Anda di halaman 1dari 9

UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN GANDARUSA

(JusticiagendarussaBurm. f) PADA MENCIT JANTAN GALLUR SWISS (Muss


muscullus)

Trijayanti tandirerung1, Maria Elfiana Ina Kewa Helan2,


123
Akademi Farmasi Santo Fransiskus Xaverius
Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur
E-mail: 1triyatandirerung@gmail.com, 2 mariaina2066@gmail.com
ABSTRAK

Demam atau pireksia terjadi jika suhu tubuh lebih dari normal sebagai akibat peningkatan pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. Untuk mengurangi atau menurunkan demam dapat digunakan obat
antipiretik. Daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f) mengandung senyawa metabolit Flavonoid
yang berpotensi memiliki khasiat antipiretik. Metode Penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya
dengan desain penelitian (Pretest-Posttest with Control Group). Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk menguji efek antipiretik ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f)
terhadap mencit jantan galur Swiss yang diinduksi dengan pepton 10% .
Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok pertama diberi ekstrak daun gandarussa
dosis 100mg/kgbb, kelompok ke-2 diberi ekstrak daun gandarusa dosis 500mg/kgbb, kelompok ke-3
diberi ekstrak daun gandarusa dosis 1g/kgbb, kelompok ke-4 sebagai kelompok pembanding parasetamol
1,95mg/KgBB, dan kelompok ke-5 sebagai control negatif (Na CMC 1%).
Hasil uji t-test menunjukan bahwa dosis 100mg/KgBB tidak memiliki efek antipiretik, sedangkan
dosis 500mg/KgBB dan 1g/KgBB memiliki efek antipiretik dengan menunjukan penurunan suhu tubuh
pada menit ke 180 dan 150. Aktivitas antipiretik ekstrak daun gandarusa dosis 1g/KgBB sama dengan
kontrol positif yaitu paracetamol.

Kata Kunci : Antipiretik, Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f), Mencit (Muss muscullus)

ABSTRACT

Fever or pyrexia occurs when the body temperature is higher than normal as a result of an
increase in the temperature regulation center in the hypothalamus. To reduce or reduce fever, antipyretic
drugs can be used. The leaves of gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f) contain flavonoid metabolites
compound which have the potential to have antipyretic properties. This research method was a true
experimental with a pretest-posttest with control group research design. The purpose of this study was to
examine the antipyretic effect of the ethanol extract of the gandarusa leaves (Justicia gendarussa Burm.f)
in gallur Swiss male mice that induced with 10% peptone.
The tested animals were divided into 5 treatment groups. The first group was given gandarussa
leaves extract at a dose of 100mg/kgbb, the second group was given gandarusa leaves extract at a dose of
500mg/kgbb, the third group was given gandarusa leaves extract at a dose of 1g/kgbb, the fourth group
was given paracetamol 1,95mg/KgBB and the fifth group as negative control (Na CMC 1%).
The t-test results showed that the dose of 100mg/KgBB did not have an antipyretic effect, while the doses
of 500mg/KgBB and 1g/KgBB had an antipyretic effect by showing a decrease in body temperature at
180 and 150 minutes. Activity of 1g/KgBB gandarusa leaf extract is the same a control positive is
paracetamol.
Keywords: Antipyretic, Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f), Mice (Muss m.)

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 29


PENDAHULUAN Salah satu tanaman yang secara empiris
digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman
Obat tradisional yang merupakan gandarusa. Tanaman Gandarusa (Justicia
kekayaan indonesia, menuntut masyarakatnya gendarussa Burm. f) merupakan salah satu
untuk menggalakkan penggunaan obat tradisional. tanaman obat yang tumbuh liar di hutan, tanggul
Tingginya harga obat sintetis dan adanya efek sungai atau dipelihara sebagai tanaman pagar,
samping yang merugikan kesehatan memicu berkhasiat sebagai antioksidan, hepatoprotektif,
masyarakat untuk menggunakan obat tradisional antihelmintik, antiinflamasi, antiartritik,
kembali. Adapun Penggunaan obat tradisional oleh antiangiogenik, antimikroba, analgesik, dan
masyarakat adalah sebagai aromaterapi, antipiretik, aktivitas anti kecemasan (Kavitha, et al., 2014:992)
antiinflamasi, antihipertensi, obat batuk, dan Esktrak daun gandarusa mengandung berbagai
sebagainya. Pemanfaatan tanaman berkhasiat obat macam senyawa aktif yang berpotensi sebagai
telah dilakukan sejak dahulu oleh masyarakat dan antioksidan seperti flavonoid, saponin, tannin dan
diwariskan secara turun-temurun ke generasi fenol. Analisis fitokimia yang dilakukan di
berikutnya yang kita kenal sebagai obat tradisional Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas
(Yuliani, dkk., 2016:1). Udayana (2016) menunjukkan bahwa ekstrak air
Demam sering dialami anak-anak maupun daun gandarusa mengandung flavonoid yang terdiri
orang dewasa. Demam adalah peningkatan suhu dari fenol, tanin, dan saponin dengan aktivitas
tubuh di atas normal dimana suhu tubuh normal antioksidan sebesar 257,26 ppm GAEAC dan
berkisar antara 36,5° – 37,2°C. Demam yang inhibition concentration 50 (IC50) sebesar 4,15
berarti suhu tubuh di atas rentang yang normal, bisa mg/ml( Apriyanti, dkk., 2017:160 ).
disebabkan oleh kelainan di otak sendiri atau oleh Dalam penelitian Widodo, dkk., (2019:201)
zat beracun yang memengaruhi pusat pengaturan dengan hasil penelitiannya yaitu golongan
suhu. Beberapa penyebab demam yaitu termasuk senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak air
infeksi bakteri, tumor otak, dan kondisi lingkungan daun gandarusa adalah alkaloid, flavonoid, fenolik,
yang dapat mengakibatkan serangan demam saponin, dan steroid-terpenoid. Hasil penelitian
(Guyton dan Hall, 2011:875). sebelumnya membuktikan bahwa beberapa
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) adalah tanaman yang mengandung flavonoid memiliki
sekelompok obat yang biasa digunakan untuk aktivitas antipiretik seperti daun pare (Ermawati,
mengobati rasa sakit dan peradangan (Jin, 2010), daun prasman (Kalay, dkk., 2014) meniran
2015:1084). Obat-obat ini dipakai untuk mengobati (Jansen, 2015), kulit batang faloak (Yuliani, dkk.,
nyeri yang ringan sampai sedang dan dapat dibeli 2016), umbi bengkuang (Zulfa, dkk., 2017), batang
bebas. Obat-obat ini efektif untuk nyeri tumpul yodium (Raka, 2017), biji kebiul (Florencia, 2018),
pada sakit kepala, dismenore (nyeri menstruasi), dan buah wualae (Malik, dkk., 2018). Hal itu
nyeri pada inflamasi, abrasi minor, nyeri otot dan menunjukkan bahwa Daun Gandarussa (Justicia
arthritis ringan sampai sedang. Kebanyakan gendarussa Burm.f) berpotensi memiliki efek
analgesik menurunkan suhu tubuh yang sebagai antipiretik karena salah satu senyawa yang
meningkat, sehingga mempunyai efek antipiretik terkandung didalam Daun Gandarussa yaitu
(Indijah, 2016:102-103). Penggunaan obat NSAID senyawa Flavonoid.
dengan dosis rendah untuk waktu yang singkat Berdasarkan uraian diatas, belum banyak bukti
umumnya aman. Namun, efek samping yang serius ilmiah Daun Gandarussa (Justicia gendarussa
dapat terjadi, terutama dengan penggunaan dosis Burm.f) dapat mengobati demam. Oleh sebab itu,
tinggi yang lebih lama. Efek samping paling serius peneliti ingin meneliti ekstrak Daun Gandarussa
adalah meningkatnya risiko serangan jantung, (Justicia gendarussa Burm.f) sebagai obat
stroke, tukak lambung, perdarahan saluran cerna, antipiretik yang diujikan pada mencit jantan gallur
dan penyakit ginjal, terutama pada orang yang swiss sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam 5
memiliki riwayat masalah-masalah ini (Jin, kelompok dengan jenis penelitian yang akan
2015:1084). Antipiretik dalam bentuk obat kimia,
antara lain seperti aspirin, paracetamol, dan
ibuprofen. menghilangkan kotoran yang berupa tanah atau
lumpur yang menempel pada sampel atau bahan

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 30


digunakan yaitu Pretest-Posttest with Control asing lain dari bahan simplisia, setelah bersih dari
Group dengan analisa datanya menggunakan One pengotor kemudian dikeringkan dengan cara
Way ANOVA. diangin-anginkan ditempat sejuk dan terhindar dari
sinar matahari. Setelah kering, lalu dilakukan
METODE PENELITIAN sortasi kering dan dihaluskan menggunakan
blender dan diayak no. 60 sehingga didapatkan
Alat serbuk daun gandarusa.
Alat yang digunakan antara lain baskom,
batang pengaduk, bunsen, batang pengaduk, bejana Ekstraksi Daun Gandarusa (Justicia gendarusa
maserasi, cawan petri, corong, erlenmeyer, gelas Burm.f)
ukur, kertas saring, label, jangka sorong, rotary
evaporator, tabung reaksi, timbangan analitik, Metode ekstraksi yang digunakan dalam
spidol, cakram disk, Termometer digital, Spuit penelitian ini adalah metode maserasi. Proses
injeksi 1ml (yang dilengkapi dengan jarum sonde maserasi dimulai dengan menimbang serbuk halus
oral). simplisia daun gandarusa (Justicia gendarussa
Burm. f) sebanyak 500 gram kemudian diekstraksi
Bahan dengan etanol 70% sebanyak 2 liter. Setelah
1. Bahan Tanaman dicampurkan dengan pelarut etanol, maserat diaduk
Tanaman yang digunakan pada dengan alat pengaduk hingga homogen direndam
penelitian ini adalah tanaman Daun selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Pisahkan
gandarusa (Justicia gendarussa Burm. maserat dan ulangi proses ekstraksi sebanyak 2 kali
f)yang diambil di Maumere, Kabupaten dengan jumlah dan jenis pelarut yang sama
Sikka, NTT. kemudian kumpulkan semua maserat. Maserat
kemudian disaring menggunakan kertas saring
untuk mendapatkan ekstrak cair. Ekstrak cair
kemudian diuapkan untuk memperoleh ekstrak
kental.

Persiapan Hewan Uji Mencit

Gambar 1.1 Tumbuhan Gandarusa Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan
(Asyad, 2018) dengan berat badan 20-30 gram yang telah
2. Hewan Uji dikarantina untuk menyesuaikan diri dengan
Hewan yang digunakan pada lingkungan selama satu minggu. Hewan uji yang
penelitian ini adalah Mencit (Mus disiapkan sebanyak 25 ekor dibagi dalam 5
musculus). kelompok perlakuan secara random, yang terdiri
dari 5 ekor mencit perkelompok.
3. Bahan Kimia
Perlakuan Hewan Uji Mencit
Bahan kimia yang digunakan antara lain:
aquadest, Etanol 70%, Na-CMC 1%, Paracetamol Hewan uji mencit mula-mula dipuasakan
(1,95%), Pepton. terlebih dahulu selama 4 jam kemudian hewan uji
masing-masing ditimbang berat badannya, lalu
Pembuatan Simplisia diberi penandaan masing-masing di tubuh mencit
lalu dikelompokkan menjadi 5 kelompok hewan
Sampel yang diambil yaitu sampel yang segar secara random (acak), dalam 1 kelompok dibagi
dari daun gandarusa (Justicia gendarusa Burm.f) menjadi 5 ekor mencit. Ukur suhu rektal awal
yang diperoleh, dipilih dan diambil bagian daun
pertama hingga daun ketiga dari tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN
gandarusa. Sampel kemudian disortasi basah dan Berdasarkan hasil pengujian aktivitas
dicuci bersih di bawah air mengalir untuk antipiretik terhadap mencit jantan putih galur Swiss

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 31


mencit, kemudian diinduksi demam yang dilakukan dengan menggunakan beberapa
menggunakan pepton 10% 1 ml/30 gram BB variasi dosis, yaitu ekstrak daun gandarusa 100
mencit secara subkutan setelah 30 menit suhu mg/KgBB, 500 mg/KgBB dan 1g/KgBB, dengan
rektal mencit kemudian diukur kembali dengan pemberian pepton 10% 1mL/30gBB sebagai
menggunakan termometer, kemudian masing- penginduksi demam, suspensi Na CMC 1% sebagai
masing kelompok diperlakukan berdasarkan kontrol negatif dan pemberian suspensi
perlakuan masing-masing. Pada kelompok I, II dan parasetamol 1,95% 1ml/30gBB sebagai
III diberikan ekstrak daun gandarusa secara peroral pembanding.
dengan dosis 100mg/kgbb, 500mg/kgbb, dan Hasil penurunan suhu tubuh mencit Kelompok
1g/kgbb. Kelompok IV diberikan paracetamol 1 dengan pemberian ekstrak daun gandarusa
1,95% secara oral sebagai kontrol positif.Kemudian (Justicia gendarussa Burm.f) dosis 100mg/KgBB.
kelompok V diberikan Na-CMC 1% secara peroral
sebagai kontrol negatif. Setelah diberi perlakuan
suhu rectal mencit kemudian diukur kembali
masing-masing pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150,
dan 180.
Hasil
Tabel 1.1 Tabel Penurunan Suhu Kelompok 1 Dosis 100mg/kgbb
Perlakuan Suhu Suhu Penurunan suhu tubuh mencit (°C) pada ∆t
awal setelah menit ke
diinduksi 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’
pepton
Kelompok 1 35,4 38,2 0,2 0,3 0,4 0,6 0,8 1,1 0,56
dosis 36,3 38,0 0,2 0,3 0,4 0,5 0,7 0,8 0,48
100mg/kgbb 36,9 38,0 0,1 0,2 0,3 0,5 0,6 0,8 0,41
36,4 38,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,6 0,8 0,41
37,4 38,3 0,1 0,3 0,4 0,6 0,8 1,1 0,55
Jumlah 182,4 190,6 0,7 1,3 1,8 2,7 3,5 4,6 2,41
Rata-rata 36,48 38,12 0,14 0,26 0,36 0,54 0,7 0,92 0,48

Hasil penurunan suhu tubuh mencit Kelompok 2 dengan pemberian ekstrak daun gandarusa (Justicia
gendarussa Burm.f) dosis 500mg/KgBB.

Tabel 1.2 Tabel Penurunan Suhu Kelompok 2 Dosis 500mg/KgBB


Perlakuan Suhu Suhu Penurunan suhu tubuh mencit (°C) ∆t
awal setelah pada menit ke
diinduksi 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’
pepton
Kelompok 37,2 38,6 0,2 0,5 0,8 0,9 1,2 1,4 0,8
2 dosis 3
500mg/kgb 37,2 38,7 0,2 0,5 0,7 0,9 1,2 1,5 0,8
b 3
36,9 38,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,3 0,7
1
37,2 38,0 0,2 0,4 0,6 0,7 0,8 0,8 0,5
8
37,0 38,0 0,3 0,5 0,7 0,7 0,8 1 0,6

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 32


Jumlah 185,5 191,5 1,1 2,3 3,4 4 5 6 3,5
5
Rata-rata 37,1 38,3 0,22 0,46 0,68 0,8 1 1,2 0,7
1

Hasil penurunan suhu tubuh mencit Kelompok 3 dengan pemberian ekstrak daun gandarusa (Justicia
gendarussa Burm.f) dosis 1g/KgBB.

Tabel. 1.3 Tabel Penurunan Suhu Kelompok 3 Dosis 1g/KgBB


Perlakuan Suhu Suhu Penurunan suhu tubuh mencit (°C) ∆t
awal setelah pada menit ke
diinduksi 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’
pepton
Kelompok 36,5 37,9 0,3 0,6 0,9 1,2 1,4 1,4 0,9
3 dosis 6
1g/kgbb 36,8 38,3 0,3 0,6 0,9 1,3 1,5 1,5 1,0
1
36,8 37,9 0,2 0,5 0,8 1,1 1,1 1,1 0,8
37,2 38,0 0,2 0,5 0,8 0,8 0,8 0,8 0,6
5
37,2 38,2 0,4 0,6 0,8 1 1 1 0,8
Jumlah 184,5 190,3 1,4 2,8 4,2 5,4 5,8 5,8 4,2
2
Rata-rata 36,9 38,06 0,28 0,56 0,84 1,08 1,16 1,16 0,8
4

Hasil penurunan suhu tubuh mencit Kelompok 4 dengan pemberian kontrol positif yaitu obat
paracetamol 1,95% 1ml/30gBB.

Tabel 1.4 Tabel Penurunan Suhu Kelompok 4 kontrol positif paracetamol


Perlakuan Suhu
Suhu Penurunan suhu tubuh mencit (°C) ∆t
awal
setelah pada menit ke
diinduksi 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’
pepton
Kelompok 37,0 38,0 0,4 0,6 1 1 1 1 0,83
4 kontrol 36,6 37,9 0.5 0,8 1,1 1,3 1,3 1,3 1,05
positif 37,2 38,0 0,3 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8 0,7
paracetamol 36,9 38,3 0,5 0,9 1,1 1,4 1,4 1,4 1,11
36,8 38,2 0,5 0,9 1,3 1,3 1,4 1,4 1,13
Jumlah 184,5 190,4 2,2 3,9 5,3 5,8 5,9 5,9 4,82
Rata-rata 36,9 38,08 0,44 0,78 1,06 1,16 1,18 1,18 0,96

Hasil penurunan suhu tubuh mencit Kelompok 4 dengan pemberian kontrol negatif yaitu Na-CMC
0,1%.

Tabel 1.5 Tabel Penurunan Suhu Kelompok 5 kontrol negatif Na-CMC 0,1%

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 33


Perlakuan Suhu Suhu Penurunan suhu tubuh mencit (°C) ∆t
awal setelah pada menit ke
diinduksi 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’
pepton
Kelompok 37,2 38,0 0 0 0,1 0,3 0,3 0,3 0,16
5 kontrol 37,2 38,0 0,1 0,1 0,1 0,2 0,2 0,3 0,16
negatif Na- 36,4 38,2 0,1 0,2 0,2 0,3 0,3 0,4 0,25
CMC 36,0 38,3 0 0,1 0,2 0,2 0,3 0,3 0,18
36,0 38,0 0,1 0,1 0,2 0,2 0,3 0,3 0,2
Jumlah 182,8 190,5 0,3 0,4 0,8 1,2 1,4 1,2 0,95
Rata-rata 36,56 38,1 0,06 0,08 0,16 0,24 0,28 0,4 0,19

Tabel-tabel di atas kemudian dibuat grafik untuk menggambarkan rata-rata suhu rektum masing-
masing kelompok pada rentang waktu pengamatan.

Chart Title
1,4

1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

0
dosis 100mg/kgbb dosis 500mg/kgbb dosis 1g/kgbb kontrol positif kontrol negatif

30' 60' 90' 120' 150' 180'

Gambar 1.2 Grafik rata-rata suhu rectum mencit

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 34


Chart Title
1,4

1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

0
dosis 100mg/kgbb dosis 500mg/kgbb dosis 1g/kgbb kontrol positif kontrol negatif

30' 60' 90' 120' 150' 180'

Gambar 1.3 Grafik rata-rata penurunan suhu rektum mencit (0°C)


Pembahasan

Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal dimana suhu tubuh normal berkisar antara
36,5° – 37,2°C(Guyton & Hall, 2011:875). Antipiretik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan
suhu tubuh pada keadaan demam, salah satu obat antipiretik adalah golongan NSAID dan Paracetamol.
Tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat untuk menurunkan panas adalah daun gandarussa
(Justicia gendarussa Burm.f). Pemanfaatan daun gandarussa (Justicia gendarussa Burm.f) sebagai obat
penurun panas masih secara empiris sehingga perlu dilakukan penelitian yang bersifat ilmiah dalam hal
ini efek antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh sehingga dapat dibuktikan keamanan dan
pemanfaatannya.
Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f) mengandung senyawa Alkaloid, Saponin,
Flavonoid, Polifenol, Alkaloid yustisina, dan Minyak atsiri, dimana berkhasiat sebagai Analgesik,
Antipiretik, Diaforetik, Diuretik, Sedatif (Kurdi, 2010:125). Ekstraksi daun gandarussa (Justicia
gendarussa Burm.f) dilakukan secara maserasi menggunakan cairan penyari etanol 70% karena
mempunyai sifat polar dalam menyari zat aktif. Ekstraksi dengan metode maserasi merupakan ekstraksi
secara dingin, metode ini tidak perlupemanasan dalam proses ekstraksinya yangdiperkirakan nantinya
akan merusak senyawa kimia yang terdapat dalam sampel. Dari hasil maserasi tersebut diperoleh ekstrak
cair yang kemudian diuapkan untuk
memperoleh ekstrak kental daun gandarussa (Justicia gendarussa Burm.f) yang bebas dari etanol
70%.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan hewan uji mencit jantan putih gallur swiss (Mus
musculus) dengan berat badan 20-30 gram. Alasan memilih mencit karena karakteristik genetik dan
biologis mencit mirip dengan manusia(Stevani, 2016:6). Hewan uji kemudian dibagi dalam 5 kelompok
perlakuan yaitu perlakuan terhadap ekstrak daun gandarussa (Justicia gendarussa Burm.f) secara oral
dengan dosis 100mg/KgBB, 500mg/KgBB, 1g/KgBB serta sebagai kontrol positif digunakan parasetamol
1,95mg/30gBB mencit dan kontrol negatif yang digunakan Na-CMC 10mg/30gBB mencit. Untuk
terjadinya demam, mencit diinduksi dengan larutan pepton 10% secara subkutan 1 ml/30gBB mencit, lalu
penentuan efek penurunan demam dilakukan dengan mengukur suhu 30 menit setelah pemberian ekstrak
hingga rentang waktu 3 jam dengan interval waktu 30 menit. Kondisi demam pada mencit ditentukan
dengan mengukur suhu melalui rektal menggunakan termometer digital.
Efek antipiretik ditentukan dengan kembalinya suhu rectal mencit ke suhu normal (sebelum induksi

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 35


pepton 1%).Rerata suhu mencit kelompok 1 sebelum di induksi pepton 10% adalah 36,48°C. Rerata suhu
mencit kelompok 1 setelah di induksi pepton 10% adalah 38,12°C (suhu meningkat sebanyak 1,64°C).
Setelah diberi ekstrak dengan dosis 100mg/KgBB, dalam pengamatan suhu rectal mencit pada menit ke
30 menjadi 37,98 (suhu menurun sebanyak 0,14) hingga pada menit ke 180 suhu rectal turun menjadi
37,2°C (menurun sebanyak 0,92°C). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak dosis 100mg/kgbb tidak
memberikan efek antipiretik karena sampai pada menit ke 180, suhu mencit belum kembali ke suhu
normal.
Rerata suhu mencit kelompok 2 sebelum di induksi pepton 10% adalah 37,1°C. Rerata suhu mencit
kelompok 2 setelah di induksi pepton 10% adalah 38,3°C (suhu meningkat sebanyak 1,2°C). Setelah
diberi ekstrak dengan dosis 500mg/KgBB, dalam pengamatan suhu rectal mencit pada menit ke 30
menjadi 38,08 (suhu menurun sebanyak 0,22) hingga pada menit ke 180 suhu rectal turun menjadi 37,1°C
(menurun sebanyak 1,2°C). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak dosis 500mg/kgbb memberikan efek
antipiretik karena dilihat pada menit ke 180, suhu mencit sudah kembali ke suhu awal atau suhu normal
mencit.
Rerata suhu mencit kelompok 3 sebelum di induksi pepton 10% adalah 36,9°C. Rerata suhu mencit
kelompok 3 setelah di induksi pepton 10% adalah 38,06°C (suhu meningkat sebanyak 1,16°C). Setelah
diberi ekstrak dengan dosis 1g/KgBB, dalam pengamatan suhu rectal mencit pada menit ke 30 menjadi
37,78 (suhu menurun sebanyak 0,34) hingga pada menit ke 150 suhu rectal sudah kembali normal yaitu
turun menjadi 36,9°C (menurun sebanyak 1,16°C). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak dosis 1g/kgbb
memberikan efek antipiretik karena dilihat pada menit ke 150, suhu mencit sudah kembali ke suhu awal
atau suhu normal mencit.
Rerata suhu mencit kelompok 4 sebelum di induksi pepton 10% adalah 36,9°C. Rerata suhu mencit
kelompok 4 setelah di induksi pepton 10% adalah 38,08°C (suhu meningkat sebanyak 1,18°C). Setelah
diberi kontrol positif yaitu obat paracetamol 1,95% 1ml/30gBB, dalam pengamatan suhu rectal mencit
pada menit ke 30 menjadi 37,64°C (suhu menurun sebanyak 0,44) hingga pada menit ke 150 suhu rectal
sudah kembali normal yaitu turun menjadi 36,9°C (menurun sebanyak 1,18°C). Hal ini menunjukkan
bahwa kontrol positif memberikan efek antipiretik dilihat pada menit ke 150, suhu mencit sudah kembali
ke suhu awal atau suhu normal mencit.
Pemberian kontrol negatif Na-CMC suhu mencit relatif konstan dalam keadaan demam, penurunan
suhu sangat kecil sehingga setelah 3 jam pengamatan hewan uji masih tetap demam. Selama 180 menit
hanya mampu menurunkan suhu sebesar 0,4°C, yaitu dari 38,04°C menjadi 37,78°C dalam menit ke 180.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga dosis daun gandarusa (Justicia gendarussa
Burm.f)yaitu pada dosis 100mg/KgBB tidak terdapat efek antipiretik. Pada dosis 500mg/KgBB dan
1g/KgBB memiliki efek antipiretik, dengan dosis 500mg/KgBB ditunjukkan pada menit ke 180 dan dosis
1g/KgBB ditunjukkan pada menit ke 150. Hal ini menunjukkan waktu penurunan suhu dosis 1g/KgBB
dimana sama dengan kontrol positif yaitu obat paracetamol 1,95%.

SIMPULAN

Ekstrak daun gandarusa (Justicia gendarussa mencit pada menit ke 30 hingga pada menit ke 180
Burm.f)dosis 100mg/kgbb tidak memiliki efek suhu rectal turun menjadi 37,1°C (menurun
antipiretik. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji sebanyak 1,2°C). Ekstrak daun gandarusa (Justicia
deskriptifsetelah diberi ekstrak dengan dosis gendarussa Burm.f)dosis 1g/kgbb memiliki efek
100mg/KgBB, dalam pengamatan suhu rectal antipiretik. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji
mencit pada menit ke 30 hingga pada menit ke 180 deskriptifsetelah diberi ekstrak dengan dosis
suhu rectal turun menjadi 37,2°C (menurun 1g/KgBB, dalam pengamatan suhu rectal mencit
sebanyak 0,92°C). Ekstrak daun gandarusa pada menit ke 30 hingga pada menit ke 150 suhu
(Justicia gendarussa Burm.f)dosis 500mg/kgbb rectal sudah kembali normal yaitu turun menjadi
memiliki efek antipiretik Hal ini ditunjukkan pada 36,9°C (menurun sebanyak 1,16°C).
hasil uji deskriptifsetelah diberi ekstrak dengan
dosis 500mg/KgBB, dalam pengamatan suhu rectal

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 36


Kontrol positif yaitu obat paracetamol 1,95% Jin, J.(2015).Nonsteroidal Anti-inflammatory
1ml/30gBB memiliki efek antipiretik. Hal ini Drugs.Jamma Patient Page Volume 314
ditunjukkan pada hasil uji deskriptif setelah diberi Nomor 10, 8 September 2015.
kontrol positif dalam pengamatan suhu rectal Kalay, S., Bodhi, W., & Yamlean,
mencit pada menit ke 30 hingga pada menit ke 150 P.V.Y.(2014).Uji Efek Antipiretik Ekstrak
suhu rectal sudah kembali normal yaitu turun Etanol Daun Prasman (Eupatorium triplinerve
menjadi 36,9°C (menurun sebanyak 1,16°C). Hal Vahl.) Pada Tikus Jantan Gallur Wistar
ini menunjukkan bahwa kontrol positif (Rattus Norvegicus L.) Yang Diinduksi Vaksin
memberikan efek antipiretik dilihat pada menit ke DPT-HB.Manado: Program Studi Farmasi
150, suhu mencit sudah kembali ke suhu awal atau FMIPA UNSRAT Manado.
suhu normal mencit. Kavitha, K., Sangeetha, K.S.S., Sujatha K. &
Umamaheswari, S.Phytochemical and
DAFTAR PUSTAKA Pharmacological Profile of Justicia
gendarussa Burm f.Journal of Pharmacy
Apriyanti, D.I., Pangkahila, W., & Aman, Research Volume 8, 7 july 2014.
IGM.(2017).Pemberian Ekstrak Daun Malik, F., Ningsi, A., Bafadal, M., Saktiani, D.N.,
Gandarussa (Justicia gendarussa Burm.) & Wahyuni.(2018). Uji Efek Antipiretik
Menurunkan Kadar F2-Isoprostan Urin Tikus Ekstrak Etanol Buah Wualae (Etlingera
Wistar (Rattus norvegicus) Jantan yang elatior (Jack) R.M. Smith) Terhadap Mencit
Diinduksi Latihan Fisik Berlebih.Denpasar: Jantan (Mus musculus L.) Galur Balb/C.
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Kendari: Fakultas Farmasi Universitas Halu
Asyhad, M.H.(2018).Kontrasepsi Pria, tapi jarak Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma
100 Hari Sudah Subur Lagi. diakses pada Anduonohu Kendari.
tanggal 1 juli 2020). Yuliani, N.N., Sambara, J., & Setyarini,
Ermawati, E. F.(2010). Efek antipiretik ekstrak Y,.(2016).Uji Efek Antipiretik Ekstrak Etanol
daun pare (momordica charantia l.) Pada Kulit Batang Faloak (Sterculia sp.) Pada
tikus putih jantan.Skripsi tidak Mencit Putih Jantan (Mus musscullus) Yang
diterbitkan.Surakarta: Fakultas Kedokteran diinduksi Vaksin DPT-HB.Jurnal Info
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kesehatan.(online).Vol.14, No 2.
Florencia, R.(2018).Uji Aktifitas Antipiretik Eksrak Widodo, A., Khumaidi, A., & Lasongke,
Biji Kebiul (Caesalpinia bondul (L.) P.F.A.(2019).Toksisitas Ekstrak Etanol dan
Roxb.)Terhadap Tikus Putih Jantan Yang Ekstrak Air Dari Daun Jotang Kuda
Diinduksi Vaksin DPT-HB.Skripsi tidak (Synedrella nodiflora (L.) Gaertn.), daun
diterbitkan.Indaralaya: Fakultas Matematika Gandarusa (Justicia Gendarussa Burm.F.),
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas dan Daun Pulutan (Urena lobata L.) dengan
Sriwijaya. Brine Shrimp Lethality Test.Jurnal Farmasi
Guyton, A.C., & Hall, J.E.(2011).Textbook of Galenika :GalenikaJournal of Pharmacy,
Medical Physiology Twelfth 5(2),198-205.
Edition.Philadelphia:Saunders, an imprint of Zulfa, N.R.A., Sastramihardja, H.S., & Dewi,
Elsevier Inc. M.K.(2017). Uji Efek Antipiretik Ekstrak Air
Indijah, S.W.(2016).Modul Bahan Ajar Cetak Umbi Bengkuang (Pachyrhizus erosus) pada
Farmasi : Farmakologi.Jakarta: Kementerian Mencit (Mus musculus) Model
Kesehatan Republik Indonesia. Hiperpireksia.Bandung: Fakultas Kedokteran,
Jansen, I., Wuisan, J., & Awaloei, H.(2015). Uji Universitas Islam Bandung.
Efek Antipiretik Ekstrak Meniran (Phyllantus
niruri L.) Pada Tikus Wistar (Rattus
norvegicus) Jantan Yang Diinduksi Vaksin
DPT-HB.Manado: Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado.

JURNAL ILMU KESEHATAN DAN FARMASI Vol. 1 No. 1 Page 37

Anda mungkin juga menyukai