Anda di halaman 1dari 14

Dispensing Obat di

Rumah Sakit Swasta


Oleh Kelompok :
1. Budi Santoso (18110013)
2. Evita Septia maharani (18110030)
3. Felintia Gustina (18110031)
Alur Penyerahan dan Pengadaan Obat di
Rumah Sakit Swasta
Rumah Sakit

Definisi
01 Suatu organisasi kompleks yang menggunakan gabungan peralatan ilmiah khusus yang rumit yang
difungsikan oleh satu satuan personel yang terdidik dan terlatih dalam pengetahuan ilmu medik
modern yang semua disatukan bersama untuk tujuan bersama memelihara kesehatan dan
menyembuhkan penyakit yang baik.
Berdasar kepemilikan, Rumah sakit diklasifikasikan sebagai Rumah sakit milik pemerintah dan
Rumah sakit swasta.

02 Rumah Sakit Swasta


Rumah sakit swasta, yaitu rumah sakit yang dimiliki dan diselenggarakan oleh pihak swasta yang
merupakan organisasi keagamaan, organisasi non keagamaan, hasil kerjasama dengan perguruan
tinggi atau badan lain.
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit

A Pemilihan Obat

B Perencanaan, Pengadaan, dan Penyimpanan

C Dispensing dan Pendististribusian


Pemilihan obat
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan:

1. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi.


2. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang telah ditetapkan.
3. Pola penyakit.
4. Efektivitas dan keamanan.
5. Pengobatan berbasis bukti.
6. Mutu.
7. Harga.
8. etersediaan di pasaran.
Perencanaan, Pengadaan dan Penyimpanan
 Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi,
kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
a. Metode konsumsi : Secara umum metode konsumsi menggunakan konsumsi sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan individual dalam memproyeksikan kebutuhan yang akan datang berdasarkan analisa data konsumsi obat
tahun sebelumnya.

b. Metode ABC ( Analisis ABC (Always, Better, Control)/Pareto Analysis) : Analisis ABC
mengelompokkan item barang dalam 3 jenis klasifikasi berdasarkan volume tahunan dalam jumlah persediaan uang.
Untuk menentukan nilai dari suatu volume item tertentu, maka analisis ABC dilakukan dengan cara mengukur
permintaan (Deman) dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya perunit.

c. Metode VEN (Vital, Essensial, Non Essensial) :


 Kelompok Vital adalah kelompok obat yang sangat utama (pokok/vital)
 Kelompok Essensial, adalah kelompok obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber
penyebab penyakit, tidak untuk mencegah kematian secara langsung/kecacatan.
 Kelompok Non Essensial, merupakan obat penunjang
d. Metode morbiditas (epidemiologi) : Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran pasien,
waktu tunggu pasien (lead time), kejadian penyakit yang umum, dan pola perawatan standar dari penyakit yang ada.
Perencanaan, Pengadaan dan Penyimpanan
 Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang
dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan
spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran.

 Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan
dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen
terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
Alur Penerimaan obat :
a. Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat Pedagang Besar Farmasi (PBF) serta
tanda tangan penanggung jawab dan stempel PBF.
b. Mencocokkan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan jumlah serta nomor batch
sediaan.
c. Memeriksa kondisi fisik obat meliputi kondisi wadah dan sediaan serta tanggal
kadaluwarsa. Bila rusak maka obat dikembalikan dan minta diganti.
d. Setelah selesai diperiksa, faktur ditandatangani dan diberi tanggal serta distempel. Faktur
yang asli diserahkan kepada sales sedang salinan faktur disimpan oleh instalasi farmasi
sebagai arsip.
Perencanaan, Pengadaan dan Penyimpanan

 Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan
jenis sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan disusun secara alfabetis dengan
menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO), First In First Out (FIFO) atau
Last In First Out (LIFO) disertai sistem informasi manajemen.

 Penyimpanan sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan, yang penampilan dan


penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike/NORUM (Nama Obat Rupa
Ucapan Mirip) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus
untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
Pendistribusian dan Dispensing

 Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/ menyerahkan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu,
stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. IFRS harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin
terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di unit pelayanan.

 Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara:


1. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
2. Sistem Resep Perorangan (Individual Prescription) Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan berdasarkan resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi Farmasi.
3. Sistem Unit Dosis untuk pasien rawat inap
4. Sistem Kombinasi
Pendistribusian dan Dispensing

 Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan
label/etiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem dokumentasi.
Dispensing dibedakan berdasarkan atas sifat sediaannya
a. Dispensing sediaan farmasi khusus
b. Dispensing sediaan farmasi pencampuran obat steril

 Pemberian Obat merupakan bagian penting dari praktik apotek, di mana dispenser menafsirkan persyaratan dokter
pada resep dan dengan demikian menyediakan obat-obatan untuk perawatan pasien.
Alur Distribusi Obat di Rumah Sakit Swasta
Lanjutan . . .

Alur distribusi obat dan alkes yang dilaksanakan ke apotek rawat inap dan apotek
rawat jalan adalah
 Masing-masing apotek membuat Laporan pemesanan barang dan ditandatangani oleh
masing-masing kepala apotek.
 Laporan dikirim ke gudang, ada respon penerimaan barang dan cek barang yang diminta serta
menyetujui barang yang diminta
 Pihak gudang menyiapkan barang yang diminta
 Pendistribusian barang dan pembuatan laporan pendistribusian barang oleh gudang.
 Jika barang yang dipesan tidak ada maka pihak gudang obat akan menghubungi supplier.
 Dari apotek rawat jalan obat & alkes dapat didistribusikan ke Unit Gawat Darurat (UGD),
hemodialisa (HD) dan poliklinik.
 Sedangkan dari apotek rawat inap didistribusikan ke ICU/ICCU, OK dan setiap nurse station.
 Obat bebas hanya didistribusikan ke apotek rawat jalan, jika apotek rawat inap mendapat
resep yang terdapat obat bebas maka dapat meminta ke apotek rawat jalan dan mencatatnya
sebagai arsip.
Referensi :
● Farmasi Rumah Sakit dan Farmasi Klinik Kemenkes RI
● Analisis Sistem Distribusi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap Jogja International Hospital.
Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2011, Vol. Vol. 8 No. 1, hal 20-27.
Terimakasih...
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai