PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah ajang bagi mahasiswa/i untuk
menerapkan teori-teori yang diterima saat proses pembelajaran di bangku kuliah kedalam
dunia kerja yang sebenarnya. Universitas adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bermasyarakat, khususnya pada disiplin ilmu
yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan. Dalam dunia pendidikan hubungan
antara teori dan praktek merupakan hal penting untuk membandingkan serta
membuktikan sesuatu yang telah dipelajari dalam teori dengan keadaan sebenarnya
dilapangan. Untuk itu, Universitas Samawa mewajibkan setiap mahasiswanya
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di instansi pemerintah atau perusahaan swasta
sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan (S1)
peternakan di Universitas Samawa.
Melalui Praktek Kerja lapangan ini mahasiswa akan dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh di bangku perkuliahan kedalam lingkungan kerja yang sebenarnya
serta mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berfikir, menambah ide-ide
yang berguna dan dapat menambah pengetahuan mahasiswa terhadap apa yang
ditugaskan kepadanya. Sebagaimana diketahui bahwa teori merupakan suatu ilmu
pengetahuan dasar bagi perwujudan Praktik Kerja Lapangan. Mengingat sulitnya untuk
menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi
berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan
mutu pendidikan dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar dihasilkan lulusan
yang baik dan handal.
Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan
adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan
keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002). Subsektor peternakan
memegang peranan penting sebagai salah satu sumber pertumbuhan, khususnya bagi
sektor pertanian dan umumnya bagi perekonomian Indonesia. Subsektor peternakan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan sektor pertanian diutamakan
untuk memenuhi pangan dan gizi melalui usaha pembinaan daerah-daerah produksi yang
telah ada serta pembangunan daerah-daerah baru. Subsektor peternakan terbagi menjadi
ternak besar dan ternak kecil, yang termasuk kedalam kelompok ternak besar yaitu sapi
(perah/potong), kerbau, dan kuda, sedangkan ternak kecil terdiri dari kambing, domba,
kelinci, dan babi serta ternak unggas (ayam, itik, dan burung puyuh).
Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging
sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengandangkan
secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi daging dengan mutu yang lebih baik dan berat yang lebih sebelum ternak
dipotong. Menurut Abidin (2006) Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara
untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan
kualitas daging cukup baik.
Usaha sapi di lombok tengah sebagian besar masih merupakan usaha peternakan
rakyat yang dipelihara secara tradisional dengan skala usaha yang sangat kecil hanya 1
atau 2 ekor saja. Pada umumnya merupakan pekerjaan sambilan dan ternaknya berfungsi
sebagai tabungan, yang sewaktu- waktu dapat dijual sebagai sumber keuangan. Para
peternak kebanyakan adalah petani, baik petani tanaman pangan maupun petani tanaman
hortikultura. Sehingga limbah pertanian mereka dapat dimanfaatkan sebagai hijauan
pakan ternak.
Secara administrasi MBB Farm terletak di Dusun Tompek, Desa Kelebuh, Kecamatan
Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah. Yang mulai diresmikan atau legal pada tahun
2017 silam. Tahun 2022 MBB Farm telah berhasil menjadi pemasok sapi bali ke daerah
Dompu dan telah berhasil mengirim sapi bali sebanyak kisaran kurang lebih 100 ekor sejak
2017. Kini jumlah sapi tersisa sebanyak 70 ekor dan sedang dikembangbiakan untuk
keperluan sapi potong,
a. Sapi Potong
Jumlah populasi sapi dunia meningkatnya lebih hebat dari pada pertambahan
jumlah penduduk sekarang. Jumlahnya stabil dari 1000 juta dan tampak peningkatan
populasi kurang lebih memiliki angka yang sama. Untuk didaerah seperti yang mereka
miliki dunia selama akhir dasawarsa (Williamson, 1993). Sapi potong sebagai salah satu
sub sektor pertanian yang perlu dikembangkan, terutama usaha peternakan sapi potong
yang bersifat usaha keluarga. Bantuan pemerintah dalam mendukung perkembangan
ternak sapi potong antara lain adalah bantuan dan fasilitas seperti kredit penggemukan
sapi potong, pembibitan sapi potong, penerapan sistem kontrol lewat pengembangan sapi
potong bantuan presiden (BANPRES), crash program sapi potong import, proyek
transmigrasi ternak, RCP (Rural Credit Project) atau proyek kredit pedesaan (Murtidjo,
1990).
Menurut Susilorini (2008) sapi Peranakan Bali mempunyai sifat jinak, tenang,
dan mudah dikendalikan. Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar,
1999), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang
lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna
bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut ke bawah serta ujung ekor
ber warna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai 5 berat badan 1150 kg sedang
betina dewasanya 800 kg.
Sapi Bali (Bos sondaicus) adalah salah satu bangsa sapi asli dan murni Indonesia,
yang merupakan keturunan asli banteng (Bibos banteng) dan telah mengalami proses
domestikasi yang terjadi sebelum 3.500 SM, sapi Bali asli mempunyai bentuk dan
karakteristik sama dengan banteng. Sapi Bali dikenal juga dengan nama Bibos javanicus,
meskipun sapi Bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bostaurusatau Bos indicus.
Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke
dalam subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos (Bamualim dan Wirdahayati,
2003).
Sapi Bali merupakan sapi lokal yang sangat berpotensi dikembangkan di
Indonesia, sapi Bali telah beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di wilayah
Indonesia (Bamualim dan Wirdahayati, 2003) dan ditambahkan oleh (Rizal,2009) Sapi
Bali salah satu plasma nutfah asli Indonesia yang memiliki produktivitas 7 cukup baik,
sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu peternakan komersial.
5.1 Kesimpulan
Selama melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang di Peternakan Muda Bhakti
Barokah (MBB Farm) di Desa Lelong Kec. Praya Tengah. Kabupaten Loteng dapat
disimpulkan bahwa manajemen penggemukan Sapi Bali sudah baik, baik dari segi
tekhnik penggemukan, pemberian pakan dan pengelolaan kandang.
5.2 Saran
Saran yang diberikan penulis kepada peternakan Muda Bhakti Barokah (MBB Farm)
yaitu ada baiknya segi pemeliharaan ditingkatkan seperti pemberian pakan karna
sangat minimnya pakan hijauan yang diberikan kepada ternak sapi bali tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah , M.A. (2017). Manajemen Kesehatan Ternak Sapi Potong. Jurnal Resolusi Konflik,
CSR dan Pemberdayaan, 2, (2), 17-22
Abidin,z..2006. pengemukan sapi potong: Agromedia Pustaka.
Ismirandi, A. (2018). Laju Pertumbuhan Dan Ukuran Tubuh Sapi Bali Lepas Sapih Yang
Diberi Pakan Konsentrat Pada Kategori Bobot Badan Yang Berbeda. Universitas
Islam Negeri Alauddin. Makassar.
Murdjo,B.A.1990. beternak sapi potong kanisius,jkarta.
Purnawaan y.dan cahyo.S.2010 pembesaran spi potong secara intensif.penebar suadaya
jakarta.
Rusman, R.F.Y., Hamdana, A., Sanusi, A. (2020). Strategi Pengembangan Usaha Ternak
Sapi Potong di Kecamatan Lau Kabupaten Maros. Jurnal Bisnis, Manajemen dan
Informatika Vol.17 (2).
Santoso, U. (2005). Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sarwono, B. dan Arianto, H. B. (2007). Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Sugeng, Y. B. (2005). Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sopiah dan Sangadi et mamang.2016 salesmanship (kepenjalan).jakarta: pt bumi aksara
Susilorini,E.T.2008. budi daya 22 ternak potensial.penebar suadaya,jakarta.
Syafrial, Susilawati, E. dan Bustami. (2007). Manajemen Pengelolaan Penggemukan Sapi
Potong. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Williamson,G. Dan W.J.A. payne.1993 pengantar peternakan daerah tropis Terjemahan oleh
S.G.N.Dwija,D.Gajah madah univvercity press. Yogyakarta
Yuliyati, Y.B., dkk. (2018). Pembuatan Silase dari Rumput Gajah Untuk Pakan Ternak di
Desa Pasawahan Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut. Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat. Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Padjadjaran, 2, (7)
Lampiran 1. Pemberian Pakan
Lampiran 2. Pembersihan Kandang
Lampiran 3. Cover Logbook