Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

MANAJEMEN TERNAK PERAH


(MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK KAMBING
PERAH DI EWAKO FARM)

Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Manejemen Ternak Perah pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar

Oleh:

ADI WIRA PRATAMA


60700121022

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak perah merupakan ternak ruminansia yang dipelihara dengan tujuan

sebagai penghasil susu dalam jumlah yang besar. Susu merupakan bahan pangan

yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan merupakan

salah satu komuditas strategis.

Permintaan susu di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami

peningkatan. Masyarakat saat ini mulai sadar akan pentingnya zat gizi yang

terkandung pada susu. Namun, seiring dengan peningkatan permintaan susu tidak

sebanding dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Saat ini susu yang dikenal

masyarakat dan paling disukai masih berasal dari ternak sapi perah. Pemerintah

telah berusaha untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi permasalahan

tersebut. Sudah sejak lama kegiatan importasi susu telah dilakukan karena di

dalam negeri mampu menyedian produksi kurang lebih 25%. Padahal untuk

mengatasi permasalahan tersebut bisa dilakukan melalui alternatif pemeliharaan

ternak perah lainnya seperti salah satunya kambing perah (Christi, 2022).

Peran ternak sangat penting dalam memenuhi kebutuhan manusia akan

protein hewani melalui produksi daging, telur dan susu. Ternak perah adalah

ternak ruminansia penghasil susu yang merupakan bahan pangan yang sangat

penting untuk kebutuhan gizi masyarakat dan merupakan salah satu komoditas
strategis. Ternak penghasil susu yang utama adalah sapi perah dan sebagian kecil

dihasilkan oleh kambing perah (Syukriani, 2022).

Susu kambing mempunyai kandungan gizi yang sangat lengkap dan baik

untuk kesehatan. Selain itu susu kambing memiliki kandungan laktosa yang

rendah, sehingga tidak menimbulkan diare. Keunggulan lainnya dari susu

kambing adalah tidak mengandung beta-lactoglobulin atau senyawa yang dapat

memicu rekasi alergi seperti asma, gangguan saluran pernapasan, infeksi radang

telinga, efek merah pada kulit, serta gangguan percernaan. Kandungan protein

yang tinggi dalam susu kambing sangat baik untuk pertumbuhan dan

pembentukan jaringan tubuh (Prastyo, 2021).

Berdasarkan uraian di atas hal inilah yang melatar belakangi laporan ini

yaitu untuk mengetahui manejemen pemeliharaan ternak kambing perah yang baik

dan benar meliputi perkandangan, pemberian pakan, kesehatan, pemerahan dan

penanganan air susu.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara

mengetahui manejemen pemeliharaan ternak kambing perah di Ewako Farm?

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui mengetahui

manejemen pemeliharaan ternak kambing perah di Ewako Farm.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Integrasi

1. Kajian Al-Quran Tentang Hewan Ternak

Hewan ternak adalah hewan yang dipelihara oleh seseorang dengan cara

diberi makan, minum dan dirawat dengan semestinya yang harus dilakukan.

Hewan ternak dalam islam yaitu yang dapat dipelihara dan dimakan oleh orang

dan khususnya adalah orang islam, adapun hewan ternak yang dapat dipelihara

dan dimakan oleh orang islam Seperti ayam, kambing, sapi, bebek, unta dan lain

sebagainya. Allah swt menciptakan ternak tidak tampa tujuan Allah menciptakan

binatang ternak untuk kemasalahatan manusia karena dalam binatang ternak

terdapat manfaat yang bisa dipetik serta digunakan sebagai kebutuhan dalam

hidup masyarakat, Allah swt berfirman dalam QS. Al-Mu‟minun/23:21 yang

berbunyi:

٢١ ۙ ‫َو ِاَّن َلُك ْم ِفى اَاْلْنَع اِم َلِع ْبَر ًۗة ُنْس ِقْيُك ْم ِّمَّم ا ِفْي ُبُطْو ِنَها َو َلُك ْم ِفْيَها َم َناِفُع َك ِثْيَر ٌة َّو ِم ْنَها َتْأُك ُلْو َن‬
Terjemahnya:
“Dan sesungguhnya pada binatang-binatang terdapat pelajaran yang sangat
penting bagi kamu, kami memberi minum dari air susu yang ada dalam perutnya
dan pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu,
dan sebagiannya kamu makan (Kementrian Agama RI, 2019).

Menurut tafsir Jalalain (2019), di samping air serta kebun-kebun yang

tumbuh dengannya, sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terdapat suatu

pelajaran bagimu. Kami juga memberi minum kamu dari air susu yang penuh

nutrisi yang ada dalam perutnya dan padanya, yakni pada binatang-binatang

ternak itu, juga terdapat banyak manfaat untukmu, seperti daging, kulit, bulu dan
tenaganya. Semua itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Dan sebagian

darinya kamu makan sebagai makanan yang lezat dan bergizi dan di atasnya yakni

hewan-hewan ternak itu dan juga di atas kapal-kapal kamu diangkut atas izin

Allah menuju tempat-tempat yang dituju

Makna ayat diatas menjelaskan bahwa jika sesungguhnya dalam

penciptaan binatang ternak itu sungguh-sungguh terdapat suatu pelajaran yang

begitu penting bagi manusia yang bisa dipetik manfaatnya seperti susu, daging

kulit serta berbagai banyak manfaat yang dapat diambil. Manfaatnya bukan hanya

untuk manusia saja sebagai nikmat yang diberikan Allah untuknya namun

binatang ternak pula bisa dijadikan untuk pembelajaran ilmu pengetahuan dengan

kekuasan Allah swt hijauan yang dikonsumsi oleh binatang ternak akan dijadikan

sebagai daging yang bisa dikonsumsi oleh manusia serta dengan kekuasaan Allah

swt terdapat pula susu yang ada didalam perutnya yang telah dipisahkan dengan

najis diantara feses dan darah. Dijelaskan pula bahwa hewan ternak dipelihara

dengan baik serta dalam memelihara ternak tersebut tidak boleh menyiksanya.

2. Kajian Al-Quran Tentang Kambing Perah

Kebutuhan susu yang semakin meningkat merupakan salah satu faktor

pendorong bagi usaha peternakan untuk terus maju dan berkembang, salah satu

ternak ruminansia kecil yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai

sumber produksi susu adalah kambing perah. Susu kambing sendiri mempunyai

sumber gizi yang baik serta dapat digunakakan sebagai khasiat obat. Susu

merupakan produk hasil ternak yang bisa diambil manfaatnya bagi manusia,

sebagaimana disebutkan dalam Q.S An-Nahl/ 16: 66 sebagai berikut:


‫َو ِاَّن َلُك ْم ِفى اَاْلْنَع اِم َلِع ْبَر ًةۚ ُنْس ِقْيُك ْم ِّمَّم ا ِفْي ُبُطْو ِنٖه ِم ْۢن َبْيِن َفْر ٍث َّوَد ٍم َّلَبًنا َخاِلًصا َس ۤا ِٕىًغ ا ِّللّٰش ِر ِبْيَن‬
٦٦
Terjemahnya:
“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran
bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-
orang yang meminumnya” (Kementrian Agama, 2019).

Tafsir Jalalain (2019), bukan saja pada air hujan, sungguh pada hewan

ternak yang kamu pelihara itu, seperti unta, sapi, kambing dan domba, juga

benarbenar terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi kamu untuk mengakui

kekuasan dan kebesarannya jika kamu mau memperhatikan. Kami memberimu

minum yang segar dan penuh gizi dari apa yang ada dalam perutnya, yakni hewan

ternak betina berupa susu murni yang tersarikan antara kotoran dan darah susu

yang bersih dari campuran keduanya dan mudah ditelan bagi orang yang

meminumnya. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda

kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang yang mengerti.

Makna ayat diatas menjelaskan bahwa Allah memberi kita minuman dari

dalam perut binatang ternak yang mencakup onta, sapi dan kambing berupa susu

yang suci lagi bermanfaat bagi yang meminumnya (baik untuk anak kecil atau

orang dewasa). Berarti tidaklah benar bahwa minum susu itu hanya dikhususkan

bagi yang masih kecil atau hanya pada susu ASI bukan dari susu binatang ternak,

karena bagaimana mungkin kita akan mencela apa yang diberikan oleh Allah swt.

B. Kajian Teoritis

1. Kambing Perah
Kambing perah merupakan ternak ruminansia yang memiliki potensi untuk

menjadi penghasil susu segar untuk memenuhi kebutuhan susu di Indonesia.

Potensi tersebut salah satunya disebabkan karena nilai gizi dan daya serap susu

kambing dapat bersaing dengan susu sapi. Susu kambing mempunyai kandungan

gizi yang sangat lengkap dan baik untuk kesehatan. Selain itu susu kambing

memiliki kandungan laktosa yang rendah, sehingga tidak menimbulkan diare.

Keunggulan lainnya dari susu kambing adalah tidak mengandung

betalactoglobulin atau senyawa yang dapat memicu rekasi alergi seperti asma,

gangguan saluran pernapasan, infeksi radang telinga, efek merah pada kulit serta

gangguan percernaan (Prastyo, 2021).

Kambing perah merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang

dapat menghasilkan produk utamanya susu. Umumnya ternak kambing perah

banyak dipelihara di berbagai wilayah di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Masyarakat Indonesia

sekarang ini banyak yang melakukan usaha pemeliharaan ternak kambing perah.

Hal tersebut karena usaha dibidang peternakan khususnya kambing perah cukup

menjanjikan karena selain menjual produk susu bisa juga daging. Saat ini populasi

kambing perah dari tahun ke tahun cukup meningkat, namun tidak seiring jumlah

produksi susu yang dihasilkan (Sudrajat, 2021).

Menurut Saputri (2023), ada beberapa jenis peranakan kambing perah

yaitu Peranakan Etawa (PE), Saanen, Sapera, Anglo Nubian dan Alpine.

a. Kambing Peranakan Etawa (PE)


Kambing PE betina memiliki panjang badan sekitar 79 cm, lebar dada 19

cm, kedalaman dada 31 cm, tinggi badan 53 cm, dan lingkar dada 90 cm.

Sementara itu, kambing PE jantan memiliki panjang badan sekitar 55 cm, lebar

dada 23 cm, kedalaman dada 17 cm, tinggi badan 57 cm, dan lingkar dada 67 cm.

Kambing PE dara siap dikawinkan pada umur 10 bulan. Lama kebuntingan 147–

160 hari dan siklus berahi 23 hari.

Gambar 1. Kambing PE (Saputri, 2023).

Ciri dari kambing Peranakan Etawa (PE) adalah bagian hidung ke atas

melengkung, panjang telinga antara 15–30 cm, menggantung ke bawah dan

sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal

dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor

(betina). Sasaran utama dari kambing Peranakan Etawa pada dasarnya adalah

penghasil susu, tetapi juga sebagai penghasil daging (Fami dan Handoko, 2021).

b. Kambing Saanen

Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen di Swiss, Eropa.

Penyebarannya sudah banyak di daerah Indonesia. Ciri fisik dari kambing ini
memiliki warna bulu yang putih atau krem keputih-putihan, postur badanya tinggi

dan besar serta memiliki telinga yang tegak.

Gambar 2. Kambing Saanen (Saputri, 2023).

c. Kambing Sapera

Kambing Sapera merupakan kambing persilangan antara PE dan Saanen.

Performa fisik kambing Sapera di Mranggen yaitu memiliki panjang kepala 24,8

cm, lebar kepala 14,8 cm panjang telinga 18,2 cm, tinggi pundak 43 cm, lebar

telinga 8,68 cm, lingkar dada 93,8 cm dan panjang badan 88,92 cm. Jika dilihat

dari performa fisik kambing Sapera memiliki ukuran tubuh dan kepala yang

hampir sama seperti kambing PE namun untuk ukuran telinga lebih kecil dan

pendek (Ariyanto, 2021).

Gambar 3. Kambing Sapera (Saputri, 2023).

d. Kambing Anglo Nubian

Kambing Anglo Nubian dikembangkan di Inggris. Kambing ini berasal

dari persilangan kambing perah Inggris dengan pejantan dari Afrika serta dengan
kambing Jamnapari asli India, termasuk kambing dwiguna dengan dikenal dengan

penghasil susu dan daging yang tinggi. Kambing Anglo Nubian digunakan untuk

program grading-up terutama di negara tropis dengan tujuan untuk meningkatkan

produksi susu dan produksi daging kambing lokal (Susilorini dan Kuswati, 2019).

Gambar 4. Kambing Anglo Nubian (Saputri, 2023).

e. Kambing Alpine

Kambing betina jenis ini memiliki ambing besar, berbentuk dengan baik

dengan titik dan dot yang diposisikan dengan baik. Umumnya jenis kambing ini

memiliki bulu halus berwarna abu-abu. Masa kehamilan kambing alpine betina

berkisar 145–150 hari. Masa pubertas kambing alpine jantan pada umur antara 5–

8 bulan sedangkan kambing alpine betina antara 7–9 bulan (Susilorini dan

Kuswati, 2019).

Gambar 5. Kambing Alpine (Saputri, 2023).


2. Pemeliharaan Kambing Perah

Manajemen pemeliharaan kambing perah dan pengolahan susu yang baik,

perlu penyediaan bahan pakan hijauan dan konsentrat yang berkualitas tinggi,
guna meningkatkan produktivitas kambing perah, perlu ditingkatkannya

pengetahuan dan pemahaman peternak cara penanganan dan pengolahan susu

kambing yang baik dan perlu ditingkatkannya pengetahuan dan kemampuan

peternak dalam pengelolaan limbah peternakan (Qisthon, 2022).

Kambing lebih mudah dipelihara dari pada ternak ruminansia lain,

kambing berkembangbiak lebih cepat dan pertumbuhan anaknya tergolong cepat.

Menurut Widiyasti (2021), cara pemeliharaan kambing perah sebagai berikut:

a. Pemeliharaan anak kambing

Cempe yang baru lahir segera dibersihkan lendirnya dengan menggunakan

kain kering, memotong tali pusar dengan mengikat tali pusar kira- kira 5 cm dan

10 cm dari perut. Kemudian tali pusar diberi larutan yodium untuk mencegah

terjadinya infeksi. Anak kambing dibiarkan dengan induknya selama empat hari,

kemudian dipisahkan dari induknya dan hanya boleh menyusu pagi hari saja.

Kolostrum sebanyak setengah liter diberikan tiga kali sehari. Hijauan diberikan

saat cempe berumur dua minggu.

b. Pemeliharaan induk

Induk kambing yang bunting membutuhkan perawatan khusus. Kambing

bunting ditempatkan di kandang khusus dan dipisah dari ternak lainnya. Induk

bunting perlu diperhatikan makanannya agar anak kambing 8 tumbuh dengan baik

dan dapat mengasilkan susu dalam jumlah banyak. Tujuan dari pemisahan

kandang saat bunting yaitu agar induk dapat lebih leluasa bergerak. Beberapa hari

sebelum kelahiran lantai kandang diberi alas jerami kering. Pada saat lahir

peternak sebaiknya berada di dalam kandang untuk membantu proses kelahiran.


3. Manejemen Perkandangan

Kandang merupakan tempat tinggal untuk hewan yang dapat memberikan

rasa nyaman bebas dari gangguan luar. Kandang yang baik memiliki ukuran yang

sesuai serta bagian-bagian dalam kandang seperti ventilasi. Apabila kandang tidak

sesuai dengan kebutuhan dari ternak itu sendiri maka dapat menyebabkan stress

sehingga akan berdampak kepada performa produksi susunya (Christi, 2021).

Menurut Mistojo (2019), luas Area yang diperlukan untuk setiap ekor

ternak tergantung dari status fisiologi dan jenis kelamin ternak. Setiap ekor induk

kambing dewasa memerlukan pen 1 x 1,5 m. Jantan dewasa dapat ditempatkan

pada pen 2 x 2 m yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai tempat kawin.

Kandang/pen pejantan terpisah dari kandang betina, supaya jika melakukan

pemerahan susu, bau kambing jantan tidak meresap masuk pada susu dan akan

menurunkan kualitas susu (bau/prengus). Kandang anak pra-sapih dan pasca sapih

juga terpisah dari kandang induk. Model atau tipe kandang pada budidaya

kambing perah dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Kandang Panggung

a. Lantai kandang dibuat 0,81 m si atas permukaan tanah.

b. Lantai Kandang dibuat dari kayu reng dan jarak antar reng diatur

sedemikian rupa supaya kotoran mudah jatuh ke kolong kandang

sehingga kaki ternak tidak masuk terjepit di sela-sela lantai.

c. Lantai kolong dibuat miring untuk memudahkan pembersihan dan

menghinari becek.

2. Kandang non-panggung
a. Lantai kandang dibuat dari tanah, beton atau bahan lain yang cukup

keras.

b. Tinggi kandang dapat bervariasi 2-3 m.

c. Saluran air (drainase di sekeliling kandang harus dibuat agar lantai

kandang tidak becek/ terendam air bila hujan).

Kandang Head to head merupakan salah satu tipe kandang yang umum

digunakan dalam pemeliharaan kambing perah. Tipe kandang ini mengacu pada

penempatan ternak yang saling berhadapan dan dapat memberikan keuntungan

dalam pengawasan dan manajemen ternak serta memungkinkan untuk pengaturan

pakan dan pemeriksaan kesehatan yang lebih efisien. Kandang tipe ini mengacu

pada penempatan ternak yang saling berhadapan. Tipe kandang ini dapat

memberikan keuntungan dalam pengawasan dan manajemen ternak serta

memungkinkan untuk pengaturan pakan dan pemeriksaan kesehatan yang lebih

efisien (Ja’far, 2019).

4. Manajemen Pakan dan Minum

Pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan

yang sangat menentukan. Kenyataan dilapangan menunjukan masih banyak

peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan kualitas,

kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya produktivitas ternak yang

dipelihara tidak optimal bahkan diantara peternak banyak yang mengalami

kerugian akibat pemberian pakan yang kurang tepat. Pakan sangat dibutuhkan

oleh kambing untuk tumbuh dan berkembang biak. Hanya pakan sempurna yang
mampu mengembangkan pekerjaan sel tubuh. Pakan yang sempurna mengandung

kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral (Azwar, 2022).

Secara umum produksi susu kambing sangat dipengaruhi oleh kualitas

pakan yang diberikan. Pakan sumber hijauan di lokasi peternakan tidak selalu bisa

diharapkan karena pakan hanya bisa diambil pada saat musim panen saja,

sedangkan saat musim hujan peternak harus mencari hijauan di luar area

peternakan bahkan memanfaatkan limbah pertanian. Hijauan dan limbah pertanian

yang didapat juga tidak menentu sehingga kebutuhan hijauan ternak kambing

beragam dan sering tidak tercukupi (Cory, 2019).

Penyediaan pakan ruminansia secara kontinyu, berkualitas dan praktis

merupakan kebutuhan bagi peternak. Kendala bagi peternak dalam penyediaan

pakan terutama hijauan pakan diantaranya yaitu keterbatasan jumlah sumber

pakan, jarak antara sumber pakan dan peternakan sehingga menyulitkan

transportasi, kualitas nutrisi rendah, musim kemarau dan pakan yang bersifat

Kamba. Salah satu satu alternatif bahan pakan yang dapat digunakan untuk

mengatasi kendala tersebut yaitu penggunaan limbah agroindustri. Limbah

agroindustri berpotensi besar sebagai pakan ternak (Mukminah, 2019).

Ampas tahu merupakan limbah industri pengolahan tahu. Ampas tahu

memiliki kadar air dan serat yang cukup tinggi, sehingga pemanfaatannya belum

optimal dan masa simpannya relatif pendek. Namun, ampas tahu dapat dijadikan

sumber protein. Ampas tahu dapat dijadikan sebagai pakan sumber protein karena

mengandung protein kasar cukup tinggi yaitu 27,55% dan kandungan zat nutrien
lain adalah lemak 4,93%, serat kasar 7,11%, BETN 44,50%, selain itu harga

bahan, biaya produksi, dan proses produksinya terbilang murah (Bouk, 2022).

5. Manajemen Kesehatan

Pemeliharaan ternak memiliki tiga komponen penting yaitu Breeding,

Feeding dan Manajemen. Dalam manajemen ternak ada salah satu bagian yang

penting yaitu pengendalian penyakit. Penyakit yang menyerang ternak dapat

mengurangi produktivitas ternak dan mengakibtkan kerugian. Masih banyak

peternak yang belum paham cara penanganan penyakit sehingga ketika muncul

penyakit peternak mengalami kesulitan dalam penanganannya. Kesehatan ternak

merupakan kondisi dimana tubuh hewan dengan dengan seluruh sel yang

menyusun dan cairan tubuh yang terkandung secara fisiologis berfungsi normal.

Sebagian peternak masih ada yang belum mampu melakukan pengamatan

terhadap ternak yang sakit. Ini menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi

peternak (Maskur, 2023).

Pada proses pemeliharaan kambing perah kondisi tidak selalu dalam

keadaan normal sehingga menurunkan produktivitas dari individu ternak.

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut karena terserang penyakit.

Penyakit pada ternak dapat diklasifikasikan berbagai jenis diantaranya penyakit

menular dan tidak menular. Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh

mikroorganisme seperti virus, bakteri dan fungi. Adanya penyakit menular pada

kambing sering peternak jumpai dan keberadaannya diberbagai daerah masih

cukup tinggi sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Terbatasnya teknologi

pencegahan, masih adanya ketakutan pada peternak dan kurangnya partisipasi


masyarakat untuk mengamati secara teratur, menyebabkan masalah ini tetap

manjadi masalah kesehatan pada kambing dimasa mendatang. Keberhasilan dari

penanggulangan penyakit pada kambing khususnya, untuk sebagian tergantung

dari pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai penyakit tersebut.

Kasus penyakit seperti mastitis, mulut dan kuku serta Bloat (kembung perut)

paling banyak dijumpai di masyarakat. Pemahaman serta penanggulangan

terhadap penyakit terkadang peternak tidak mengetahuinya secara pasti (Christi,

2022).

Penyakit Mastitis adalah penyakit yang menyerang kelenjar susu ternak

yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri merupakan salah satu penyebab kematian

kambing etawa dalam jumlah yang besar dikarenakan banyak peternak tidak tahu

akan penyakit ini dan menyebabkan peternak kambing etawa mengalami

kerugian. Penyakit mastitis disebabkan terjadinya kesalahan dalam cara memerah,

perkelahian antar kambing dan juga disebabkan oleh bakteri. Biasanya penyakit

ini menyerang induk kambing pada masa laktasi. Jenis bakteri yang menginfeksi

bagian kelenjar susu kambing adalah bakteri Staphylococcus aureus,

Streptococcus sp, Bacillus sp (Bangun, 2022).

6. Manajemen Pemerahan

Pemerahan adalah tindakan mengeluarkan susu dari ambing dengan tujuan

mendapatkan produksi susu yang maksimal dan terbagi atas 3 tahap. Tahapan

pemerahan tersebut meliputi persiapan pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan

pasca pemerahan. Tahapan sebelum pemerahan secara manual atau menggunakan

tangan dapat dilakukan dengan cara membersihkan kandang dari segala kotoran,
mencuci daerah lipatan paha sapi yang akan diperah, memberi konsentrat kepada

sapi yang akan diperah, sehingga ketika dilakukan pemerahan sapi sedang makan

dalam keadaan tenang, membersihkan alat-alat pemerahan susu (ember dan alat

takar susu) dan Milktank susu, membersihkan tangan pemerah dan mencuci

ambing dengan air bersih kemudian mengelapnya. Rangsangan yang memadai

pada puting susu sapi perlu dilakukan untuk memperlancar keluarnya susu

(Utama, 2019).

Menurut Panjaitan (2023), dalam manajemen pemerahan sangat penting

menerapkan tahapan dalam pemerahan yang terbagi menjadi 3 tahap yaitu:

a. Pra Pemerahan

Pra pemerahan adalah kegiatan mempersiapkan alat dan bahan serta

kondisi yang diperlukan sebelum proses pemerahan. Membersihkan kandang,

menyiapkan pemerah susu dan memastikan hewan ternak yang akan diperah

bersih termasuk dalam kegiatan ini. Kandang harus bebas dari sisa makanan,

kotoran atau urin yang berbau, tujuannya ketika proses pemerahan berlangsung,

susu tidak mudah terkena mikroba dari lingkungan sekitar dan menjaga susu tetap

higenis. Filter, Milktank, gelas takar serta jerigen bersih dan kering merupakan

contoh peralatan pemerahan yang baik. Peralatan yang kotor dapat menyebabkan

susu terkontaminasi mikroba. Pakaian dan tubuh yang bersih, kuku pendek serta

tidak merokok merupakan hal - hal yang perlu diperhatikan oleh pemerah.

Pemerah perlu memperhatikan Kesehatan fisik, kebersihan tubuh dan pakaian

serta dianjurkan menggunakan penutup kepala.

b. Pemerahan
Sebelum melakukan pemerahan, ambing kambing dibersihkan

menggunakan kain yang sudah direndam air hangat guna mendorong keluarnya

hormon oksitosin. Agar tidak menyakiti ternak, prosedur pemerahan harus

diselesaikan dengan cepat dan lembut. Proses Milk let down sangat dipengaruhi

hormon oksitosin yang hanya aktif 6-8 menit. Pada saat pemerahan diusahakan

tidak membuat kambing menjadi takut dan terkejut, kondisi ini dapat membuat

susu susah keluar. Ketika kambing takut atau terkejut hormon epinefrin

dikeluarkan. Hormon epinefrin menghambat kerja hormon oksitosin. Pemerahan

yang tidak sesuai prosedur dapat menyebabkan infeksi Mastitis pada putting dan

ambing sehingga menyebabkan produksi susu menurun.

Teknik pemerahan manual atau menggunakan tangan dibagi menjadi tiga

metode diantaranya Whole hand milking, Knevelen, dan Strippin. Saat memerah

susu dengan tangan, penting untuk memastikan tangan pemerah bersih dan sehat

sebelum memulai (Hartanto, 2021).

1. Tangan penuh atau Whole hand

Menurut (Hartanto, 2021) pemerahan dengan tangan penuh dilakukan

dengan menekan ibu jari dan telunjuk melingkari pangkal puting, sehingga susu

tidak kembali menuju puting dan diikuti jari tengah, jari manis, dan kelingking

ditekan pada puting tanpa menarik puting kebawah.

2. Knevelen

Knevelen yaitu pemerahan yang dilakukan seperti whole hand namun

dengan membengkokkan ibu jari sambil ditekan secara halus, sehingga kuku tidak

melukai puting (Nandhirabrata, 2021).


3. Strippin

Stripping disebut dengan perah pijit merupakan salah satu metode

pemerahan dengan cara puting dijepit dengan ibu jari dan telunjuk kemudian

digeser sambil memijat sampai susu keluar (Nandhirabrata, 2021).

c. Pasca Pemerahan

Kegiatan yang dilaksanakan pada fase pasca pemerahan meliputi

pencelupan puting, sanitasi mesin perah, pengemasan susu, penyimpanan susu dan

pengolahan susu menjadi produk yang bernilai jual. Produksi susu yang diperoleh

harus segera ditangani dengan benar, hal ini disebabkan susu adalah produk yang

mudah rusak dan terkontaminasi (Panjaitan, 2023).

7. Penanganan Air Susu

Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan untuk

kesehatan dan pertumbuhan manusia karena susu mengandung nilai gizi

berkualitas tinggi. Hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia terdapat

dalam susu yaitu protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Semua zat

tersebut dapat dicerna dan diabsorbsi secara sempurna oleh tubuh. Susu berupa

cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan

cara pemerahan (Latifah, 2022).

Penanganan susu pasca pemerahan yang harus dilakukan peternak adalah

susu disaring terlebih dahulu untuk memisahkan susu dari kotoran dan bulu yang
masuk ketika pemerahan berlangsung, kemudian susu segera dibawa ke kamar

susu atau tempat pasteurisasi susu dan peralatan pemerahan yang digunakan harus

segera dicuci bersih dan menggunakan desinfektan. Pasteurisasi susu adalah

proses pemanasan susu dibawah titik didih yang bertujuan membunuh sebagian

besar baktori patogen dengan tidak merusak kualitas susu (Novita, 2021).

Masa simpan susu yang relatif singkat membutuhkan sentuhan teknologi,

salah satu alternatif teknologi yang dapat dilakukan yaitu pasteurisasi. Tujuan dari

pasteurisasi adalah untuk mencegah kerusakan pada susu karena aktivitas mikroba

dan enzim serta untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap

penyakit yang dibawa oleh susu. Pasteurisasi dapat mengurangi seminimal

mungkin kehilangan nilai nutrisi pada susu dan untuk memperpanjang masa

simpan susu. Suhu dan waktu pemanasan yang digunakan harus tepat untuk

mencegah kerusakan nilai gizi susu serta mendapatkan warna, bau dan rasa susu

yang hampir sama dengan susu segar (Guswira, 2022).


BAB III

METODE PRAKTIK LAPANG

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu dilaksanakan

pada hari Minggu, tanggal 19 November 2023 pada pukul 07.00-08.00 WITA dan

bertempat Ewako Farm Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktek lapang ini yaitu alat tulis,

Handphone, Milktank/wadah susu dan lab kain.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air hangat,

kambing dan Iodine.

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja praktek lapang ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Praktikan masuk satu persatu kekandang.

3. Membersihkan ambing kambing dengan air hangat menggunakan lab.

4. Praktikan memperhatikan peternak dalam melakukan pemerahan.


5. Praktikan melakukan pemerahan.

6. Menstrerilkan ambing dengan menggunkan Iodine.

7. Melakukan dokumentasi.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Gambaran Umum Peternakan

Ewako Farm merupakan salah satu usaha agribisnis yang bergerak

dibidang peternakan kambing perah yang berlokasi di kec. Somba Opu Kab.

Gowa yang dirintis pada tahun 2004/2007. Ada beberapa jenis ternak kambing

perah pada perusahaan Ewako farm salah satunya yaitu jenis kambing peranakan

Etawa (PE) dengan kambing kaligesing dan senduro. Adapun populasi kambing

perah pada peternakan Ewako Farm sebanyak 20-25 Ekor kambing dengan

produksi susu rata-rata 7-8 L/hari dengan pengambilan air susu sebanyak 2 kali

pemerahan yaitu pagi dan sore. Adapun pemasaran susu nya dipasarkan langsung

ke konsumen dengan harga 60-70/Liter.

Masalah yang pernah di hadapi peternak pada perusahaan Ewako Farm

dimana hampir semua ternak terserang penyakit Mastitis yang disebabkan oleh

masuknya bakteri kelubang puting. Sebaiknya saat memerah jangan terlalu lama

karena bisa mengganggu jaringan susu serta bisa membuat lubang ambing terlalu

lebar. Disarankan jangan terlalu lama dan jangan terlalu pendek saat memerah,

karena akan menyebabkan lubang ambing semakin lebar sehingga bakteri dapat
mudah masuk ke lubang ambing. Adapun penanganan yang dilakukan saat ternak

terkena Mastitis yaitu diberikan Biomicin M dan setiap pagi susu itu dikuras habis

kemudian dilakukan penyuntikan Biomicin M dilubang puting, itu dilakukan 3-4

hari dan juga yang perlu diperhatikan yaitu selat kandang atau lantai kandang

diusahakan rutin menyeprotkan disinfektan.

B. Pembahasan

1. Manajemen pemeliharaan

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang telah di lakukan pada

usaha peternakan Ewako Farm diperoleh hasil bahwa manajemen pemeliharaan di

peternakan Ewako Farm menggunakan manajemen pemeliharaan kambing perah

dan pengolahan susu yang baik karena kambing diberikan pakan hijauan dan

konsentrat yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Qisthon (2022), yang

menyatakan bahwa manajemen pemeliharaan kambing perah dan pengolahan susu

yang baik, perlu penyediaan bahan pakan hijauan dan konsentrat yang berkualitas

tinggi, guna meningkatkan produktivitas kambing perah.

2. Manajemen Perkandangan

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di peroleh

hasil bahwa pada sistem perkandangan di lokasi praktek lapang menggunakan

kandang baterai dan kandang koloni dimana setiap tipe kendang memiliki fungsi

utama sebagai tempat pelindung bagi ternak dimana ternak beraktifitas sehari-

hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Christini (2021), yang menyatakan bahwa

Kandang merupakan tempat tinggal untuk hewan yang dapat memberikan rasa

nyaman bebas dari gangguan luar.


Gambar 1. Kandang Kambing Tipe Baterai dan Koloni

3. Manajemen Pakan dan Minum

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di Ewako

Farm di peroleh hasil bahwa ternak diberi makan dua kali sehari yaitu di waktu

pagi hari dengan menggunakan pakan konsentrat berupa ampas tahu dan dedak.

Pakan kosentrat memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga diberikan ke

ternak perah pada saat sebelum pemerahan agar memproduksi susu yang banyak.

Hal ini sesuai dengan pendapat Cory (2019), yang menyatakan bahwa secara

umum produksi susu kambing sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang

diberikan.

Gambar 2. Pemberian Pakan Ampas Tahu


4. Manajemen Kesehatan

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di Ewako

Farm diperoleh hasil yaitu pada manajeman Kesehatan dapat dilakukan dengan

pengendalian penyakit. Salah satu penyakit yang sering di alami oleh ternak

kambing perah adalah penyakit Mastitis penyakit ini dapat dicegah dengan cara

penaganan yaitu dilakukan pemerahan susu sampai habis sampai tiga hari

berturut-turut kemudian disuntikkan anti biotik, vitamin B kompleks, dan

memberikan obat ampisilin dan amoksilin di lobang ambingnya setiap hari sampai

kambing sembuh dari penyakit Mastitis. Hal ini sesuai dengan pendapat Bangun

(2022), yang menyatakan bahwa penyakit Mastitis disebabkan terjadinya

kesalahan dalam cara memerah, perkelahian antar kambing dan juga disebabkan

oleh bakteri. Biasanya penyakit ini menyerang induk kambing pada masa laktasi.

Jenis bakteri yang menginfeksi bagian kelenjar susu kambing adalah bakteri

Staphylococcus aureus, Streptococcus.

5. Manajemen Pemerahan

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di Ewako

Farm diperoleh hasil yaitu manajemen Pemerahan di Ewako Farm melakukan

pemerahan sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan teknik pemerahan

sederhana menggunakan tangan langsung dengan cara puting dijepit dengan ibu

jari dan telunjuk kemudian digeser sambil memijat sampai susu keluar. Hal ini

sesuai dengan pendapat Nandhirabrata (2021), yang menyatakan bahwa Stripping

disebut dengan perah pijit merupakan salah satu metode pemerahan dengan cara
puting dijepit dengan ibu jari dan telunjuk kemudian digeser sambil memijat

sampai susu keluar.

a. Pra Pemerahan

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di Ewako

Farm diperoleh hasil yaitu saat sebelum atau pra pemerahan dilakukan harus

menyiapkan alat penunjang pemerahan seperti multeng, lab kain, Iodine dan air

hangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Panjaitan (2023), yang menyatakan bahwa

tahap pra pemerahan adalah kegiatan mempersiapkan alat dan bahan serta kondisi

yang diperlukan sebelum proses pemerahan.

b. Pemerahan

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di Ewako

Farm diperoleh hasil yaitu saat sebelum melakukan pemerahan ambing kambing

di bersihkan terlebih dahulu dari kotoran kemudian melakukan pemerahan dengan

melakukan gerakan memijat hingga susu keluar dan di tampung menggunakan

multeng susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Panjaitan (2023), yang menyatakan

bahwa Sebelum melakukan pemerahan, ambing kambing dibersihkan

menggunakan kain yang sudah direndam air hangat guna mendorong keluarnya

hormon oksitosin.

c. Pasca Pemerahan

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di Ewako

Farm diperoleh hasil yaitu setelah selesai melakukan pemerahan, susu

dikumpulkan dan akan di pasteurisasi agar susu bisa tahan lama dan dapat dijual.

Hal ini sesuai dengan pendapat Guswira (2022), yang menyatakan bahwa masa
simpan susu yang relatif singkat membutuhkan sentuhan teknologi, salah satu

alternatif teknologi yang dapat dilakukan yaitu pasteurisasi.

Gambar 2. Proses pemerahan di kandang Ewako Farm

6. Manajemen Penanganan Air Susu

Berdasarkan hasil pengamatan praktek lapang yang dilakukan di Ewako

Farm diperoleh hasil yaitu susu pasca pemerahan harus disaring terlebih dahulu

untuk memisahkan susu dari kotoran dan bulu yang masuk ketika pemerahan

berlangsung, kemudian susu segera dibawa ke kamar susu atau tempat pasteurisasi

dan susu akan diberi pengemasan agar susu tidak terkontaminasi dan dapat

disimpan dengan lama. Susu yang telah dikemas telah dapat di jual. Hal ini sesuai

dengan pendapat Novita (2021), yang menyatakan bahwa pasteurisasi susu adalah

proses pemanasan susu dibawah titik didih yang bertujuan membunuh sebagian

besar baktori patogen dengan tidak merusak kualitas susu.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada laporan praktek lapang kali ini yaitu manajemen

ternak kambing perah yang baik dan benar dapat dilakukan dengan

memperhatikan segala aspek penting, seperti manajemen pemiliharaan ternak,

manajeman perkandangan, manajeman pakan dan minum, manajeman kesehatan,

manajeman pemerahan, dan manajeman penanganan air susu. Pada manajemen

kesehatan kambing perah merupakan aspek penting dalam sistem pemeliharaan,

yang mencakup pencegahan penyakit dan penanganan pasca kelahiran.

Manajemen pakan juga merupakan aspek penting dalam pemeliharaan kambing

perah, dengan perbandingan yang tepat antara bahan kering ransum dan hijauan

berkualitas. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, diharapkan dapat

meningkatkan produksi susu dan kualitas susu kambing perah.

B. Saran

Adapun saran pada praktek lapang ini yaitu agar kedepannya

penyelenggaraan praktek lapang bisa dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan sehingga praktek lapang dapat berjalan maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. H. 2022. Pengelolaan Pemberian Pakan pada Kambing Sapera Laktasi


Di CV Sahabat Ternak Desa Kemirikebo Kecamatan Turi Kabupaten
Sleman. Skripsi. Politeknik Negeri Lampung.

Ariyanto, B. F., W.T. Nugraha dan D. Suhendra. 2021. Identifikasi lokasi dan
performa fisik kambing perah di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung
Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Buletin Peternakan Tropis.
2(2): 98–102.

Bouk, G., Dewi, Y. L., Dapawole, R. R., Kamlasi, Y dan Bere, E. K. 2022.
Fermentasi Dedak Padi Dan Ampas Tahu Sebagai Pakan Alternatif
Ternak. Bakti Cendana, 5(2), 70-76.

Bangun, A. W., Erwansyah, K dan Elfritiani, E. 2022. Sistem Pakar Mendiagnosa


Penyakit Mastitis Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal Sistem
Informasi Triguna Dharma (JURSI TGD), 1(2), 80-89.

Christi, R. F., Setiawan, R dan Alhuur, K. R. G. 2022. Peningkatan Pengetahuan


Jenis-Jenis Penyakit pada Kambing Perah di Kelompok Ternak Azkia
Raya dan Gotong Royong Kabupaten Bandung Barat Jawa
Barat. Farmers: Journal of Community Services, 3(1):25-29.

Christi, R. F., Salman, L. B dan Sudrajat, A. 2021. Evaluasi Perkandangan


Kambing Perah Laktasi di Peternakan Alam Farm Manglayang Kecamatan
Cilengkrang Kabupaten Bandung. Agrivet: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
dan Peternakan, 9(2), 131-135.

Cory, O. 2019. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Akhir
Laktasi di Peternakan PT. Boncah Utama Kabupaten Tanah Datar (Studi
Kasus). Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang.

Fami, A. dan S. Handoko. 2021. Budidaya ternak kambing. Balai Besar


Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.

Guswira, C. S., Anggrayni, Y. L dan Jiyanto, J. 2022. Kualitas Organoleptik Susu


Kambing Pasteurisasi dengan Penambahan Kayu Secang (Caesalpinia
Sappan L). Jurnal Peternakan, 6(1), 30-35.

Hadhari, H. 2023. Aspek Kehalalan Hewan Ternak dalam Perspektif Surat Al-
Maidah Ayat 1. Skripsi. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Jurusan
Ushuluddin dan Dakwah Islam Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Madura.

Hartanto, R. 2021. Manajemen Ternak Perah (Pemerahan dan Penanganan Susu.


Undip Press. Semarang.

Ja’far, K. 2019. Pengaruh Lama Beternak terhadap Tingkat Adopsi Teknologi


Perkandangan pada Pemeliharaan Ternak Kambing di Kecamatan
Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Agrisistem, 15(1), 46-50.
Latifah, I. F. 2022. Karakteristik Sensoris Susu Kambing Bubuk Ekstrak Buah
dan Susu Skim Dengan Metode Uji Perbandingan Jamak. Skripsi.
Politeknik Negeri Lampung.

Mukminah, N., Destiana, I. D., endah Rahayu, W dan Sobari, E. 2019. Inovasi
Teknologi Pakan Komplit (Complete Feed) Sapi Potong Berbasis Limbah
Agroindustri di Kabupaten Subang. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat (MEDITEG), 4(1), 33-42.

Maskur, C. A., Afikasari, D dan Ervandi, M. 2023. Telaah Kritis Permasalahan


Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Probolinggo. JSTT (Jurnal Sains
Ternak Tropis), 1(2), 54-64.

Mistojo, 2019. Peran Kelompok Ternak "Etawa Senduro" dalam Mengembangkan


Ternak Kambing Perah di Desa Kandangtepus Kecamatan Senduro
Kabupaten Lumajang. Skripsi. Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Jember.

Nandhirabrata, R. 2021. Manajemen Pemerahan dan Penanganan Susu Kambing


di Peternakan CV. Bumiku Hijau Yogyakarta. Skripsi. Program Studi S-1
Peternakan fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
Semarang.

Novita, C. I., Delima, M., Sari, E. M., Latif, H dan Allaily, A. 2021. Sosialisasi
Good Hygienic Practices Bagi Peternak Pemula Kambing Perah
Peranakan Etawah di Desa Lamlumpu Kecamatan Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar. Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS), 1(1),
1-6.

Panjaitan, S. R. B. C. 2023. Manajemen Pemerahan Kambing Sapera Di CV.


Sahabat Ternak Sleman Yogyakarta. Skripsi. Politeknik Negeri Lampung.

Prastyo, E., Sarwanto, D dan Rahardjo, S. 2021. Pengaruh waktu pemerahan


terhadap kualitas susu kambing Saanen di BBPTU-HPT Baturraden Jawa
Tengah. Media Peternakan, 23(1):32-39.
Qisthon, A., Liman, L., Santosa, P. E dan Farda, F. T. 2022. Penyuluhan
Manajemen Pemeliharaan Kambing Perah dan Penanaman Rumput
Unggul Sebagai Pakan di Kecamatan Sukoharjo. Jurnal Pengabdian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 1(2),249-256.

Syukriani, D., Irda, I dan Kurnia, D. 2022. Ilmu Ternak Perah. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Sumatra barat.

Saputri, R. B. 2023. Struktur Populasi, Performa Reproduksi, dan Produksi


Kambing Perah di Kabupaten Pesawaran Dan Lampung Timur Provinsi
Lampung. Skripsi. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung Bandar Lampung.

Sudrajat A, R. F., Yuniarti, E dan Christi R. F. 2021. Evaluasi tempat pakan dan
minum kambing perah laktasi di Peternakan Alam Farm Manglayang
Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Jurnal Sains peternakan.
9(2), 117-122.
Utama, R. C. 2019 Pengaruh Dekokta Daun Pandan Wangi (Pandanus
Amaryllifolius Roxb) Sebagai Bahan Dipping Puting Sapi Perah terhadap
Total Bakteri dan pH susu. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Lampung Bandar Lampung.
Widiyasti, W. 2021. Identifikasi Pelaksanaan Manajemen Perkandangan,
Reproduksi dan Kesehatan Kambing Perah Rakyat di Desa Mranggen,
Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Skripsi. Program Studi
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang.

Anda mungkin juga menyukai