Tepung Cangkang Keong 1
Tepung Ikan 4
Jumlah 100
Volume semen yang dihasilkan karena hasil asam laktat juga tinggi.
dipengaruhi oleh variasi individu dan Semakin banyak asam laktat yang
campuran cairan yang dikeluarkan oleh terbentuk maka pH semen akan semakin
kelenjar asesoris pada saluran rendah dan spermatozoa akan banyak
reproduksi sehingga volume semen yang yang mati. Johari et al. (2009)
dihasilkan sama. Sedangkan pada menyatakan bahwa semakin rendah nilai
penelitian ini menggunakan entok yang pH maka spermatozoa yang hidup akan
memiliki kriteria yang sama maka jumlah semakin sedikit dkarenakan adanya
cairan yang dikeluaran oleh kelenjar produksi asam laktat. pH yang rendah
asesoris juga akan sama. Penampungan dapat merusak membran sel sperma.
3 dan 6 hari digunakan hanya Membran sel sperma tersusun dari lemak
mempengaruhi lama sperma di dalam dan protein, lingkungan yang asam dapat
saluran reproduksi dan daya tampung merusak struktur protein pada membran
sperma di epididimis diduga sudah penuh sel (Sumadi dan Marianti, 2007). Jika
dalam waktu 3 hari. Sehingga volume membran sel rusak maka banyak zat –
yang dihasilkan dari penampungan 3 dan zat bebas masuk didalam sel sperma dan
6 hari sekali tidak berbeda nyata. dapat berakibat pada gangguan
Hardjopranjoto (1995) menyatakan m e t a b o l i s m e s e l . L u b i s ( 2 0 11 )
bahwa volume semen dipengaruhi oleh menyatakan bahwa penurunan pH ini
campuran cairan yang dikeluarkan dapat menghambat aktivitas
kelenjar asesoris dan bangsa ternak, metabolisme sperma dan juga dapat
pada ternak babi mempunyai volume berakibat kematian sperma. Pada
lebih besar dibandingkan dengan kuda. penampungan 3 dan 6 hari sekali
Tambing et al. (2003) menyatakan bahwa menghasilkan konsentrasi yang tidak
beragamnya volume semen pada saat berbeda nyata (tabel. 6) maka asam
penampungan dipengaruhi oleh laktat yang dihasilkan oleh metabolisme
perbedaan individu ternak. sel sperma diduga juga sama. Sehingga
pH semen dipengaruhi oleh asam pH semn yang dihasilkan pada
laktat yang dihasilkan oleh metabolisme penampungan 3 dan 6 hari tidak berbeda.
didalam sel sperma. Lubis (2011) Wa r n a s e m e n m e r u p a k a n
menyatakan bahwa Metabolisme gambaran dari kenormalan dan
menghasilkan asam laktat. Jika kekentalannya. Konsistensi sangat erat
Konsentrasi sperma di dalam semen hubungannya dengan warna semen.
tinggi maka pH semen akan rendah Konsistensi kental biasanya berwarna
Abdullah Zabiq *, Daud Samsudewa **, Sutiyono ** : Evaluasi Kualitas Semen Entok (Cairina Moschata) 29
putih keruh atau putih krem, konsistensi yang memiliki umur lebih tua akan lebih
sedang biasanya berwarna putih dan cepat mati dibandingkan sel sperma yang
konsistensi yang encer biasanya muda. Sehingga sperma yang lebih tua
berwarna bening. Konsistensi semen akan lebih banyak yang mati dan gerak
bervariasi, yaitu dari suspensi keruh dan massa yang dihasilkan rendah. Salisbury
tebal sampai suatu cairan encer dan Van Demark (1985) menyatakan
(Toelihere, 1993). Warna dan konsistensi bahwa sperma akan mengalami
yang diperoleh dipengaruhi oleh penurunan kualitas seiring dengan
konsentrasi sperma. Jika konsentrasi penambahan umur. Kedua perlakuan ini
tinggi konsistensi akan semakin kental menunjukkan gerak massa spermatozoa
dan warna akan semakin keruh. yang baik yaitu terllihat gelombang –
Sedangkan warna dan konsistensi pada gelombang yang besar, gelap, banyak,
penampungan 3 dan 6 hari tidak berbeda t e b a l d a n a k t i f . To e l i h e r e ( 1 9 9 3 )
nyata (tabel. 3). Warna dan konsistensi menyatakan bahwa spermatozoa dalam
ini berhubungan dengan semen dalam satu kelompok mempunyai kecendrungan
mengandung sel sperma. Pada untuk bergerak bersama-sama kesatu
penampungan 3 dan 6 hari arah merupakan gelombang-gelombang
menghasilkan konsentrasi sel sperma yang tebal atau tipis, bergerak cepat atau
yang tidak berbeda nyata. Sehingga lambat tergantung dari konsentrasi
warna dan konsistensi pada sperma hidup didalamnya. Lestari (2005)
penampungan 3 dan 6 hari didapatkan menyatakan bahwa Gerakan massa
hasil yang tidak berbeda. Warna semen spermatozoa mencerminkan gerakan
akan semakin keruh dan konsistensi individu spermatozoa. Semakin aktif dan
semen akan semakin kental dengan semakin banyak spermatozoa yang
semakin tingginya konsentrasi bergerak, maka gerakan massa pun
s p e r m a t o z o a . To e l i h e r e ( 1 9 8 1 ) semakin bagus.
menyatakan bahwa pada semen sapi Motlitas pada penampungan 3 hari
dengan konsistensi krem mempunyai sekali lebih tinggi dari penampungan 6
konsentrasi 1000 – 2000 juta lebih per hari, motilitas sperma dipengaruhi oleh
ml. Konsistensi seperti susu encer peningkatan umur spermatozoa di dalam
memilik konsentrasi 500 – 600 juta lebih saluran epididimis. Peningkatan umur
sel per ml. Semen cair yang sedikit pada spermatozoa mengakibatkan
berawan konsentrasi hanya 100 juta sel penurunan motilitas. Penurunan motilitas
per ml dan yang jernih seperti air kurang ini terjadi karena penurunan fungsi
dari 50 juta per sel. fisiologis sel, penurunan fungsi sel
Rata-rata gerak massa yang sperma juga akan berakibat pada
dhasilkan berbeda nyata (p<0.05) . Hasil mitokondria. Mitokondria adalah tempat
yang berbeda disebabkan karena sintesis ATP (Sumadi dan Marianti, 2007).
peningkatan umur spermatozoa dalam Jika mitokondria mengalami gangguan
epididymis. Peningkatan umur pada maka sintesis ATP akan berkurang
spermatozoa mengakibatkan penurunan sehingga sperma yang lebih tua tidak
motilitas sehingga spermatozoa menjadi mendapatkan suplai ATP yang cukup dan
menurun kualitasnya sebelum motilitas yang dihasilkan menjadi rendah.
diejakulasikan dan akan menghasilkan Salisbury dan VanDemark (1985)
gerak massa yang rendah pada saat menyatakan bahwa sperma akan
diejakulasikan. Sperma yang memiliki mengalami penurunan kualitas seiring
umur lebih tua akan menurunkan fungsi dengan penambahan umur, jangka waktu
fisiologis selnya metabolisme yang sperma sapi yang subur dalam epididimis.
terjadi juga akan menurun dan sperma Wahyuningtyas et al., (2012) menyatakan
Abdullah Zabiq *, Daud Samsudewa **, Sutiyono ** : Evaluasi Kualitas Semen Entok (Cairina Moschata) 31
suplementasi tepung darah. Inseminasi Buatan pada Sapi.
Buletin Peternakan. 34: 145 – 153. Universitas Gadjah Mada Press.
Elya, B., D. Kusmana dan N. Krinalawaty. Yo g y a k a r t a . ( Te r j e m a h : R .
2010. Kualitas spermatozoa dari Djanuar)
tanaman Polyscias guilfoylei. ________. 1993. Fisiologi Reproduksi
Makara, Sains. 14: 51 – 56. pada Ternak. Angkasa. Bandung
Garner, D.L. and E.S.E. Hafez. 2000. Setioko, A.R . 1981 . Tlne effect of
Spermatozoa and seminal Plasma. Frequency of Semen Collection
Dalam B. Hafez dan E.S.E. Hafez. and Semen Characteristics on
Reproduction In Farm Animal 7th Fertility of Pekin Drakes Semen. A.
ED. Lippinicot Williams and Wilkins M .Sc . Thesis. Dep. of Animal
pHiladel pHia. USA Science and Prod. University of
Gilbert, A. B. 1980. Poultry. In : E.S.E. Western Australia.
Hafez (Ed). Reproduction in farm Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas
animals. 4th Ed. Lea and Febiger, Air. Cetakan ke-3. Gadjah Mada
Philadelphia. Pp 423-446. University Press. Yogyakarta.
Hafez, E. S. E., 1993. Semen Sundari, T. W., T. R. Tagama, dan
Evaluation. In: Hafez, E.S.E. (Ed.) Maidaswar. 2013. Korelasi kadar
Reproduction in Farm Animals. 6 pH semen segar dengan kualitas
the d. Lea & Febiger, Philadelphia. semen sapi limousin di balai
pp:405-423 inseminasi buatan lembang. Jurnal
Hunter, R. H. F. 1995. Fisiologi dan Ilmiah Peternakan 1: 1043-1049
Teknologi Reproduksi Hewan Suprijatna, E., Atmomarsono, U., dan
Betina Domestik. ITB, Bandung. Kartasudjana, R., 2005. Ilmu
(Terjemahan: D.K Harya Putra). Dasar Ternak Unggas. Penebar
Lestari, T. P. S., M. N. Ihsan dan N. Swadaya, Jakarta.
Isnaini. 2014. Pengaruh waktu Tambing, S. N., M. R. Toelihere, T. L.
simpan semen segar dengan Yusuf, B. Purwantara, I. K. Sutama
pengencer Andromed pada suhu dan P. Z. Situmorang. 2003.
ruang terhadap kualitas semen Kualitas semen beku kambing
kambing Boer. J. Ternak Tropika. Saanen pada berbagai jenis
15: 43 – 50. pengencer semen. Hayati. 10: 146
Partodihardjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi – 150.
Hewan. Penerbit Mutiara, Cet. Ke- Tans, N.S . 1980 a. The Frequency of
3,Jakarta. Semen Collection and Semen
Putranti, O. D., Kustono dan Ismaya. Production in Muscovy Ducks.
2010. Pengaruh penambahan BritishPoultry Science 21 : pp. 265 -
crude tanin pada sperma cair 2 7 2 . To e l i h e r e , M . R . 1 9 8 5 .
kambing Peranakan Etawa yang Inseminasi Buatan Pada Ternak.
disimpan selama 14 hari terhadap Penerbit Angkasa, Bandung.
viabilitas spermatozoa. Buletin To e l i h e r e , M . R . 1 9 9 3 . F i s i o l o g i
Peternakan. 34: 1 – 7. Reproduksi pada Ternak. Angkasa.
Robert, S.J. 1971. Veterineary Obstetries Bandung.
and Genital Diseases . 2nd Ed. Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan
Published by the Anthor Ithaca. pada Ternak. Penerbit Angkasa,
Salisbury, G. W. dan N. L. VanDemark. Bandung.
1985. Fisiologi Reproduksi dan