Oleh:
A. Latar Belakang
aspek yang berkaitan dengan ternak yang nantinya dapat memenuhi permintaan
menjadi polemic yang sangat menarik untuk dikaji dalam dunia penelitian.
Saat ini kebutuhan daging dalam negeri masih belum diimbangi dengan pasokan
berarti pasokan daging sapi masih belum seimbang dengan permintaan saat ini.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan keamanan pangan produk peternakan, kita
penambahan skala usaha peternakan, hal ini dapat dicapai dengan sistem
ternak. Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pemeliharaan sapi potong yang baik dan benar sehingga dapat menghasilkan
B. Rumusan Masalah
kerja ini yaitu bagaimana manajemen penilaian dengan pendugaan terhadap umur
Adapun tujuan dari praktikum manajemen ternak potong dan kerja yaitu
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Al Qur’an
menjadi khalifah (pengelola) di bumi dan ini mencakup tanggung jawab terhadap
٥ َو اَاْلْنَع اَم َخ َلَقَها َلُك ْم ِفْيَها ِد ْف ٌء َّو َم َناِفُع َو ِم ْنَها َتْأُك ُلْو َن
Terjemahnya
Dia telah menciptakan hewan ternak untukmu. Padanya (hewan ternak itu)
ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, serta sebagian
(daging)-nya kamu makan.
Menciptakannya bagi kalain (wahai sekalain manusia) dan Dia menjadikan
pada bulu domba dan bulu unta sumber kehangatan dan manfaat-manfaat lainnya
yang berasal dari air susu, kulit dan sebagi tunggangan dan sebagian kalian
konsumsi. tafsir ayat ini dapat mencakup pemahaman bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu di dunia ini dengan tujuan dan hikmah tertentu dan manusia
berupa apa yang telah Dia ciptakan bagi mereka seperti unta, sapi, kambing,
domba dan segala hal yang dapat mereka manfaatkan darinya. Mereka dapat
membuat pakaian dan karpet dari bulu dan rambut hewan-hewan tersebut, dapat
meminum air susunya dan memakan dagingnya; mereka juga dapat menikmati
kandangnya dari tempat penggembalaan pada sore hari, dan ketika mereka
B. Kajian Teoritis
ketersediaan sapi lokal yang siap untuk dikonsumsi belum cukup di pasar.
Kesempatan usaha ini amat disayangkan jika tidak dimanfaatkan secara baik.
Sebuah upaya untuk menaikan penyediaan daging sapi dari segu kualitasdan
dikandangkan pada malam hari dan pada siang hari ternak digembalakan. Pola
Dari kedua cara pemeliharaan 6 tersebut, sebagian besar merupakan usaha rakyat
dengan ciri skala usaha rumah tangga dan kepemilikan ternak sedikit,
a. Sapi Bali
Sapi bali merupakan salah satu jenis sapi potong asli Indonesia. Sapi bali
merupakan hasil domestikasi dari banteng (bibos banteng) yang habitat aslinya
berada di Pulau Bali. Populasinya saat ini ditaksir sekitar 526.031 ekor. Sapi bali
(Bos sondaicus) telah mengalami proses domestikasi yang terjadi sebelum 3.500
SM di wilayah Pulau Jawa atau Bali dan Lombok. Sapi bali dikenal juga dengan
nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos
javanicus, meskipun Sapi Bali bukan satu subgenus dengan bangsa Sapi Bos
Sapi bali merupakan hasil domestikasi banteng (Bos bibos) adalah jenis
sapi yang unik, dan hingga kini masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat,
Taman Nasional Baluran, dan Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat Pulau
Jawa. Sapi bali termasuk salah satu jenis sapi potong yang disukai oleh para
peternak karena berfungsi dwiguna, yakni sebagai sapi pekerja dan juga sapi
lainnya. Bobot lahir anak sapi bali yaitu antara 10,5 kg sampai dengan 22 kg
dengan rata-rata 18,9±1,4 kg untuk anak sapi jantan. Sementara anak sapi betina
Sapi bali memiliki khas warna kulit merah bata, warna putih pada empat
kaki bagian bawah, dimulai dari tarsus atau carpus ke bawah. Pada bagian pantat
memiliki warna putih berbentuk oval dengan batas yang jelas, sedangkan pada
bagian punggung terdapat garis belut berwarna hitam. Bentuk tanduk meruncing,
melengkung ke arah tengah dengan warna hitam. Peternak menyukai sapi Bali
lingkungan yang sangat bagus, dapat memanfaatkan pakan dengan kualitas yang
Sapi Peranakan Ongole (PO) sering disebut sebagai sapi lokal, sapi Jawa
atau sapi putih, merupakan hasil persilangan antara pejantan Sumba Ongole (SO)
dengan betina Jawa berwarna putih. Sapi PO mempunyai ciri-ciri antara lain,
tubuh besar, kaki panjang dan kuat, tanduk pendek tumpul, telinga panjang
menggantung, gelambir lebar bergantung, memiliki gumba dan berwarna kelabu
Ongole dan sapi lokal betina putih, yang terkenal dengan keunggulannya
dibandingkan dengan jenis sapi. Beberapa keunggulan sapi PO yang tidak dimiliki
oleh sapi-sapi lain yang ada di Indonesia adalah tahan akan cuaca yang panas dan
mampu beradaptasi dengan kondisi yang minim dan memiliki aktivitas reproduksi
induk yang cepat dan memiliki tingkat kebuntingan yang lebih mudah
Sapi Peranakan Ongole (PO) sering disebut sebagai sapi lokal, sapi Jawa
atau sapi putih, merupakan hasil persilangan antara pejantan Sumba Ongole (SO)
dengan betina Jawa berwarna putih. Sapi PO mempunyai ciri-ciri antara lain,
tubuh besar, kaki panjang dan kuat, tanduk pendek tumpul, telinga panjang
Sapi aberdeen Angus Berasal dari daerah dataran tinggi Abardeen Shire
Angus. Ciri khas sapi ini berkulit hitam pekat sehingga namanya mudah diingat
dengan sebutan sapi Angus karena dalam bahasa Indonesia Angus = hangus,
gosong. Bangsa sapi ini banyak digunakan pada crossbreeding dan grading up
untuk menghasilkan sapi potong yang baik. Jika sesame bangsa sapi angus
Sapi angus merupakan sapi tipe pedaging yang berasal dari dataran tinggi
Abardeen Shire dan Aungushire di Skotlandia dengan ciri khasnya yang berwarna
hitam, telinga pendek, leher pendek, berpunggung lurus, badan padat dan kompak,
kepala besar, dan kaki-kaki kuat dan kekar. Bobot sapi jantan mencapai 800-1.000
kg. Daging sapi angus ini dipercaya mempunyai kandungan rendah lemak, serta
serat yang padat, sehingga jenis sapi satu ini sangat populer sebagai sapi potong
yang banyak dimanfaatkan untuk hidangan steak. Keunggulan sapi ini yaitu
memiliki daya tahan tubuh yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dengan baik
Karakteristik sapi Angus, yaitu warna hitam legam, polled, leher pendek,
kaki pendek kuat dan kokoh telinga kecil dan pendek. Sapi Angus meriliki
persentase karkas tinggi dengan pola marbling dan lemak intramuskular yang
banyak dan memiliki kualitas daging yang baik. . Bobot lahir sapi Angus
mencapai 43,0 kg, bobot lepas sapih mencapai 200 kg dan sapi jantan umur 18
bulan bobot mencapai 511,00 kg dan 537,00 kg. Sapi Angus memiliki PBBH
d. Sapi Lemousin
Jenis sapi ini mempunyai ciri-ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna
merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh
berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi daging yang baik. Sapi
lemousin merupakan salah satu jenis sapi potong yang sedang dikembangkan di
Indonesia. Sapi Lemousin berasal dari benua Eropa yang banyak ditemukan di
Perancis, dengan daging bernutrisi tinggi, memiliki kualitas daging yang empuk
dan rendah lemak. Karakteristik sapi Limosin yaitu memiliki tanduk berwarna
kuning kegelapan dan tipis, warna bulu berwarna emas-merah yang warnanya
lebih terang di bawah perut, paha dalam, sekitar mata dan moncong, di sekitar
anus, dan ujung ekor, bentuk kepala pendek ke bawah, kaki agak pendek, telinga
besar dan tegak kesamping, sapi pejantan menunjukan birahi pada umur 12 bulan,
dan dikawinkan sebaiknya pada umur 18 bulan. Berat tubuh sapi pejantan
2022).
Sapi Limousin sebanyak 18ekor dengan umur 1,5-2 tahun dengan rata-
rata bobot awal sekitar 369 ± 41,31 kg. Sapi dipelihara di kandang ganda tipe
head to head difasilitasi dengan tempat makan dan tempat minum. Pemberian
pakan berupa konsentrat yang dicampur dengan ampas tahu dan probiotik pada
pagi dan sore hari, setelah 2 jam pemberian ransum lalu diberi rumput gajah
diprancis. Karakteristik dari sapi limousin adalah pertambahan badan yang cepat
perharinya sekitar 1,1 kg, tinggi mencapai 1,5 m, bulu tebal yang menutupi
seluruh tubuh warnanya mulai dari kuning sampai merah keemasan, tanduknya
berwarna cerah, bobot lahir tergolong kecil sampai medium (sapi betina dewasa
Sapi dengan berat lahir yang besar dan lahir secara normal akan lebih
betina pada umur pedet memiliki perbedaan pada parameter tinggi badan, panjang
badan, tinggi pinggul, lingkar dada, dan lebar kepala (Juniar, 2022).
dapat dilakukan dengan cara melihat perubahan jumlah gigi seri, mengamati
kondisi/keadaan bulu pada ternak, melihat lingkar tanduk dan recording cara/
Istilah yang biasa dikenal dalam metode ini adalah “poel”. Poel menunjukkan
adanya pergantian gigi ternak, sehingga seberapa banyak tingkat pergantian gigi
yang bisa menjadi dasar untuk menduga umur ternak. Semakin banyak gigi yang
“poel” maka umur ternak juga semakin tua. Gigi ternak mengalami pergantian dan
mengalami kuatnya keterasahan secara kontinyu. Pola pergantian gigi pada ternak
Hal utama yang paling membantu dalam penentuan umur yaitu dengan
ketersediaan catatan atau recording dari ternak itu sendiri. Misalnya tanggal lahir,
dikawinkan, beranak pertama kali dan seterusnya. Waktu kelahiran, catatan ini
penting, untuk mengetahui umur ternak yang dilahirkan secara tepat dan akurat,
selain itu berguna untuk menentukan umur penyapihan dan waktu mengawinkan
beranak agar jarak beranak dapat diperpendek, mengamati jika ada induk berahi
keadaan/kondisi bulu ternak sapi potong. Ternak muda memiliki bulu yang
panjang dan kasar, sedangkan pada ternak tua bulu lebih pendek dan halus. Bulu
yang kasar juga dapat disebabkan oleh keadaan ternak yang sedang sakit ataupun
faktor pakan. Sapi tropis umumnya memiliki bulu yang panjang dan kasar sebagai
penjaga suhu internal hewan, sedangkan sapi tropis umumnya pendek dan halus.
pengamatan terhadap pertumbuhan lingkar cincin pada tanduk, namun cara ini
tidak akurat dibandingkan dengan cara yang lain hal tersebut dikarenakan faktor
Bobot badan merupakan salah satu tujuan akhir dari pemeliharaan sapi
ternak, bobot badan ternak juga ikut naik. Sapi Bali yang digunakan memiliki
umur 2-3 tahun dengan rataan nilai bobot badannya sebesar 258,5 kg. Bobot
badan terendah sebesar 198 kg dan bobot badan tertinggi sebesar 345 kg (Sultan
et al., 2023).
badan umumnya digunakan untuk menentukan nilai jual ternak. Selain itu, bobot
badan juga diperlukan untuk dijadikan acuan perhitungan dosis obat-obatan yang
diberikan. Penentuan bobot badan yang ideal akan memberikan efek terapi yang
tepat pada ternak. Oleh karena itu, penentuan bobot badan yang akurat penting
dilakukan. Penentuan bobot badan ternak dapat diketahui dengan dua cara yaitu
pengukuran beberapa ukuran tubuh seperti lingkar dada, panjang badan, lebar
dada (Desya, 2022). Berat potong ternak diperoleh dengan cara mengukur lingkar
dada dan panjang badan sapi menggunakan meteran dan kemudian data yang
pembeli atau peternak sendiri dengan cara mengamati postur tubuh sapi, namun
secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan alat pita ukuratau rumus.
Pita ukur yang biasa digunakan untuk menduga bobot badan yaitu pita ukur merek
Rondo. Rumus yang sering digunakan untuk menduga bobot badan adalah
adalah rumus Lambourne. Selain itu, prediksi bobot badan juga dapat dilakukan
secara otomatis. Kedua alat untuk menduga bobot badan tersebut masih memiliki
kekurangan yaitu selisih cukup tinggi dan bervariasi untuk jenis sapi diIndonesia
(Irianto, 2023).
4. Manajemen Kandang
berfungsi sebagai tempat berlindung dari panas sinar matahari dan hujan yang
meter dari rumah atau dekat lahan pertanian dan jauh dari pemukiman penduduk.
Lokasi ideal untuk membangun kandang adalah 11 daerah yang letaknya cukup
jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan (Ari, 2022).
Syarat Kandang yang baik yaitu jauh dari pemukiman penduduk, ventilasi
dan suhu udara kandang yang baik, kuat dan tahan lama, tidak berdampak pada
memiliki fungsi yang sangat penting dalam usaha sapi potong yaitu melindungi
ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang buruk, melindungi ternak dari
pencurian dan mencegah ternak terjangkit oleh suatu penyakit (Jaya, 2022).
Tipe kandang konvensional ganda yaitu head to head, dimana sapi saling
berhadapan dan tempat pakan yang menjadi penengahnya. Sistem kandang ini
ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrim (panas, hujan, dan angin),
Kandang Head to head merupakan salah satu tipe kandang yang umum
digunakan dalam pemeliharaan kambing perah. Tipe kandang ini mengacu pada
pakan dan pemeriksaan kesehatan yang lebih efisien. Kandang tipe ini mengacu
pada penempatan ternak yang saling berhadapan. Tipe kandang ini dapat
Ada beberapa tipe model atap pada kandang yaitu tipe monitor,
semimonitor dan gable. Ketiga tipe model atap ini merupakan model atap yang
sering digunakan pada kandang yang memiliki dua sisi ruang atau kandang yang
berhadapan. Sedangkan tipe atap shade merupakan tipe atap yang sering
digunakan pada kandang yang memiliki satu sisi kandang saja atau kandang
5. Manajemen Pakan
sepanjang hidup sapi selalu berada di dalam kandang. Pemberian pakan yang
tidak kontinu dapat menimbulkan stres dan akan berakibat sapi menjadi peka
terhadap berbagai jenis penyakit dan terganggunya pertumbuhan. Bahan pakan
ternak rumiansia meliputi pakan dasar, pakan konsentrat dan pakan aditif. Pakan
dasar terdiri dari rumput, legum dan hijauan. Pakan konsentrat merupakan pakan
lebih dari 20% dan serat kasar kurang dari 18%. Konsentrat biasanya diberikan
Pakan aditif antara lain bioplus, ditujukan untuk 7 meningkatkan kualitas zat
pakan yang dapat digunakan oleh ternak serta meningkatkan efisiensi zat pakan
kurang lebih 2m yang digunakan untuk pakan ternak. Ternak merupakan hewan
yang dipelihara manusia, selain sebagai sumber bahan baku industri, hewan ternak
juga bisa digunakan sebagai sumber bahan pangan. Ternak yang dimaksud disini
adalah ternak hewan sapi. Oleh karena itu, setiap harinya harus disediakan rumput
dipanen dikurangi akar dan sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan
kepada ternak, baik dalam bentuk segar maupun kering. Pemanfaatan jerami
jagung adalah sebagai makanan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing
dan domba. Nilai nutrisi dari hasil samping tanaman jagung sangat bervariasi,
kulit jagung mempunyai nilai kecernaan bahan kering in vitro yang tertinggi
(68%) sedangkan batang jagung merupakan bahan yang paling sulit untuk dicerna
dalam rumen (51%). Nilai kecernaan kulit jagung dan tongkol (60%) ini hampir
sama dengan nilai kecernaan rumput Gajah sehingga kedua bahan ini dapat
transportasi, kualitas nutrisi rendah, musim kemarau dan pakan yang bersifat
Kamba. Salah satu satu alternatif bahan pakan yang dapat digunakan untuk
memiliki kadar air dan serat yang cukup tinggi, sehingga pemanfaatannya belum
optimal dan masa simpannya relatif pendek. Namun, ampas tahu dapat dijadikan
sumber protein. Ampas tahu dapat dijadikan sebagai pakan sumber protein karena
mengandung protein kasar cukup tinggi yaitu 27,55% dan kandungan zat nutrien
lain adalah lemak 4,93%, serat kasar 7,11%, BETN 44,50%, selain itu harga
bahan, biaya produksi, dan proses produksinya terbilang murah (Bouk, 2022).
Dedak padi adalah hasil luaran dari olahan padi menjadi beras, dimana
kualitas dedak padi akan bermacam-macam tergantung dari jenis padi. Dedak padi
merupakan salah satu hasil pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi
beras. Dedak padi juga biasa digunakan dalam penyusunan ransum ternak.
Ransum adalah gabungan pakan ternak yang sudah diramu dan secara umum
terdiri dari beberapa jenis bahan pakan dengan takaran tertentu. Dedak padi dapat
Penggunaan sampah kotoran sapi menjadi biogas atau sumber energi ini
merupakan salah satu teknologi tepat guna untuk mengelola limbah perternakan
mampu mengurangi produksi emisi gas rumah kaca dan sumber bahan bakar
alternatif ketika harga bahan bakar minyak naik akibat meningkatnya harga
minyak dunia. Selain itu, dengan pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi
biogas ini juga tidak mengurangi jumlah pupuk organik yang bersumber dari
kotoran ternak sapi. Hal ini karena pada pembuatan biogas, kotoran ternak sapi
yang sudah diproses akan dikembalikan ke kondisi semula, yang diambil hanya
gas metana (CH4) yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Kotoran ternak
sapi yang sudah diproses pada pembuatan biogas dipindahkan ke tempat lebih
kering, dan bila sudah kering dapat disimpan dalam karung untuk penggunaan
Dalam bidang peternakan limbah merupakan zat sisa atau bahan buangan
dari usaha peternakan yang berupa gas, cair dan padat. Limbah gas yang
dihasilkan oleh usaha peternakan merupakan salah satu penyumbang dari emisi
gas rumah kaca. Gas metan yang diperoleh merupakan salah satu gas yang
terbanyak diproduksi oleh usaha peternakan yang merupakan penyebab emisi gas
rumah kaca. Limbah peternakan yang tidak diperlakukan dengan benar dapat
mempengaruhi keadaan lingkungan disekitarnya. Pada dasarnya limbah yang
dihasilkan masih dapat digunakan kembali dan hal tersebut dapat meningkatkan
nilai kegunaan dari limbah tersebut. Bentuk-bentuk hasil pengolahan limbah yakni
biogas, biourin dan kompos. Dimana hal-hal tersebut dapat meningkatkan dan
menambah nilai guna dari limbah dan dapat digunakan oleh masyarakat (Jannah,
2022).
7. Manajemen Reproduksi
mempertemukan antara sel sperma dan sel telur secara tidak alami yang dilakukan
pada ternak betina (unggas dan ruminansia) dengan bantuan tangan manusia.
Teknik IB merupakan teknik untuk memasukkan semen yang telah dicairkan dan
telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan kedalam saluran alat
peternak untuk meningkatkan kualitas mutu genetik ternak yang lebih cepat
karena menggunakan semen dari pejantan unggul, serta dapat menghemat biaya
pemeliharaan pejantan lain dan penularan penyakit kelamin dari ternak yang
tiga faktor utama yaitu; ternak, semen dan manusia. Faktor manusia seperti
keberhasilan program IB, karena memiliki peran sentral dalam kegiatan pelayanan
tidak dilakukan dengan tepat. Semen harus disemprotkan kedalam saluran alat
kelamin sapi betina ditempat yang benar, serta ketetapan waktu inseminasi
mempunyai arti yang penting begitu juga dengan pengamatan birahi yang perlu
dilakukan secara intensif. Sapi memiliki panjang siklus birahi antara 17-25 hari
(Argus, 2023).
mulai dari umur10-15 bulan sebanyak 5 peternak 5 peternak. bangsa sapi tropis
mengalami dewasa kelamin pada usia 1,5-2 tahun dan mencapai dewasa tubuh 2-
2,5 tahun, maka sapi dapat dikawinkan secara tepat sistem kawin suntikatau
potong adalah deteksi estrus atau pengamatan birahi, waktu perkawinan yang
tepat, serta jarak antara kelahiran dan kawin kembali. Sebagian besar peternak
sudah mengetahui ciri sapi betina birahi tetapi belum memahami waktu terbaik
Feeding dan Manajemen. Dalam manajemen ternak ada salah satu bagian yang
peternak yang belum paham cara penanganan penyakit sehingga ketika muncul
merupakan kondisi dimana tubuh hewan dengan dengan seluruh sel yang
menyusun dan cairan tubuh yang terkandung secara fisiologis berfungsi normal.
terhadap ternak yang sakit. Ini menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi
infeksi dari agen-agen infeksi melalui upaya menjaga biosekuriti dengan menjaga
higienitas dan sanitasi kandang, manajemen pakan yang baik, dan peningkatan
daya tahan tubuh ternak melalui pemberian obat cacing dan multivitamin.
untuk dijalankan di peternakan ada atau tidak adanya penyakit. Secara umum
terdapat dua jenis peternak dalam hal penerapan manajemen kesehatan ternak,
penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh sehat dengan maksud untuk
secara umum adalah mikroorganisme atau parasit baik hidup maupun yang telah
tubuh terhadap penyakit tertentu. Ada beberapa jenis vaksin yaitu vaksin aktif,
inaktif, rekombinan sub unit, dan DNA. Vaksin inaktif berisi antigen mati,
sedangkan yang aktif berisi antigen hidup. Vaksin inaktif biasanya dibuat dari
(Kurniawan, 2019).
shedding virus, baik dari waktu dan jumlah. Kekebalan diperoleh setelah 7 hari
dan bertahan pada tingkat pada 21 hari setelah vaksinasi. Meskipun demikian,
virus masih tetap bereplikasi dalam tubuh unggas yang divaksin yang secara klinis
terlihat sehat. Itu sebabnya, sangat ditekankan bahwa vaksinasi saja tidak akan
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktek lapang ini yaitu dapat dilihat pada tabel
berikut:
5. Sapi 8 129 94
10
.
kan (kg/ekor/hari)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B. Pembahasan
pendugaan umur pada ternak dengan melihat perubahan pada gigi sapi tersebut
telah mengalami pergantian gigi seri dalam menjadi gigi seri permanen dengan itu
sapi dapat diduga umurnya sesuai dengan jumlah gigi yang berganti. Hal ini
sesuiai dengan pendapat Meutiya (2022), gigi ternak mengalami pergantian dan
mengalami kuatnya keterasahan secara kontinyu. Pola pergantian gigi pada ternak
memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk menduga umur
ternak.
Terang pendugaan bobot padan pada ternak dapat dilakukan dengan menggunakan
pita ukur yakni mengukur panjang badan sapi dan tinggi badan sapi lalu
menggunakan pita ukur dan rumus. Ukuran tubuh memiliki hubungan yang positif
terhadap bobot badan sapi, panjang badan dan tinggi badan, juga dapat
Lambourne.
dan konstruksi kandang yang cukup kuat dan dibersihkan setiap harinya serta
sirkulasi kandang yang cukup bagus. Hal ini sesuai dengan pendapat Putra (2021),
secara umum kontruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, bersikulasi udara
baik. Oleh karena itu, sehubungan dengan kontruksi ini yang perlu mendapat
perhatian.
manajemen pakan yaitu diberikan secara Adlibitum dimana ternak diberi pakan
dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar et al. (2021), manajemen
pakan ternak merupakan hal yang menunjang berkembang atau tidaknya suatu
peternakan, Pakan yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri dari
mengumpulkan kotoran dan urin sapi lalu diubah menjadi biogas dan dijadikan
sebagai pupuk kompos. Hal ini sesuai dengan pendapat Jannah (2022),
pengolahan limbah sapi potong hampir dapat ditangani sesuai dengan standar.
ternak menjadi pupuk kompos dan biogas. Sedangkan untuk Urine sapi digunakan
sebagai Biourine.
pemberian obat-obatan pada sapi ketika ada sapi yang sakit. Hal ini sesuai dengan
keselamatan yang berkaitan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses
melakukan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Argus, A., & Suhra, I. (2023). Studi Manajemen Perkawinan Ternak Dengan
Teknik Inseminasi Buatan (IB) Pada Sapi Madura Di UPT Pembibitan dan
Kesehatan Hewan. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 9(1),
118-127.
Hastang, H., Siregar, A. R., Rohani, S., Sirajuddin, S. N., Mustabi, J., Nirwana
dan Astaman, P. (2023). Analysis of Beef Marketing Channels in
Makassar City Slaughterhouses, South Sulawesi Province, Indonesia.
Journal of Advanced Zoology, 44(02), 133–136.
Sarwani, S., Sunardi, N., AM, E. N., Marjohan, M., & Hamsinah, H. (2020).
Penerapan Ilmu Manajemen dalam Pengembangan Agroindustri Biogas
dari Limbah Kotoran Sapi yang Berdampak pada Kesejahtraan Masyarakat
Desa Sindanglaya Kec. Tanjungsiang, Kab. Subang. Jurnal Abdi
Masyarakat Humanis, 1(2).
Marino, F. A., Lomboan, A., Pudjihastuti, E., & Sondakh, E. H. B. (2020). Berat
potong, berat karkas dan persentase karkas ternak sapi potong lokal yang
dipotong di rumah potong hewan Manado. Zootec, 40(1), 191-195.
Desya, U., Hasan, M., Gholib, G., Mutia, N., Hambal, M., Gani, F. A., &
Masyitha, D. (2022). PENYIMPANGAN BOBOT BADAN SAPI ACEH
JANTAN MENGGUNAKAN RUMUS LAMBOURNE TERHADAP
BOBOT BADAN AKTUAL. JURNAL ILMIAH MAHASISWA
VETERINER, 6(2).
Yurike, A. (2022). TA: MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PEJANTAN DI BALAI
BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI MALANG (Doctoral dissertation,
Politeknik Negeri Lampung).
Meutiya, F. S. (2022). TA: SISTEM SELEKSI BAKALAN SAPI POTONG DI PT.
SUPERINDO UTAMA JAYA, BANJAR SARI, METRO UTARA (Doctoral
dissertation, Politeknik Negeri Lampung).
Azhar, M. N., Gandasasmita, K dan Abdullah, L. (2019). Pengembangan Sapi
Potong Berbasis Sumber Daya Lahan dan Kelembagaan di Kabupaten
Gorontalo. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah, 6(2), 1-7.
Mustafidah, N. I., Hari, S dan Husain, L. (2023). Uji Abnormalitas Spermatozoa
Sapi Limousin (Bos Taurus) Berdasarkan Umur Kedewasaan di Balai
Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Malang. Jurnal Ilmiah Sains
Alami. 5(2), 10-17.
Nuraini, D. M., Sunarto, S., Widyas, N., Pramono, A., & Prastowo, S. (2020).
Peningkatan kapasitas tata laksana kesehatan ternak sapi potong di
Pelemrejo, Andong, Boyolali. PRIMA: Journal of Community
Empowering and Services, 4(2), 102-108.
Andoyo, S., Iwung S. S dan Sientje, D. R. (2023). Performans Sapi Bali yang
dipelihara secara Ekstensif oleh Peternak di Distrik Bintuni dan Manimeri
Kabupaten Teluk Bintuni. Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun
Nusantara. Seminar Nasional Pertanian. 1-4.
Ramadhani, R. (2023). TA: PERAWATAN SAPI PEJANTAN DI BALAI INSEMINASI
BUATAN (BIB) LEMBANG, BANDUNG JAWA BARAT (Doctoral dissertation,
Politeknik Negeri Lampung).
Sumiyanti., Lentji, R. N dan Umar, P. (2023). Penampilan reproduksi sapi betina
Peranakan Ongole di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara.
Fakultas Peternakan, University Sam Ratulangi, Manado. Korespondensi.
4(3), 280-290.
Juniar, A.Z. (2022). Hubungan Tinggi Pundak Dan Bcs (Body Condition Score)
Induk Terhadap Berat Lahir Pedet Sapi Bali Pada Pembibitan Sapi Potong
Model Breeding Partisipatif Di Kabupaten Barru. Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin Makassar.
Hartatik, T. (2019). Analisis Genetik Ternak Lokal. Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
Sultan, M. Z dan Fitriana, S. (2023). Identifikasi Karakteristik Sapi Bali Sebagai
Hewan Kurban Di Desa Galung, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Jurnal Gallus-Gallus.1(3), 10-16.
Denia, I. D., Caribu, H. P dan Imbang, H. (2023). Pengaruh penambahan Level
Probiotik yang berbeda terhadap Pbbh, Konversi dan Efisiensi Pakan Pada
Sapi Limousin. Journal Of Animal Sciens and Technolog. 5(1), 1-7.