Anda di halaman 1dari 36

Manajemen Perkandangan Modul 6

MANAJEMEN PERKANDANGAN
Oleh
Dr.Ir.Arnol E. Manu,MP

PENDAHULUAN
Dalam bab ini kita akan mempelajari bagaimana merancang perkandangan ternak potong
sesuai dengan lingkungan dan luasan kebutuhan yang dibutuhkan berdasarkan jumlah, status
fisiologis dan jenis kelamin. Manfaat dari topik ini adalah perkandangan merupakan salah satu
bagian penting dari proses produksi, ternak akan berproduksi dengan baik dan sesuai dengan
harapan bila ternak merasa nyaman dan tenang berada didalam suatu lingkungan. Kandang
merupakan lingkungan fisik yang langsung berhubungan dengan ternak, sehingga kenyamanan
dari lingkungan kandang sangat penting untuk diperhatikan. Sehingga dengan mempelajari modul
ini mahasiswa akan mempunyai pengetahuan yang komprehensif tentang pengelolaan ternak
potong. Perkandangan merupakan salah satu bagian penting dari proses produksi, ternak akan
berproduksi dengan baik dan sesuai dengan harapan bila ternak merasa nyaman dan tenang berada
didalam suatu lingkungan. Kandang merupakan lingkungan fisik yang langsung berhubungan
dengan ternak, sehingga kenyamanan dari lingkungan kandang sangat penting untuk diperhatikan.
Sehingga dengan mempelajari modul ini mahasiswa akan mempunyai pengetahuan yang
komprehensif tentang pengelolaan ternak potong.
Pemerintah Cq. Dirjen Peternakan telah berupaya dengan mencanangkan swasembada
daging sapi tahun 2010, dengan prediksi sebesar 90 – 95 % kebutuhan dipasok dari dalam negeri
dan 5 – 10 % impor dari luar negeri. Untuk mendukung program tersebut disamping faktor lain
seperti pakan diperlukan juga tatalaksana pemeliharaan ternak potong melalui inovasi teknologi
perkandangan. Dalam memproduksi daging dan tenaga dalam suatu usaha ternak potong kandang
memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam praktek manajemen yang lain sehingga
manajemen perkandangan tidak bisa terlepas dari manajemen secara keseluruhan.
Lokasi, tipe dan manajemen perkandangan sangat mempengaruhi kemudahan dalam
manajemen pakan. Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah mahasiswa dapat
merancang kandang sesuai kebutuhan sehingga proses produksi dapat berjalan secara optimal.
Dalam mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa dituntut untuk memperdalam wawasannya
dengan menelusuri pustaka yang berkaitan dengan tugas yang diberikan dalam bentuk reviue.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Apabila mahasiswa mengerjakan latihan mendapat nilai minimal 70 dan mengerjakan tugas
dengan baik maka mahasiswa akan lulus dengan nilai skor minimal B.
Urut-urutan materi dalam modul ini adalah: Penentuan lokasi, Macam dan tipe kandang,
Konstruksi kandang, Penyusunan desain, Perencanaan jumlah kandang. Lokasi, macam dan tipe
kandang harus ditentukan terlebih dahulu agar kita dapat membuat desain dan akhirnya
menghitung jumlah kebutuhan kandang sesuai dengan program produksi yang kita inginkan. Pada
modul ini akan dibahas perkandangan untuk ruminansia besar (sapi), ruminansia kecil (kambing,
domba) dan ternak babi.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

PENYAJIAN MATERI
Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat
perhatian dalam usaha peternakan ternak potong khususnya peternakan rakyat. Konstruksi kandang
yang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu produktivitas ternak, kurang
efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi
kandang belum memberikan keleluasaan, kenyamanan dan kesehatan bagi ternak.
Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain (1)
memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya, (2) mempunyai ventilasi yang baik, (3) efisiensi
dalam pengelolaan (4) melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan (5) serta tidak
berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama,
penataan dan perlengkapan kandang hendaknya dapat memberikan kenyamaman kerja bagi
petugas dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan birahi dan
penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe kandang hendaknya disesuaikan dengan lokasi
berdasarkan agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak.

I. FUNGSI KANDANG
1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrem (panas, hujan dan angin).
2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.
3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian.
4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum,
pengelolaaan kompos dan perkawinan.
5. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
Sekarang saudara kemukakan pendapat anda mengapa ternak yang diharapkan untuk berpoduksi
baik harus ditempatkan dalam kandang yang sesuai.
II. PERSYARATAN KANDANG
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang untuk sapi potong antara
lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran),
efisien pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
1. Pemilihan lokasi
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain:
a.Tersedianya sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak dan membersihkan kandang

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

b. Dekat dengan sumber pakan.


c. Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran
d. Areal yang ada dapat diperluas
2. Letak bangunan
a. Mempunyai permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi sekelilingnya, sehingga idak terjadi
genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah.
b. Tidak berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan, minimal 10 meter
c. Tidak menggangu kesehatan lingkungan
d. Agak jauh dengan jalan umum
e. Air limbah tersalur dengan baik
Berikan pendapat anda, bagaimana dengan masyarakat yang membangun
kandang di atas aliran air?
3. Konstruksi
Konstruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik,
tidak lembab dan mempunyai tempat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya. Kontruksi
kandang harus mampu menahan beban benturan dan dorongan yang kuat dari ternak. serta
menjaga keamanan ternak dari pencurian. Penataan kandang dengan perlengkapannya hendaknya
dapat memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi
pakan dan minum, pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan ternak.
Tahukah anda bahwa konstruksi kandang di dataran tinggi berbeda dengan di dataran rendah?
Untuk itu dalam mendesain konstruksi kandang ternak potong harus didasarkan
agroekosistem wilayah setempat, tujuan pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Model kandang
ternak potong didataran tinggi, diupayakan lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca yang
dingin, sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang yang lebih terbuka.
Tipe dan bentuk kandang dibedakan berdasar status fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan
yaitu kandang pembibitan, penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui, kandang
pejantan, kandang paksa, dll.
4. Bahan
Dalam pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan
tujuan usaha untuk jangka panjang, menengah atau pendek. Pemilihaan bahan kandang hendaknya

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10 tahun, dengan memanfaatkan dari bahan-bahan lokal
yang banyak tersedia.
Sebutkan bahan-bahan kandang yang murah dan mudah tersedia di sekitar anda dan dapat bertahan
lama.
Bagian-bagian dan bahan kandang yaitu :
a. Lantai
Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah
dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah
yang dipadatkan, beton atau pasir cemen (PC) dan kayu yang kedap air. Berdasarkan kondisi alas
lantai, pada ternak sapi dibedakan lantai kandang sistem litter dan non litter.
Alas lantai kandang sistem litter merupakan lantai kandang yang diberi tambahan berupa serbuk
gergaji atau sekam, dan bahan lainnya berupa kapur/dolomite sebagai dasar alas. Pemberian bahan
dasar alas dilakukan pada awal sebelum ternak dimasukan kedalam kandang. Sistem alas litter
lebih cocok untuk kandang koloni atau kelompok, karena tidak ada kegiatan memandikan ternak
dan pembersihan kotoran feces secara rutin. Kondisi kandang dan ternaknya lebih kotor tetapi
lebih efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja untuk pembersihan kandang. Bila kondisi litter
kandang becek, dilakukan penambahan serbuk gergaji yang dicampur dengan kapur/dolomite.
Selain membuat alas kandang tetap kering, penambahan kapur tersebut dapat berfungsi sebagai
bahan untuk produksi kompos dan rasa empuk kepada ternak serta kesehatan menjaga kesehatan
ternak.
Alas lantai kandang sistem non litter merupakan lantai kandang tanpa mendapat tambahan
apapun. Model alas kandang litter lebih tepat untuk ternak yang dipelihara pada kandang tunggal
atau kandang individu. Kandang sistem non litter beserta ternaknya akan tampak lebih bersih
dibanding sistem litter, karena secara rutin dilakukan kegiatan memandikan sapi dan pembuangan
kotoran feces. Lantai kandang harus selalu terjaga drainasenya, sehingga untuk lantai kandang non
dibuat miring kebelakang untuk memudahkan pembuangan kotoran dan menjaga kondisi lantai
tetap kering. Kemiringan lantai berkisar antara 2 – 5 %, artinya setiap panjang lantai 1 meter maka
ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2 – 5 cm (gambar 1).
Lantai ternak kandang kambing dan domba sebaiknya dibuat panggung karena ternak ini
lebih senang di tempat yang kering dan tidak lembab, sedangkan kandang babi sebaiknya non litter
dan padat agar mudah dibersihkan.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Apa pendapat anda tentang keuntungan dan kerugian dari 2 sistem lantai tersebut.
b. Kerangka
Dapat terbuat dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan
kondisi yang ada.
c Atap
Terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan lain-lain. Untuk daerah panas (dataran
rendah) sebaiknya mengunakan bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan
genting adalah 30 – 45 % , asbes atau seng sebesar 15 – 20 % dan rumbia atau alang-alang sebesar
25 – 30 %, Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 – 4,5 meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter
Bentuk dan model atap kandang hendaknya menghasilkan sirkulasi udara yang baik di dalam
kandang, sehingga kondisi lingkungan dalam kandang memberikan kenyamanan ternak.
Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa model atap untuk sapi adalah atap monitor,
semi monitor, shade dan gable (Gambar 2). Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya
menggunakan shade atau gable sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor atau semi monitor
Model atap monitor, semi monitor dan gable model kandang yang mempunyai atap dua bidang ,
sedangkan shade mempunyai atap satu bidang.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Mengapa pada dataran tinggi model atapnya sebaiknya gable atau shade.
d. Dinding
Dibuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari ternak waktu
berdiri. Untuk dataran rendah, yang suhu udaranya panas dan tidak ada angin kencang, bentuk
dinding kandang adalah lebih terbuka, sehingga cukup menggunakan kayu atau bambu yang
berfungsi sebagai pagar kandang agar ternak tidak keluar. Dinding kandang yang terbuat dari sekat
kayu atau bambu hendaknya mempunyai jarak antar sekat antara 40 – 50 cm untuk sapi, 5-10 cm
untuk kambing, domba dan babi. Untuk daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau daerah
pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding kandang harus lebih tertutup atau rapat.
e. Lorong atau gang.
Merupakan jalan yang terletak diantara dua kandang individu, untuk memudahkan pengelolaan
seperti pemberian pakan, minum dan pembuangan kotoran. Lebar lorong disesuaikan dengan
kebutuhan dan model kandang, umumnya bekisar antara 1,2–1,5 meter. Lorong kandang
hendaknya dapat dilewati kereta dorong (gerobak) untuk mengangkut bahan pakan dan bahan
keperluan lainnya (Gambar 3).

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

5. Perlengkapan kandang
Perlengkapan Kandang
Beberapa perlengkapan kandang untuk ternak potong meliputi : palungan yaitu tempat pakan,
tempat minum, saluran drainase, tempat penampungan kotoran, gudang pakan dan peralatan
kandang. Disamping itu harus dilengkapi dengan tempat penampungan air yang terletak diatas
(tangki air) yang dihubungkan dengan pipa ke seluruh kandang.
a. Palungan
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak, terbuat dari
kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Kandang individu yang mempunyai
lebar kadang sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat pakan berkisar antara 90 – 100 cm dan
tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm. Sedangkan lebar palungan adalah 50 cm, dan tinggi
bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok
adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat
pakan (Gambar 4).
Berikan pendapat anda tentang Gambar 4 diatas, apakah antara tempat pakan dan minum
harus dipisahkan dengan dinding yang lebih tinggi dari dinding lainnya?

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

b. Selokan
Merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang berada dibelakang kandang ternak
individu (Gambar 5). Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi kandang tujuan
pemeliharaan. Ukuran selokan digunakan pada untuk kandang individu, dengan ukuran lebar 30 –
40 cm dan dalam 5 – 10 cm (Gambar 5).

c. Tempat penampungan kotoran


Tempat penampungan kotoran yaitu bak penampungan yang terletak dibelakang kandang,
ukuran dan bentuknya disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya. Pembuangan kotoran
dari kandang kelompok dilakukan setiap 3-4 bulan sekali sesuai dengan kebutuhan, berupa bak
penampungan dan berfungsi untuk proses pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos.
Tempat penampungan kotoran feses dari kandang individu adalah produk akhir berupa
biogas atau kompos saja, tergantung tujuan pemanfaatannya. Pengumpulan kotoran kandang

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

berupa feses dan air kencing setiap hari dilakukan melalui saluran drainase menuju tempat
penampungan, yang letaknya lebih rendah dari kandang. Tempat pengumpulan kotoran kandang
untuk tujuan kompos, adalah berupa 3 buah bak penampungan dan penyaringan dan 3 buah bak
pengeringan yang terletak diatasnya (Gambar 6). Sedangkan tempat pengumpulan kotoran
kandang untuk tujuan biogas adalah berbetuk tangki penampungan yang terbuat dari beton atau
plastik (Gambar 7).

d Peralatan kandang
Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong meliputi : sekop untuk
membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

IV. TIPE KANDANG BERDASARKAN BENTUK DAN FUNGSINYA


Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya terdiri atas kandang individu dan kandang
kelompok/koloni.
1. Kandang individu
Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu
kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum),
sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe
ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampai bagian badan ternak atau
mulai palungan sampai batas pinggul ternak. Tinggi sekat pemisah sekitar 1 m atau setinggi badan
sapi, sedangkan untuk kambing dan babi sebaiknya lebih tinggi 2 kali dari tinggi badan karena
jenis ternak ini dapat memanjat. Sapi di kandang individu diikat dengan tali tampar pada lantai
depan guna menghindari perkelahian sesamanya. Luas kandang individu disesuaikan dengan
ukuran tubuh untuk sapi dan babi dewasa yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter,
kambing-domba 1,5 x 1 m (Gambar 8 dan 9).
Biaya kandang individu lebih tinggi dibanding kandang kelompok (biaya pembuatan
kandang, biaya tenaga kerja untuk memandikan dan pembersihan kandang). Kelebihan kandang
individu dibanding kandang kelompok yaitu : ternak lebih tenang dan tidak mudah stress,
pemberian pakan dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan ternak, menghindari persaingan pakan
dan keributan dalam kandang.
Menurut susunannya, terdapat tiga macam kandang individu yaitu :
a. Satu baris dengan posisi kepala searah
b. Dua baris dengan posisi kepala searah, dengan lorong ditengah
c. Dua baris dengan posisi kepala berlawanan , dengan lorong di tengah
Kandang individu dengan model satu baris kepala searah, biasanya menggunakan tipe kandang
yang mempunyai atap satu bidang (Shade), dimana lorong yang digunakan untuk memberi pakan
dan minum terletak di muka deretan kandang. Kandang individu model dua baris, biasanya
menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap dua bidang (Gable, Monitor dan Semi monitor).
Lorong ditengah pada kandang yang mempunyai posisi kepala searah adalah untuk memberi pakan
dan minum, sedangkan pada kandang yang mempunyai posisi kepala berlawanan, lorong ditengah
adalah untuk membersihkan kotoran dan feces (Gambar 10).

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

2. Kandang Kelompok
Kadang kelompok atau dikenal dengan koloni/komunal merupakan model kandang dalam suatu
ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa diikat. Keunggulan model
kandang kelompok dibanding kandang individu adalah efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja
rutin terutama pembersihan kotoran kandang, memandikan, deteksi birahi dan perkawinan alam.
Dalam hal ini satu orang tenaga kandang untuk ternak sapi mampu menangani sekitar 50 ekor, bila
dibanding kandang individu sekitar 20 – 25 ekor.
Berdasarkan bentuk atap, kandang kelompok terdapat dua macam yaitu:
a. Kandang kelompok beratap seluruhnya
b. Kandang kelompok beratap sebagian.
Kandang kelompok beratap seluruhnya merupakan kandang kelompok terhindar dari pengaruh
hujan dan mata hari langsung (Gambar 11 dan 12). Tipe lantai untuk ternak sapi pada kandang ini
dapat digunakan alas litter, dan pembongkaran litter lantai kandang dilakukan apabila tinggi litter
mencapai setinggi 40 cm, atau dilakukan pembersihan sekitar 3 – 4 kali dalam setahun. Alas litter
dari kandang kelompok selanjutnya dikumpulkan dan dikeringkan di tempat penampungan untuk
digiling sebagai kompos yang baik. Kapasitas tampung ternak dalam satu kandang model ini
adalah sekitar per ekor 5–6 m dan disesuaikan dengan kondisi litter, yaitu semakin padat kondisi
litter akan mudah becek.
Sepanjang bagian sisi kandang dilengkapi dengan tempat palungan yaitu pada sisi depan untuk
tempat pakan hijauan dan tempat air minum secara terpisah, sedangkan pada sisi belakang kandang
palungan untuk tempat pakan penguat atau konsentrat. Kandang kelompok beratap sebagian
merupakan kandang kelompok, pada bagian depan kandang (terutama tempat palungan) ditutupi
oleh atap. Kandang kelompok model ini identik dengan kandang pelumbaran terbatas (Gambar
13).
Lantai kandang model ini menggunakan lantai semen atau betton berpori (model wavin)
terutama pada bagian lantai yang tidak beratap. Pada bagian belakang kandang dilengkapi selokan
pembuangan terutama untuk menjaga kebersihan lantai ka ng pada musim hujan. Alas lantai pada
model kandang ini tidak menggunakan alas dasar litter, namun bahan alas litter hanya disebarkan
pada lantai (terutama lantai yang beratap) yang becek. Pembuangan feses dilakukan secara berkala
yaitu 3 – 4 kali setahun atau sesuai kebutuhan. Kelebihan sistem perkandang ini adalah ternak

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

lebih bebas dan adanya rak penyimpanan pakan kering (seperti jerami) sehingga pakan hijauan
kering selalu tersedia.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

V. TATALAKSANA PERKANDANGAN

Apakah anda tahu dalam tatalaksana pemeliharaan kita harus menyiapkan kandang lebih
dariTatalaksana perkandangan sapi potong sesuai dengan tujuan dan pola pemeliharaan meliputi
kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan.Sedangkan kandang pendukungnya adalah
kandang beranak atau kandang laktasi, kandang pejantan, kandan perawatan dan kandang paksa.
1. Kandang pembibitan
Tatalaksana kandang untuk pembibitan digunakan untuk pemeliharan induk/calon induk dengan
tujuan untuk menghasilkan anak atau pedet sampai sapih umur 4–7 bulan. Tipe kandang untuk
program pembibitan sapi potong berdasarkan program perkawinannya, yaitu menggunakan
kandang individu atau kandang kelompok.
Kandang individu bila perkawinannya menggunakan kawin suntik (IB) atau dibawa ke
pejantan sesuai dengan keinginannya. Kandang kelompok yaitu kawin dengan pejantan yang ada
dalam kandang tersebut. Pola pemeliharaan induk pada kandang individu membutuhkan

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

pengamatan terhadap aktivitas reproduksinya yaitu saat birahi, untuk dibawa ke kandang kawin
dengan menggunakan pejantan yang diinginkan.
Induk yang telah bunting (8-9 bulan) pada kandang individu, pada kandang beranak/laktasi
sampai pedet berumur 2 bulan. Induk laktasi setelah 2 bulan, dikawinkan lagi bila birahi, kemudian
induk dikembalikan pada kandang individu (Gambar 14).
Pola pemeliharaan pada kandang kelompok, tidak membutuhkan pengamatan khusus
terhadap aktivitas reproduksinya karena ternak kawin sendiri dalam kandang saat birahi. Induk saat
bunting (7 – 8 bulan) pada kandang koloni segera ditempatkan pada kandang beranak sampai
anaknya berumur 2 bulan, selanjutnya setelah induk laktasi 2 bulan dikembalikan pada pada
kelompok semula atau pada kandang lain yang berbeda pejantannya (Gambar 15). Pola
pemeliharaan dengan kandang kelompok ini akan memperpendek jarak beranak atau calving
interval dibanding kandang individu, karena pola perkawinannya terjadi secara alami.

2. Kandang beranak

Kandang beranak atau kandang menyusui adalah kandang untuk pemeliharaan khusus
induk atau calon induk yang telah bunting tua (8-9 bulan) sampai menyapih pedetnya, dengan
tujuan menjaga keselamatan dan keberlangsungan hidup pedet. Kontruksi kandang beranak harus

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

memberi kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan pedet selama menyusui. Kandang beranak
termasuk tipe individu yang dilengkapi dengan palungan pada bagian depan, dan selokan pada
bagian dibelakang ternak, serta di belakang kandang dilengkapi dengan halaman pelumbaran
(Gambar 16). Lantai kandang selalu bersih, kering dan tidak . Kontruksi pagar pelumbaran adalah
lebih rapat yang menjamin pedet tidak keluar kandang. Luas kandang beranak mempunyai ukuran
3 X 3 meter termasuk palungan didalamnya.

Gambar 16. Pelumbaran kandang beranak dari dalam.

Gambar 16. Kandang kelompok pembesaran


3. Kandang pembesaran
Kandang pembesaran untuk pemeliharaan pedet lepas sapih yaitu antara umur 4–7 bulan
sampai dewasa antara umur 18–24 bulan (Gambar 17 dan 18). Tipe kandang ini adalah kandang ke
mpok yang mempunyai pelumbaran. Kontruksi kandang pembesaran unt pedet lepas sapih harus
menjamin ternak tidak bisa keluar pagar serta mampu mencapai pakan di dalam palungan. Oleh
karena itu jarak antar sekat pada pagar dan depan palungan maximal sebesar 40 cm. Tinggi
palungan ke lantai (bagian luar) sekitar 50 cm dan tinggi palungan bagian dalam sekitar 40 cm (
Gambar 19). Kapasitas kandang untuk pembesaran per ekor sebesar 2,5 – 3 m. Tatalaksana yang
perlu mendapat perhatian untuk kandang pembesaran adalah kepadatan kaitannya dengan
kecukupan sarana (palungan), dan kondisi ternak yang dipelihara dalam satu kandang harus

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

mempunyai kondisi badan yang sama atau hampir sama, untuk menghindari persaingan
sesamanya. Pemeliharaan berikutnya setelah dari kandang pembesaran dilakukan pemisahan antara
jantan dan betina, yaitu ternak jantan dipelihara pada kandang penggemukan atau sebagai calon
pejantan dan yang betina sebagai replacement stok untuk calon induk.

Gambar 17. Anak sapi yang disapih, dipelihara dalam kandang tersendiri dan diberikan pakan yang
baik
4. Kandang penggemukan
Kandang penggemukan untuk pemeliharaan sapi jantan dewasa beberapa bulan sampai mencapai
bobot tertentu. Lama pemeliharaan ternak pada kandang penggemukan berkisar antara 4 – 12
bulan, tergantung pada kondisi awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan.
Tipe kandang untuk penggemukan jantan dewasa adalah tipe kandang individu, untuk menghindari
perkelahian sesamanya Beberapa model kandang penggemukan dengan sistem kereman dibuat
lebih tertutup rapat dan sedikit gerak untuk mengurangi kehilangan energi dan mempercepat
proses penggemukan.
5. Kandang paksa
Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk melakukan kegiatan
perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya (Gambar 20). Kontruksi
kandang paksa harus kuat untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa yaitu panjang
sebesar110 cm, lebar sebesar 70 dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi depan kandang dibuat
lang untuk menjepit leher ternak.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Gambar 18. Kandang paksa tampak dari samping


6. Kandang pejantan
Kandang pejantan untuk pemeliharan sapi jantan yang khusus digunakan sebagai pemacek. Tipe
kandang pejantan adala individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan saluran
pembuangan kotoran pada sisi belakang. Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta mampu
menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Luas
kandang pejantan adalah panjang (sisi samping) sebesar 270 cm dan lebar (sisi depan) sebesar 200
cm.
7. Kandang karantina
Kadang karangtina digunakan kandang khusus mengisolasi ternak dari ternak yang lain dengan
tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina letaknya
terpisah dari kandang yang lain.

VI. KANDANG KELOMPOK ATAU KOLEKTIF

Umumnya ternak potong di pedesaan sedang dikembangkan untuk dipelihara secara


berkelompok dalam suatu lokasi. Berbagai keuntungan dirasakan oleh peternak dengan
menggunakan sistem tersebut, salah satunya faktor keamanan. Sehingga sistem pemeliharaan
demikian cukup populer di masyarakat. Dengan memadukan pengalaman serta pengetahuan
peternak dengan teknologi maju maka terbentuk sistem pengelolaan kandang kolektif (kandang
kumpul) yang lebih memiliki daya guna, tidak sekedar sebagai tempat memelihara ternak. Model
kandang kolektif yang telah diterapkan pada beberapa lokasi pengkajian yaitu adanya beberapa
fasilitas yang dibangun kiranya berguna bagi anggota kelompok antara lain :

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

1. Kandang pemeliharaan atau kandang individu


Ukuran kandang disesuaikan dengan status dan kebutuhan ternak;
a. Kandang pemeliharaan berukuran 1 x 2 m/ekor
b. Bahan- bahan kandang, cukup dengan menggunakan bahan lokal.
c. Lantai harus padat.
d. Dinding terbuka.
2. Kandang Kawin
. Diusahakan kokoh/kuat dibuat dari bahan lokal, murah dan dapat bertahan lama.
. Dinding terbuka
. Ukuran minimal 4 x 6 m atau
. Kapasitas tampung 4 ekor : seekor pejantan dengan 3 ekor betina.
. Menampung proses perkawinan malam hari
. Untuk mengumpulkan betina yang birahi dan diperkirakan akan birahi dengan pejantan
pada malam hari.
3. Kandang sapih
a. Kandang untuk Penyapihan berukuran 3 x 4 m
b. Luas kandang disesuaikan dengan kebutuhan, dan jumlah anak sapi yang disapih.
c. Kandang sapih dibuat dari bahan yang murah harganya dan mudah diperoleh di sekitar
lokasi.
d. Jika tidak memiliki kandang sapih, penyapihan dapat dilakukan dengan cara induk dan
anak diikat terpisah diusahakan agar anak tidak dapat menyusu pada induknya.
4. Kandang pejantan
a. Kandang Pejantan berukuran 3 x 4 m
b. Diusahakan kokoh/kuat
c. Dibuat dari bahan lokal, yang murah dan dapat bertahan lama.
d. Dinding terbuka
e. Lantai padat.
Bentuk kandang kolektif ini merupakan hasil modifikasi dari kandang-kandang kolektif
yang umum, dengan menambahkan beberapa fasilitas seperti kandang khusus pejantan, kandang
untuk mengawinkan ternak, kandang sapih, tempat pembuatan kompos dan sebagainya.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak, dibuatkan drainase di antara kandang
pemeliharaan untuk memudahkan membersihkan kandang dari kotoran sapi dan sekaligus dapat
lebih mudah mengumpulkan untuk diproses dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik (melalui
pengomposan). Kandang kawin berdekatan dengan kandang pejantan dimaksudkan apabila ada
sapi betina yang birahi tinggal memasukkan ke dalam kandang kawin dan pejantan dapat segera
dikumpulkan bersamanya. Kandang sapih juga dibuat berdekatan dengan kandang kawin, ini
dimaksudkan agar anak yang disapih-dapat terpisah agak jauh dari induknya yang dipelihara dalam
kandang pemeliharaan.

Gambar 19. Model lay out kandang kelompok

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Daftar Pustaka

Gambar 20. Kandang kelompok dengan jumlah ternak yang sedikit

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

VII. PERKANDANGAN TERNAK KAMBING/DOMBA


1. Model kandang
Pada umumnya model kandang ada 2 macam yaitu kandang lantai tanah dan kandang
panggung. Kandang lantai tanah lebih sederhana dan murah, namun biasanya lebih kotor, basah
dan lembab terutama bila jarang dibersihkan, sehingga kurang memenuhi persyaratan kesehatan
ternaknya. Kandang panggung umumnya lebih bersih, kering dan tidak lembab karena kotoran, air
kencing dan sisa pakan jatuh ke kolong tidak menumpuk di lantai, dan ini lebih memenuhi
persyaratan untuk kandang.
2. Konstruksi kandang panggung
Bahan untuk konstruksi kandang panggung perlu dipilih berdasarkan fungsinya, tiang tegak
(utama) berfungsi menahan seluruh beban kandang beserta ternaknya. Tiang dipilih yang kuat agar
tidak mudah goyah dan patah. Atap bisa dari apa saja sesuai dengan ketersediaan bahan, tetapi
perlu diperhatikan kemiringan atap yaitu sekitar 35o. Demikian juga dengan dinding dapat terbuat
dari apa saja, dinding dapat tertutup seluruhnya atau bercelah dengan jarak 5 -10 cm, sedangkan
pada bagian palungan/bak pakan berjarak ± 20 cm, untuk memudahkan keluar masuknya kepala
ternak waktu makan.
Ternak jantan dewasa biasanya lebih garang dan agresif serta suka memanjat, oleh karenanya
dinding harus lebih kuat agar tidak mudah patah/rusak. Lantai kandang yang murah dapat dibuat
dari belahan bambu dengan lebar 4-5 cm yang disusun berjarak 1,5 cm, tinggi lantai ke tanah ≥ 70
cm dan jarak lantai ke atap ± 170 cm.
3. Penyekatan dan ukuran kandang
Bila dalam satu kandang dipelihara sejumlah ternak dengan status fisiologis yang berbeda
(anak, dewasa, muda, jantan, bunting dan sebagainya), sebaiknya ternak jangan disatukan dalam
satu ruangan, tetapi dipisah-pisahkan berdasarkan statusnya. Caranya ruangan kandang dibuat
kamar-kamar dengan disekat. Ukuran luas kamar dapat diatur sesuai dengan jumlah masing-
masing status yang akan ditempatkan. Manfaat memisahkan ternak menurut statusnya antara lain:
a. Memudahkan dalam mengatur pemberian pakan menurut kebutuhan
b. Memudahkan dalam pengaturan perkawinan
c. Menghindari kemungkinan perkawinan sedarah dan pada umur muda
d. Ternak jantan tidak mengganggu yang lain
e. Induk menyusui lebih tenang merawat anaknya

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

f. Betina bunting lebih aman


g. Anak sapihan mendapat kesempatan makan yang cukup
h. Ternak sakit dapat diisolasi
Sekat kandang sebaiknya yang bisa digeser, agar luas ruangan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Sekat kandang tidak perlu terlalu tinggi, karena selain menghemat bahan juga
memudahkan dalam mengontrol ternak dan membersihkan ruangan kandang. Ukuran ternak
kambing/domb lokal Indonesia rata-rata lebih kecil dari ternak Eropa, karena itu memerlukan
ruangan kandang yang lebih kecil. Untuk efisiensi pemakaian kandang maka sebagai patokan luas
per ekor berdasarkan statusnya adalah:
a. Jantan dewasa umur > 12 bulan = 1,2 m2
b. Betina dewasa umur > 12 bulan = 1,0 m2
c. Ternak muda umur > 7 – 12 bulan, 0,75 m2
d. Anak sapihan < 7 bulan 0,50 m2
e. Induk menyusui 1,0 m2 + 0,5 m2 untuk setiap ekor anak yang disusui

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Gambar 21. Desain kandang kambing/domba

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Gambar 22. Desain alas kandang panggung kambing/domba

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Gambar 23. Desain bentuk kandang kambing/domba

VIII. PERKANDANGAN TERNAK BABI


Pertimbangan faktor sosial-agama merupakan salah satu sebab perkembangan usaha
peternakan babi di Indonesia banyak menghadapi kendala. Pemilihan lokasi usaha/perkandangan
harus memperhatikan petimbangan tersebut.
1. Penyusunan lay out/ desain kandang
Pembuatan lay out kandang meliputi pengaturan denah kandang, tata ruang kandang dan
penempatan fasilitas pendukungnya. Pertimbangan penting dalam penyusunan lay out kandang
adalah:
a. Memudahkan mekanisme kerja, pada saat usaha peternakan babi beroperasi
b. Penggunaan tenaga kerja efisien
c. Memudahkan dalam penanganan ternak (handling)
d. Memudahkan dalam penanganan limbah
e. Dinamika fisiologi lingkungan berada pada posisi yang kondusif, nyaman dan memberikan
kehidupan yang ideal bagi ternak babi
f. Efisien dalam pemanfaatan area kandang
g. Pembuatan kandang dengan luas yang sesuai dengan kapasitas pemeliharaan
h. Alokasi dana untuk pembuatan kandang dapat efisien

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

2. Macam dan tipe kandang


Konstruksi, luas dan bentuk kandang berbeda tergantung pada kondisi babi (induk kering,
induk bunting, induk laktasi, pejantan) dan berat/ukuran babi (grower-finisher) yang kemudian
disesuaikan dengan kapasitas kandang.
Macam-macam kandang untuk ternak babi adalah:
a. Kandang pejantan
b. Kandang induk kering
c. Kandang induk bunting muda
d. Kandang beranak/laktasi
e. Kandang babi grower (< 60 kg)
f. Kandang babi finisher (> 60 kg)
g. Kandang karantina
Pembuatan kandang yang terpisah tersebut dimaksudkan agar mempermudah dalam
penanganan ternak, terutama dalam pemberian pakan yang berbeda jumlah dan susunannya.
Khusus untuk kandang beranak sebaiknya dibuatkan farrowing stall atau petak kandang yang
dilengkapi guard rails. Prinsip pembuatan farrowing stall adalah ruang gerak induk yang dibatasi
pada area tertentu, sedangkan anak babi mempunyai area tertentu (antara lain tempat creep
feeding), tetapi anak babi dapat masuk ke area induk untuk menyusu. Dengan posisi demikian,
creep feeding tidak dapat dijangkau induk. Kandang tersebut juga dimaksudkan agar anak babi
tidak tertindih oleh induk.
Bagi betina kering susu, yang belum bunting, dan selama bunting dikandangkan terpisah dari
golongan babi lain hingga 3-10 hari sebelum beranak. Di dalam bagian atau unit kandang ini juga
dibuat petak kandang tempat mengawinkan babi bentuk oktogonal dan juga petak-petak kandang
babi pejantan. Kandang kawin bentuk oktogonal diperlukan agar pejantan tidak mengalami
kesulitan menaiki betina, sebab bagian belakang betina terletak di pojok kandang kawin yang
biasa. Pejantan perlu ditempatkan berdekatan dengan betina yang akan kawin, agar merangsang
betina cepat berahi dan juga untuk mengurangi betina yang mengalami berahi tenang (silent heat).
Unit kandang tempat induk beranak dan petak-petaknya dilengkapi dengan rel atau palang
pengaman atau kerangkeng (stall) beranak. Induk babi bersama anaknya tinggal di petak tersebut
sampai anak babi disapih atau induk dan anaknya dipindahkan ke unit kandang mengasuh setelah
2-3 minggu beranak. Unit atau bangsal kandang mengasuh anak (nursery pens) yang terdiri dari

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

petak-petak kandang setelah anak babi disapih sampai mencapai bobot badan 35-40 kg sebelum
masuk kandang grower. Mungkin juga induk bersama anaknya yang dipindahkan dari kandang
beranak setelah anak berumur 2-3 minggu sampai anak disapih. Unit atau bangsal pembesaran atau
penggemukan yaitu kandang tempat pembesaran setelah dipindahakn dari nursery pens sampai
babi siap dijual untuk babi potong. Bagi peternak dengan skala usaha sedang sampai besar perlu
pula disediakan unit kandang isolasi, yakni beberapa petak kandang tempat babi yang sakit,
kecelakaan, atau babi yang agresif/kanibal ataupun sebagai tempat menampung stok bibit yang
baru masuk perusahaan.
Pembuatan 7 macam kandang dalam satu lokasi usaha kemungkinan akan menimbulkan
pemborosan dalam pemanfaatan fungsi kandang. Oleh karena itu, agar lebih fleksibel, kandang
dapat dibuat untuk berbagai macam kondisi ternak babi. Tipe kandang tersebut adalah:
a. One unit system: kandang untuk induk dan anak-anak babi, sesudah menyapih induk
pindah ke kandang lain dan anak babi menempati kandang tersebut sampai dijual.
b. Two unit system: induk dan anak menempati satu kandang, sesudah disapih anak babi
pindah ke kandang untuk grower-finisher.
c. Three unit system: induk dan anak menempati satu kandang sesudah disapih anak babi
pindah ke kandang perawatan (nursery house), sesudah itu pindah ke kandang untuk
grower-finisher.
d. Four unit system: seperti three unit system (kandang beranak, kandang perawatan dan
kandang grower) yang kemudian ditambah kandang finisher yang terpisah dari kandang
grower..
Pembuatan tipe kandang tersebut disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dan jumlah populas,
huruf H dan sebagainya.dengan tetap memperhatikan efisiensi maupun kewaspadaan terhadap
penyakit ternak.
3. Luas dan Perencanaan jumlah kandang
Luas lantai kandang bagi ternak babi sangat penting diperhatikan karena sangat berkaitan atau
erat hubungannya dengan dengan kehidupan biologis babi yang seperti pertumbuhan, kesehatan,
reproduksi, produksi dan tingkah laku babi. Lantai kandang yang terlalu sempit akan
mengakibatkan suhu mikro kandang meningkat akibatnya sumber oksigen berkurang, kesehatan
babi terganggu, istirahat dan waktu bermain kurang. Akibatnya ternak stress, tingkah laku berubah,

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

perkelahian atau kanibalisme. Luas lantai kandang tergantung dari status , bobor badan, umur babi
dan tipe lantai kandang.
Tabel 1. Luas lantai kandang bagi ternak babi (m2/ekor)
Golongan/BB babi (kg) Tipe lantai
polos berbilah
Babi Penggemukan
10 – 25 0,46 0,36
25 – 45 0,66 0,46
45 – 70 0,86 0,56
70 – 100 1,12 0,86
Babi Bibit:
Dara 1,5 1,5
Dewasa 1,8 1,8
Induk paritas I dengan anaknyaa 3,8 – 4,2
Induk dengan anaknyaa 3,8 – 5,8
Pejantan 5,5 – 6,3
a
Kandang beranak memakai kerangkeng: lebar kerangkeng biasa adalah 65 cm, namun perlu dibuat sesuai dengan
besar induk

Ternak babi adalah salah satu species ternak potong yang berkembang biak dengan cepat.
Konsekuensi dari usaha ternak babi adalah bagaimana menyediakan fasilitas kandang dengan
jumlah yang sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara, sementara perubahan populasi
berkembang dengan cepat. Kesulitan utama antara lain berapa kandang beranak (farrowing stall)
yang harus dipersiapkan apabila rencana pemeliharaan induk dengan manajemen yang baik
dilaksanakan. Misalnya induk yang dipelihara 30 ekor dengan pola perencanaan sebagai berikut:
- Lama menyusui : 56 hari
- Penyesuaian induk sebelum beranak : 10 hari
- Kandang beranak disanitasi : 4 hari +
Dalam satu periode menyusui, satu kandang beranak digunakan selama : 70 hari
Dengan demikian dalam satu tahun kandang beranak digunakan oleh induk menyusui sebanyak
365/70 = 5 kali beranak (dibulatkan ke bawah)
- Apabila lama bunting induk : 114 hari
- Post partum mating (jarak dari beranak sampai kawin termasuk menyusui) : 66 hari +
Interval kelahiran : 180 hari (2 x beranak/tahun)
Dengan demikian semua induk (30 ekor) diprediksi beranak 30 x 2 kali = 60 kali beranak
dalam satu tahun. Karena setiap kandang beranak dalam satu tahun dapat digunakan sebanyak 5

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

kali, maka jumlah kandang beranak (farrowing stall) yang harus dibuat sebanyak 60/5 = 12
kandang. Untuk pejantan dengan asumsi breeding load 15 : 1, maka diperlukan kandang untuk
1/15 x 30 ekor = 2 ekor pejantan. Kandang induk kering dan induk bunting yang harus disediakan,
diasumsikan sebanyak 30-12 kandang = 18 kandang. Sedangkan untuk kandang grower dan
finisher, ditentukan berdasarkan jumlah anak yang hidup sampai dijual, umur penjualan, metode
pengaturan perkawinan dan kapasitas untuk setiap petak kandang.
Perkiraan jumlah kandang bunting dan melahirkan untuk ternak babi

Untuk memperkirakan jumlah kandang bagi bibit betina ada dua cara yakni jumlah induk
dan berapa kali beranak per tahun. Serta memaksimalkan pemakaian petak kandang beranak
dengan menentukan berapa induk yang akan beranak tiap minggu.
Komposisi status fisiologis di suatu peternakan babi umumnya adalah:

- Betina (induk dan betina bunting) : 75 %


- Betina kering susu dan calon induk : 20 %
- Pejantan : 5%

Data siklus biologis ternak babi perlu diketahui untuk menentukan akomodasi bagi setiap golongan
babi.
Siklus berbiak (SB) = LB (lama bunting) + LM (lama menyusui) + BK (jarak waktu dari
penyapihan sampai bunting kembali)

LB = 112-116 hari atau rata-rata 114 hari


LM = 21 – 42 hari, tergantung peternak (lazimnya di Indonesia 42 hari)
BK = berahi kembali biasanya 4-6 hari setelah menyapih dan 25-27 hari setelah
berahi pertama atau rata-rata 10 hari
Jadi SB = 114 + 42 + 10 = 166 hari
MPT (beranak per tahun) = 365 : SB = 365 : 166 = 2,2 kali

Untuk menghitung banyak petak kandang beranak berkerangkeng (KMB) adalah sebagai berikut:

KMB = BI {(LB – WP) + (LM + KK)}


SB
= 100 (114-107+42+7)/166
= 5600/166=33,73 dibulatkan keatas menjadi 34 petak

BI (banyak induk) = Jumlah induk di peternakan


LB (lama bunting) = Rata-rata 114 hari
WP (waktu pindah) = Waktu bunting kembali hingga masuk ke KMB,
biasanya satu minggu sebelum beranak, jadi waktu

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

pindah 107 hari


KK (kandang kosong) = Kandang dikosongkan tanpa diisi induk, yaitu saat
didesinfektan, umumnya selama 7 hari

Untuk menghitung kandang induk kering susu adalah:

KIK = BI (BK + WP)


SB
= 100 (10+107)/166
= 11700/166 = 70,48 dibulatkan ke atas menjadi 71 petak
Bila dikandangkan berkelompok 5 ekor/petak, maka perlu 14 petak kandang. Perlu pula disediakan
kandang bagi pejantan dan calon induk:
75 % induk dari stok populasi = 100 ekor
20 % calon induk = 27 ekor
5 % pejantan = 6,7 ekor dibulatkan menjadi 7 ekor
Bila calon induk dikandangkan 10 ekor/petak maka perlu 3 petak kandang sedangkan pejantan
dikandangkan individual. Petak kandang anak babi sapihan, pembesaran ataupu finisher dapat
dihitung dari produksi anak per tahun.

Gambar 24. Macam-macam kandang ternak babi

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

RANGKUMAN
Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi dalam usaha peternakan
ternak potong khususnya peternakan rakyat. Kontruksi kandang harus sesuai dengan persyaratan
teknis agar tidak mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja
dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang harus memberikan keleluasaan,
kenyamanan dan kesehatan bagi ternak.
Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain (1)
memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya, (2) mempunyai ventilasi yang baik, (3) efisiensi
dalam pengelolaan (4) melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian (5) serta
tidak berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama,
penataan dan perlengkapan kandang hendaknya dapat memberikan kenyamaman kerja bagi
petugas dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan birahi dan
penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe kandang hendaknya disesuaikan dengan lokasi
berdasarkan agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak.
Perkandangan merupakan salah satu bagian penting dari proses produksi, ternak akan
berproduksi dengan baik dan sesuai dengan harapan bila ternak merasa nyaman dan tenang berada
didalam suatu lingkungan. Kandang merupakan lingkungan fisik yang langsung berhubungan
dengan ternak, sehingga kenyamanan dari lingkungan kandang sangat penting untuk diperhatikan
dan merupakan bekal pengetahuan yang komprehensif tentang pengelolaan ternak. Dalam
merancang perkandangan ternak potong harus sesuai dengan lingkungan dan luasan kebutuhan
yang dibutuhkan berdasarkan jumlah, status fisiologis dan jenis kelamin
Lokasi, tipe dan manajemen perkandangan sangat mempengaruhi kemudahan dalam
manajemen pakan, sehingga dalam perencanaan dan pembuatan kandang harus diperhatikan:
1. Penentuan lokasi
2. Macam dan tipe kandang
3. Konstruksi kandang
4. Penyusunan desain
5. Perencanaan jumlah kandang
Lokasi, macam dan tipe kandang harus ditentukan terlebih dahulu agar kita dapat membuat
desain dan akhirnya menghitung jumlah kebutuhan kandang sesuai dengan program produksi yang
kita inginkan sesuai dengan jenis ternak yaitu untuk ruminansia besar (sapi), ruminansia kecil
(kambing, domba) dan ternak babi.

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

PENUTUP

Test Mandiri (total skor nilai 100)


1. Dalam pembuatan kandang bagi ternak kita harus memperhatikan lokasi dan bagian-bagian
kandang. Hal ini berkaitan dengan iklim, bagaimana pembuatan kandang yang baik bila
pemeliharaan ada di lokasi yang beriklim dingin seperti di Soe atau Manggarai.
2. Hitunglah luasan kandang yang harus dibuat bila seorang peternak ingin memelihara
kambing 10 ekor betina dan 1 jantan, produk yang dijual adalah kambing umur 6 bulan.
3. Hitunglah jumlah petak kandang babi untuk beranak dan kering susu, bila induk babi yang
diusahakan sebanyak 20 ekor.
Jawaban test mandiri
1. Bagian utama kandang terdiri dari atap, lantai dan dinding, bila lokasi usaha berada di
daerah beriklim dingin bagian-bagian kandang ini harus lebih tertutup untuk menghindari
cuaca dingin. Atapnya lebih baik model shade atau gable, lantai yang lebih keras (semen,
tanah yang dipadatkan, panggung dari kayu yang rapat), dinding dibuat tertutup rapat.
2. Setiap pejantan membutuhkan luasan 1,2 m2, induk kering kandang 1,0 m2, anak sapihan
dengan umur < 7 bulan 0,5 m2, induk menyusui (induk + anak) 1,5 m2.
Ternak kambing beranak 3 kali dalam 2 tahun (setiap 8 bulan) dengan jumlah anak
sekelahiran 2 ekor.
Tingkat kematian 0 %.
Semua betina dikawinkan dalam waktu yang bersamaan.
Dalam sekali kelahiran dihasilkan anak 20 ekor.
Kandang betina menyusui dapat dipakai bersamaan dengan kandang kering kandang sebab
semua induk beranak bersamaan.
Jumlah luasan kandang
1 ekor pejantan = 1,2 m2
10 betina menyusui = 15 m2
20 ekor anak sapihan = 10 m2
Jadi seluruhnya 26, m2
3. Induk yang dipelihara 20 ekor dengan pola perencanaan sebagai berikut:
- Lama menyusui : 56 hari

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

- Penyesuaian induk sebelum beranak : 10 hari


- Kandang beranak disanitasi : 4 hari +
Dalam satu periode menyusui, satu kandang beranak digunakan selama : 70 hari
Dengan demikian dalam satu tahun kandang beranak digunakan oleh induk menyusui
sebanyak 365/70 = 5 kali beranak (dibulatkan ke bawah)
- Apabila lama bunting induk : 114 hari
- Post partum mating (jarak dari beranak sampai kawin termasuk menyusui) : 66 hari +
Interval kelahiran : 180 hari (2 x beranak/tahun)
Dengan demikian semua induk (20 ekor) diprediksi beranak 20 x 2 kali = 40 kali beranak
dalam satu tahun. Karena setiap kandang beranak dalam satu tahun dapat digunakan
sebanyak 5 kali, maka jumlah kandang beranak (farrowing stall) yang harus dibuat
sebanyak 40/5 = 8 kandang. Untuk pejantan dengan asumsi breeding load 15 : 1, maka
diperlukan kandang untuk 1/15 x 20 ekor = 1,3 atau dibulatkan 2 ekor pejantan. Kandang
induk kering dan induk bunting yang harus disediakan, diasumsikan sebanyak 20-8
kandang = 12 kandang.
Tugas:
1. Buatlah lay out kandang sapi untuk pemeliharaan kelompok, betina 100 ekor, pejantan 4
ekor.
2. Hitunglah banyaknya kandang yang diperlukan untuk pemeliharaan ternak kambing dengan
jumlah betina 100 ekor, produk yang dijual adalah kambing siap potong.
Umpan Balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat ringkasan materi pada setiap pertemuan sebelum materi tersebut dibahas dalam
diskusi (dapat dilihat pada GBPP/RKPS).
2. Aktif dalam diskusi
3. Mengerjakan latihan dan tugas

DAFTAR PUSTAKA

BPTP, NTB. Manajemen Terpadu Pemeliharaan Sapi Bali. Badan Litbang Pertanian, Departemen
Pertanian

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang
Manajemen Perkandangan Modul 6

Ernawati, 2000. Laporan Hasil Kegiatan Gelar Teknologi Manajemen Usaha Pemeliharaan Sapi
Rakyat. BPTP Ungaran, Badan Litbang Pertanian, Deptan.
Manu, A.E. 2007. Usaha Beternak Kambing Domba sebagai Ternak Potong. Diktat. Fapet Undana
Kupang
Rasyid, A., Hartati. 2007. Perkandangan Sapi Potong. Loka Penelitian sapi Potong Grati. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Deptan

Mata Kuliah Manajemen Usaha Ternak Potong dan Kerja


Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang

Anda mungkin juga menyukai