Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

‘’EDUKASI KESEHATAN DAN KEBUTUHAN KLIEN’’

OLEH:
AKZABIL NURRAHMAN
P202001106

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 09 juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……….……………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar belakang……………………………………………………. 1

B. Rumusan masalah………………………………………………… 2

C. Manfaat……………………………………………………………. 3

BAB 11 PEMBAHASAAN……………………………………………….. 3

A. Pengertian pendidikan kesehatan……………………………….. 3

B. Prinsip-prinsip pendidikan kesehatan…………………………… 5

C. Ruang lingkup pendidikan kesehatan…………………………… 6

D. Pengertian perilaku kesehatan…………………………………… 7

E. Konsep kebutuhan dasar manusia………………………………. 9

F. Hal-hal yang mendasari pemahaman kebutuhan dasar manusia… 13

G. Ciri kebutuhan dasar manusia………………………………….. 14

BAB 111 PENUTUP……………………………………………………… 15

A. KESIMPULAN…………………………………………………… 15

B. SARAM…………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani

yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius

disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun

tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi

diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah

berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.

Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni :

mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm melalui

“Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat” untuk :

a. Perbaikan sanitasi lingkungan

b. Pemberantasan penyakit-penyakit manular

c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan

d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnose

dini dan pengobatan

e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi

a. kebutuhan yang layak dalam memelihara kesehatan.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah ilmu dan

seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat melalui

usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.


Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu

meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu

kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu

kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu adanya pendidikan kesehatan agar

kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan dilaksanakan oleh masyarakat.

   Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul makalah “Pendidikan

Kesehatan.”

B. Rumusan Masalah

      Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah :

1) pengertian pendidikan kesehatan?

2) prinsip-prinsip pendidikan kesehatan?

3) ruang lingkup pendidikan kesehatan?

4) pengertian KDM?.

5) apa-apa saja kebutuhan dasar manusia?

C. Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui apa yang dimaksud degan pendidikan kesehatan.

2. untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan.

3. depat mengetahui ruang lingkup pendidikan kesehatan.

4. dapat mengetahui KDM.dan jenis-jenis kebutuhan dasar manusia.

5. untuk mengetahui hal-hal mendasari pemahaman KDM dan ciri KDM.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan

kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk

individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan

perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan

kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan

secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan

perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka

mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna

memelihara kesehatan.

Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan

kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku

perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program

pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.


Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S,

memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain

itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial

masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya,

dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).

Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk

memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau

masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional,

pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau

meningkatkan pengetahuan, sikap, an praktik masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003)

B. Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program

kesehatan yang lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan

yang ada. karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan

pendidikan kesehatan.

Pendidikan merupakan ‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya

pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu

yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja

belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil

jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada

peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,

antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan

kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :

a. Pendidikan kesehatan individual

b. Pendidikan kesehatan kelompok

c. Pendidikan kesehatan masyarakat

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di

berbagai tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat

pelayanan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :

a. Promosi kesehatan (health promotion)

b. Perlindungan khusus (specific protection)

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)

d. Pembatasan cacat (disability limitation)

e. Rehabilitasi (rehabilitation)

D. Pengertian Perilaku Kesehatan


Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, 

makanan,serta lingkungan. Bentuk  dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan

aktif. Perilaku   pasif merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh Diri

sendiri sedangkan  perilaku aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki

beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi

menjadi dua, yaitu   perilaku sehat dan perilaku sakit.

Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan

meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku

dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan  penyebab penyakit atau

masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini

antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga  secara teratur, dan

menggosok gigi sebelum tidur.

Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang

yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan

atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian 

pelayanan kesehatan (health   seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-

tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh

kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.

Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat

yang berhubungan   dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:


a. Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang

sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit

b. Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang

individuyang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan

kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk memperoleh

keuntungan.

c. Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh

individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.

Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan 

paradigma sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa

rumah  sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar

masuk ke  rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan

kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat Menitikberatkan

pada aspek   promotif dan preventif, berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu

lebih baik dan  lebih murah dibandingkan pengobatan

E. Konsep Kebutuhan Dasar Pada Manusia

Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis.


Hal ini tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Dalam

hal ini Abraham Maslow mengemukakan Teori Hierarki Kebutuhan yang

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan

fisiologis; kebutuhan rasa aman dan perlindungan; kebutuhan rasa cinta, memiliki

dan dimiliki; kebutuhan harga diri; serta kebutuhan aktualisasi diri (Potter dan Perry

1997).

 Kebutuhan fisiologis menurut Abraham Maslow adalah kebutuhan sangat

mendasar, paling kuat dan paling jelas dari antara sekian kebutuhan untuk

mempertahankan hidupnya secara fisik. Yaitu kebutuhan untuk makan,

minum, tempat tinggal, seksual, tidur dan oksigen. Manusia akan menekan

kebutuhannya sedemikian rupa agar kebutuhan fisiologis (dasar) nya

tercukupi.  

 Kebutuhan akan rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-orang yang

sehat dan normal. Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan

keteraturan dan setabilitas yang sangat berlebihan dan menghindari hal-hal

yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya. Berbeda dengan orang

yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang

berlebih.

Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan,infeksi, alergi,

terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum, bebas dari

penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,  bebas dari teror, dan

lain sebagainya.
 Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain

memberi serta menerima kasih sayang, kehangatan, dan persahabatan;

mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok sosial; dan lain-lain.

 Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain, terkait

dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta meraih prestasi , rasa

percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan

pengakuan dari orang lain.

 Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dala hierarki

Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan

serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Manusia Pemenuhan

kebutuhan dasar pada manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut:

  
1. Penyakit.

Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan

pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena


beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan yang lebih

besar dari biasanya.

 
2. Hubungan keluarga.

Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan  pemenuhan

kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup,

tidak ada rasa curiga, dan lain-lain

3. Konsep diri.

Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan

dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan wholeness

bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan  positif

terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah  berubah,

mudah mengenali kebutuhan, dan mengembangkan cara hidup yang sehat

sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.

4. Tahap perkembangan

 Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan.  

 Berbagai fungsi organ tubuh megalami proses kematangan dengan

aktivitas yang berbeda pada setiap tahap perkembangan.

 Setiap tahap tersebut memiliki pemenuhan kebutuhan yang berbeda, baik


F. Hal-Hal Yang Mendasari Pemahaman Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam

motivasinya memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan, kasih sayang,harga

diri dan aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan

integral sebagai akibat dari perubahan dari setiap komponen sistem.Tekanan tersebut
dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai

terpenuhinya tingkat kepuasan klien.

Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia

bisa mempertahankan hidupnya. Peran perawat yang utama adalah memenuhi

kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta

kliennya, meskipun dalam kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan

membawa dampak terhadap perubahan sistem dalam individu (biologis, intelektual,

emosional, social, spiritual, ekonomi, lingkungan, patologi dan psikopatologi).

Hal ini menggambarkan suatu bagian di mana penerapan proses keperawatan

selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai suatu bagian

integral dari keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut

menjadi tanggungjawab dari setiap orang.Misalnya tanggung jawab orangtua

terhadap anaknya, demikian juga tanggung jawab perawat untuk membantu

memenuhi kebutuhan dasar klien. Peran tersebut dapat dilaksanakan secara optimal

melalui pendekatan proses keperawatan. 

G.   Penerapan Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Praktek Kemanusian

Pengetahuan tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam

berbagai hal.

Pertama, membantu perawat memahami dirinya sendiri mereka dapat

mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien.


Kedua, dengan memahami kebutuhan manusia perawat dapat memahami

perilaku orang lain dengan lebih baik.

Ketiga, pengetahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka

kerja untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan pada tingkat individu dan

keluarga.

Keempat, perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan

manusia untuk mengurangi stres.

Kelima, perawat dapat mengunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk

membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang.

       Teori Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia dapat memberikan dasar

untuk pemberian perawatan pada klien dari semua umur dan dalam berbagai

lingkungan pelayanan kesehatan. Namun pada saat perawat menerapkan teori ini

dalam praktek harus berfokus pada kebutuhan individu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut :


1. Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor

perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan

nilia-nilai kesehatan.

2. konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu

msdyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak

mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan

lain sebagainya.

3. Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku menjadi 3

domain yaitu :

a. Pengetahuan

b. Sikap atau tanggapan

c. Praktek

4. Bentuk perilaku kesehatan :

a. Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan

b. Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi

                

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu

perlu untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan

kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam


kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang

membahayakan diri sendiri.

Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun

pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari

serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.

    

 DAFTAR PUSTAKA

http://siskaningtyasp.blogspot.co.id/2014/04/makalah-tentang-pendidikan-kesehatan.html

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/perilaku-masyarakat-terhadap-kesehatan/

http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/domain-perilaku/
http://ciciimutblog.blogspot.com/2011/11/pendidikan-dan-perilaku/

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-

2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Anda mungkin juga menyukai