OLEH :
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
kelompok yang berjudul “ Perencanaan Manajemen Pembibitan
Ternak Sapi Bali “ ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Ir. La Ode
Nafiu, M.Si., IPU. selaku dosen manajemen pembibitan ternak yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR
ISI ................................................................................................3
BAB
I.............................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................
......4
1.1. Latar
belakang ................................................................................. 4
1.2. Rumusan
Masalah..............................................................................4
1.3.
Tujuan............................................................................................... 4
BAB
II.......................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................
... 5
2.1. Tinjauan Hubungan antara jenis kelamin dan pertumbuhan
ternak.....................................................................................................
.......5
2.2. Tinjauan Hubungan antara jenis bangsa ternak terhadap
pertumbuhan
ternak.....................................................................................................
........5
BAB
III..........................................................................................................1
0
PENUTUP ..............................................................................................
.... 10
3.1.
Keimpulan ..........................................................................................1
0
3.2.
Saran .................................................................................................1
0
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan.
Untuk mengetahui tentang bagaimana tata cara penanganan ternak sapi potong.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Bos Sondaicus (Bos Banteng), golongan ini merupakan sumber asli sapi-sapi Indonesia.
b. Bos Indicus, adalah Zebu (sapi berpunuk) inilah yang sekarang berkembang di India
sebagian di Indonesia. Contohnya Sapi Ongole american Brahman.
c. Bos Taurus, adalah jenis sapi yang menjadi sapi potong dan perah di Eropa. Golongan
sapi ini kini telah tersebar diseluruh dunia, termasuk Indonesia.
Tiga kelompok nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena
adanya campur tangan manusia berhasil mengalami perkembangan hasil perkawinan
atau persilangan yang menurunkan bangsa-bangsa sapi modern baik tipe potong-perah,
tipe potong-kerja, tipe perah, maupun tipe potong-murni.
Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang
sama. Bangsa sapi potong yang ada di Indonesia antara lain bangsa sapi Bali, Madura,
Jawa, Peranakan Ongole, Pesisir, Hissar, dan Sapi hasil persilangan (Brahman Cross,
Brahman Angus, Simmental Peranakan Ongole, dan Limousin Peranakan Ongole).
Adapun bangsa sapi mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Fillum : Chordata
Subfillum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bos
Spesies : Bos Sondaicus (Bos Banteng), Bos Indicus (Sapi Zebu), Bos Taurus (Sapi Eropa).
2.3. Persiapan.
- Penentuan Lokasi.
Lokasi peternakan sapi Bali dalam suatu areal khusus atau sentra yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yang berdasarkan pada perencanaan tata letak dan wilayah.
Lokasi wilayah atau areal peternakan ada baiknya harus jauh dari pemukiman penduduk,
minimal jarak antara peternakan dan pemukiman penduduk minimal 500 meter bagi
peternak usaha micro dan untuk usaha menengah ke atas minimal peternakan yang
dibangun diatas areal khusus yang memiliki akses jalan, lahan yang luas, sumber air
bersih, listrik dan lain lain.
- Penyediaan sarana.
a. Kandang
Dalam memulai usaha pembibitan sapi Bali, diperlukan persiapan mulai dari
kandang. Perkandangan adalah salah satu faktor yang penting dalam
pemeliharaan (segitiga produksi) ternak sapi karena kandang sangat berperan
dalam usaha peningkatan produksi. Letak dan bentuk kandang harus sesuai
dengan sifat biologis temak yang dipelihara dan iklim setempat. Pembuatan
kandang perlu mendapatkan perhatian yang serius dengan
mempertimbangkan unsur-unsur efesiensi kerja dan perhitungan ekonomis
serta masalah yang menyangkut lingkungan. Kandang harus dirancang untuk
memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, mudah serta
nyaman untuk di kontrol oleh peternak, dapat meningkatkan efisiensi
pemeliharaan dan tidak menimbulkan polusi. Kandang yang baik yaitu jauh
dari pemukiman, ventilasi dan saluran udara yang baik, efisiensi dalam
pengelolaan, kuat dan tahan lama, tidak berdampak pada lingkungan, dan
memudahkan proses produksi seperti pemberian pakan dan sanitasi kandang.
Kandang biasanya dibuat dengan menggunakan kayu untuk tiang dan tempat
pakan (bagi peternak tradisional). Sedangkan bagi peternak skala besar
biasanya kandang di buat dari bahan besi untuk tiang serta pembatasan
ternak sedangkan untuk tempat pakan dan minum dibuat dengan
menggunakan semen.
b. Pakan.
Pakan yang diberikan pada ternak sapi biasanya berupa pakan hijauan dan
konsentrat. Pakan hijauan berasal dari rumput rumputan dan leguminosa
adapun rumput yang sering diberikan kepada ternak sapi adalah rumput
gajah, rumput teki, rumput odot, rumput lapang. Adapun pakan diberikan
sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, pakan hijauan yang diberikan bisa
berasal dari kebun rumput maupun rumput yang diarit. Akan tetapi
pemberian pakan hijauan bisanya tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ternak maka dari itu ada baiknya jika selain pemberian pakan hijauan,
ternak sapi juga diberikan pakan konsentrat guna memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
c. Bibit.
BAB III
PENUTUP