Anda di halaman 1dari 10

SISTEM BREEDING PADA TERNAK SAPI

Prof.Dr. Drh. Tjok Gde Oka Paemayun,MS

Lab. Reproduksi Veteriner


FKH-UND
Mengenal Istilah Breeding
 Bibit ternak baik sapi, kambing atau domba perlu dilakukan seleksi  untuk memperoleh bibit yang
unggul.
 Seleksi bibit tidak hanya terbatas pada penampilan fisik juga bisa dilihat garis keturunan.
 Biasanya sulit menentukan garis keturunan bila melakukan pembelian ternak di pasar hewan.

Garis keturunan bisa kita kontrol dengan melakukan kegiatan breeding sendiri atau melakukan
pencatatan (recording) dengan baik.

Beberapa Istilah dalam Breeding

 Inbreeding adalah perkawinan antara dua individu yang memiliki hubungan darah sangat dekat,
yaitu ibu dengan anak, bapak dengan anak dsb. Jika hal ini terjadi pada sapi maka akan
memunculkan gen jelek dari induknya. Inbreeding harus dihindari dalam usaha pengembangbiakkan
ternak baik pada sapi, kambing maupun domba.
 Line breeding adalah perkawinan dua individu yang memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh.
Dalam dunia peternakan hal ini juga sebaiknya dihindari. Perkawinan antar ternak yang masih
memiliki hubungan darah dekat akan menghasilkan keturunan ternak yang kurang bagus secara
kualitas, meskipun line breeding ini masih lebih baik daripada inbreeding. Line breed bisa
dilakukan dengan catatan ternak yang akan dikawinkan memang sudah memiliki sifat terbaik
meski memiliki garis keturunan yang sama.
 Cross breeding adalah perkawinan antara dua individu yang tidak memiliki hubungan darah. Atau
minimal hubungan darahnya terlalu jauh. Cross breeding dalam dunia peternakan sangat baik
dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas.
 Super breed adalah individu yang selalu mampu menurunkan sifat-sifat terbaik pada
keturunannya. Super breed digunakan untuk memperbaiki genetik ternak sehingga diperoleh
bibit yang bagus dan super. Memiliki sifat baik yang diturunkan dari induknya.

Dalam perkembangbiakan ternak harus dilakukan pencegahan terjadinya


perkawinan inbreeding agar bisa memperoleh bibit sapi yang berkualitas dan Salah satu tujuan
inseminasi buatan adalah untuk mencegah inbreeding.
Sistem breeding (5 aspek)

1. sarana dan prasarana, \


2. cara pembibitan,
3. kesehatan ternak,
4. pelestarian fungsi lingkungan hidup,
5. sumber daya manusia serta pembinaan dan pengawasan

Beberapa Faktor Keberhasilan Breeding Pada Sapi Potong

1. Bibit (bangsa) ternak sapi potong yang digunakan, karena setiap bangsa ternak
sapi potong memiliki potensi yang berbeda-beda

2. Pakan ternak sapi potong, karena kualitas dan kuantitas pakan sangat
mempengaruhi tumbuh kembang ternak. dari kriteria calon induk betina, umur
induk, dan tata kelola reproduksi .
Breeding Pada Sapi: Proses Perkembangbiakan
Proses pengembangbiakan sapi-sapi yang dibagi menjadi dua jenis proses
perkawinan sapi dengan :

1. Inseminasi Buatan (IB) dan


2. Proses perkawinan sapi secara alami.

o Di Indonesia, industri peternakan pertama adalah Balai Embrio Ternak


(BET) yaitu industri pembibitan di Indonesia yang berlokasi di Cipelang,
Bogor, Provinsi Jawa Barat.
o Balai merekayasa jenis sapi tertentu untuk menghasilkan embrio sapi
unggul.
o Berawal dari sel telur yang dibuahi oleh sperma hingga menghasilkan
embrio. Embrio yang dihasilkan akan dititip pada sapi betina yang sedang
birahi Resipien)
o Biasanya, embrio yang diproduksi berasal dari jenis sapi yang unggul
seperti Limousin, Simmental, Brangus, Wagyu, dan Belgian Blue. Ada pula
jenis sapi perah yang didatangkan dari Australia berupa pejantan dan
betina.
KAWIN ALAM

INSEMINASI BUATAN
Tujuan IB
1. Memperbaiki mutu genetik ternak
2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga
mengurangi biaya
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu
yang lebih lama
4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
5. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

Keuntungan
1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan
2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding)
4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu
yang lama
5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah
mati
6. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan
terlalu besar
7. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan
hubungan kelamin.
Waktu IB

Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada
saat itu servik pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi
(kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah
dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :

o Permulaan birahi : 44%,


o Pertengahan birahi : 82%,
o Akhir birahi : 75%,
o 6 jam sesudah birahi : 62,5%,
o 12 jam sesudah birahi : 32,5%,
o 18 jam sesudah birahi : 28%,
o 24 jam sesudah birahi : 12%
o Selain jenis sapi eksotik, sapi lokal juga dipelihara untuk menghasilkan
embrio. Setelah lahir, pedet-pedet jantan akan dibesarkan dan disiapkan
menjadi pejantan dewasa yang akan dikirim ke Balai Inseminasi Buatan
(BIB) yang berada di Lembang dan Singosari untuk menghasilkan sperma
beku (straw), sedangkan sapi-sapi betina hasil transfer embrio tersebut
akan dipelihara di BET Cipelang, Bogor untuk menghasilkan sel telur.

Embrio Beku

Anda mungkin juga menyukai