Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal.

1-6 1

UJI AKTIVITAS ANTIIFLAMASI INFUSA DAUN SENDOK


(Plantago major L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
YANG DIINDUKSI ALBUMIN TELUR

Ade Arinia Rasyad1, Yenni Sri Wahyuni, 2Herda Perlia


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang
Jl. Ariodillah III No. 22A Ilir Timur I Palembang, Sumatera Selatan
e-mail : 1adearinia74@gmail.com, 2Herda.200616@gmail.com

ABSTRAK

Secara empiris di masyarakat daun sendok dapat digunakan sebagai antiradang (Antiinflamasi)
dengan cara direbus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antiiinflamasi pada daun sendok
(Plantago major L.) dan dosis manakah yang memiliki efek antiiinflamasi. Telah dilakukan
penelitian ilmiah infusa daun sendok (Plantago major L.) terhadap penurunan radang secara
eksperimental pada tikus putih jantan sebanyak 30 ekor yang dibagi 5 kelompok. Kelompok
pertama sebagai kontrol negatif diberi tween 80 2% , kelompok kedua sebagai kontrol positif di beri
natrium diklofenak 0,9 mg/kgBB, kelompok lain diberi infusa daun sendok dengan dosis 1350
mg/kgBB, 2700 mg/kgBB, dan 5400 mg/kgBB semua perlakuan diberikan secara peroral. Sebelum
di uji, perlakuan di induksi dengan albumin telur 5%. Volume kaki tikus diukur setiap 30 menit
selama 6 jam menggunakan alat plethismometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua dosis
infusa daun sendok memberikan efek sebagai antiinflamasi. Dosis 5400 mg/kgBB mempunyai efek
antiinflamasi yang paling efektif. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut
efek antiinflamsi infusa daun sendok diinduksi dengan karagenin agar bisa melihat
perbandingannya dengan diinduksi albumin telur 5%.a

Kata Kunci : Albumin telur, antiinflamasi, Plantago major L.

PENDAHULUAN (mengurangi udem) (Kamienski dan Keogh,


2015).
Inflamasi adalah respon protektif tubuh Gejala inflamasi dapat berupa seperti
terhadap cedera jaringan. Cedera kemerah-merahan, bengkak (Udem), panas,
menyebabkan pelepasan tiga bahan kimia nyeri, dan kehilangan fungsi normalnya
yaitu kinin, prostaglandin dan histamin yang (Kamienski dan Keogh, 2015). Contoh dari
merangsang respon vaskular yang mendorong radang adalah bisul, amandel yang sakit dan
cairan dan sel darah putih mengalir ke lokasi bengkak, kulit yang telah tertusuk duri kotor,
cedera. Ujung saraf dirangsang oleh sinyal- encok pada sendi, kulit yang telah terjemur
sinyal otak bahwa sedang terjadi cedera pada sinar matahari, dan terkena asam, reaksi
bagian tubuh tersebut (Kamienski dan Keogh, radang yang disebabkan oleh infeksi amandel
2015). adalah mirip dengan reaksi-reaksi radang
Antiinflamasi bekerja menghambat kerja lainnya, misalnya terkena encok, terkena
enzim cyclooxigenase dan lipookgenase asam, ataupun patah tulang (Irianto, 2014).
sehingga menghambat sintesis PG Berbagai macam obat yang dapat
(prostaglandin) dan leukotrien. Hambatan digunakan untuk mengatasi peradangan yaitu
tersebut menyebabkan stabilitas sel obat golongan antiinflamasi Non steroid dan
meningkat, permeabilitas membran menurun steroid. Obat antiinflamasi non steroid
mempunyai efek analgesik, antipiretik, dan

Ade Arinia Rasyad dkk


2 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 1-6

antiinflamasi yang sering digunakan untuk terhadap tikus putih jantan yang diinduksi
meredakan gejala penyakit rematik seperti dengan albumin telur.
arthitis rheumatid, osteo arthritis, spondilitis
ankilosa, dan penyakit pirai (Tjay dan METODE DAN PENELITIAN
Raharja, 2002). Sedangkan penggunaan obat
Bahan dan Alat
antiinflamasi steroid akan berefek pada
sindrom cushing (moon face), wajah tampak Alat-alat yang digunakan pada penelitian
bulat, kenaikan berat badan, penumpukan ini, kandang hewan pemeliharaan, timbangan
lemak diarea leher dan bahu (Wilmana, 1995). hewan, timbangan analitik, gelas ukur,
Oleh karena itu, perlu dikembangkan obat gunting, panci infusa, kain flanel, corong,
anti inflamasi yang lebih aman dengan efek kertas saring, spuit injeksi, vial, mortir &
samping yang lebih ringan, maka dibutuhkan stamper, sudip, spidol, masker, sarung
obat dengan menggunakan tumbuhan salah tangan, penangas air, batang pengaduk,
satunya dengan obat tradisional. Salah satu termometer infusa, sonde, plethismometer,
tanaman berkhasiat sebagai obat yang dapat dan stopwatch.
digunakan adalah daun sendok. Daun sendok Bahan yang digunakan pada penelitian
(Plantago major L.) sudah dikenal oleh ini, daun sendok, albumin telur 5%, NaCl
masyarakat indonesia sebagai tanaman obat 0,9%, tablet natrium diklofenak (PT.Novel),
tradisional. Tanaman ini tumbuh liar di tween 80, aquadest, air raksa.
hutan, ladang, dan halaman berumput yang Hewan percobaan yang digunakan adalah
agak lembab, kadang ditanam dalam pot tikus putih jantan yang sehat berumur 2-3
sebagai tumbuhan obat (Dalimarta, 2005). bulan dengan bobot 150-200 gram sebanyak
Pengobatan tradisional tumbuhan herbal 30 ekor yang sudah diaklimatisasi. Sebelum
daun sendok ini mempunyai khasiat sebagai diperlakukan, hewan percobaan diaklimatisasi
antiinflamasi (antiradang), peluruh air seni terlebih dahulu selama satu minggu. Hewan
(diuretik), peluruh dahak (mukolitik), percobaan mempunyai tingkah laku normal
menghentikan batuk (antitusif), antiseptik dan tidak mempunyai perubahan berat badan
karena glikosid aukubin, kencing manis lebih dari 10 %.
(diabetes melitus), darah tinggi (hipertensi),
memperbaiki penglihatan, dan menormalkan Pengambilan dan Identifikasi Sampel
aktivitas hati (Saparinto dan Susiana, 2016). Sampel yang akan digunakan pada
Secara empiris Kegunaan pada tanaman penelitian ini adalah sampel daun sendok
daun sendok pada penyakit radang saluran (Plantago major L.) yang masih segar
napas (bronkitis), yaitu tanaman daun sendok sebanyak 1kg dan diambil dari jln. Mayor
yang segar sebanyak 30 gram digodok, Lalu Ruslan lr. Hasyman 9 Ilir Palembang.
diminum selama 1-2 minggu. Khasiat daun Tanaman daun sendok (Plantago major
sendok untuk kesehatan bukan hanya bagiaan L.) ini diidentifikasi di Herbarium Andalas
daunnya saja, melainkan biji, akar, dan Padang jurusan FMIPA Universitas Andalas
herbanya dapat di manfaatkan untuk Padang.
kesehatan karena kandungan gizi dan zat
kimia yang terdapat di dalam daun sendok Pembuatan Infusa
tersebut (Saparinto dan Susiana, 2016).
Selain itu daun sendok mengandung Daun sendok sebanyak 1 kg yang telah
senyawa kimia yaitu flavonoid, terpenoid, dikumpulkan dicuci dengan menggunakan air
alkaloid, iridoid, polisakarida, lemak, vitamin, mengalir kemudian ditiriskan agar air nya
dan asam organik (Bangun, 2012). terbuang kemudian rajang atau potong kecil
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis daun sendok. Siapkan bahan baku berupa
tertarik untuk menguji efek anti inflamasi dari daun sendok dengan berat yang telah
infusa daun sendok (Plantago major L.) ditentukan yang telah dipotong-potong halus,
campurkan dengan aquadest sebanyak 25 ml
kedalam panci, panaskan selama 15 menit,
Ade Arinia Rasyad dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 1-6 3

dihitung mulai suhu 90 . Infusa saring ditetapkan. Semua pemberian diakukan secara
sewaktu masih panas menggunakan kain peroral sebanyak 2 ml.
flanel, lalu ditambahkan tween 80 2% agar Setelah 30 menit pemberian sediaan uji
perlakuan sama. hewan percobaan kelompok kontrol,
Siapkan 30 ekor tikus putih jantan, lalu pembanding, dan infusa, diinjeksi dengan 0,1
dibagi dalam 5 kelompok yang masing- ml suspensi albumin telur 5 % secara
masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus sublantar pada tiap telapak kaki kiri tikus.
putih jantan diambil secara acak. Setelah 30 menit kaki kiri belakang tikus
Hewan percobaan dipuasakan terlebih yang telah diinduksi albumin telur diukur
dahulu selama kurang lebih 14 jam tetapi volume kakinya tiap interval waktu 30 menit
tetap diberi minum, kemudian setiap tikus sampai 6 jam diukur dengan cara dicelupkan
ditimbang, dan diberi tanda dibagi dalam 5 kedalam air raksa pada alat plethismometer
kelompok setiap kelompok terdiri dari 6 ekor (Vt). Catat perubahan volume kaki untuk
tikus putih jantan. setiap pengukuran dan hitung volume udem.
Berikan tanda batas pada sendi kaki kiri Pengolahan dan analisis data dengan
belakang tikus dengan menggunakan spidol menggunakan SPSS dan Data disajikan dalam
agar pemasukan kaki ke dalam air raksa setiap bentuk tabel. Data persen radang dan AUC
kali selalu sama. yang diperoleh dianalisa dengan uji ANOVA
Ukur volume normal kaki kiri belakang (Analysis of Varians One Way ), dan
tikus dengan alat plethismometer dan dilanjutkan dengan uji duncan.
dinyatakan sebagai volume awal (Vo).
Selanjutnya diberi sedian uji kelompok I HASIL DAN PENELITIAN
sebagai kelompok kontrol diberikan aquadest Bila rerata persen radang dan persen daya
yang ditambahkan tween 80 2 %. Kelompok antiinflamasi dibuat sebuah diagram maka
II merupakan kelompok pembanding dengan akan didapatkan diagram seperti dalam
pemberian natrium diklofenak 0,9 mg/kgBB. gambar berikut :
Kelompok III, IV, V diberikan infusa daun
sendok sesuai dengan dosis yang telah

60
kontrol
50
Persen Radang

negatif
40 kontrol
30 positif
20 infusa 1350
10 mg/kgBB
infusa 2700
0 mg/kgBB
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 infusa 5400
Waktu Pengukuran (menit) mg/kgBB

Gambar 1. Diagram hubungan antara persen radang rata-rata telapak kaki kiri tikus tiap waktu pengamatan.

Tumbuhan yang secara tradisional


antiinflamasi

100 digunakan untuk mengurangi pembengkakan,


% Daya

50 dapat dipandang sebagai sumber obat


0 antiinflamasi baru (Uzcategui dkk, 2004).
Efek antiinflamasi pada berbagai tumbuhan
disebabkan oleh senyawa aktif yang
kelompok perlakuan terkandung di dalamnya. Daun sendok
(Plantago major L) mempunyai aktivitas
Gambar 2. Diagram batang antara kelompok antiinflamasi karena mengandung flavonoid
perlakuan dan % daya antiinflamasi.

Ade Arinia Rasyad dkk


4 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 1-6

(Uzcategui dkk, 2004). Sementara Abe persen radang dan pada menit ke-270 sampai
(1980), menyatakan bahwa saponin juga menit ke-360 mulai mengalami penurunan
menunjukkan aktivitas antiinflamasi. persen radang. Hal ini dikarenakan proses
Pudjiastuti dan Hendarti (1999) menyatakan penghilangan mediator-mediator inflamasi
bahwa dari 36 tanaman yang telah diteliti dalam tubuh hanya terjadi secara alamiah.
mempunyai efek analgetik hampir semuanya Sedangkan kelompok perlakuan kontrol
mengandung minyak atsiri. Dengan demikian positif menunjukan bahwa pada menit ke-30
dapat diduga bahwa minyak atsiri juga sampai menit ke-180 mengalami kenaikan
memiliki efek antiinflamsi. persen radang dan pada menit ke-210 sampai
Penelitian ini menggunakan daun dari menit ke-360 mulai mengalami penurunan
tanaman daun sendok (Plantago major L.) persen radang. Hal ini sesuai dengan sifat
sebagai sampel. Bagian dari daun tanaman natrium diklofenak yang mudah terabsorbsi
daun sendok yang diambil adalah seluruh dalam tubuh dengan waktu paruh 1 sampai 3
bagian daunnya. Secara empiris di masyarakat jam (Wilmana, 2007). Pada kelompok
tanaman daun sendok digunakan sebagai perlakuan pemberian infusa daun sendok
antiradang (antiinflamasi) dengan cara dosis 1350 mg/kgBB menunjukkan bahwa
direbus. Penelitian ini menggunakan infusa pada menit ke-30 sampai menit ke-240
daun sendok untuk di uji secara ilmiah. mengalami kenaikan persen radang dan pada
Hewan yang digunakan pada penelitian menit ke-270 sampai menit-360 mulai
ini merupakan tikus putih jantan galur wistar mengalami penurunan persen radang. Pada
dengan bobot 150 – 200 gram. Dosis yang infusa 2700 mg/kgBB dan infusa 5400
digunakan dirujuk dari penelitian sebelumnya mg/kgBB menunjukan bahwa pada menit ke-
sebagai penurunan kadar gula darah, 30 sampai menit ke-210 mengalami kenaikan
merupakan dosis konversi dari penggunaan persen radang dan pada menit ke-240 sampai
pada manusia ke tikus sehingga menit ke-360 mengalami penurunan persen
mencerminkan hasil yang digunakan pada radang. Dari ketiga perlakuan tersebut
manusia. Didapatkan dosis bertingkat, dosis I penurunan volume edema terbesar terjadi
1350 mg/kgBB, dosis II 2700 mg/kgBB, dan pada infusa dosis 5400 mg/kgBB. Hal ini
dosis 5400 mg/kgBB. disebabkan karena adanya flavonoid yang
Pengujian pada efek antiinflamasi alat terkandung di dalam daun tanaman daun
yang digunakan yaitu plethismometer yang sendok yang diduga bersifat sebagai
bekerja dengan prinsip pengukuran antiinflamasi. Flavonoid bekerja dengan cara
berdasarkan hukum Archimedes, yaitu suatu menghambat enzim siklooksigenase dan
benda yang dicelupkan sebagian atau lipooksigenase. Penurunan persen radang
seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami terbesar terlihat pada kelompok kontrol positif
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat (pembanding), kemudian dilanjutkan
zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. kelompok infusa dosis 5400 mg/kgBB, infusa
Hewan uji dibuat edema dengan cara dosis 2700 mg/kgBB, dan infusa dosis 1350
diinduksi larutan putih telur 5%. Edema mg/kgBB.
terjadi karena adanya penumpukan cairan Data dari persen radang yang terbentuk
yang berlebih di jaringan atau rongga tubuh. kemudian dicari nilai AUC (Area Under
Tingginya kadar protein menyebabkan Curve) setelah nilai AUC tiap kelompok
terjadinya edema peradangan. Larutan putih didapatkan, kemudian dilanjutkan mencari
telur mempunyai kadar protein yang tinggi nilai daya antiinflamasi, dari data yang
sehingga dapat memicu terjadinya edema didapat diketahui pada infusa dosis 1350
(Maharani dan Yusrin, 2010). mg/kgBB memiliki persen daya antiinflamasi
Setelah dilakukan uji antiinflamasi sebesar 37,79%, infusa 2700 mg/kgBB
didapatkan hasilnya pada kelompok perlakuan memiliki persen daya antiinflamasi sebesar
kontrol negatif menunjukkan bahwa pada 49,12%, dan infusa 5400 mg/kgBB memiliki
menit ke-30 sampai 240 mengalami kenaikan persen daya antiinflamasi sebesar 67,81%

Ade Arinia Rasyad dkk


Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 1-6 5

sedangkan pembanding memiliki persen daya signifikan ((P 0,05) antar kelompok. Untuk
antiinflamasi sebesar 74,05%. Jika penurunan melihat kelompok mana yang memiliki efek
volume radangnya besar maka persen daya yang sama atau berbeda dan efek yang paling
antiinflamasi yang didapatkan akan besar kecil atau yang paling besar antara kelompok
juga, jika penurunan volume radangnya kecil satu dengan yang lainnya maka dilanjutkan
maka persen daya antiinflamasinya juga kecil. dengan uji Duncan.

Hasil data statistik AUC dengan


menggunakan uji normalitas terhadap
penurunan persen radang menunjukkan nilai
Hasil data menunjukkan bahwa seluruh
(P 0,05) hal tersebut menunjukkan bahwa
kelompok perlakuan (Kontrol positif, infusa
data yang diperoleh sudah terdistribusi secara
dosis 1350 mg/kgBB, dosis 2700 mg/kgBB,
normal dan dapat dilanjutkan dengan uji
dan dosis 5400 mg/kgBB) berbeda bermakna
homogenitas.
dengan kontrol negatif, artinya seluruh
kelompok perlakuan tersebut mempunyai
efek. Dosis 1350 mg/kgBB dan dosis 2700
mg/kgBB tidak memiliki perbedaan bermakna
dan dosis 5400 mg/kgBB tidak memiliki
perbedaan bermakna dengan kontrol positif,
artinya dosis 5400 mg/kgBB dosis yang
paling efektif sebgai antiinflamasi.
Pada uji tersebut didapatkan hasil dengan
nilai (p= 0,755). Nilai tersebut dapat SIMPULAN
dinyatakan bahwa data yang diperoleh sudah
bervariasi secara homogen karena ((P 0,05). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
kemudian selanjutnya dapat dilanjutkan uji tentang aktivitas antiinflamasi infusa daun
parametrik dengan menggunakan One Way sendok dapat diambil kesimpulan sebagai
Analisa Of Varian (ANOVA). berikut :
Infusa daun sendok pada dosis 1350
mg/kgBB, 2700 mg/kgBB dan 5400
mg/kgBB memiliki efek sebagai
antiinflamasi.
Efek antiinflamasi infusa daun sendok
yang paling efektif didapatkan pada dosis
5400 mg/kgBB.

Berdasarkan uji statistik ANOVA terjadi


perbedaan penurunan volume radang yang

Ade Arinia Rasyad dkk


6 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2018, III(1), hal. 1-6

DAFTAR PUSTAKA Nugroho, A. E., Setyowati, E. P., dan


Ikawati, Z. 2004. Uji AktivitasEekstrak
Ayu, R. D,. Fatimawali., dan Citraningtyas, Daun Sendok (Plantago major L.) Dalam
G. 2014. Uji Efektivitas Kadar Gula Menghambat Reaksi Anafilaksis yang
Darah Ekstrak Etanol Daun Sendok Diperantarai Sel Mast. 15 (3). Bagian
(Plantago major L.) Pada Tikus Putih Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas
Jantan Galur Wistar (Rattus novergicus) Farmasi UGM.
Yang Diinduksi Sukrosa. Program studi Sander, M.A. 2014. Atlas Berwarna Patologi
Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, Anatomi (jilid 1) edisi kedua. Jakarta: PT
95115. 3. 2. Rajagrafindo Persada.
Dalimarta, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Saparinto, C dan Susiana, R. 2016. Grow
Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Your Own Medical Plant. Yogyakarta:
Jakarta.170 hlm. Lily Publisher.
Pudjiastuti dan Hendarti, N., (1999). Sargel, L. 1998. Biofarmasetika dan
Penelusuran Beberapa Tanaman obat Farmakokinetik Terapan. Airlangga
Berkhasiat Sebagai Analgetik, Pusat University Press: Surabaya.
Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Sulalkar dan Aupama A. 2008. In-vivo
Badan Penelitian dan Pengembangan Animal Models for Evaluation of
Kesehatan, Departemen Kesehatan Antiinflammatory Activity, 6.
Republik Indonesia. Sundari, D., Nugroho, Y. A., dan Nuratmi, B.
Irianto, K. 2014. Epidemiologi Penyakit 2005. Uji Khasiat Antidiare Ekstrak
Menular dan Tidak Menular Panduan Daun Sendok (plantago major L) Pada
Klinis. Bandung: Alfabeta. Tikus Putih. 15.
Katzung, B. G. 2002. FarmakologiDasar dan Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 2002, Obat-obat
Klinik, Penerjemah dan Editor : Bagian Penting : Khasiat Penggunaan dan Efek
Farmakologi Fakultas Kedokteran Sampingnya. Cetakanke-5, Departemen
Universitas Airlangga, Edisi 8, Penerbit Kesehatan Republik Indonesia Jakarta.
Salemba. Uzcategui, B., Avila, D., Roca, H. S.,
Kamienski, M. dan Keogh, J. 2015. Quintero, L., Ortega, J. dan Gonzalez, B.
Farmakologi Demystified (edisi satu). 2004. Anti-inflamatory, Antinociceptive,
Yogyakarta. and Antipyretic Effects of Lantana trifolia
Maharani., Triwahyuni, E. dan Yusrin. 2010. Linnaeus in Experimental Animals.
2 Kadar Protein Kista Artemi Curah http://www. Scielo. Org.
Yang Dijual Petambak Kota Rembang Vogel, G. H .2002. Drug Discovery And
Dengan Variasi Suhu Penyimpanan. Evalution, Pharmalogical Assay, Second
Universitas Muhammdayiah. Completely Revised, Up Dated and
Mansjoer, S. 2004. Mekanisme Keja Obat England Ed, Springer – Verlag Berlin
Anti radang, Bagian Farmasi, Fakultas Heidelberg New York.
Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Wilmana, P. F. 1995. Analgetik Antiinflamasi
Narayana, K.R., Reddy, M.R., dan Chaluvadi, Nonsteroid dan Obat Piral, dalam
M.R. 2001. Bioflavonoids Classification, Ganiswara. S. G, Farmakologi dan Terapi
Pharmacological, Biochemical Effects , edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas
and Therapeutic Potential, Indian Journal Kedokteran Universitas Indonesia,
Pharmacology 1(2). Jakarta.
Nugroho, A. E. 2015. Obat-obat Wilmana, P. F. 2007. Farmakologi dan terapi
Farmakologi Dalam Pembelajaran Ilmu Edisi V. Bagian Farmakologi Fakultas
Farmasi dan Dunia Kesehatan. Kedokteran Universitas Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Jakarta.

Ade Arinia Rasyad dkk

Anda mungkin juga menyukai