CROSSBREEDING SAPI PO
Disusun Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Crossbreeding sapi po” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pemuliaan Ternak. Selain itu laporan ini dibuat bertujuan untuk
menambah wawasan agar kami dapat mengetahui serta memahami tentang Crossbreeding
pada sapi po.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof. Dr.Ir. Gatot
Ciptadi, DESS., IPU.,ASEAN Eng selaku Dosen pemuliaan ternak yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan sesuai dengan mata kuliah
ini. Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Salah satu sapi potong lokal yang memiliki keunggulan di Indonesia yaitu sapi
peranakan ongole (PO). Sapi peranakan ongole memiliki daerah penyebaran
terbanyak di Jawa Timur dan sebagian pulau jawa.
Sapi peranakan ongole (PO) memiliki karakteristik yaitu warna putih kelabuatau
kehitaman, kaki yang panjang, bentuk badan pada sapi betina lebih pendek
dibandingkan dengan sapi jantan, kepala yang relatif pendek dan melengkung, punuk
besar dan terdapat lipatan kulit dibawah perut dan leher.
2.2 Sapi Limousin
Sapi limousin merupakan sapi potong yang berasal dari perancis. Sapi limousin
memiliki kualitas yang baik. Jika persilangan dilakukan dengan pejantan limousin
dapat memiliki keuntungan yaitu hasil peranakan memiliki ukuran tubuh yang kecil
sehingga mempermudah dalam proses melahirkan.
Sapi limousin memiliki karakteristik yaitu berwarna merah keemasan seperti
warna jerami dibagian perut, sekitar kaki dan mulut, kemampuan mencernapakan
yang baik, serta memiliki presentase daging dalam karkas yang tinggi.
2.3 Persilangan Antara Sapi Peranakan Ongole dan Sapi Limousin
Bagan 1. Alur Persilangan antara Sapi Peranakan Ongole Betina dengan Sapi
Limousin Jantan
2.4 Kerugian Crossbreeding
Gambar 3. Kinerja Produksi dari sapi peranakan ongole dan hasil persilangannya
Dari gambar diatas, terdapat sapi hasil persilangan yang memiliki kualitas
kurang baik sehingga data yang diperoleh adalah angka konsepsi atau CR yang
menurun dari indukannya, nilai S/C yang semakin meningkat dan days opensemakin
panjang. Hal ini dapat menimbulkan dampak lain pada calving interval yang panhang
serta masa produktif yang pendek.
Beatriz, G.G., P. Wiener, and J.L. Williams. 2007. Genetic effects on coat colour in cattle:
dilution of eumelanin and phaeomelanin pigments in an F2-Backcross Charolais ×
Holstein population. BMC Genetics. 7(8):56.
BPS. 2021. Populasi Sapi Potong Indonesia 2019-2021. Nuryadi. 2014. ILMU
REPRODUKSI TERNAK. Malang: UB Press.
Diwyanto, K., dan Inounu, I. 2009. Dampak Crossbreeding Dalam Program Inseminasi
Buatan Terhadap Kinerja Reproduksi Dan Budidaya Sapi Potong. WARTAZOA. 19(2):
93-102.
Liu, L., B. Harris, M. Keehan, and Y. Zhang. 2009. Genome scan of pigmentation traits in
Friesian-Jersey crossbred cattle. Journal of Genetics and Genomics.36: 661-666.
Supartini N., dan H. Darmawan. 2014. Profil Genetik dan Peternakan Sapi Peranakan Ongole
Sebagai Strategi Dasar Pengembangan Desa Pusat Bibit Ternak. Buana Sains. 14(1):
71-84.
Trifena, I Gede S. B., dan T. Hartatik. 2011. Perubahan Fenotip Sapi Peranakan Ongole,
Simpo, Dan Limpo Pada Keturunan Pertama Dan Keturunan Kedua (Backcross).
Buletin Peternakan. 35(1): 11-16.