Anda di halaman 1dari 4

Tugas Farmasi Komunitas

Nama : Sarmita

NIM : 1804081

Kelas :B

Kelompok :2

Anggota kelompok : (1804030) Rizki Ramadhan Harba

(1804091) Afifah Syofyan

(1804107) Fadli Jannatul Firdaus

(1804108) Miftahul Amaliya

Di apotek seorang apotekker memiliki tanggung jawab dalam mengelola sediaan farmasi.
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan peraturan yang berlaku. Proses
tersebut meliputi: perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, dan pencatatan laporan.

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama dalam menetapkan jenis dan jumlah sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Dalam proses perencanaan ini
memiliki tujuan untuk memperoleh perkiraan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP sesuai kebutuhan, menjamin ketersediaan dari sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP, meningkatkan penerapan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP, efisiensi biaya, menjamin stok, serta memberikan dukungan data untuk estimasi
pengadaan, penyimpanan, dan biaya distribusinya
Proses perencanaan meliputi persiapan yang didalamnya memastikan komoditas yang
akan disusun perencanaanya dan menyusun daftar spesifik sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP, proses perencanaan yang kedua yaitu pengumpulan data (data penggunaan),
penetapan jenis dan jumlah, evaluasi perencanaan, revisi rancangan kebutuhan obat jika
diperlukan dan Apotek dan BPJS yang telah bekerja sama mengirimkan RKO yang telah
disetujui.
Didalam perencanaan memiliki analisa rencana kebutuhan sediaan farmasi yaitu
a. Analisis ABC yaitu mengelompokkan unit sediaan farmasi berdasarkan kebutuhan
dananya, diantaranya kelompok A yaitu kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah
nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah
dana obat keseluruhan. Selanjutnya kelompok B yaitu kelompok jenis sediaan farmasi
yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
Dan kelompok C yaitu kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat
keseluruhan
b. Analisis VEN adalah analisa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana sediaan
farmasi yang terbatas dengan mengelompokkan sediaan farmasi berdasarkan manfaat
tiap jenis sediaan farmasi terhadap Kesehatan yang dikelompokkan kelompok V (Vital)
yaitu kelompok sediaan farmasi yang mampu menyelamatkan jiwa (life saving),
kelompok E (Esensial) yaitu kelompok sediaan farmasi yang bekerja pada sumber
penyebab penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, dan kelompok N
(Non Esensial) yaitu sediaan farmasi penunjang yaitu sediaan farmasi yang kerjanya
ringan dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan.
c. Analisis Kombinasi Yang Digunakan untuk menetapkan prioritas untuk pengadaan
sediaan farmasi dimana anggaran yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan
d. Revisi daftar sediaan farmas
pada perencanaan ada beberapa metode perhitungan kebutuhan, yang pertama metode
konsumsi untuk perkiraan yang paling tepat dalam perencanaan sediaan farmasi. Kedua
adalah metode morbiditas yaitu metode perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola
penyakit. Dan terakhir metode proxy consumption yaitu proses perhitungan kebutuhan
obat menggunakan data kejadian penyakit, konsumsi obat, permintaan, atau penggunaan,
dan/atau pengeluaran obat dari Apotek.
2. Pengadaan
Pengadaan ini adalah proses merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan
disetujui, melalui pembelian. Pengadaan sediaan farmasi dilakukan berdasarkan surat
pesanan yang ditandatangani Apoteker pemegang SIA dengan mencantumkan nomor
SIPA dan Apoteker melakukan pemantauan terhadap status pesanan sediaan farmasi yang
telah dibuat.
3. Penerimaan
Penerimaan adalah proses menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Penerimaan harus dilakukan oleh Apoteker. Dan jika pada pemeriksaan
ditemukan sediaan farmasi yang diterima tidak sesuai dengan pesanan seperti nama,
kekuatan sediaan sediaan farmasi, jumlah atau kondisi kemasan dan fisik tidak baik, maka
sediaan farmasi harus segera dikembalikan pada saat penerimaan.
4. Penyimpanan
Adalah proses menyimpan dan memelihara dengan langkah menempatkan perbekalan
farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian dan gangguan fisik
yang dapat merusak mutu sediaan farmasi. Penyimpanan sediaan farmasi, alat Kesehatan,
BMHP dilakukan pencatatan dengan kartu stok.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: Obat High Alert diwaspadai karena
dapat menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), dan memiliki
risiko tinggi yang dapat menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Selanjutnya Obat
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi yang perlu diperhatikan tempat
penyimpanannya, harus menjaga keamanan, khasiat dan mutu serta dilarang digunakan
untuk menyimpan barang selain Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
5. Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan pada sediaan farmasi yang telah kedaluwarsa atau rusak
berdasarkan jenis dan bentuk sediaan. Untuk sediaan farmasi kedaluwarsa/rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dimusnahkan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Resep yang telah berumur 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan, dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas
lain di Apotek dengan cara dibakar. Dan berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) dalam penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar.
6. Pengendalian
Pengendalian persediaan yaitu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan, pengendalian
dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan
pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran. Pengendalian persediaan meliputi pengendalian ketersediaan, pengendalian
penggunaan, dan menangani jika terjadi kerusakan, recall dan kedaluwarsa
7. Pencatatan dan pelaporan
Pada proses pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan BMHP yang meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan
(kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya yang
disesuaikan dengan keperluan. Dan pelaporan ada dua macam yaitu internal dan eksternal,
pelaporan internal adalah pelaporan yang dilakukan untuk kebutuhan manajemen di
Apotek seperti keuangan, barang dan laporan lainnya, sedangkan pelaporan eksternal
dilakukan untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti
pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya. Dalam pencatatan dan pelaporan
terdapat hal yang harus diperhatikan yaitu: kartu stok diletakkan bersamaa dengan
perbekalan farmasi bersangkutan, Pencatatan dilaksanakan secara rutin, ketika terjadi
mutasi perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ kedaluwarsa)
langsung dicatat didalam kartu stok, dan terakhir dalam penerimaan dan pengeluaran
dijumlahkan pada setiap akhir bulan.

Anda mungkin juga menyukai