Anda di halaman 1dari 11

Farmaka

Volume 17 Nomor 1 123

REVIEW ARTIKEL: BEBERAPA TANAMAN YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANALGESIK


SECARA IN VIVO

Muhammad Rizky Fauzan1* dan Ade Zuhrotun2


1
Program Studi Sarjana, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang
KM 21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat 45363
2
Pusat Studi Pengembangan Pembelajaran, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Jl. Raya
Bandung
Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat 45363
Email korespondensi: rezkyy17@gmail.com, ade.zuhrotun@unpad.ac.id

Diserahkan 02/02/2019, diterima 15/02/2019

ABSTRAK
Dalam mengatasi rasa nyeri, seperti juga keluhan sakit lainnya, masyarakat bisa menggunakan obat
sintesis atau tradisional (herbal). Obat sintesis dipercaya dapat bekerja cepat dan pastinya sudah didukung
penelitian secara klinis sebagai penghilang nyeri atau analgetik. Namun, obat tersebut memiliki efek
samping tertentu dan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan obat tradisional yang berasal dari
tanaman. Oleh karena itu, pengetahuan dan informasi tentang tanaman yang memiliki aktivitas analgesik
dibutuhkan oleh masyakat. Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat beberapa tanaman berkhasiat obat
yang memungkinan untuk digunakan dalam mengurangi rasa nyeri. Tulisan ini merupakan upaya untuk
memberikan gambaran umum mengenai berbagai tanaman herbal tertentu yang dapat digunakan dengan
beragam dosis yang telah dipelajari mengenai aktivitas analgesiknya.
Kata kunci: Nyeri, Analgesik, Tanaman berkhasiat obat.

ABSTRACT
In curing the pain, as well as other ailments, people can use synthetic or traditional medicine (herbal).
Synthesis drugs are believed to work faster and indeed have been supported by clinical research as pain
relievers or analgesics. However, these drugs have specific side effects, and prices are relatively higher
than traditional medicines derived from plants. Therefore, knowledge and information about plants that
have analgesic activity are essential for the community. Based on several studies, several medicinal plants
can be used to reduce pain. This paper is an attempt to provide a general description of certain herbal
plants that can use with various doses regarding its analgesic activity.
Keywords: Pain, Analgesic, Medicinal plants.
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 124

Pendahuluan Hasil Review


Nyeri tidak disukai banyak orang. Beberapa Tehnik Pengujian Aktivitas
Hampir semua orang pernah merasakan nyeri dari Suatu Tanaman:
atau rasa sakit, dan semua orang akan mulai 1. Uji Formalin
mencari cara yang dapat menghilangkan sensasi Metode ini digunakan untuk melihat
tersebut. Perasaan nyeri dapat dikatakan sebagai penurunan inflamasi akut pada kaki hewan. Obat
pengalaman yang tidak menyenangkan dimana uji diinjeksikan terlebih dahulu kemudian setelah
jenis nyeri yang dirasakan terdapat banyak sekali 30 menit, pemberian larutan formalin 2,25%
(Kumar dan Elavarasi, 2016). Penggunaan obat sebanyak 0,02 mL diinjeksikan pada kaki tikus.
sintesis atau tradisional (herbal) merupakan Respon berupa oedema, dihitung diameternya
salah satu cara untuk menghilangkan rasa nyeri. pada interval waktu 1, 2, 3, 4, dan 5 jam. Ukuran
Tetapi, obat sintesis memiliki efek samping yang diameter menentukan persentase inhibisi obat
lebih merugikan untuk kesehatan dibandingkan (Egesie, et al., 2011).
dengan obat tradisional. Hal tersebut
mengakibatkan masyarakat terpicu untuk
2. Uji Geliat
menggunakan obat tradisional kembali
Metode ini dilakukan dengan
(Kuntorini, 2005). Seiring berjalannya waktu,
menginduksi larutan asam asetat terhadap hewan
kesadaran masyarakat mulai meningkat bahwa
uji dengan merangsang respon nyeri. Hewan uji
obat sintesis terkadang tidak memberikan hasil
akan menujukkan respon sakit dengan cara
yang diharapkan, sehingga ide untuk kembali
menggeliat. Sediaan obat yang akan diuji
menggunakan obat tradisional juga mulai
diberikan, lalu dihitung persentase daya proteksi
meningkat. Ide ini terus berkembang hingga
dengan melihat jumlah geliat dari hewan uji
dilakukan berbagai penelitian untuk mencari
tersebut. Semakin sedikit jumlah geliat dari
sumber alami dengan Tujian menangani rasa
hewan maka semakin baik aktivitas analgesik
nyeri tersebut (Supriyatna, et al., 2014).
sediaan tersebut (Bukhari, 2013).

Metode Review
3. Tail Flick
Metode yang digunakan dalam penulisan
Metode ini menggunakan penjepit ekor.
artikel ini berupa pengkajian literatur online.
Salah satu alatnya yaitu analgesiometer. Tiap
Data yang diperoleh merupakan data primer dan
hewan secara lembut dipegang dengan satu
sekunder. Data primer dan sekunder yang
tangan. Separuh bagian distal ekornya
diperoleh kemudian disusun dalam bentuk uraian
diposisikan pada sumber panas. Respon yang
dan tabel.
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 125

timbul berupa kibasan ekor akibat rasa panas seperti kamfena, limonen, borneol, eugenol, α-
dari aplikasi tersebut (Pinardi, et al., 2002). cubenene dan β-cubenene (Usman, et al., 2013).

4. Hot Plate (Stimuli Panas/Pelat Panas) 2. Daun Afrika


Dalam metode ini, pertama-tama hewan Daun afrika (Vernonia hymenolepis)
dimasukkan ke dalam gelas kimia atau wadah merupakan tanaman yang berasal dari benua
lain diatas pelat panas. Panas dihasilkan dari Afrika, yaitu negara Nigeria. Sedangkan di
energi listrik pada pelat tersebut. Panas Sumatera barat tanaman ini dikenal juga sebagai
digunakan untuk menciptakan stimulus rasa daun insulin karena tanaman ini juga dapat
sakit. Respon yang terlihat seperti menjilati digunakan sebagai antidiabetes (Sembiring,
cakar atau melompat-lompat digunakan sebagai 2013). Dalam uji formalin, ekstrak daun afrika
indikator respon hewan terhadap stimulus nyeri (memberikan hasil yang sangat efektif sebagai
yang diinduksi oleh panas. Waktu ditiap tikus analgesik. Ekstrak daun afrika dapat
sedang menjilati cakarnya atau mecoba menghambat pada fase pertama dan fase kedua
melompat keluar dari wadah dapat digunakan dalam respon nyeri menunjukkan aktivitas
sebagai data waktu respon rasa nyeri (Lanhers, et antinociceptive pada dosis 100 mg/kgBB mencit
al., 1992). secara i.p (Onzago, et al., 2013). Metabolit yang
terkandung dalam daun afrika telah diteliti oleh

Herbal Berkhasiat Analgesik Audu, et al., (2012) diantaranya yaitu

Berikut beberapa tanaman yang antrakuinon, tanin, flavonoid, alkaloid, saponin,

memiliki aktivitas analgetik yaitu: steroid dan terpenoid.

1. Bandotan
Tanaman ini tersebar luas, khususnya 3. Kelor

pada daerah tropis dan sub tropis (Shekhar dan Daun kelor (Moringa oleifera)

Goyal, 2012). Daun dari tanaman bandotan merupakan salah satu tanaman hias asli yang

(Ageratum conyzoides) yang dibuat ekstrak digunakan pada daerah tropis dan sub tropis. Di

etanolnya memberikan hasil berupa penurunan Indoesia sendiri, tanaman ini tersebar luas

rasa nyeri pada dosis 40 mg/kgBB tikus p.o diberbagai daerah, dan sering digunakan sebagai

(Melissa dan Muchtaridi, 2017). Selain itu, bahan masakan (Fatmawati, et al., 2016). Uji

bandotan dapat digunakan sebagai antidiabetes, daya analgetik dari infusa daun kelor terhadap

antisiolitik, antibakteri, anti inflamasi, dan mencit memberikan respon penurunan nyeri

antioksidan (Melissa dan Muchtaridi, 2017). dengan dosis terbaik pada dosis 400 mg/kgBB

Tanaman ini mengandung minyak esensial mencit. Kandugan kholkisin yang bersifat anti-
inflamasi dengan cara menghambat sintesis asam
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 126

urat dan juga alkaloid morigin yang mampu terbaik 100 mg/kgBB tikus secara i.p (Egesie, et
digunakan sebagai anti nyeri (Muqsith, 2015). al., 2011). Lidah buaya mengandung lupeol yang
Selain itu, dari berbagai bagian tanamannya juga dapat mengurangi rasa nyeri (Ito, et al., 1993).
dapat digunakan sebagai antidiabetes, Di Indonesia, lidah buaya sudah sangat dikenal
antimikroba, antikanker, dan antioksidan diberbagai daerah. Tanaman ini juga dapat
(Farooq, et al., 2012 ). Kandunganya seperti digunakan sebagai kosmetika salah satunya yaitu
asam linoleate dan α-tokoferol berfungsi sebagai pelembab kulit (Supriyatna, 2010). Selain itu
antioksidan (Arabshahi, et al., 2007). kandungan anthraquinone dapat berungsi
sebagai antibakteri (Gill, 1999).

4. Lavender
Lavender (Lavandula angustifolia)
6. Melinjo
tersebar luas di daerah medeterania seperti
Daun melinjo (Gnetum gnemon)
Perancis dan Spanyol. Tanaman ini memiliki
merupakan salah satu tanaman yang
aktivitas anti-inflamasi. Selain itu, minyak
dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini
lavender menunjukkan aktivitas antinociceptive
dipercaya dapat digunakan sebagai antioksidan
dengan uji formalin pada dosis 600 mg/kgBB
dan antimikroba. Tanaman ini juga diteliti
tikus secara per oral (Silva, 2015). Efek
mengandung senyawa fenol dan kuersetin
analgesik minyak esensial lavender dibuktikan
(Dewi, et al., 2012). Tanaman ini juga dapat
dengan terdapat aktivitas dari obat nalokson
digunakan sebagai analgesik. Dalam penelitian
(Barocelli, et al., 2004). Lavender juga dipercaya
tanaman ini, ekstrak etanol 70% daun melinjo,
dapa digunakan sebagai antioksidan (Silva,
hasil menyatakan bahwa tanaman ini memiliki
2015) dan penurun insomnia (Kurnia, et al.,
efek analgetik pada dosis 51,84 mg/kgBB mencit
2009).
p.o (Safwan, et al., 2016).

5. Lidah Buaya
7. Lada Hitam
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan
Lada hitam (Piper nigrum) telah
tanaman tersebar luas di Indonesia. Tanaman ini
digunakan sebagai agen analgesik dan anti-
sering ditanam sebagai hiasan dengan kebutuhan
inflamasi dan dalam pengobatan racun epilepsi
sinar matahari yang tinggi (Reynolds, 2004).
dan racun ular (Pei, 1983). Tanaman ini sudah
Pengujian terhadap tanaman lidah buaya pada
tersebar luas di negara Indonesia. Telah terbukti
subjek hewan tikus galur wistar dengan
bahwa piperin yang terkandung lada hitam
menggunakan ekstrak air menunjukkan efek
memiliki aktivitas penghambatan in vitro
analgesik dan anti-inflamasi berupa penurunan
terhadap COX-1 (Fu, et al., 2010). Selain itu,
edema dan jumlah geliat hewan pada dosis
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 127

efeknya juga terbukti bermanfaat pada penyakit tanaman ini antara lain limonen, mentol, cineole,
seperti rheumatoid arthritis atau inflamasi yang mentil asetat, mentofuran, pulegon, dan carvone
disertai dengan nyeri hebat (Sabina, et al., 2011). (Balakrishnan, 2015). Tanaman ini tersebar dan
Lada hitam mengandung piperin pada buahnya berkembang pada daerah Eurasia, Afrika, dan
yang bekerja sebagai antiinflamasi dan analgesik Australia (Lange & Croteau, 1999). Minyak
pada dosis terbaik 70 mg/kgBB tikus secara i.p. pada daun mint dapat menstimulasi reseptor
Selain itu, tanaman ini juga sudah diuji efeknya yang sensitif dingin pada kulit sehingga rasa
sebagai antikonsulvan (Bukhari, 2013). nyeri dapat dimodifikasi secara lokal (Gobel, et

8. Pandan Laut al., 1994). Penelitian mengenai aktivitas

Pandan laut (Pandanus odorifer) analgesik ekstrak air daun mint pada 400

merupakan tanaman yang sering sekali mg/kgBB tikus secara i.p merupakan dosis

digunakan bagian buahnya, tanaman ini tersebar terbaik untuk menunrunkan respon nyeri (Taher,

dinegara-negara Asia hingga Asia pasifik 2012).

(Englberger, et al., 2003). Pada penelitian 10. Spearmint


aktivitas analgesik tanaman ini, menunjukkan Spearmint (Mentha spicata) merupakan
bahwa, fraksi air, fraksi etil asetat, dan fraksi n- tanaman asal turki dan Balkan Peninsula.
heksan buah pandan laut dengan dosis 125 Sekarang tanaman ini sudah tersebar hingga
mg/kg BB memberikan efek analgesik setelah Eropa, Asia Tenggara, dan daerah Mediterania
induksi asam asetat 0,7% terhadap mencit secara (Kokkini dan Vokou, 1999). Mengenai efek
i.p. Daya proteksi tertinggi diperoleh pada fraksi analgesiknya, ekstrak metanol dengan
air yang selanjutnya diikuti oleh fraksi n-heksan menggunakan uji hot plate terlihat pada dosis
dan fraksi etil asetat (Febrina, et al., 2016). 500 mg/kgBB tikus secara i.p. Kemudian pada
Metabolit sekunder yang terkandung dalam pengujian mengguanakan metode geliat dengan
antara lain saponin (Bunyapraphatsara dan asam asetat sebagai penginduksi rasa nyeri,
Lemmens, 2003), terpenoid, tanin, steroid, dan menunjukkan efek dari ekstrak metanol tanaman
flavonoid (Londonkar dan Kamble, 2009). ini pada dosis yang sama sebanding dengan efek
Tanaman ini kaya akan kandungan karbohidrat, analgesik terhadap obat uji (Patwary, et al.,
serat, dan β-karoten (Sarungallo, et al., 2018). 2013).

9. Peppemint 11. Buah Pare


Pada penelitian yang dilakukan oleh Buah pare (Momordica charantia)
Balakrishnan (2015), daun mint (Mentha merupakan tanaman yang memliki rasa yang
piperita) baik untuk dioleskan pada kulit dimana pahit. Tanaman ini tersebar luas di daerah tropis
memberikan efek analgesik secara topikal dan khususnya dibenua Asia. Tanaman ini dipercaya
juga sensasi dingin. Kandungan yang dimiliki dapat digunakan sebagai analgesik. Ekstrak
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 128

etanol buah pare dengan dosis 250 and 500 maroccanus dan T. leptobotrys. Hal ini dapat
mg/kgBB mencit p.o menunjukkan aktivitas disebabkan dari kandungannya seperti asam
analgetik dan antipiretik secara signifikan lebih oleanolat dan ursolat (Elhabazil, et al., 2008).
tinggi daripada kelompok kontrol (aspirin) Selain fungsinya sebagai analgesik, kandungan
(Patel, et al., 2010). Selain itu tanaman ini juga minyak atsirinya dapat digunkana sebagai
dipercaya dapat digunakan sebagai antidiabetes antioksidan (Alizadeh, 2013), antibakteri (El
(Basch, et al., 2003). Kandungan dalam tanaman Kader dan Mohamed, 2012), antiseptik,
ini antara lain seperti β-karoten (Tuan, 2011), antipasmodik, ekspektoran, dan karminatif
vitamin A, vitamin B, dan polipeptida (Apriyadi, (Omidbigi dan Nejad, 2000).
et al., 2012). Penjelasan secara ringkas dari
berbagai penilitian tanaman herbal dibuat
12. Timi (Thyme) menggunakan format tabel yang dilakukan
Daun timi (Thymus vulgaris) merupakan pada penelitian Pudjiastuti dan Ning, (1999).
tanaman aromatik. Tanaman ini tersebar luas Hasil tersebut dapat dilihat melalui Tabel 1.
dibenua Eropa dan Asia. Khususnya pada
Indonesia, tanamn ini dapat ditemukan pada
KESIMPULAN
datarang tinggi (Rahardjo, et al., 2014). Efek
Pengujian aktivitas analgetik
analgesik juga dipercaya terkandung dalam
beberapa tanaman telah dilakukan dengan
tanaman ini, pada penelitian mengenai esktrak
berbagai metode. Dosis yang digunakan dalam
air daun timi, diujikan dari tiga jenisnya, yaitu T.
pengujian berbeda bergantung respon hewan uji
satureioides, T. maroccanus dan T. leptobotrys
dan kandungan kimia masing-masing tanaman.
memiliki prinsip dengan zat aktif yang
Hasil uji in vivo tersebut menujukkan bahwa
menunjukkan efek analgesik yang jelas pada
tanaman-tanaman dalam artikel ini mampu
dosis 300 mg/kgBB mencit secara i.p.
menurunkan respon nyeri atau memiliki aktivitas
Perbandingan efek yang ditunjukkan ialah T.
analgetik. Selain itu, beberapa tanaman juga
satureioides lebih efektif daripada T.
sekaligus memiliki aktivitas antiinflamasi.
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 129

Tabel 1. Daftar Hasil Tanaman sebagai Analgetik yang Sudah Diuji Secara In Vivo
NO Nama Nama Sediaan Kandunga Dosis
Jenis Tanaman Daerah dan Bagian n Kimia
Tumbuhan
1 Ageratu Band Ekstrak Flavonoid 40
m conyzoides otan Etanol dari , Alkaloid, mg/kgBB tikus
(L.) L. daunnya Terpenoid, p.o
Fitosterol, Tanin
2 Vernoni Daun Ekstrak Flavonoid 100
a amygdalina Afrika Air dari daun , Tanin, Glikosida mg/kgBB
Delile mencit i.p
3 Moring Kelor Infusa Flavonoid 400
a oleifera Lam. Daun , Alkaloid mg/kgBB
mencit
4 Lavand Laven Minyak Minyak 600
ula angustifolia der dan Esktrak Air essensial mg/kgBB tikus
Mill. dari daun p.o
5 Aloe Lidah Ekstrak Sterol, 100
vera (L.) Buaya Air dari daun Alkaloid, mg/kgBB tikus
Burm.f. Flavonoid, i.p
Saponin, Tanin,
Glikosida
6 Gnetum Melin Ekstrak Flavonoid 51,84
gnemon L. jo Etanol dari mg/kgBB
daun mencit p.o
7 Piper Lada Suspens Alkaloid 30, 50,
nigrum L. Hitam i dari ekstrak dan 70
buah mg/kgBB
mencit
8 Pandan Panda Fraksi Saponin, 125
us odorifer n Laut Air, Fraksi n- Terpenoid, Tanin, mg/kgBB
(Forssk.) Kuntze Heksan, dan Steroid, Gikosida, mencit i.p
Fraksi Etil Flavonoid
Asetat dari buah
9 Mentha Daun Minyak Minyak 200
x piperita L. Mint dan Ektrak Air Essensial, dan 400
dari daun Terpenoid mg/kgBB
mencit i.p
1 Mentha Spear Ekstrak Terpenoid 250
0 spicata L. mint Metanol dari dan 500
daun mg/kgBB tikus
i.p
1 Momord Buah Ektrak Flavonoid 604,8
1 ica charantia L. Pare Etanol dari , Alkaloid, mg/200gBB
buah Saponin, tanin tikus p.o
1 Thymus Timi Ekstrak Saponin, 50-300
2 vulgaris L. Air dari daun Kuinon, mg/kgBB
Terpenoid, Tanin, mencit i.p
dan Flavonoid
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 130

DAFTAR PUSTAKA Dewi, C., Utami, R. dan Riyadi, N. H., 2012.


Alizadeh, A., 2013. Essential Oil Constituents, Aktivitas Antioksidan Dan Antimikroba
Phenolic Content, and Antioxidant Ekstrak Melinjo (Gnetum gnemon L.).
Activity in Iranian and British Thymus Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 5(2),
vulgaris L. Indian Journal of Advances pp. 74-81.
in Chemical Science, 6(4), pp. 213-218. Egesie, U. G., Chima, K. E. dan Galam, N. Z.,
Apriyadi, F., Hadisoewignyo, L. dan Hermanu, 2011. Anti-inflammatory and Analgesic
L., 2012. Optimization Tablet of Leaves Effects of Aqueous Extract of Aloe Vera
Extract of Bitter Melon. Journal Sains (Aloe barbadensis) in Rats. African
Medika, 4(2), pp. 68-73. Journal of Biomedeical Research.,
Arabshahi, D., Devi, D. V. dan Urooj, A., 2007. 14(2), pp. 209 -212.
Evaluation of Antioxidant Activity of El Kader, M. A. A. dan Mohamed, N. X., 2012.
Some Plant Extracts and Their Heat, pH Evaluation of Protective and Antioxidant
and Storage Stability. Food Chemistry, Activity of Thyme (Thymus Vulgaris)
100(3), p. 100–1105. Extract on Paracetamol-Induced
Audu, S. A., Taiwo, A. E., Ojuolape, A. R., S, Toxicity in Rats. Australian Journal of
Sani A., Bukola, A. R., Mohammed, I. Basic and Applied Sciences, 6(7), pp.
2012. A Study Review of Documented 467-474.
Phytochemistry of Vernonia amygdalina Elhabazil, K. Teradaira, R., Beppu, H., Obata,
(Family Asteraceae) as the Basis for M., Nagatsu, T., Fujita, K. 2008.
Pharmacologic Activity of Plant Extract. Analgesic Activity of Three Thyme
Journal of Natural Sciences Research, Species, Thymus satureioides, Thymus
2(7), p. 1–9. maroccanus and Thymus leptobotrys.
Balakrishnan, A., 2015. Therapeutic Uses of African Journal of Microbiology
Peppermint –A Review. Journal of Research, 2(10), pp. 262-267.
Pharmaceutical Sciences and Research, Englberger, L., Aalbersberg, W., Fitzgerald, M.
7(7), pp. 474-476. H., Marks, G. C., Chand, K. 2003.
Barocelli, E., Calcina, F., Chiavarini, M., Provitamin A Carotenoid Content of
Impicciatore, M., Bruni, R., Bianchi, A., Different Cultivars of Edible Pandanus
Ballabeni, V. 2004. Anti-Nociceptive Fruit. Journal of Food Composition and
and Gastroprotective Effects of Inhaled Analysis, 16(2), pp. 237-247.
and Orally Administered Lavandula Farooq, F., Rai, M., Tiwari, A., Khan, A. A.,
Hybrida Reverchon “Grosso” Essential Farooq, S. 2012. Medicinal Properties of
Oil. Life Sciences, 76(2), pp. 213-223. Moringa oleifera: An Overview of
Basch, E., Gabardi, S. dan Ulbricht, C., 2003. Promising Healer. Journal of Medicinal
Bitter melon (Momordica charantia): A Plants Research, 6(27), p. 4368–4374.
Review of Efficacy and Safety. Fatmawati, S., Fitriana, W. D., Taslim, E. dan
American Journal of Health-System Shimizu, K., 2016. Antioxidant Activity
Pharmacy, 60(4), pp. 356-359. of Moringa oleifera Extracts. Indones.
Bukhari, I. A., 2013. The Analgesic and Journal of Chemistry., 16(3), pp. 297 -
Anticonvulsant Effects of Piperine in 301.
Mice. Journal of Physiology and Febrina, E., Nasrullah, D., Subarnas, A. dan
Pharmacology, 64(6), pp. 789-794. Destiani, D. P., 2016. Aktivitas
Bunyapraphatsara, N. dan Lemmens, R. H. M. Analgesik Ekstrak, Fraksi N-Heksan,
J., 2003. Plant Resources of South East Etil Asetat, san Air Buah Pandan Laut
12: Medical and Poisonous Plants 3. (Pandanus tectorius) Pada Mencit
Prosca Foundation, pp. 321-323. Dengan Metode Geliat. Farmaka, 14(2).
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 131

Fu, M., Sun, Z. H. dan C, Z. H., 2010. Lanhers, M. C., Fleurentin, J., Mortier, F.,
Neuroprotective Effect of Piperine on Vinche, A., Younos, C. 1992. Anti-
Primarily Cultured Hippocampal Inflammatory and Analgesic Effects of
Neurons. Biological and Pharmacy an Aqueous Extract of Harpagophytum
Bulletin, 33(4), pp. 598-603. procumbens. Planta Medica, 58(1), pp.
Gill, S., 1999. More Science Behind 117-123.
“Botanicals”. Herbs and Plant Extract as Londonkar, R. dan Kamble, A., 2009. Evaluation
Growth Enchancers. Feed, 20(4), pp. 20- of Free Radical Scavenging Activity of
23. Pandanus odoratissimus. International
Gobel, H., Schmidt, G. dan Soyka, D., 1994. Journal of Pharmacology, 5(6), pp. 377-
Effect of Peppermint and Eucalyptus Oil 380.
Preparations on Neuro Physiological and Melissa dan Muchtaridi, M., 2017. Review:
Experimental Algesimetric Headache Senyawa Aktif dan Manfaat
Parameters. Cephalalgia, 14(3), pp. 228- Farmakologis Ageratum conyzoides.
234. Farmaka, 5(1), pp. 200-212.
Ito, S., Teradaira, R., Beppu, H., Obata, M., Muqsith, A., 2015. Uji Daya Analgetik Infusa
Nagatsu, T., Fujita, K. 1993. Properties Daun Kelor (Moringae folium) Pada
and Pharmacological Activity of Mencit (Mus musculus) Betina. Lentera,
Carboxypeptidase in Aloe arborescens 15(14).
Miller Variety Natalensis Berger. Omidbigi, R. dan Nejad, R. A., 2000. The
Phytotherapy Research, Vol 7, pp. 26- influence of nitrogen fertilizer and
29. harvested time on the productivity of
Kokkini, S. dan Vokou, D., 1999. Mentha Thymus vulgaris L. International
spicata (Lamiaceae) Chemotypes. Journal of Horticulural Science and
Economic Botany, 43(2), pp. 192-202. Technology, 6(3), pp. 43-46.
Kumar, K. H. dan Elavarasi, P., 2016. Definition Onzago, R. O., Kiama, S. G., Mbaria, J. M.,
of Pain and Classification of Pain Gakuya, D. W., Githiji, C. G., Rukenya,
Disorders. Journal of Advanced Clinical Z. M. 2013. Analgesic Activity of
dan Research Insights, Vol 3, pp. 87-90. Aqueous Extract of Vernonia
Kuntorini, E. M., 2005. Botani Ekonomi Suku hymenolepis (A. Rich) a Traditional
Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional Medicine Plant Used in Kenya For
Oleh Masyarakat di Kotamadya Toothache. The Journal of
Banjarbaru. Bioscientiae, 2(1), pp. 25- Phytopharmacology, 2(6), pp. 41-45.
36. Patel, R., Mahobia, Naveen., Upwar, Nitin.,
Kurnia, A. D., Wardhani, V. dan Rusca, K. T., Waseem, Naheed., Talaviya, Hetal.,
2009. Aromaterapi Bunga Lavender Patel, Zalek. 2010. Analgesic and
Memperbaiki Kualitas Tidur pada antipyretic activities of Momordica
Lansia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, charantia Linn. fruits. Journal of
25(2), pp. 83-85. Advanced Pharmaceutical Technology
Lange, B. M. dan Croteau, R., 1999. Genetic dan Research, 1(4), p. 415–418.
Engineering of Essential Oil
Productionin in Mint. Current Opinion
in Plant Biotechnology, 2(2), p. 139–
144..
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 132

Patwary, M., Patwary, Md., Hajjaj, Yousuf., Safwan, W., Adikusuma dan Ananda, D. R.,
Nusrat, Yousuf Noba., Shohel, 2016. Aktivitas Analgetik Ekstrak
Mohammad., Rajib, Bhattacherjee., Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon
Biplab, Kumar Das. 2013. Analgesic, L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus
Anti-Inflammatory and Antipyretic L.) Jantan. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina,
Effect of Mentha spicata (Spearmint). 1(1), pp. 71-78.
British Journal of Pharmaceutical Sarungallo, Zita Letviany., Susanti, Cicilia
Research, 3(4), pp. 854-864. Maria Erna., Sinaga, Nurhaidah Iriany.,
Pei, Y. Q., 1983. A Review of Pharmacology Irbayanti, Diana Nurini., Latumahina,
and Clinical Use of Piperine and Its Rossa Marlen Martha. 2018. Kandungan
Derivatives and Uses. Epilepsia, 24(2), Gizi Buah Pandan Laut (Pandanus
pp. 177-181. tectorius Park.) pada Tiga Tingkat
Pinardi, G., Sierralta, F. dan Miranda, H. F., Kematangan. Jurnal Aplikasi Teknologi
2002. Adrenergic Mechanism in Pangan, 7(1), pp. 21-26.
Antinocyceptive Effects of Nonsteroidal Sembiring, I., 2013. Efek Inotropik dan
Antiinflammatory Drugs in Acute Kronotropik Ekstrak Etanol Daun Afrika
Thermal Nociception in Mice. (Vernonia amygdalina Del.) Pada Isolat
Inflammation Research, 51(2), pp. 219- jantung Tikus. 1st ed. Medan: Fakultas
222. Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Pudjiastuti dan Ning, H., 1999. Penulusan Shekhar, T. C. dan Goyal, A., 2012. A
Beberapa Tanaman Obat Berkhasiat Comprehensive Review on Ageratum
Sebagai Analgesik. Media Litbang conyzoides Linn. (Goat Weed).
Kesehatan, 9(3), pp. 18-23. International Journal of Pharmacology
Rahardjo, M., Darwati, I. dan Nurhayati, H., and Phyto Pharmacology Research,
2014. Pengaruh Pemupukan Terhadap 1(1), pp. 391-395.
Pertumbuhan, Produksi, dan Mutu Shibata, M., Ohkubo, T., Takahashi, H. dan
Tanaman Timi (Thymus vulgaris L.). Inoki, R., 1989. Modified Formalin Test:
Jurnal Littri, 20(4), pp. 195-202. Characteristic Biphasic Pain Response.
Rahman, M. D. et al., 2012. Analgesic and Anti- Pain, 38(3), pp. 347-352.
inflammatory Effect of Whole Ageratum Silva, G. D., 2015. Antioxidant, Analgesic and
Conyzoides and Emilia sonchifolia Anti-Inflammatory Effects of Lavender
Alcoholic Extract in Animal Models. Essential Oil. Annals of the Brazilian
African Journal of Pharmacy and Academy of Sciences, 8(2), pp. 1397-
Pharmacology, 6(20), pp. 1469-1476. 1408.
Reynolds, T., 2004. Aloe chemistry. In: Supriyatna, Moelyono, M. W., Iskandar, Y. dan
Reynolds editions Aloes: The genus Febriyanti, R. M., 2014. Prinsip Obat
Aloe. 1st ed. London: CRC Press. Herbal: Sebuah Pengantar untuk
Sabina, E. P., Nagar, S. dan Rasool, M., 2011. A Fitoterapi. 1st ed. Yogyakarta: Budi
Role of Piperine on Monosodium Urate Utama.
Crystal-Induced Inflammation - An Supriyatna, N., 2010. Optimasi Pengolahan
Experimental Model of Gouty Arthritis. Tepung Lidah Buaya Pontianak (Aloe
Inflammation, 34(3), pp. 184-192. Chinensis, Beaker) Sebagai Bahan Baku
Alami Handbody Lotion. Biopropal
Industri, 1(2), pp. 9-17.
Farmaka
Volume 17 Nomor 1 133

Taher, Y. A., 2012. Antinociceptive Activity of Constituents of Flower Essential Oil of


Mentha piperita Leaf Aqueous Extract Ageratum conyzoides growing in
in mice. Libyan Journal of Medicine, Nigeria. Elixir International Journal,
7(10). 54(11), pp. 12463-12465.
Tuan, P. A., 2011. Carotenoid Content And Vaccarino, A. L., Vaccarino, A. L., , Marek, P.,
Expression Of Phytoene Synthase and Kest, B., Weber, E., Keana, J. F.,
Phytoene Desaturase Genesnin Bitter Liebeskind, J. C. 1993. NMD Areceptor
Melon (Momordica charantia). Food Antagonists, MK-801 And ACEA-1011,
Chemistry, 126(4), pp. 322-330. Prevent The Development of Tonic Pain
Usman, L. A., Zubair, M. F., Olawore, N. O., Following Subcutaneous Formalin.
Muhammad, N. O., M’Civer, F. A., Brain Research, 615(2), pp. 331-334.
Ismaeel, R. O. 2013. Chemical

Anda mungkin juga menyukai