Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL RENCANA USAHA

JUDUL RENCANA USAHA

Diusulkan oleh:

NAMA : Alfriyansyah
NIM : L1A120106
MATA KULIAH/KELAS : KEWIRAUSAHAAN/C
FAKULTAS : PETERNAKAN
JURUSAN/PS : PETERNAKAN
DOSEN : Musram Abadi, S.Pt., M.Si.

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PROPOSAL RENCANA USAHA

1. Bidang usaha : (centang pada kolom yang sesuai)

 Kuliner Berbahan Baku Ternak


 Ayam Kampus Super/Broiler/Petelur
 Sapi Potong
 Kambing
 Teknologi Hasil Ternak
 Pemasaran

2. Judul Rencana Bisnis : Usaha Sapi Potong Desa Sambahule


3. Alamat Usaha  : Desa Sambahule Kecamatan Baito Kabupaten
Konawe Selatan
4. Pelaksana
Nama : Alfriyansyah
NIM : L1A120106
Jurusan/Fakultas : Peternakan/Peternakan
Alamat/No. Telpon/Hp : 0822-9262-5439

5. Modal Kerja : Rp. 0,-


6. Jangka waktu pelaksanaan : -

Kendari, 04 Oktober 2021


Mahasiswa

Alfriyansyah
NIM : L1A120106
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat
dan karunia-Nya Perencanaan Usaha Sapi Potong untuk memenuhi pengembangan
budidaya sapi potong Desa Sambahule dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Musram Abadi, S.Pt., M.Si. selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Kewirausahaan.
Namun dengan ini penulis ingin menyampaikan bahwa pada saat ini sedang
terkendali dengan permodalan, sehingga penerapan teknologi budidaya tidak
dilaksanakan yang berakibat target produksi dan produktivitas tidak tercapai dan
mengakibatkan usaha tersebut belum mencapai titik optimal dan kurang efisien.
Selain itu untuk mendukung program penyerapan tenaga kerja, penulis memohon
bantuan berupa bantuan dana untuk Perencanaan Usaha Sapi Potong Desa Sambahule
sebanyak Rp. 178.000.000,-.
Besar harapan penulis permohonan ini daqpat dikabulkan. Atas perhatian dan
bantuannya penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB I Pendahuluan 1
BAB II Target Luaran 2
BAB III Metode Pelaksanaan 3
1.1. Bahan Baku 3
1.2. Proses Produksi 4
1.3. Manajemen 5
1.4. Pasar dan Pemasaran 6
1.5. Fasilitas 6
1.6. Finansial 7
1.6.1 Biaya Investasi 7
1.6.2 Biaya Tetap 7
1.6.3 Biaya Tidak Tetap/Variabel 7
1.6.4. Proyeksi Penerimaan
1.6.5. Proyeksi Pendapatan
BAB IV. Penutup 9
Daftar Pustaka… ..10

Distor pada tanggal 4 Oktober 2021…..filenya dikirim lewat ketua tingkat,,,,dalam


bentuk Word….lalu ketua tingkat mengirim lewat email musram.abadi79@uho.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN

Program swasembada daging nasional pada dasarnya adalah kegiatan


peningkatan populasi ternak dalam negeri, khususnya ternak sapi, sehingga
pada akhirnya dapat memenuhi konsumsi daging secara nasional.
Keberhasilan program tersebut akan berimplikasi pada menurunya
presentase impor sapi (baik sapi hidup atau daging beku), sehingga dimasa
mendatang secara perlahan akan mencapai tahap swasembada. Saat ini
Indonesia masih tergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan akan
daging sapi. Ketergantungan impor daging dan sapi potong, antara lain
disebabkan oleh ketidakmampuan memenuhi kebutuhan permintaan daging
dari pemotongan sapi lokal yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan
daging. Pemenuhan permintaan daging sapi bila hanya dipenuhi melalui
pemotongan sapi lokal, maka dapat berakibat terjadi pengurasan populasi
sapi lokal, karena terjadi pemotongan terhadap sapi muda yang ukurannya
masih kecil dan terhadap sapi betina produktif. Oleh karena itu diperlukan
program usaha pembibitan sapi secara nasional sebagai sumber bakalan
untuk penggemukan sapi.
Kondisi pembibitan sapi potong saat ini sangat beragam dan sebagian besar
(95%) dikelola dan dikembangkan pada peternakan rakyat dengan pola
produksi induk-anak dalam skala usaha kecil dan biasanya terintegrasi
dengan usaha pertanian lainya. Investor hampir tidak ada yang tertarik untuk
mengembangkan usaha cow-calf operation, karena diperlukan modal usaha
yang besar, sedangkan bunga kredit tinggi, rantai pemasaran rumit, sarana
transportasi dan pemilikan lahan terbatas. Oleh karena peran peternakan
rakyat dalam penyediaan bibit sapi potong sangat dominan dalam sistem
agribisnis peternakan, maka diperlukan inovasi manajemen berbasis
Kelompok Taruna Tani. Manajemen pembibitan sapi potong berbasis
kelompok-tani ternak, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi
dan nilai ekonomi usaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan anggota.
Upaya ini diarahkan untuk terbentuknya kelompok–
kelompok peternak, kerjasama antar kelompok sehingga terbentuk kelompok
yang produktif yang terintegrasi dalam satu koperasi dibidang peternakan.
Pengembagan kelompok pembibitan sapi potong yang berwawasan
agribisnis, merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah sebagai
regulator, lembaga ekonomi, perguruan tinggi dan kelompok ternak itu sendiri
sebagai objek sekaligus subjek pengembangan.
BAB II
TARGET LUARAN

Beberapa target yang dicapai setelah pelaksanaan usaha beternak sapi ini
antara lain 1) Terbentuknya kelompok usaha beternak sapi, 2) Kelompok yang telah terbentuk
harus fokus melakukan usaha beternak sapi, 3) Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan
membangun usaha beternak sapi, 4) Mengurangi penggangguran dengan menciptakan usaha
beternak sapi guna meningkatkan pendapatan anggota kelompok dan keluarganya. Adapun
luaran yang diharapkan dari kegiatan program ini adalah tersedianya daging sapi lokal.
Setelah terbentuknya kelompok usaha beternak, maka kelompok usaha dapat
mengembangbiakan ternak sapi sesuai dengan cara dan metode yang telah diajarkan, mencari
peluang pasar guna memasarkan hasil ternaknya kepada masyarakat luas.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Instruktur/nara sumber yang digunakan pada kegiatan ini merupakan instruktur/nara sumber
yang ahli dibidangnya. Materi yang diberikan pada kelompok peternak sapi adalah:
1) Membangun dan membentuk jiwa kewirausahaan kelompok beternak sapi,
2) Membangun dinamika kelompok,
3) Cara-cara perawatan dan pengobatan sapi yang baik dan benar,
4) Teknik membaca peluang pasar yang baik.
Peserta pada kegiatan usaha beternak sapi adalah 10 (sepuluh) orang warga masyarakat Desa
Sambahule. Metode pelaksanaan kegiatan usaha beternak sapi adalah dengan menggunakan
metode pemberian materi dengan ceramah dan diskusi kelompok.

1.1 Bahan Baku


A. Kandang
Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor,
sehingga luas bangunan 1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara
permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa
genting.
B. Bakalan Sapi
Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau
Limousin. Dengan menggunakan kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target
pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa mencapai 1,2-1,6 kg. Sapi yang akan
digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata bobot badan antara
200-300 kg/ekor.

C. Pakan

Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan
60 : 40. Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan segar yang
diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat 5 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput
Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun HMT, atau hijauan yang dibeli dengan
kisaran harga Rp.250,-/kg. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan
konsentrat yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu, dedak dan ampas bir.
D. Tenaga Kerja

Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 2 orang, masing-masing menangani
10 ekor sapi. Tugas dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan
penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan, membersihkan kandang, dan
pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang diberikan sebesar Rp. 2000
perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.600.000 perbulan untuk setiap
pekerja.

1.2 Proses Produksi

Usaha penggemukan sapi ini berskala 10 ekor sapi dengan bobot awal antara 300
kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan
dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target
pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga pada
akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 390-400 kg/ekor.
Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk
mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.

1.3 Manajemen

Bibit sapi potong yang akan digunakan sebagai ternak bakalan sangat menentukan
keberhasilan pengelolaan usaha penggemukan sapi potong. Petani ternak sapi potong
idealnya juga harus tahu betul dengan pengetahuan pembibitan sapi potong dengan
model penggemukan. Pemilihan sapi potong bakalan harus mengacu pada pedoman
berikut :

a. Memilih sapi bakalan yang berasal dari keturunan yang memiliki bobot badan
dewasa tinggi. Hal ini akan terkait dengan perkembangan pertumbuhan sapi.

b. Memilih sapi jantan yang tidak gemuk atau kurus tetapi sehat. Ternak sehat
terindikasi dari sorot mata yang tajam, tidak sayu, kulit dan bulunya bersih.

c. Sebaiknya sapi bakalan dipilih dari lokasi tempat sapi digemukkan agar
memudahkan perawatan karena sapi tidak perlu lagi beradaptasi dengan lingkungan
yang baru.

d. Memilih sapi jantan berumur 2 – 2, 5 tahun yang dapat dilihat dari kondisi gigi seri
di rahang bawah yaitu sapi umur 1,5 – 2 tahun memiliki gigi tetap 1 pasang dan pada
sapi umur 2 – 3 tahun gigi tetapnya 2 pasang.
e. Dianjurkan memilih sapi dengan bentuk tubuh proporsional, panjang badan dan
tinggi pundak yang optimal.

1.4 Pasar dan Pemasaran

A. Target Pasar

Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar
yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung,
Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih
belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana
usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar
lokal Sumedang.

B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas.
Pasar lokal dapat diartikan pasar tingkat Kecamatan dan kabupaten apabila kita lihat
di pasar-pasar tersebut tidak sedikit para pedagang yang menjual daging sapi, terlebih
lagi apabila pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri terjadi berbagai jamur di
musim penghujan, banyak pedagang-pedagang baru untuk mencari keuntungan
menjual daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di samping itu pula
pada hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat ekonomi masyarakat yang
dimilikitidak sedikit pula orang yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi.
Keadaan tersebut di atas merupakan indicator bahwa kebutuhan daging sapi untuk
dikonsumsi semakin meningkat.

Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan
kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki
kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut
misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan
baku usahanya.

1.5 Fasilitas

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya
adalah : gudang pakan beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta
instalasi air.
1.6 Finansial

1.6.1 Biaya Investasi


Biaya Investasi Awal adalah Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk
kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong berdasarkan rancangan kebutuhan 10
ekor sapi.

1.6.2 Biaya Tetap


Biaya Tetap Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/ekor) = Rp.
60.000.000,-

1.6.3 Biaya Tidak Tetap/Variabel


Total biaya variabel adalah sebesar Rp. 93.444.000. Penerimaan yang
diperoleh kelompok ternak sapi potong sebesar Rp. 75.000.000 dengan jumlah
pemeliharaan ternak sapi 10 ekor. Harga jual dari ternak sapi sebesar Rp.
7.5000.000/ekor adalah rata-rata harga yang dijual. Keuntungan kelompok yang
diperoleh untuk jumlah ternak sapi sebanyak 10 ekor memperoleh keuntungan sesuai
hasil penelitian sebesar Rp. 285.000.000,-.

1.6.4 Proyeksi Penerimaan


Keuntungan = Pendapatan – Biaya Produksi = Rp. 285.000.000,- - Rp.
178.000.000,- = Rp. 107.000.000,-.

1.6.5 Proyeksi Pendapatan


Penjualan sapi hasil penggemukan (@ Rp. 18.000.000) = 10 x Rp.
18.000.000,-= Rp.180.000.000,-. Penjualan pupuk kandang (@ Rp. 3000) = 5000 x
Rp. 3.000,- = Rp. 15.000.000,-. Pendapatan = Rp. 180.000.000,- + Rp. 107.000.000,-
= Rp. 287.000.000,-.
BAB IV

PENUTUP

Demikianlah proposal kegiatan usaha ini kami buat dan ajukan


demiterealisasinya bantuan langsung kepada usaha pembudidayaan ternak Sapi
Potong Desa Sambahule Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan. Semoga
proposal ini dapat menjadi pertimbangan bagi semua pihak yang terkait. Atas
partisipasi semua pihak baik moril maupun materil, kami segenap pengurus kelompok
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas Siregar Djarijah. (1996), Usaha Ternak Sapi, Kanisius, Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta Undang


Santosa. (1995), Tata

Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi, Penebar Swadaya, Jakarta.

Kohl, RL. and J.N. Uhl. (1986), Marketing of Agricultural Products, 5 th ed,
Macmillan

Publishing Co, New York.

Lokakarya Nasional Manajemen Industri Peternakan. (1994),Program


Magister Manajemen

UGM, Yogyakarta.

Teuku Nusyirwan Jacoeb dan Sayid Munandar. (1991_, Petunjuk Teknis


Pemeliharaan Sapi

Potong, Direktorat Bina Produksi Peternaka

Yusni Bandini. (1997), Sapi Bali, Penebar Swadaya, Jakarta.

Sumber Internet:

http://103.31.233.239/content/read/manajemen-agribisnis-sapi-potong/

http://ardhana12.wordpress.com/

http://ddevapriyani.blogspot.com/2014/12/contoh-proposal-usaha-penggemukan-
sapi.html?m=1

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.academia.edu/7146926/PROPOSAL_USAHA_SAPI
&ved=2ahUKEwio89r4j7DzAhWYWisKHcWZDWQQFnoECCoQAQ&usg=AOvVaw1xiAHjHQfoof
_Eqa6nTwY6&cshid=1633328860769

Anda mungkin juga menyukai