Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“hubungan pertumbuhan ternak dengan jenis kelamin dan jenis bangsa terna”

Disusun oleh :

Nama : Yusran handayani


Nim : G0117306
Kelas : peternakan (B)

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE 2020
KATA PENGANTAR

Piji syukur dipanjatkan kehadirat allah SWT. Yang telah ,memberika rahmat serta hidayahnya
sehingga penilisan makalah tentang “ilmu ternak potong”. Penulisan makalah bertujuan ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “hubungn pertumbuhan dengan jenis kelamin
dan jenis bangsa ternak” yang telah diberikan oleh dosen kepada kami.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh dari media
elektronik (internet) yang berhubngan dengan “hubungn pertumbuhan dengan jenis kelamin
dan jenis bangsa ternak” taklupa sya ucapkan terima kasih kepda pengajar mata kuliah “ilmu
ternak potong dan kerja” atas bimbingan dan araahan dalam penulisan makalah ini. Akhir
kata pengantar saya mengucapkan terimakasih karena telah berkenan membaca makalah ini.
Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan saat ini setiapmasyarakat Indonesia baru mampu
mengkonsumsi daging sapi kuranglebih 1,7 kg/orang/tahun, yang disupply dari sapi lokal 1,5 juta ekor
sapisetara dengan 350.000 ton daging, impor sapi bakalan 300.000 ekor dandaging impor 30.000 ton.
Sehingga masih kekurangan sapi potong, untukmemenuhi kebutuhan nasional. Adapun penyebabnya
tidak terpenuhinyadaging sapi adalah produktivitas ternak yang rendah dengan jumlahpenduduk
Indonesia yang terus meningkat. Salah satu alternatif untukmemenuhi konsumsi hasil ternak terutama
daging adalah denganmengembangkan dan meningkatkan usaha ternak sapi potong danmemberbaiki
manajemen pengembangan sapi potong.Makalah ini akan mengulas tentang manajemen pengadaan
bibitsapi, manajemen pemberian pakan, manajemen perkawinan, manajemenperkandangan,
manajemen pemeliharaan, manajemen penanganankesehatan dan manajemen pemasaran sapi. Dengan
memperbaikimanajemen tersebut diharapkan meningkatkan produktivitas danmenambah populasi sapi
potong di Indonesia.

1.2. Tujuan

Mengetahui manajemen bibit, manajemen pemberian pakan,manajemen perkawinan, manajemen


perkandangan, manajemenpemeliharaan, manajemen kesehatan dan manajemen pemasaran darisuatu
peternakan sapi potong.

1.3. Metode

Cara kerja pada praktikum Manajemen Ternak Potong padakomoditas babi


adalah1. Membuat kartu praktikum

2. Mengunjungi peternakan Kelompok Bina Karya Sejahtera, DesaBanjaranyar, Purbalingga.3. Mencatat


informasi manajemen bibit, manajemen pemberian pakan,manajemen perkawinan, manajemen
perkandangan, manajemenpemeliharaan, manajemen kesehatan dan manajemen pemasaran.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Hasil

A. Identitas Peternak

 Peternakan sapi potong di desa Banjaranyar, Purbalingga,Banyumas yaitu Kelompok Bina Sarana Karya
Sejahtera. Peternakan initelah berdiri selama 5 tahun. Tujuan dibentuknya kelompok ini
yaitu untukmenghasilkan pedet. Sistem yang digunakan adalah program SMDdengan modal awal Rp
368.000.000.

B. Data Sekunder

Luas desa 5 hektar


Jumlah ternak 250 ekor
Kompok peternak 18 orang
Tahun dibentuk 2008
Jumlah anggota 18 orang
Struktur organisasi

C. Identitas Ternak

Bangsa sapi yang dipelihara adalah bangsa PO (Peranakan Ongole)dan BX (Brahman Cross) atau
sapi lokal.

Umur Jumlah Satuan ternak (ST)


Dewasa jantan 5 ekor 5
Dewasa betina 25 ekor 25
Muda jantan 5 ekor 2,5
Muda betina 14 ekor 7
Pedet jantan 5 ekor 1,25
Pedet betina 4 ekor 1

 
D. Manajemen Pengadaan Bibit

Bibit yang dipelihara diperoleh dari pasar dengan harga tergantungbobot badan sekitar Rp 12.000.000.
Dengan cara pemilihan bibitberdasarkan genetik baik, pinggul besar/lebar, ambing normal dan
besar,tidak cacat, sehat, punggung rata. Tujuan pemeliharaan adalah untukmemproduksi anak, namun
sebagian untuk digemukkan. Lamapenggemukan 6 bulan.

E. Manajemen Pemberian Pakan

Jenis hijauan yang di berikan adalah limbah pertanian, rumput gajah,dan legume. Hijauan berasal dari
perkebunan. Pemberian hijauan denganfrekuensi 2 kali/hari dengan cara penyajian hijauan segar. Selain
diberihijauan sapi juga diberi konsentrat yang terdiri dari onggok, tetes tebu,bungkil, dan mineral.
Jumlah air minum yang diberikan adalah 30liter/ekor/hari secara adlibitum.

F. Manajemen Perkawinan

Sistem perkawinan yang digunakan menggunakan metodeInseminasi Buatan dengan biaya Rp 70.000
sampai sapi bunting. Semenbeku yang digunakan berasal dari bangsa PO, Simental, dan BX.
Sementersebut berasal dari Dinas. Umur pertama pejantan dikawinkan adalah 15bulan, sedangkan
betina pada usia 13 bulan.Tanda-tanda birahi adalahgelisah, menaiki ternak lain. Tanda betina akan
melahirkan adalah keluarlendir, menyendiri dan nafsu makan turun. Sapi biasa disapih pada umur3-4
bulan dengan cara penyapihan dipisah dari induk menggunakan sekattapi masih berdekatan. Jarak
beranak sapi adalah 12-15 bulan.

G. Manajemen Perkandangan

Jenis lantai kandang berasal dari tanah dengan kemiringan 5 derajat.Jumlah kandang yang ada di
peternakan Kelompok Bina Karya Sejahteraada 6 unit. Bahan-bahan kandang adalah kayu,semen , pasir,
bata, abses,besi, kayu Ukuran kandang adalah P=2,5 m L=2,2 m luas 27,5 m

.Kemiringan atap 45 derajat. Ukuran tempat pakan P=1,5 m L=0,5 mdalam= 0,35 m. Tempat


penyimpanan tersedia. Tempat penampungan

kotoran tersedia. Menggunakan sistem kandang kelompok. Jarak kandangdengan pemukiman rakyat


sekitar 300 m. Biaya pembuatan kandangadalah Rp 70.000.000.

H. Manajemen Pemeliharaan

Status kepemilikan ternak adalah gaduhan bantuan pihak lain. Sapidimandikan dua kali sehari.
Perawatan anak yang baru lahir adalahdengan di lap dan di bantu untuk menyusui. Pemeliharaan jantan
danbetina dipisah. Pada peternakan ini tidak terdapat padangpenggembalaan. Jenis usaha peternakan
ini adalah tradisional, sifatusaha kelompok dengan tipe usaha campuran.

I. Manajemen Penanganan Kesehatan

Pencegahan penyakit dengan cara memandikan ternak danvaksinasi 2x setahun dan vaksinasi cacing 3
bulan sekali. Biaya vaksinasisebesar Rp 10.000/ekor. Sanitasi kandang dilakukan tiap hari. Penyakityang
biasa ditemui adalah cacingan, bloat, diare. Pengobatan dilakukanoleh mantri hewan dan biaya
pengobatan Rp 50.000/unit.

J. Manajemen Pemasaran Sapi Dan Pupuk Kandang

Bentuk penjualan ternak dilakukan pada masa telah di sapih padaumur 6 bulan. Hasil penjualannya
maro bathi sekitar 70%:30%. Alasanternak dijual adalah untuk memenuhi kebutuhan. Biasanya
pembelidatang langsung ke peternak. Penjualan pupuk kandang seharga Rp200/kg.

2.2. Pembahasan2.2.1. Manajemen Pengadaan Bibit Sapi

Yulianto (2010) menyatakan bahwa bibit yang dibesarkan harussehat dan tidak cacat. Untuk itu, saat
akan membeli bibit perlumemperhatikan ciri-ciri sebagai berikut yaitu tidak ada cacat fisik. Kulittidak
rusak atau luka. Ada tanda di telinga yang menunjukkan bahwaanakan sapi tersebut telah didaftar dan
lengkap silsilahnya. Mata tampakcerah dan bersih (tidak berair dan kotor) Tidak sering batuk
ataugangguan pernapasan serta tidak keluar lendir dari hidungnya. Tidak

ditemui adanya eksternal parasit di tubuh dan kulit. Tidak ada gejalabengkak pada kuku. Bila diraba,
kukunya tidak terasa panas.

2.2.2. Manajemen Pemberian Pakan

Untuk penggemukan sapi dalam waktu yang relative singkat makaransum yang diberikan haruslah terdiri
dari hijauan dan konsentrat.Penggemukan sapi dalam waktu yang relative singakt berartipertambahan
bobot badan yang akan disapai harus tinggi (Sugeng, 2000).Pada umumnya ternak sapi lebih menyukai
rumput hijauan ini dikarenakansapi adalah hewan

 herbivore

 (pemakan rumput). Rumput memilikiberbagai jenis dan spesies. Pada umunya rumput yang sering
dikondumsioleh ternak sapi ialah rumput gajah, rumput benggala dll.
2.2.3. Manajemen Perkawinan

Metode perkawinan yang digunakan pada Peternakan KelompokBina Karya Sejahtera adalah dengan
metode Inseminasi Buatan (IB).Inseminasi Buatan adalah penyampaian atau pemasukan semen
kedalam saluran kelamin betina dengan dengan alat buatan
manusia. Adapun tahapan IB adalah penampungan semen, pemeriksaan kualitas,pengenceran,
pembuatan semen beku, pelaksanaan inseminasi,rekording dan penilaian hasil inseminasi (Ihsan, 1997).
Inseminasi Buatanmempunyai beberapa keunggulan yaitu meningkatkan kualitas genetik,efektifitas
biaya perawatan pejantan, kontrol penyakit menular, aman,fleksibel dan memugkinkan menyusun
catatan atau rekording dalammanajemen pemeliharaan (Hafez, 1993; Peters and Ball, 1995; Ihsan,1997).
Kerugian akibat IB muncul apabila inseminator kurang
terampildalam pelaksanaan IB, akan terjadi inbreeding, apabila tidak dilakukanpergantian pejantan yang
digunakan (Toelihere, 1993).Estrus adalah saat ternak betina bersedia untuk menerima pejantanuntuk
kopulasi (kawin). Lama estrus adalah waktu yang diperlukan dalamsatu kali ternak betina menjalani
estrus atau bersedia dikawini olehpejantan (Riyanto, 2000). Pada saat estrus terjadi hal pokok yakni
nampaktanda-tanda estrus, pada sapi dikenal dengan tiga A yaitu abang (labia

 
minor memerah), aboh (vulva membengkak) dan anget (suhu
tubuhmeningkat sedikit, lebih hangat dari biasanya), berlendir yakni mucusyang berasal
dari cervix nampak keluar dari vulva, seperti berwarnabening atau jernih, transparan yang sering kali
melilit pada ekor ataumenempel pada kaki-kaki belakangnya dan sering nampak betinamenaiki
temannya sewaktu di padang penggembalaan (Nuryadi, 2000).Hafez (1993), menyatakan bahwa rata-
rata panjang siklus estrus untuksapi adalah 21 hari, meskipun panjang siklus estrus yang normal
adalah17-21 hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus estrus adalah umur,pakan, system
pemeliharaan dan lingkungan (Toelihere, 1993).Umur pertama kawin betina adalah 13 bulan sedangkan
umur kawin jantan adalah 15 bulan, dengan calving interval 1 tahun. Biasanyaumurnya penyapihan pada
peternakan Kelompok Bina Karya Sejahteraadalah pada usia 6 bulan dengan cara penyapihan di sekat
denganinduknya tetapi masih berdekatan. Asal semen beku berasal dari dinasdan biasanya semen beku
yang digunakan adalah dari bangsa Simentalatau PO.Pelaksanaan perkawinan yang tepat sekitar 10-14
jam sejak tanda-tanda birahi. Apabila sapi birahi pada pagi hari, maka paling lambat sapidikawinkan
pada sore hari, sedangkan apabila sapi birahi pada sore hari,maka paling lambat sapi dikawinkan pada
pagi hari pada hari berikutnya.Kebuntingan dapat diamati 21 hari setelah perkawinan. Kalau tidak
adatanda-tanda birahi, maka kebuntingan telah terjadi, namun apabila tanda-tanda birahi muncul lagi,
maka perkawinan perlu diulang. Cara lain yangdapat dilakukan adalah dengan perabaan, yang hanya
dapat dilakukanoleh petugas yang terlatih dan berpengalaman. Setelah anak sapi lahir,induk sapi dapat
dikawinkan lagi 3 (tiga) bulan setelah melahirkan. Sapibunting harus dipisahkan dari sapi yang lain.
Kondisi ini dilakukan untukmenjaga kebuntingan. Pakan yang diberikan harus dapat
memenuhikebutuhan zat gizi untuk sapi bunting.

 
Beberapa hari menjelang melahirkan, induk yang bunting akanmenunjukkan tanda-tanda ambing
membesar dan kencang, urat daging disekitar vulva mengendor dan di kanan-kiri pangkal ekor kelihatan
legok,beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah. Apabila tanda-tandatersebut muncul, kadang
harus dibersihkan dari kotoran dan diberi alasdengan jerami kering. Setelah melahirkan, induk sapi akan
membersihkanlinder yang menempel pada pedet yang baru dilahirkan dengan
lidah. Apabila induk lemah dan tidak mapu, maka kita dibantu membersihkan,terutama yang
mengganggu lubang pernafasan. Supaya kelahiranberjalan lancar, induk sapi yang akan beranak diberi
kesempatanbergerak kira-kira 2-3 minggu menjelang melahirkan.

2.2.4. Manajemen Perkandangan

Pembuatan kandang harus sesuai dengan kebutuhan dan kegiatandalam pemeliharaan sapi potong
antara lain yaitu kandang penggemukan,kandang isolasi ternak sakit, gudang pakan dan peralatan,
unitpenampungan dan pengolahan lahan. Konstruksi kandang harus kuat dannyaman serta memiliki
daya tampung dan pertukaran udara harusterjamin, lantai kandang harus kuat dan tidak licin, untuk
bangunangudang pakan harus terjamin kebersihan dan kehygienisan gudang agarpakan tetap sehat dan
hygienis.Tata letak kandang dan bangunan lain harus diperhatikan.Peternakan harus mempunyai satu
pintu keluar masuk yang dilengkapikolam desinfektan. Letak kandang dan bangunan lain harus
diperhatikanguna mempermudah dalam pengerjaan dan kegiatan sehari-hari. Letakkandang isolasi
harus di belakang dan agak jauh dari bangunan lainnya.Jarak antar bangunan yang bukan kandang
minimal 25 meter. Bangunanuntuk pekerja (tempa tinggal) serta hal-hal pekerjaan yang
berhubungandengan administratif harus terpisah dari kandang.Menurut AAK (1991) yang menyatakan
bahwa konstruksi kandangyang dibangun dengan perencanaan dan teknis yang benar akanmenjamin
kenyamanan hidup ternak, sebab bangunan kandang erat
hubungannya dengan kehidupan ternak. Konstruksi bangunan kandangyang benar ialah yang dirancang
sesuai dengan iklim setempat, jenisternak dan tujuan usaha peternakan itu sendiri.Oleh karena itu, di
dalam bangunan konstruksi kandang perludiperhatikan yaitu tinggi bangunan, kandang didaerah
dataran rendahlebih tinggi daripada dipegunungan. Hal ini dimaksud agar udara panasdidalam ruang
kandang lebih bebas bergerak atau berganti. Atapberfungsi untuk menghindarkan air hujan dan terik
matahari. Menjagakesehatan sapi dimalam hari. Dinding Diding berfungsi menahan anginlangsung yang
datang dari arah luar, agar pada malam hari sapi tidakkedinginan. Mengurangi keluarnya panas di dalam
ruangan kandang yangdihasilkan oleh tubuh hewan. Ventilasi kandang harus dibuat dan diatursesuai
dengan tempat dan kebutuhan ternak. Kebutuhan ventilasikandang didataran rendah harus dibuat lebih
lebar dan lebih banyak didataran tinggi pegunungan. Sebab di dataran rendah umumnya udaranyalebih
panas daripada didataran tinggi/pegunungan. Lantai kandang, baiklantai tanah, adukan semen, aspal,
batu-batu dan sebagainya harusdibiuat agak miring. Kemiringan lantai kandang cukup di buat 5
derajatsaja. Kemiringan lantai ini bertujuan agar air kencing sapi tidak berhentidan bercampur dengan
kotoran dan tilam yang dipakai sebagai alasternak sehingga kesehatan sapi tetap terjamin.

2.2.5. Manajemen Pemeliharaan

Sedapat mungkin diupayakan agar sapi dimandikan minimal satu kalidan maksimal dua kali dalam
sehari. Apabila air tidak begitu tersediamaka sapi cukup dimandikan satu kali sehari pada pagi hari
sebelumpemberian pakan. Sebaliknya, apabila air cukup tersedia danmemungkinkan sapi dimandikan
dua kali sehari maka hal itu dilakukanpada pagi hari dan sore hari (Siregar, 2002). Sapi sangat
perludimandikan pada pagi hari karena biasanya pada malam hari sapi itu telahpenuh dengan kotoran
yang menempel pada tubuhnya. Sapi yang selalubersih akan terhindar dari berbagai penyakit dan nafsu
makannya

 
meningkat (Siregar, 2002) Pada peternakan ini sapi dimandikan seharidua kali.Perawatan anak yang bru
lahir adalah dengn di bantu kelahirannya,di lap, di bantu untuk menyusu. Pemeliharaan jantan dan
betina di pisahnamun masih berdekatan. Pada peternakan ini tidak memiliki tempat
untukpenggembalaan. Jadi sapi selalu berada di dalam kandang.

2.2.6. Manajemen Penanganan Kesehatan


Penyakit merupakan ancaman yang harus diwaspadai peternak.Walaupun serangan penyakit tidak
langsung mematikan ternak, tetapidapat merusak citra, menimbulkan masalah kesehatan
yangberkepanjangan, menghambat pertumbuhan, dan mengurangipendapatan atau keuntungan. Untuk
mengetahui sapi sakit secara umumbisa dilakukan dengan memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan
tingkahlaku.Pencegahan terhadap penyakit sapi dapat dilakukan denganbeberapa cara, antara lain
pemilihan sapi bakalan yang betul-betul sehat.Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya,
termasukmemandikan sapi. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dansegera dilakukan
pengobatan. Mengusakan lantai kandang selalu kering.Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan
dilakukan vaksinasi sesuaipetunjuk. Pemilihan lokasi dan kandang yang memenuhi syarat.Pemberian
pakan yang baik. Vaksinasi dan pengobatan (Darmono, 1993).Tindakan higiene meliputi usaha
kebersihan lingkungan kandang,seperti lantai yang bersih dan kering, drainase sekitar bangunan
kandangyang baik, pengapuran dinding kandang yang teratur, pengaturan ventilasikandang yang
sempurna, dan mampu membentengi dari seranganberbagai jenis infeksi penyakit. Kebersihan sapi
harus pula diikuti dengankebersihan kandang. Karena frekuensi pemberian pakan, terutamahijauan,
pada penggemukan sapi relatif tinggi maka kotoran sapi yangdikeluarkan oleh sapi itu cukup banyak
pula. Kebersihan kandang harusselalu dijaga, kotoran sapi harus selalu dibuang pada tempat yang telah

 
disediakan. Genangan-genangan air dalam kandang harus dikeringkandan diupayakan tidak ada lalat
atau serangga lainnya yang dapatmengganggu sapi dalam kandang. Vaksinasi pada sapi-sapi
yangdigemukan perlu pula dilakukan terutama terhadap penyakit-penyakit yangmenular. (Siregar,
2002)Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop,sabit, dan tempat untuk
memandikan sapi. Semua peralatan tersebutadalah untuk membersihkan kandang agar sapi terhindar
dari gangguanpenyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi.

2.2.7 Manajemen Pemasaran Sapi

 Pemasaran merupakan suatu proses sosial dimana individu dankelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan denganmenciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan
individu dankelompok lainnya. Pemasaran juga didefinisikan sebagai suatu kegiatanyang bersangkutan
dengan berpindahnya barang dari produsen pertamake konsumen terakhir. Pemasaran diartikan sebagai
suatu sistemkeseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang digunakan untukmerencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, danmendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baikkepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.Dalam bisnis sapi memang petani
cenderung menjadi pihak yangmempunyai margin yang relatif kecil jika di bandingkan dari
marginkeuntungan yang di dapatkan oleh pedagang. Sehingga harus adasemacam asosiasi yang dapat
memproteksi harga dan melindungi petani.Petani harus mau membuat kelompok/asosiasi agar harga
dapatdikendalikan maupun bekerja sama baik dari segi pemasaran, pengadaanpakan dll, sehingga biaya
produksi dapat effisien.

 
KESIMPULAN

Dilihat dari segi manajemen pemilihan bibit, manajemen pemberianpakan, manajemen perkawinan,
manajemen perkandangan, manajemenpemeliharaan, manajemen penanganan kesehatan, serta produk
danpemasaran peternakan Kelompok Bina Karya Sejahtera masih tergolongpeternakan rakyat yang
sudah modern dan perlu adanya pegembanganpemasaran sehingga peternakan ini dapat berkembang
DAFTAR PUSTAKA

  AAK. 1991. Petunjuk Beternak Sapi Potong dan Kerja. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.

Darmono. 1993. Manajemen Sapi Kereman. Kanisius, Yogyakarta.

Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction In Farm Animals. 6th edition. Lea andFebinger. Philadelphia.

Ihsan, M.N., 1997. Ilmu Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan.Universitas Brawijaya. Malang.

Nuryadi. 2000. Dasar-dasar Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan.Universitas Brawijaya. Malang.

Peters. A. R., and Ball. P. J. H. 1995. Reproduction in Cattle..Butterworths, London.

Riyanto, J. 2000. Reproduksi Ternak. Angkasa. Bandung.

Siregar , S. B. 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta

Sugeng , Y. B., 2000 .Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Toelihere, M.R., 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Edisi ke-2. Angkasa, Bandung.

Yulianto, Purnawan. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif.Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai