PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi
Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi prinsip sebagai penghasil susu.
Susu di definisikan sebagai sekresi fisiologis dari kelenjar. Susu merupakan makanan yang
secara alami paling sempurna, karena merupakan sumber utama protein, kalsium, fospor, dan
vitamin. Kuantitas dan kualitas susu berbeda antar spesies dan bangsa. Demikian juga antar
bangsa dalam spesies yang sama mempunyai karakteristik masing - masing, baik dalam besar
dan postur tubuh, warna bulu, sifat produksi, reproduksi dan ciri-ciri lainnya, sehingga
nampak jelas perbedaannya.
1.1.1 Klasifikasi Sapi Perah
Sapi perah termasuk famili bovidae dan ruminansia yang mempunyai tanduk
berongga. Famili bovidae dan subfamili bovinae yaitu termasuk kerbau, bison, musk-
ox, banteng, dan jebu.
Kingdom : Animalia
Phylem : Cordata
Class : Mammalia
Subclass : Eutheria
Ordo : Ungulata (mammalia berkuku)
Subordo : Pecora (ruminant asli/artiodactyles)
Familia : Bovidae (tanduk berongga)
Gambar 1.1
Genus : Bos
Sapi Perah Fries Holland
Sub genus : 1. Taurine 1. Bos taurus
2. Bos indicus
2. Bibovine 1. Bos gaurus
2. Bos frontalis
3. Bos sondaicus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangbiakan Ternak
2.1.1 Periode Pertumbuhan Ternak
2.1.1.1 Bobot Lahir
Berat lahir yang normal berkisar antara 25-40 kg atau sekitar 10% dari
berat induknya.
2.1.1.2 Bobot Masa Muda
Bobot masa muda (dara) sapi perah berkisar antara 200-300 kg.
2.1.1.3 Bobot dan Umur Siap Kawin
Apabila diberi makanan yang baik, sapi dara akan mencapai berat yang
cukup untuk dikawinkan pada umur 15 bulan, sehingga pada umur 2 tahun
sudah dapat melahirkan anak pertama.
Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat, salah satu caranya induk sapi
yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah di keringkan dan
induk sapi tersebut diberi makanan istimewa yang cukup baik kualitas dan kwantitasnya.
Pada anak sapi yang baru dilahirkan, lendir-lendir yang terdapat pada hidung dan mulut
harus segera dibersihkan dengan tujuan agar system pernapasan anak sapi itu berjalan
dengan baik. Biasanya, tali pusar anak sapi akan putus dengan sendirinya sewaktu
dilahirkan. Tali pusar yang baru putus itu harus segera diberi jodium tenctur 30% untuk
menjaga agar tali pusar tidak kemasukan kuman penyakit. Susu yang keluar dari induk
sapi harus diminumkan pada anaknya sendiri mengingat kolestrum ini sangat diperlukan
untuk anak sapi karena banyak mengandung antibody, protein, vitamin, dan mineral.
Kolestrum mempunyai sifat mencakar dan menggretak alat pencernaan anak sapi supaya
bekerja dengan baik. Dalam keadaan tertentu induk tidak dapat mengeluarkan kolestrum
misalnya karena mastitis, maka anak sapi harus diberi kolestrum dari induk lain atau paling tidak
diberi kolestrum buatan. Sehabis pedet diberi kolestrum, pedet harus mendapat air susu
sebanyak 10% dari berat badannya sampai mencapai 60kg.
Pemberian air susu dihentikan bergantung kepada berat badan dan kesehatan pedet,
harga air susu, total produksi air susu induk, jenis kelamin pedet, serta harga dan kualitas
pengganti air susu. Pada umur 3-4 minggu, anak sapi sudah dapat diajari makan konsentrat
dengan jumlah 0,25kg/hari. Makin lama pemberian konsentrat makin di tambah banyak. Anak
sapi semenjak umur 3 minggu juga harus sudah dibiasakan minum air.
1. Infectious scours (diarrhea, calf septicemin, enteris) penyebeb kematian yang sering
terjadi pada pedet yang berumur sampai 10 hari. Penyakit ini disebabkan oleh Escheria
coli sedangkan yang lainnya adalah Clostridia, Pasteurella, Pseudomonas dan
Salmonella. Gejalanya adala diare berat, nafsu makan hilang, lesu, dan kotorannya
berwarna cerah, serta suhu badan diatas atau dibawah normal. Pemberian antibiotik dapat
membantu mengurangi terjadinya penyakit.
2. Pnemumonia merupakan penyebab kematian pada pedet yang berumur 3 – 16 minggu.
Bakteri penyebabnya adalah Corynebacterium pyogenes dan Pasteurella multocida.
Gejala penyakitnya adalah suhu badan mencapai 39,6 ºC – 41,1 ºC, nafas cepat, batuk,
dan keluar cairan dari hidung yang mengandung nanah. Apabila terdapat gejala pertama
dari penyakit ini, maka pedet harus segera dipisahkan.Obat-obat antibiotik dapat dipakai
untuk mengobati.
3. Scours biasa (mencret) non-infections scours merupakan masalah kesehatan yang sering
terjadi pada waktu membesarkan pedet dari lahir sampai disapih. Faktor utama dari
penyakit ini adalah pemberian makan yang berlebihan. Penyebab lainnya adalah variasi
yang tinggi dari temperatur air susu atau pengganti air susu yang diberikan pada pedet.
Meskipun penyakit ini tidak menular, akan tetapi sapi yang terkena harus dipisahkan dan
diobati dengan jalan pemberian antibiotika.
Sapi dara ditempatkan secara khusus di dalam kandang yang ukurannya lebih kecil dari
kandang dewasa. Makanan berupa rumput, konsentrat, dan air minum disediakan di dalam
kandang. Untuk sekedar melatih otot (exercise), sewaktu-waktu dilepas di kubangan yang
berpagar. Pada sistem ini lebih mudah mengontrol apabila ada sapi birahi atau sakit.
Pada sistem ini, sapi dara digembalakan siang malam di padang rumput yang dipetak-petak
dan berpagar. Pengembalaannya diatur secara bergilir (rotasi). Makanan penguat dan air
minum disediakan secukupnya pada petak mana sapi sedang digembalakan. Kelemahan
sistem ini adalah sulit dalam pengontrolan penyakit, membutuhkan tanah yang luas, serta
biaya pemagaran yang tinggi. Untuk menanggulanginya, maka sebelum sapi dara dilepas di
padang rumput harus diperiksa terlebih dahulu apakah sapi tersebut sudah biasa memakan
pakan yang banyak mengandung serat kasar, kemudian apakah sapi tersebut terkena
caplak/jamur pada tubuhnya atau terdapat penyakit-penyakit lain
Diagram 2.1 Pemeliharaan Sapi Dara
2. TBC, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala penyakit ini adalah
sapi tampak kurus dan batuk-batuk serta bulunya kering dan tidak mengilat. Penyakit ini
pengobatannya dinilai tidak ekonomis sehingga sapi harus dipotong. Pencegahannya di
daerah yang sering terjangkit TBC harus dilakukan uji tuberkulinasi terhadap sapi-sapi
yang dipelihara.
3. Anthrax, disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis. Gejala penyakit ini adalah sapi
mengalami demam akut dan keluar darah dari hidung, mulut dan dubur. Bila terjadi
penyakit ini, obati sapi dengan antibiotik. Untuk mencegah terjadinya penyakit ini, setiap
tahun di wilayah yang sering terjangkit penyakit ini harus dilakukan vaksinasi.
3.4.4 Pemeliharaan Sapi Dewasa
1. Menghilangkan tanduk, tujuan dari menghilangkan tanduk tersebut di antaranya adalah:
menghindarkan bahaya penandukan dan kerusakan kulit pada sapi itu sendiri,
menghemat ruangan, menghindarkan perkelahian seru sesama sapi.
2. Menghilangkan puting, ada kalanya pada anak sapi yang baru lahir terlihat beberapa titik
kecil di ambingnya. Setelah besar titik itu akan berubah menjadi puting. Kalau saja
puting itu berlebihan, maka sebaiknya yang kecil-kecil dihilangkan saja dengan jalan
dipotong.
3. Pemeliharaan khusus
a. Daki, kulit sapi terdiri dari 3 lapisan. Lapisan yang paling atas merupakan lapisan
kulit mati. Dari kulit tersebut akan keluar peluh, peluh yang keluar akan bercampur
dengan debu yang beterbangan di sekitarnya. Dengan demikian, tubuh sapi tersebut
akan kotor. Oleh karena itu, setiap hari sapi perlu dimandikan untuk membersihkan
daki-daki yang menempel di badannya.
b. Kotoran, sapi akan membuang kotorannya setiap waktu dan kemudian berbaring di
tempat tersebut. Sebaiknya kotoran harus dibersihkan setiap hari supaya tubuh sapi
tidak menjadi kotor dan mengakibatkannya mudah terserang penyakit. Kotoran
yang menempel di badan sapi, dapat mengakibatkan hal-hal berikut: lubang
keringat tertutup oleh kotoran, dapat mendatangkan kuman ataupun bakteri yang
membuat sapi itu menjadi gatal-gatal. Untuk mencegah hal-hal tersebut maka
perawatan kulit dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut: memandikan dan
menyikat kulit sapi setiap pagi, bulu-bulu yang tebal dan kebetulan tumbuh di
daerah ambing, kaki belakang serta lipatan paha belakang harus dipotong. Dengan
maksud menghindarkan melekatnya kotoran yang tebal.
2.4.5 Perkandangan
1. Kandang Pedet umur 0-4 bulan
Kandang pedet lazimnya dibuat dari bahan bamboo atau kayu berukuran 95 x
150 x 130 cm (lebar x panjang x tinggi).
2. Kandang Pedet lepas sapih (4-8 bulan)
3. Kandang Sapi Dara (8 bulan-2 Tahun)
Dapat dibuat dengan sistem koloni agar memudahkan pengontrolan saat birahi. Namun,