Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kandang adalah tempat tinggal sekaligus tempat berlindung bagi ternak.

Selain menjaga ternak dari keadaan lingkungan seperti panas matahari dan hujan,

kandang juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari hewan buas (predator).

Hewan ternak khususnya memerlukan naungan untuk menjaga keberlangsungan

hidupnya dan sudah sepantasnya ternak mendapatkan tempat tinggal yang layak

dan sesuai dengan kebutuhannya.

Kandang yang layak akan menunjang produktivitas ternak sehingga mampu

memberikan hasil yang baik. Memelihara hewan ternak tidak hanya memerlukan

bangunan kandang saja tapi perlu sarana lain yang dapat memudahkan dalam

proses pemeliharaan seperti gudang pakan, penampungan limbah, dan lain

sebagainya.

1.2. Maksud dan Tujuan

 Mengetahui fungsi kandang sapi potong


 Mengetahui persyaratan kandang sapi potong

 Mengetahui tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya

 Mengetahui tatalaksana perkandangan sapi potong

1.3. Rumusan Masalah

 Bagaimana fungsi kandang sapi potong

 Apa saja persyaratan kandang sapi potong

 Apa saja tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya

 Bagaimana tatalaksana perkandangan sapi potong

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang

belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya

peternakan rakyat. Kontruksi kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis

akan mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga

kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang belum

memberikan keleluasaan, kenyamanan dan kesehatan bagi ternak. Beberapa

persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain :

 Memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya.

 Mempunyai ventilasi yang baik.

 Efisiensi dalam pengelolaan.

 Melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian, serta.

 Tidak berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.

Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama, penataan dan

perlengkapan kandang kandang hendaknya dapat memberikan kenyamaman kerja


bagi petugas dalam dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan,

pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe kandang

hendaknya disesuaikan dengan lokasi berdasarkan agroekosistemnya, pola atau

tujuan pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak.

2.1. Fungsi Kandang

Kandang memiliki beberapa fungsi bagi ternak menurut Deptan (2007),

diantaranya adalah sebagai berikut :

 Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem (panas,

hujan dan angin).

2
 Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.

 Menjaga keamanan ternak dari pencurian.

 Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian

pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan.

 Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

2.2. Persyaratan Kandang

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang

untuk sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang

(ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisien pengelolaan dan kesehatan

lingkungan sekitarnya. Beberapa syarat kandang sesuai Deptan (2007)

 Pemilihan lokasi.

 Letak bangunan

 Konstruksi

 Bahan

- Lantai

- Kerangka
- Atap

- Dinding

- Lorong atau gang

 Perlengkapan Kandang

2.3. Tipe Kandang Berdasarkan Bentuk dan Fungsinya

Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya terdiri atas kandang individu

dan kandang kelompok atau koloni (Murtidjo, 1992), sebagai berikut :

 Kandang Individu

Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu

ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan

3
(tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan

pembuangan kotoran.

 Kandang kelompok atau koloni

Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam

suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa

diikat.Penggunaan tenaga kerja untuk kandang koloni lebih efisien dibanding

kandang model individu, karena pekerjaan rutin harian adalah membersihkan

tempat pakan, minum dan memberikan pakan. Dalam hal ini satu orang tenaga

kandang mampu menangani sekitar 50 ekor sedangkan utnuk kandang

individu sekitar 15 – 20 ekor.

2.4. Tatalaksana Perkandangan

Tatalaksana perkandangan sapi potong sesuai dengan tujuan dan pola

pemeliharaan meliputi kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan.

Sedangkan kandang pendukungnya adalah kandang beranak atau kandang laktasi,

kandang pejantan, kandang perawatan dan kandang paksa (Deptan, 2007).

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Fungsi Kandang

Kandang berfungsi sebagai tempat perlindungan yang nyaman bagi ternak

sapi, sebagai tempat berlangsungnya pengelolaan usaha peternakan sapi itu

sendiri, dan yang terpenting dengan keberadaan kandang sapi yang bagus adalah

terlindungnya ternak sapi dari gangguan yang tidak diinginkan, seperti pencurian

dan hama pemangsa atau hama pengganggu bagi ternak sapi (Ainur dan Hartati,

2007).

Pembuatan kandang sapi harus di perhitungkan dan direncakan secara

matang, karena kandang adalah aset yg nilainya tidak sedikit jika di uangkan.

Pemilihan lokasi yang bagus dan strategis, pemilihan bahan yang kuat dan tahan

lama, perancangan tataletak kandang dan layout yang baik, serta manajemen

kandang yang akan diterapkan kedepannya adalah suatu hal yang harus

diperhitungkan dan direncanakan dengan baik dan benar (Ainur dan Hartati,

2007).

3.2. Persyaratan Perkandangan Sapi Potong

Persyaratan perkandangan yang baik akan menunjang usaha peternakan sapi

potong, sesuai dengan pendapat Santosa (2002) perlu diperhatikan beberapa

faktor, yaitu :

3.2.1. Pemilihan lokasi.

Pemilihan lokasi kandang sapi potong bagi peternak tradisional umumnya

berada di lokasi yang berdekatan dengan rumah pemilik usaha atau berada di

halaman belakang rumah karena cenderung memudahkan pengawasan dan

pemeliharaan sapi potong.

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain :

5
 Tersedianya sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak

dan membersihkan kandang

 Dekat dengan sumber pakan atau gudang pakan.

 Transportasi mudah, terutama untuk pengambilan pakan dari gudang

ke kandang.

 Areal yang ada dapat diperluas (tergantung kondisi lokasi).

3.2.2. Letak bangunan

Peternak sapi potong tradisional pada umumnya memilih menempatkan

kandang sapi potong tidak sesuai dengan aturan yang berlaku karena peternak

harus memaksimalkan biaya serta lokasi yang dapat mempermudah usaha sapi

potong. Faktor-faktor yang seharusnya diperhatikan oleh peternak sapi

tradisional adalah :

 Mempunyai permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi

sekelilingnya, sehingga tidak terjadi genangan air dan pembuangan

kotoran lebih mudah.

 Pembuatan bangunan minimal 10 meter dari pemukiman

 Tidak menggangu kesehatan lingkungan (limbah tersalurkan dengan


baik)

3.2.3. Konstruksi

Konstruksi kandang sapi potong tradisional harus kuat, mudah

dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak lembab dan

mempunyai tempat penampungan kotoran. Kontruksi kandang harus mampu

menahan beban benturan dan dorongan yang kuat dari ternak. serta menjaga

keamanan ternak dari pencurian.

Penataan kandang dengan perlengkapannya hendaknya dapat memberikan

kenyamanan pada ternak serta memudahkan kerja bagi peternak dalam

6
memberi pakan dan minum, pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan

ternak.

3.2.4. Bahan

Pemilihan bahan kandang hendaknya minimal tahan untuk jangka waktu

kurang lebih 5 tahun, dengan memanfaatkan dari bahan-bahan lokal yang

banyak tersedia. Bagian-bagian dan bahan kandang yang digunakan pada

perkandangan sapi potong tradisional yaitu :

 Lantai

Lantai kandang harus kuat berupa tanah yang dipadatkan atau pasir

cemen (PC) dan kayu yang kedap air. Berdasarkan kondisi alas lantai pada

peternakan sapi potong tradisional, sistem lantai tanpa tambahan apapun

(non litter) tepat untuk digunakan. Karena jumlah sapi potong yang tidak

terlalu banyak sehingga kandang sapi dapat terlihat lebih bersih apabila

dilakukan kegiatan memandikan sapid an pembuangan kotoran secara

rutin.

Lantai kandang harus selalu terjaga drainasenya, sehingga untuk lantai

kandang non litter dibuat miring kebelakang untuk memudahkan


pembuangan kotoran dan menjaga kondisi lantai tetap kering. Kemiringan

lantai berkisar antara 2 – 5 %, artinya setiap panjang lantai 1 meter maka

ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2 – 5 cm (Gambar 1).

7
Gambar 1 : Kemiringan Lantai Kandang dan Ukuran Selokan

 Kerangka

Kerangka dapat terbuat dari bahan kayu atau menggunakan

pondasi dari batu bata dan kerangka atasnya terbuat dari kayu.

 Atap

Atap kandang sapi potong tradisional terbuat dari bahan genting,

seng, rumbia dan asbes. Untuk daerah panas (dataran rendah)

sebaiknya mengunakan bahan genting sebagai atap kandang dengan

bentuk monitor atau semi monitor. Sedangkan untuk daerah dingin

(dataran tinggi) bisa menggunakan bahan seng sebagai atap dengan

bentuk gable dan shade.

 Dinding

8
Bahan dinding terbuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan

lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Pembuatan

dinding tembok pada peternakan sapi tradisional cenderung

disesuaikan dengan lokasi atau kondisi wilayah karena yang terpenting

dinding mampu menahan angin dan tidak mudah rusak.

Daerah dataran rendah, yang suhu udaranya panas dan tidak ada

angin kencang, bentuk dinding kandang adalah lebih terbuka, sehingga

cukup menggunakan kayu atau bambu yang berfungsi sebagai pagar

kandang agar sapi tidak keluar. Sedangkan daerah dataran tinggi dan

udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang,

dinding kandang harus lebih tertutup atau rapat.

 Lorong atau gang.

Merupakan jalan yang terletak diantara dua kandang individu,

untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan

pembuangan kotoran.

3.2.5. Perlengkapan kandang

Beberapa perlengkapan kandang yang umumnya terdapat pada


perkandangan sapi potong tradisional.

 Palungan

Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada

didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran

mengikuti lebar kandang (Gambar 3).

Gambar 3. Palungan sapi potong

9
 Selokan

Merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang

berada dibelakang kandang ternak individu. Ukuran selokan kandang

disesuaikan dengan kondisi kandang dan tujuan pemeliharaan.

 Tempat penampungan kotoran

Tempat penampungan kotoran dapat berupa bak atau kolam

penampungan sederhana yang terletak dibelakang kandang, ukuran dan

bentuknya disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.

Tempat penampungan kotoran feses dari kandang individu adalah

produk akhir berupa biogas atau kompos saja, tergantung tujuan

pemanfaatannya. Pengumpulan kotoran kandang berupa feses dan urin

setiap hari dilakukan melalui saluran drainase menuju tempat

penampungan, yang letaknya lebih rendah dari kandang.

 Peralatan kandang

Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi

potong meliputi : sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat,


tali sapi dan ember.

3.3. Tipe Kandang

Kandang sapi potong tradisional biasanya menggunakan tipe kandang

kelompok atau koloni karena kandang koloni merupakan salah satu model

kandang, dimana dalam suatu ruangan kandang di tempatkan beberapa ekor sapi

yang di lepas tanpa diikat agar tetap diam. Penggunaan tenaga kerja untuk

kandang tipe ini lebih efisien dibandingkan dengan kandang tipe tunggal, pada

kandang tipe ini pekerjaan rutin harian yang harus dilakukan pekerja hanya akan

10
terfokus pada pemberian pakan dan minum, sarta membersihkan palungan

Kandang sapi individu biasanya disediakan atau dibangun untuk tujuan tertentu.

Menurut Murtidjo (1992) tipe kandang individu terdapat beberapa macam

kandang, diantaranya :

 Kandang satu baris

 Kandang dua baris dengan posisi kepala yang berlawanan arah (tail to tail)

 Kandang dua baris dengan posisi kepala yang searah (head to head)

 Kandang tipe paddock dengan penempatan ternal secara individual dan

memiliki umbaran sehingga memungkinkan ternak untuk bisa bergerak

lebih bebas

Sedangkan kandang kelompok atau koloni dapat dibedakan menjadi dua jenis

(Murtidjo, 1992), yakni :

 kandang kelompok beratap seluruhnya

 kandang kelompok beratap sebagian

Gambar 4. Kandang Kelompok Beratap Seluruhnya

3.4. Tatalaksana Perkandangan

Beberapa tatalaksana perkandangan sapi potong menurut Deptan (2007),

diantaranya sebagai berikut :

3.4.1. Kandang Pembibitan

11
Kandang untuk pembibitan digunakan untuk pemeliharan induk/calon

induk dengan tujuan untuk menghasilkan anak atau pedet sampai sapih.

Penggunaan tipe kandang untuk program pembibitan sapi potong sesuai

program perkawinannya, yaitu menggunakan kandang individu atau kandang

kelompok.

Kandang individu dapat menerapkan pola pemeliharaan induk dengan

memperhatikan aktivitas reproduksinya (saat berahi) untuk dibawa ke kandang

kawin dengan menggunakan pejantan yang diinginkan.

Pola pemeliharaan pada kandang kelompok, tidak membutuhkan

pengamatan khusus terhadap aktivitas reproduksinya karena ternak kawin

sendiri dalam kandang saat birahi.

Kandang pembibitan digunakan untuk pemeliharan induk/calon induk

dengan tujuan untuk menghasilkan anak. Tipe kandang untuk program

pembibitan ternak berdasarkan program perkawinanya, yaitu menggunakan

kandang individu atau kandang kelompok

3.4.2. Kandang Beranak

Kandang beranak atau kandang menyusui adalah kandang untuk


pemeliharaan khusus induk atau calon induk yang telah bunting tua (7-8

bulan) sampai menyapih pedetnya dengan tipe kandang individu dilengkapi

palungan pada bagian depan dan selokan. Tujuannya untuk menjaga

keselamatan dan keberlangsungan hidup pedet. Lantai kandang selalu bersih,

kering, dan tidak licin. Konstruksi pagar pelumbaran lebih rapat untuk

menjamin pedet tidak keluar kandang.

3.4.3. Kandang Pembesaran

Kandang pembesaran untuk memelihara pedet lepas sapih (umur4-7 bulan)

sampai dewasa (umur 18-24 bulan). Tatalaksana kandang pembesaran pada

peternakan tradisional yaitu dengan menggunakan tipe kandang kelompok dan

12
yang harus diperhatikan adalah kepadatan yang berkaitan dengan kecukupan

sarana (palungan), dan kondisi ternak yang dipelihara.

3.4.4. Kandang Penggemukan

Kandang penggemukan dimanfaatkan untuk memelihara sapi jantan

dewasa beberapa bulan sampai mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan

ternak pada kandang penggemukan berkisar 4-12 bulan, tergantung kondisi

awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang

untuk penggemukan ternak jantan dewasa sebaiknya tipe kandang individu

untuk menghindari perkelahian sesamanya. Model kandang penggemukan

dapat menggunakan sistem kereman yang dibuat lebih tertutup rapat dan

sedikit gerak untuk mengurangi kehilangan energi dan mempercepat proses

penggemukan.

3.4.5. Kandang Pejantan

Kandang pejantan adalah kandang untuk pemeliharan sapi jantan yang

khusus digunakan sebagai pemacek. Tipe kandang pejantan adalah individu

yang dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan saluran pembuangan


kotoran pada sisi belakang.

Peternakan sapi potong tradisional yang sudah berorientasi pada

peternakan modern (peternakan semi modern) biasanya sudah menerapkan

penggunaan kandang pejantan untuk memepertahankan keturunan dari

pejantan berkualitas baik.

3.4.6. Kandang Paksa

Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk

melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku),

.mengontrol kesehatan sapi dan lain sebagainya. Meskipun pada kenyataannya

peternakan sapi potong tradisional belum semuanya menyediakan kandang

13
paksa tetapi sebagian besar sudah menerapkan penggunaan kandang individu

yang digunakan pada saat kegiatan IB dan perawatan kesehatan.

3.4.7. Kandang Karantina

Kandang karantina dipergunakan untuk mengkarantina ternak yang baru

masuk atau baru datang dengan tujuan pemeriksaan kondisi ternak yang baru

datang tersebut, agar sapi yang baru datang bisa di pastikan untuk bisa di

pelihara.

Kandang karantina letaknya terpisah dari kandang yang lain. Sedangkan

kandang isolasi hanya digunakan untuk memisahkan ternal yang sedang sakit

agar tidak menular ke ternak yang lainnya.

14
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Fungsi kandang sapi potong sebagai tempat perlindungan yang nyaman

bagi ternak sapi, sebagai tempat berlangsungnya pengelolaan usaha

peternakan sapi itu sendiri.

 Persyaratan kandang sapi potong yaitu pemilihan lokasi, letak bangunan,

konstruksi, bahan dan perlengkapan kandang.

 Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya yaitu kandang individu

dan kandang kelompok atau koloni.

 Tatalaksana perkandangan sapi potong ialah menyediakan kandang

pembibitan, kandang beranak, kandang pembesaran, kandang

penggemukan, kandang pejantan, kandang paksa, dan kandang karantina.

4.2 Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Ainur, R. dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Loka Penelitian Sapi Potong

Grati. Pasuruan.

Murtidjo, B.A. 1992. Memelihara Sapi Sebagai Ternak Potong dan Perah.

Kasinius. Yogyakarta

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan

Pengembangan Pertanian.2007. Teknis Perkandangan Sapi Potong.

Departemen Pertanian. Jawa Timur

Santosa, U.2002. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet.Penebarswadaya. Jawa

Timur

16

Anda mungkin juga menyukai