Anda di halaman 1dari 9

Makalah Manajemen Pembibitan Ternak

“Perencanaan Manajemen Pembibitan Ternak Sapi Bali”

OLEH :

NAMA : MUH NUR IKHSAN


NIM. : L1A119015
KELAS : A

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
kelompok yang berjudul “ Perencanaan Manajemen Pembibitan
Ternak Sapi Bali “ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Manajemen Pembibitan
Ternak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Ir. La Ode
Nafiu, M.Si., IPU. selaku dosen manajemen pembibitan ternak yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR
ISI ................................................................................................3
BAB
I.............................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................
......4
1.1. Latar
belakang ................................................................................. 4
1.2. Rumusan
Masalah..............................................................................4
1.3.
Tujuan............................................................................................... 4
BAB
II.......................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................
... 5
2.1. Tinjauan Hubungan antara jenis kelamin dan pertumbuhan
ternak.....................................................................................................
.......5
2.2. Tinjauan Hubungan antara jenis bangsa ternak terhadap
pertumbuhan
ternak.....................................................................................................
........5
BAB
III..........................................................................................................1
0
PENUTUP ..............................................................................................
.... 10
3.1.
Keimpulan ..........................................................................................1
0
3.2.
Saran .................................................................................................1
0
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Sapi potong merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok ruminansia


terhadap produksi daging nasional sehingga usaha ternak ini berpotensi untuk
dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan. Sapi potong telah lama
dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja untuk
mengolah tanah dengan manajemen pemeliharaan secara tradisional. Strategi
pengembangan sapi potong harus mendasarkan kepada sumber pakan dan lokasi
usaha. Untuk itu dibutuhkan identifikasi dan strategi pengembangan kawasan
peternakan agar kawasan peternakan yang telah berkembang di daerah dapat
dioptimalkan pemanfaatannya, sehingga mampu menumbuhkan investasi baru
untuk budidaya sapi potong.

Keberhasilan usaha sapi potong sangat dipengaruhi oleh aspek pemuliabiakan


(breed), pakan (feed), dan pengelolaan (management). Upaya untuk memenuhi
permintaan daging sapi dapat dilaksanakan dengan cara pemilihan bibit unggul dan
manajemen yang baik. Manajemen produksi sapi potong yang mencakup usaha
penggemukan sapi dari hulu hingga ke hilir meliputi pemilihan bakalan, manajemen
penggemukan, manajemen pemberian pakan, manajemen pemeliharaan,
manajemen perkandangan, manajemen sanitasi.

1.2. Rumusan Masalah.

1.Bagaimana tata cara penanganan ternak sapi potong

1.3. Tujuan.

Untuk mengetahui tentang bagaimana tata cara penanganan ternak sapi potong.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembibitan.

Pembibitan ternak merupakan salah satu sarana produksi yang


memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya
meningkatkan jumlah dan mutu produksi ternak, dan sebagai salah satu
faktor dalam penyediaan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi.
Untuk dapat menghasilkan bibit ternak yang unggul dan bermutu tinggi
diperlukan proses manajemen pemeliharaan, pemuliabiakan (breeding),
pakan dan kesehatan hewan ternak yang terarah dan berkesinambungan.

Produksi bibit ternak tersebut diarahkan agar mampu menghasilkan bibit


ternak yang memenuhi persyaratan mutu untuk didistribusikan dan
dikembangkan lebih lanjut oleh instansi pemerintah, masyarakat maupun
badan usaha lainnya yang memerlukan dalam upaya pengembangan
peternakan secara berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

2.2. Bangsa-bangsa Ternak Sapi.

Sapi berdasarkan sejarahnya, semua bangsa yang dikenal berasal dari


Homacodontidae yang dijumpai pada zaman Palaeocene. Adapun jenis primitifnya
ditemukan pada zaman Pliocene di India, Asia. Perkembangan dari jenis-jenis primitif
itulah yang sampai sekarang menghasilkan tiga kelompok nenek moyang sapi hasil
penjinakkan yang dikenal sampai sekarang ini. Sapi-sapi yang sekarang ada dan tersebar
hampir diseluruh dunia saat ini dihasilkan dari jenis primitif. Sapi-sapi jenis Sapi primitif
tersebut adalah golongan :

a. Bos Sondaicus (Bos Banteng), golongan ini merupakan sumber asli sapi-sapi Indonesia.

b. Bos Indicus, adalah Zebu (sapi berpunuk) inilah yang sekarang berkembang di India
sebagian di Indonesia. Contohnya Sapi Ongole american Brahman.

c. Bos Taurus, adalah jenis sapi yang menjadi sapi potong dan perah di Eropa. Golongan
sapi ini kini telah tersebar diseluruh dunia, termasuk Indonesia.

Tiga kelompok nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena
adanya campur tangan manusia berhasil mengalami perkembangan hasil perkawinan
atau persilangan yang menurunkan bangsa-bangsa sapi modern baik tipe potong-perah,
tipe potong-kerja, tipe perah, maupun tipe potong-murni.

Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang
sama. Bangsa sapi potong yang ada di Indonesia antara lain bangsa sapi Bali, Madura,
Jawa, Peranakan Ongole, Pesisir, Hissar, dan Sapi hasil persilangan (Brahman Cross,
Brahman Angus, Simmental Peranakan Ongole, dan Limousin Peranakan Ongole).
Adapun bangsa sapi mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Fillum : Chordata

Subfillum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Sub kelas : Theria

Ordo : Artiodactyla

Sub ordo : Ruminantia

Famili : Bovidae

Genus : Bos

Spesies : Bos Sondaicus (Bos Banteng), Bos Indicus (Sapi Zebu), Bos Taurus (Sapi Eropa).

2.3. Persiapan.

- Penentuan Lokasi.

Lokasi peternakan sapi Bali dalam suatu areal khusus atau sentra yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yang berdasarkan pada perencanaan tata letak dan wilayah.
Lokasi wilayah atau areal peternakan ada baiknya harus jauh dari pemukiman penduduk,
minimal jarak antara peternakan dan pemukiman penduduk minimal 500 meter bagi
peternak usaha micro dan untuk usaha menengah ke atas minimal peternakan yang
dibangun diatas areal khusus yang memiliki akses jalan, lahan yang luas, sumber air
bersih, listrik dan lain lain.

- Penyediaan sarana.
a. Kandang
Dalam memulai usaha pembibitan sapi Bali, diperlukan persiapan mulai dari
kandang. Perkandangan adalah salah satu faktor yang penting dalam
pemeliharaan (segitiga produksi) ternak sapi karena kandang sangat berperan
dalam usaha peningkatan produksi. Letak dan bentuk kandang harus sesuai
dengan sifat biologis temak yang dipelihara dan iklim setempat. Pembuatan
kandang perlu mendapatkan perhatian yang serius dengan
mempertimbangkan unsur-unsur efesiensi kerja dan perhitungan ekonomis
serta masalah yang menyangkut lingkungan. Kandang harus dirancang untuk
memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, mudah serta
nyaman untuk di kontrol oleh peternak, dapat meningkatkan efisiensi
pemeliharaan dan tidak menimbulkan polusi. Kandang yang baik yaitu jauh
dari pemukiman, ventilasi dan saluran udara yang baik, efisiensi dalam
pengelolaan, kuat dan tahan lama, tidak berdampak pada lingkungan, dan
memudahkan proses produksi seperti pemberian pakan dan sanitasi kandang.
Kandang biasanya dibuat dengan menggunakan kayu untuk tiang dan tempat
pakan (bagi peternak tradisional). Sedangkan bagi peternak skala besar
biasanya kandang di buat dari bahan besi untuk tiang serta pembatasan
ternak sedangkan untuk tempat pakan dan minum dibuat dengan
menggunakan semen.
b. Pakan.
Pakan yang diberikan pada ternak sapi biasanya berupa pakan hijauan dan
konsentrat. Pakan hijauan berasal dari rumput rumputan dan leguminosa
adapun rumput yang sering diberikan kepada ternak sapi adalah rumput
gajah, rumput teki, rumput odot, rumput lapang. Adapun pakan diberikan
sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, pakan hijauan yang diberikan bisa
berasal dari kebun rumput maupun rumput yang diarit. Akan tetapi
pemberian pakan hijauan bisanya tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ternak maka dari itu ada baiknya jika selain pemberian pakan hijauan,
ternak sapi juga diberikan pakan konsentrat guna memenuhi kebutuhan
nutrisinya.

c. Bibit.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai