BAB I
PENDAHULUAN
tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut secara
obat tradisional. Tingginya harga obat sintetis dan adanya efek samping yang
kembali.
kenal sebagai obat tradisional (Yuliani, Sambara & Setyarini, 2016:1). Bahkan
meningkat, terlebih dengan munculnya isu kembali ke alam (back to nature) serta
krisis yang berkepanjangan. Dari segi efek samping memang diakui bahwa obat
alam atau obat tradisional memiliki efek samping relatif kecil dibandingkan obat
modern, tetapi perlu diperhatikan bila ditinjau dari kepastian bahan aktif dan
2
peningkatan suhu tubuh di atas normal dimana suhu tubuh normal berkisar antara
36,5° – 37,2°C. Demam yang berarti suhu tubuh di atas rentang yang normal, bisa
disebabkan oleh kelainan di otak sendiri atau oleh zat beracun yang memengaruhi
pusat pengaturan suhu. Beberapa penyebab demam yaitu termasuk infeksi bakteri,
tumor otak, dan kondisi lingkungan yang dapat mengakibatkan serangan demam
digunakan untuk mengobati rasa sakit dan peradangan (Jin jill, 2015:1084) Obat-
obat ini dipakai untuk mengobati nyeri yang ringan sampai sedang dan dapat
dibeli bebas. Obat-obat ini efektif untuk nyeri tumpul pada sakit kepala,
dismenore (nyeri menstruasi), nyeri pada inflamasi, abrasi minor, nyeri otot dan
Penggunaan obat NSAID dengan dosis rendah untuk waktu yang singkat
umumnya aman. Namun, efek samping yang serius dapat terjadi, terutama dengan
penggunaan dosis tinggi yang lebih lama. Efek samping paling serius adalah
cerna, dan penyakit ginjal, terutama pada orang yang memiliki riwayat masalah-
masalah ini (Jin jill, 2015:1084). Antipiretik dalam bentuk obat kimia, antara lain
3
seperti aspirin, paracetamol, dan ibuprofen. Selain itu, antipiretik bisa juga dalam
Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat tradisional
merupakan salah satu tanaman obat yang tumbuh liar di hutan, tanggul sungai
mengandung flavonoid yang terdiri dari fenol, tanin, dan saponin dengan aktivitas
penelitiannya yaitu golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak air
(Ermawati, 2010), daun prasman (Kalay, et al., 2014) meniran (Jansen, 2015),
kulit batang faloak (Yuliani, et al., 2016), umbi bengkuang (Zulfa, et al., 2017),
batang yodium (Raka, 2017), biji kebiul (Florencia, 2018), dan buah wualae
4
(Malik, et al., 2018). Hal itu menunjukkan bahwa Daun Gandarussa (Justicia
gendarussa Burm.f) berpotensi memiliki efek sebagai antipiretik karena salah satu
(Justicia gendarussa Burm.f) dapat mengobati demam. Oleh sebab itu, peneliti
obat antipiretik yang diujikan pada mencit jantan gallur swiss sebanyak 25 ekor
yang dibagi dalam 5 kelompok dengan jenis penelitian yang akan digunakan yaitu
Way ANOVA.
1.4 Manfaat
obat antipiretik.
Dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi bagi mahasiswa Akademi Farmasi
Santo Fransiskus Xaverius Maumere dan para peneliti lain untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
Hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain dalam penelitian
Burm.f)
Penelitian ini hanya sebatas untuk menguji efek aktivitas antipiretik ekstrak
diambil dari kota Maumere, yang akan dibuat ekstrak dengan konsentrasi 1%, 5%,
10% untuk menurunkan demam pada mencit jantan (Mus musculus) yang sudah
dinduksi oleh pepton 10%. Hewan uji mencit (Mus musculus) yang digunakan
7
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember (...) sampai (...)
2020.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol difraksinasi dengan
pelarut n-heksana, etil asetat dan air. Uji analgetik dilakukan dengan tail flick,
Dosis ekstrak dan fraksi daun gandarusa berturut-turut yaitu 250 mg/kgbb, 500
8
mg/kgbb, fraksi n-heksana 314 mg/kgbb, fraksi 41,05 mg/kgbb dan fraksi air
144,8 mg/kgbb, kelompok kontrol negatif CMC 0.5% dan asetosal 360
fraksi etil asetat dan fraksi air memiliki aktivitas sebagai analgetik dan anti-
ekstrak daun Gandarussa adalah 1%, 5% dan 10% pada mencit jantan gallur
penelitian ini adalah metode ekstrasi maserasi. Penelitian ini adalah penelitian
Populasi yang digunakan adalah mencit betina berumur 16-17 bulan dengan
berat badan antara 18-35 gram. Total jumlah sampel yang digunakan 24 ekor.
volume 0.48 ml peroral 2 kali sehari sesuai dosis. Sesudah perlakuan dilakukan
ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Post Hoc LSD. Berdasarkan hasil
antral ovarium pada mencit betina menjadi melebar dan jumlahnya menjadi
banyak. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang akan
ekstrak daun Gandarussa pada mencit jantan gallur swiss yang diinduksi
3. “Toksisitas Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air dari Daun Jotang Kuda
Burm.F.), dan Daun Pulutan (Urena lobata L.) dengan Brine Shrimp
diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dan ekstrak air
diperoleh dengan metode infusa. Uji toksisitas ekstrak dilakukan dengan BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test), dan uji identifikasi golongan senyawa dilakukan
dengan Kromatografi Lapis Tipis. Hasil uji toksisitas (LC50) ekstrak etanol
96% dan ekstrak air daun jotang kuda secara berturut-turut yaitu 395,60 µg/ml
dan 109,25 µg/ml; daun gandarusa 713,34 µg/ml dan 18,02 µg/ml; dan daun
10
pulutan 188,38 µg/ml dan 85,37 µg/ml. Hasil identifikasi golongan senyawa
bahwa ekstrak daun jotang kuda, daun gandarusa, dan daun pulutan memiliki
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penulis akan
meneliti efek aktivitas antipiretik ekstrak daun Gandarussa pada mencit jantan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Scrophulariales
Family : Acanthaceae
Genus : Justicia
hikong (Sikka), daun perdu (Bajawa dan Nagekeo), besi-besi (Aceh), handarusa
12
Tanaman gandarusa adalah jenis tanaman perdu, tegak, tinggi lebih kurang
1,8 meter. Batang berkayu, segi empat, bercabang, beruas, berwarna cokelat. Daun
tunggal, bentuk lanset, panjang 3-6 cm, lebar 1,5-3,5 cm, bertulang menyirip,
warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk malai, panjang 3-12 cm, mahkota
bentuk tabung, berbibir dua, berwarna ungu. Buah bentuk gada, berbiji empat,
licin, masih muda berwarna hijau setelah tua hitam. Tanaman ini tumbuh liar di
2014:992).
13
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
https://lookaside.fbsbx.com)
14
sangat cepat, dan 99% gennya mirip dengan manusia. Oleh karena itu mencit
(bawaan). Selain itu, mencit juga sangat mudah untuk di rekayasa genetiknya
manusia. Selain itu, mencit juga lebih menguntungkan dalam hal kemudahan
dengan sesamanya, lebih aktif pada malam hari dibandingkan pada siang hari (Eff,
Mencit memiliki ukuran tubuh kecil, berwarna putih, memiliki siklus estrus
teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit harus senantiasa
bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus
dijaga kisarannya antara 18-19ºC serta kelembaban udara antara 30-70% (Akbar,
2010:6).
Mencit betina dewasa dengan umur 35-60 hari memiliki berat badan 18-35
betina berlangsung 1,5 tahun. Mencit betina atau jantan dapat dikawinkan pada
umur 8 mimggu. Lama kebuntingan 19-20 hari. Jumlah anak mencit rata-rata 6-15
tersebut memiliki beberapa keuntungan yaitu daur estrusnya teratur dan dapat
2010:6).
Extractio berasal dari perkataan “extrahere”, “to draw out” , menarik sari,
yaitu suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal. Umumnya
mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang
pemakaian, dan lain-lain) dan disimpan dan dibandingkan simplisia asal, dan
dalam simplisa terdapat dalam keadaan tercampur, diperlukan cara penarikan dan
infusa, decocta, macerata, tinctura, resin dan lain-lain. Suhu juga sangat
kering dilembabkan terlebih dahulu atau dimaserasi dalam batas waktu tertentu.
Disamping itu, simplisia dihaluskan lebih dahulu agar proses difusi zat-zat
berkhasiatnya lebih cepat daripada jika proses difusi zat-zat berkhasiatnya lebih
cepat daripada jika proses difusi yang melewati dinding sel yang utuh (proses
diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat,
menggunakan menstruum yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari
pelarutnya dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya
(Ansel, 1989:616-617).
Ekstrak ada tiga macam yaitu ekstrak kering (siccum), kental (spissum), dan
cair (liquidum), yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut
cara yang sesuai di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Cairan penyari yang
dipakai adalah air, eter, serta campuran etanol dan air (Syamsuni, 2006: 263).
jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan
sederetan pelarut secara berganti-ganti, mulai dengan eter, lalu eter bumi, dan
17
dan etil asetat (untuk senyawa yang lebih polar). Metode ini berguna bila kita
bekerja dengan skala gram. Tetapi jarang sekali kita mencapai pemisahan
kandungan yang sempurna, dan senyawa yang sama mungkin saja terdapat (dalam
dipekatkan dalam hampa. Sekarang hal ini biasanya dilakukan dalam penguap
putar yang akan memkatkan larutan menjadi volume kecil tanpa terjadi percikan
pada suhu antara 30ºC dan 40ºC. Ekstraksi kandungan atsiri dari tumbuhan
Pada prosedur ekstraksi terdapat jalan pintas yang dapat dipelajari dalam
pengalaman. Misalnya, bila mengisolasi kandungan dari jaringan daun, yang larut
dalam air, seharusnya lipid dihilangkan pada tahap dini sebelum pemekatan, yaitu
bila ekstrak etanol diuapkan dengan penguap putar, hampir semua klorofil dan
dilakukan tepat sampai suatu saat tertentu sehingga larutan air yang pekat dapat
Ekstrak yang pekat mungkin mengkristal bila dibiarkan. Bila hal ini tejadi,
analisis lebih lanjut. Kebanyakan kristal tersebut berupa campuran sehingga perlu
18
dengan cara kromatografi. Banyak juga senyawa yang tetap berada dalam cairan
induk, dan ini pun harus difraksinasi cegah kehilangan senyawa, ekstrak
diekstraksi dan bahan aktif yang diinginkan. Oleh karena itu, sebelum ekstraksi
suatu proses ekstraksi adalah untuk memperoleh suatu bahan aktif yang tidak
semua metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu mahluk hidup sebagai
dilakukan, murah, ramah lingkungan dan hasil yang diperoleh selalu konsisten
antara lain :
a. Maserasi
dengan cara merendam serbuk simplisa dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
19
menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif didalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak
antara larutan diluar sel dan didalam sel (Ningsih, et all, 2016:6).
utuh atau yang sudah digiling kasar dengan pelarut dalam bejana tertutup pada
sampai semua bagian tanaman yang dapat larut melarut dalam cairan pelarut.
Pelarut yang digunakan adalah alkohol atau kadang-kadang juga air. Campuran ini
kemudian disaring dan ampas yang diperoleh dipress untuk memperoleh bagian
maserasi diantaranya adalah bahwa bagian tanaman yang akan diekstraksi tidak
harus dalam wujud serbuk yang halus, tidak diperlukan keahlian khusus dan lebih
sedikit kehilangan alkohol sebagai pelarut seperti pada proses perkolasi atau
di dalam ampas, serta mutu produk akhir yang tidak konsisten (Endarini,
2016:145).
campuran obat dan menstruum. Lamanya harus cukup supaya dapat memasuki
rongga dari struktur obat dan melarutkan semua zat yang mudah larut. Lamanya
20
maserasi bisa mmerlukan waktu beberapa jam atau beberapa hari untuk ekstraksi
yang optimum (Ansel, 1989:612). Untuk obat-obat yang mengandung sedikit atau
tidaksama sekali bahan seperti benzoe, aloe, tolu,dan stiraks, yang hampir
pada suhu 40-50ºC. cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisa
3) Remaserasi
4) Maserasi melingkar
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
b. Perkolasi
Percolare berasal dari kata “colare” = to strain, artinya menyerkai dan “per”
dalam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes
2006:250).
bahan aktif dari bagian tanaman dalam penyediaan tinktur dan ekstrak cair.
Sebuah perkolator, biasanya berupa silinder yang sempit dan panjang dengan
kedua ujungnya berbentuk kerucut yang terbuka. Bagian tanaman yang akan
diekstrak dibasahi dengan sejumlah pelarut yang sesuai dan dibiarkan selama
kurang lebih 4 jam dalam tangki tertutup. Selanjutnya, bagian tanaman ini
yang akan dieskstrak. Bagian tanaman ini dibiarkan mengalami maserasi selama
24 jam dalam perkolator tertutup. Setelah itu, cairan hasil perkolasi dibiarkan
kebutuhan hingga cairan ekstrak yang diperoleh menjadi kurang lebih tiga per
empat dari volume yang diinginkan dalam produk akhir. Ampas ditekan/dipress,
c. Infusa
Menurut FI IV, infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit (Syamsuni, 2006:
270).
Infusi dibuat dengan maserasi bagian tanaman dengan air dingin atau air
mendidih dalam jangka waktu yang pendek. Pemilihan suhu infus tergantung pada
ketahanan senyawa bahan aktif yang selanjutnya segera digunakan sebagai obat
cair. Hasil infus tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama karena tidak
menggunakan bahan pengawet. Namun pada beberapa kasus, hasil infusi (larutan
infus) dipekatkan lagi dengan pendidihan untk mengurangi kadar airnya dan
d. Sokhletasi
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan
jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Ningsih, et all,
2016:8).
Pada teknik ekstraksi ini, bagian tanaman yang sudah digiling halus
dimasukkan ke dalam kantong berpori (thimble) yang terbuat dari kertas saring
yang kuat dan dimasukkan ke dalam alat sokhlet untuk dilakukan ekstraksi.
Pelarut yang ada dalam labu akan dipanaskan dan uapnya akan mengembun pada
kondenser. Embunan pelarut ini akan merayap turun menuju kantong berpori yang
berisi bagian tanaman yang akan diekstrak. Kontak antara embunan pelarut dan
cairan dalam tempat ekstraksi meningkat hingga mencapai puncak kapiler maka
(Endarini, 2016:147).
sampai tetesan pelarut dari pipa kapiler tidak lagi meninggalkan residu ketika
yang telah dijelaskan sebelumnya adalah dapat mengekstrak bahan aktif dengan
lebih banyak walaupun menggunakan pelarut yang lebih sedikit. Hal ini sangat
menguntungkan jika ditinjau dari segi kebutuhan energi, waktu dan ekonomi.
Pada skala kecil, proses ini hanya dijalankan secara batch. Namun, proses ini akan
lebih ekonomis jika dioperasikan secara kontinyu dengan skala menengah atau
Cairan pelarut atau cairan penarik yang baik adalah yang dapat melarutkan
zat-zat berkhasiat tertentu, tetapi zat-zat yang tidak berguna tidak terbawa serta.
a. Air
Termasuk pelarut yang murah dan mudah digunakan dengan pemakaian yang
luas. Pada suhu kamar, air adalah pelarut yang baik untuk berbagai zat, misalnya
kemungkinan zat-zat yang tertarik akan mengendap (sebagian) jika cairan itu
Keuntungan penarikan dengan air adalah bahwa jenis-jenis gula, gom, asam
tumbuh-tumbuhan, garam mineral, dan zat-zat warna akan tertarik atau melarut
lebih dahulu dan larutan yang terjadi ini dapat melarutkan zat-zat lain dengan
lebih baik daripada oleh air saja, misalnya damar-damar pada penarikan Cascara
cortex, atau sejumlah alkaloid pada penarikan dengan air. Air memiliki
kekurangan sebagai pelarut, yaitu karena air dapat menarik banyak zat, namun
banyak diantara zat tersebut yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
Pada penarikan tertentu, air tersebut diasamkan sedikit dengan HCl, asam cuka,
atau asam tartrat, atau dibasahkan dengan sedikit amonia guna mempermudah
asam pada penarikan Chinae,atau air yang basa pada penarikan Cascara
(Syamsuni, 2006:246-247).
b. Aseton
yang baik untuk berbagai lemak, minyak atsiri, dan damar. Baunya kurang enak
dan sukar hilang dari sediaan. Pemakaian aseton mislanya pada pembuatan
c. Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, tidak sebanyak air dalam
melarutkan berbagai jenis zat, oleh karena itu lebih baik dipakai sebagai cairan
(Syamsuni, 2006:247).
Umumnya etanol adalah pelarut yang baik untuk alkaloid, glukosida, damar-
damar, dan minyak atsiri, tetapi tidak untuk jenis gom, gula, dan albumin. Etanol
yaitu hidroalkoholik menstrum, lebih baik daripada air saja. Beberapa zat
berkhasiat memiliki kelarutan yang hampir sama baiknya dalam air-etanol dan
dalam Spiritus fort sehingga biaya produksi dengan air-etanol akan lebih murah.
Kadar alkohol dalam cairan hidroalkoholik menstrum tergantung pada sifat zat
yang akan ditarik; terkadang karena beberapa hal, kadarnya lebih kecil dari 3%.
dipergunakan lebih dahulu; pertama dengan air, kemudian etanol, atau sebaliknya
(Syamsuni, 2006:247).
d. Eter
Kebanyakan zat dalam simplisia tidak larut dalam cairan ini, tetapi beberapa
zat mempunyai kelarutan yang baik, misalnya alkaloid basa, lemak-lemak, damar,
dan minyak-minyak atsiri. Karena eter bersifat snagat atsiri, maka disamping
menstrum sediaan galenik cair, baik untuk pemakaian dalam maupun untuk
sediaan yang nantinya disimpan lama. Adakalanya eter yang dipakai dicampur
e. Glycerinum
untuk penarikan simplisa yang mengandung zat-zat samak. Gliserin adalah pelarut
yang baik untuk tanin dan hasil-hasil oksidasinya; jenis-jenis gom dan albumin
juga larut dalam gliserin. Cairan ini tidak atsiri sehingga tidaksesuai untuk
f. Kloroform
Merupakan pelarut yang baik untuk alkaloid basa, damar, minyak lemak, dan
g. Solvent hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar.
antara lain memilih pelarut yang cocok untuk zat terlarut tertentu. Tetapi
rasa yang tidak enak, bau, warna dan ekonomis (Ansel, 1989:312). Larutan
diinginkan. Menurut prinsip like dissolves like, suatu pelarut akan cenderung
melarutkan senyawa yang mempunyai tingkat kepolaran yang sama. Pelarut polar
akan melarutkan senyawa polar dan sebaliknya (Suryani, Permana, & Jambe,
2015:2).
tumbuhan dalam bentuk glikosida yang berikatan dengan suatu gula, karena itu
flavonoid merupakan senyawa yang bersifat polar. Pelarut polar yang biasa
digunakan untuk ekstraksi flavonoid adalah metanol, aseton, etanol, air, dan
etanol. Karena pelarut etanol bersifat polar yang mampu melarutkan senyawa
flavonoid yang terkandung dalam daun gandarusa, tidak toksis, mudah diuapkan
2.4 Demam
normal (lebih dari 1000F atau 37,8ºC), obat yang digunakan untuk menurunkan
karena aliran darah makin cepat sehingga makanan dan oksigenasi makin lancar.
Namun kalau suhu terlalu tinggi (di atas 38,5ºC) pasien mulai merasa tidak
nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah untuk mengaliri organ vital (otak,
metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi
napas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru dan disertai
Kerusakan jaringan akan terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 41ºC, terutama
pada jaringan otak dan otot yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut dapat
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas.
keseimbangan ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke normal oleh obat mirip-
29
aspirin. Ada bukti bahwa peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali
pelepasan suatu zat pirogen endogen atau sitokin misalnya interleukin-1 (IL-1)
zat pirogen endogen dengan menghambat sintesis PG. Demam yang timbul akibat
yang mengikuti paparan suhu dingin yang rendah. Namun, setiap titik
keseimbangan termal disetel ulang ke tingkat yang lebih tinggi sehingga suhu
tubuh perifer dan pusat normal sekarang dirasakan sebagai sinyal suhu dingin oleh
hipertermia di mana suhu tubuh tinggi. vated tanpa peningkatan yang sesuai dari
dan eferen independen tergantung pada situs, sifat dan tingkat keparahan
Cukupi cairan agar kadar elektrolit tidak meningkat saat evaporasi terjadi. Aliran
udara yang baik misalnya dengan kipas, memaksa tubuh berkeringat, mengalirkan
hawa panas ke tempat lain sehingga demam turun. Jangan menggunakan aliran
30
yang terlalu kuat, karena suhu kulit dapat turun mendadak. Ventilasi / regulasi
aliran udara penting di daerah tropik. Buka pakaian/selimut yang tebal agar terjadi
radiasi dan evaporasi. Lebarkan pembuluh darah perifer dengan cara menyeka
sehingga panas sulit disalurkan baik lewat mekanisme evaporasi maupun radiasi.
(Ismoedijanto, 2002:105).
Tindakan simtomatik yang lain ialah dengan pemberian obat demam. Cara
kerja obat demam adalah dengan menurunkan set-point di otak dan membuat
yang sederhana adalah asam salisilat dan derivatnya. Rentang daya kerja obat ini
murni, dapat menurunkan suhu bila anak demam namun tidak menyebabkan
hipotermi bila tidak ada demam, seperti: asetaminofen, asetosal, ibuprofen. Obat
lain adalah obat yang bersifat antipiretik pada dosis rendah dan menimbulkan
hipotermi pada dosis tinggi seperti metamizol dan obat yang dapat menekan pusat
2.5 Antipiretik
merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan
tanpa resep dokter. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen,
persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golongan ini
adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip
mengurangi umpan balik antara neuron yang mengatur demam dan hipotalamus
Saat demam, set point ini meningkat dan NSAID mendorongnya kembali ke
keadaan normal. Obat ini tidak mempengaruhi suhu tubuh jika suhu tubuh naik
2016:72).
antipiretik yang sama dan telah digunakan sejak tahun 1893. Efek antipiretik
di Indonesia lebih dikenal dengan nama parasetamol, dan tersedia sebagai obat
bebas. Walau demikian, laporan kerusakan fatal hepar akibat takar lajak akut perlu
diperhatikan. Tetapi perlu diperhatikan pemakai maupun dokter bahwa efek anti-
sirup yang mengandung 120 mg/5 mL. adapun dosis obat paracetamol adalah
pengawasan dokter.
b. 2-3 tahun – 160 mg (dosis harian dibagi menjadi dua unit dosis, yaitu, 2 x 80
mg); dosis total sesuai sampai 1/2 dari dosis tunggal untuk orang dewasa, yaitu
325 mg;
c. 4-6 tahun – 240 mg (dosis harian dibagi menjadi tiga unit dosis, yaitu, 3 x 80
mg); dosis total sesuai sampai 3/4 dosis tunggal untuk orang dewasa;
d. 6-9 tahun – 320 mg (dosis harian dibagi menjadi empat unit dosis, yaitu, 4 x 80
mg); dosis totalnya sama sebagai dosis tunggal untuk orang dewasa;
e. 9-11 tahun – 320-400 mg (dosis harian dibagi menjadi empat-lima unit dosis,
yaitu 4-5 x 80 mg; dosis total sesuai dengan 1– 1 1/4 dosis tunggal untuk
dewasa;
f. 11-12 tahun – 320-480 mg (dosis harian dibagi empat-enam unit dosis, yaitu 4-
6 x 80 mg; dosis total sesuai dengan 1 – 1 1/2 dosis tunggal untuk dewasa.
g. Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali, dengan maksimum 4 g
nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih
besar dan tidak menolong. Karena hampir tidak mengiritasi lambung, parasetamol
sering dikombinasi dengan AINS untuk efek analgesik (Wilmana & Gan,
2012:238).
34
2.5.2 NSAID
terapeutik dan efek samping tertentu yang sama. Protetipenya adalah aspirin; oleh
karena itu, senyawa-senyawa ini sering disebut obat mirip aspirin dan juga sering
Drugs). NSAID adalah suatu kelompok agen yang berlainan secara kimiawi dan
Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau
saluran cerna. Efek samping lain ialah gangguan fungsi trombosit akibat
waktu perdarahan. Efek ini telah dimanfaatkan untuk terapi prof ilaksis trombo-
a. Asam Karboksilat
Salsalat.
35
Tolmetin.
b. Asam enolat
Oksifenbutazon.
seperti pepsin, tripsin, papin. Pepton mengandung Nitrogen dan bersifat sebagai
bau khas tetapi tidak busuk. Larut dalam air membentuk larutan coklat
kekuningan, bereaksi sedikit asam, tidak larut dalam etanol dan dalam eter (Ditjen
POM, 1979:1191).
36
RM/BM : H2O/18,02
mempunyai rasa
tidak berasap.
dalam Eter P.
mikroba bakteri.
Demam
Aktifitas antipiretik
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan pretest (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X)
pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan posstet (02) pada
Dengan randomisasi (R), maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sama
awalnya, maka perbedaan hasil Posttest (02) pada kedua kelompok tersebut dapat
disebut sebagai pengaruh intervensi atau perlakuan. Rancangan ini adalah salah
Rancangan ini dapat diperluas, dengan melibatkan lebih dari satu variabel
bebas. Dengan kata lain, perlakuan dilakukan pada lebih dari satu kelompok,
lainnya dapat dicapai tanpa menggunakan kelompok kontrol. Rancangan ini dapat
01 x(c) 02(c)
R(Kel. Eksperimen c)
01 02(+)
R (Kel. Kontrol +)
01 02(-)
R (Kel, Kontrol -)
Keterangan :
Adapun dalam penelitian ini perlakuan, Posttest, Pretest nya sebagai berikut :
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit gallur swiss
(Muss muscullus), jenis kelamin jantan, berat badan 20-30 gram. Dan daun dari
3.2.2 Sampel
43
a. Mencit
r : jumlah replikasi
(t-1) (r-1) ≥ 15
= (5-1) (r-1) ≥ 15
= 4 (r-1) ≥ 15
4r = 15+4
r = 19/4
ekor mencit jantan putih gallur swiss (Muss muscullus). Jadi, total mencit yang
dibutuhkan adalah 25 ekor mencit jantan gallur swiss (Muss muscullus) yang akan
dirandom (acak).
b. Daun gandarusa
Sampel berupa daun gandarusa muda yang diambil di lorong batarang, jalan
maserasi.
pertimbangan tertentu atau sleksi khusus (Siyoto & Sodik, 2015:66). Teknik
dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Teknik ini digunakan
jika seorang peneliti telah mengenal betul populasi yang akan diteliti. Dengan
diteliti. Purposive Sampling juga sering dikaitkan dengan tujuan penelitian yang
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria eksklusi
Supardi, 2016:58).
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol daun
Adapun variabel tergantung dalam penelitian ini adalah efek antipiretik pada
Defenisi Operasional adalah batasan dan cara pengukuran variabel yang akan
diteliti. Defenisi Operasional disusun dalam bentuk matrik, yang berisi : nama
variabel, deskripsi variabel, alat ukur, hasil ukur dan skala ukur yang digunakan
b. Variabel terikat : efek antipiretik yang ditunjukkan suhu tubuh mencit jantan
gendarussa maserasi.
Burm.f)
2. Suhu tubuh Efek antipiretik ekstrak termometer Nilai rata-rata Interval
sudah dihaluskan/diblender
2. Batang pengaduk Digunakan untuk mengaduk/mencampurkan serbuk
tersebut dilakukan.
4. Corong gelas Untuk membantu memasukkam cairan dari tempat
komposisi media
proses pemanasan.
8. Kawat kasa Untuk dijadikan alas gelas yang diletakkan pada
kaki tiga
berupa tetesan
12. Mortir dan stamper Untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu
terlebih dahulu.
13. Senduk tanduk Untuk mengambil bahan berbentuk serbuk
14. Spatula Untuk mengaduk zat tertentu, termasuk zat yang
diaduk.
15. Spuit injeksi 1ml Untuk membantu proses pemberian obat dan
sonde oral)
16. Termometer digital Untuk mengukur suhu pada mencit jantan gallur
mussculus)
49
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan gallur
swiss (Muss mussculus) berumur 3-4 bulan, jantan dengan berat 20-30 gram
sebanyak 25 ekor yang akan dibagi secara random (acak) dalam 5 kelompok yaitu,
10%.
1. Penyiapan sampel
2. Pengolahan sampel
50
Sampel yang diambil yaitu sampel yang segar dari daun gandarusa (Justicia
gendarusa Burm.f) yang diperoleh, dipilih dan diambil bagian daun pertama
hingga daun ketiga dari tanaman gandarusa. Sampel kemudian disortasi basah dan
dicuci bersih di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang berupa
tanah atau lumpur yang menempel pada sampel atau bahan asing lain dari bahan
simplisia, setelah bersih dari pengotor kemudian dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan ditempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari. Setelah kering, lalu
dilakukan sortasi kering dan dihaluskan menggunakan blender dan diayak no. 60
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi.
pelarut etanol, maserat diaduk dengan alat pengaduk hingga homogen direndam
selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Pisahkan maserat dan ulangi proses
ekstraksi sebanyak 2 kali dengan jumlah dan jenis pelarut yang sama kemudian
saring untuk mendapatkan ekstrak cair. Ekstrak cair kemudian diuapkan untuk
c. Masukan Na-CMC kedalam gelas ukur lalu tambahkan aquades hingga 100
dilarutkan dalam 100 ml air suling dan dikocok hingga homogen lalu beri etiket.
52
kedalam labu 100 ml tambahkan aquades sampai 100 ml kocok hingga homogen.
Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan dengan berat badan 20-30
gram yang telah dikarantina untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan selama
satu minggu. Hewan uji yang disiapkan sebanyak 25 ekor dibagi dalam 5
kelompok perlakuan secara random, yang terdiri dari 5 ekor mencit perkelompok.
ekor mencit.
pepton 10% 1 ml/30 gram BB mencit secara subkutan setelah 30 menit suhu
masing-masing.
negatif.
53
d. Kelompok II, III, dan IV diberikan ekstrak daun gandarusa secara peroral
kontrol positif.
f. Setelah diberi perlakuan suhu rectal mencit kemudian diukur kembali masing-
masing pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150, dan 180.
3.9 Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan ada dua yaitu, hipotesis
menunjukkan dengan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda (Sugiyono, 2016:88). Jadi rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Rumusan hipotesis
konsentrasi 10%
konsentrasi 10%
daun gandarusa konsentrasi 10% lebih kecil atau sama dengan konsentrasi
1% dan konsentrasi 5%
Ha: perubahan suhu mencit yang dihasilkan dari pemberian ekstrak etanol
etanol daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f) konsentrasi 1%, 5%, dan
(ANOVA). Uji anova merupakan uji yang memberikan gambaran hasil yang
hampir sama dengan uji t test dimana hasilnya memberikan gambaran hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Namun uji anova juga dikenal
dengan istilah uji F. Syarat uji anova ada 2 yaitu data harus normal dan data harus
homogen. jika kedua syarat terpenuhi maka pengolahan data untuk data yang
terdiri dari lebih 2 variabel dapat dilakukan dengan uji anova (Sani, 2018:121).
Untuk penelitian ini yang digunakan adalah anova jenis One way ANOVA
(ANOVA satu Arah). One way ANOVA adalah jenis uji parametrik untuk
mengetahui perbedaan rata-rata antara dua variabel atau lebih dari dua variabel.
independen. Interpretasi data dilihat dari nilai signifikansi jika data yang diperoleh
56
mendapat nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan
yang bermakna untuk tiap variabel dan sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05
maka diartikan tidak ada perbedaan yang bermakna antar variabel. Ada dua syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu data agar dapat digunakan analisis dengan uji
ANOVA satu arah yaitu data harus normal dan varians data harus homogen (sama)
(Sani, 2018:122).
DAFTAR PUSTAKA
Kalay, S., Bodhi, W., & Yamlean, P.V.Y.(2014).Uji Efek Antipiretik Ekstrak
Etanol Daun Prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.) Pada Tikus Jantan
Gallur Wistar (Rattus Norvegicus L.) Yang Diinduksi Vaksin DPT-
HB.Manado: Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado.
Katno & Pramono, S.(2008).Tingkat Manfaat dan keamanan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional.Laporan penelitian tidak diterbitkan.Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Kavitha, K., Sangeetha, K.S.S., Sujatha K. & Umamaheswari, S.Phytochemical
and Pharmacological Profile of Justicia gendarussa Burm f.Journal of
Pharmacy Research Volume 8, 7 july 2014.
Kurdi, A.(2010).Tanaman Herbal Indonesia: Cara Mengolah dan Manfaatnya
Bagi Kesehatan.SMKN 1 Tanjung.
Laili, N.H.(2018).Efek Pemberian Ekstrak Daun Gandarussa (Justicia
gendarussa Burm. f) Terhadap Kadar Hormon Estradiol Endogen Dan
Perubahan Gambaran Histologi Folikel Antral Ovarium Pada Mencit
Betina.Semarang: Program Studi Magister Biomedik Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Malik, F., Ningsi, A., Bafadal, M., Saktiani, D.N., & Wahyuni.(2018). Uji Efek
Antipiretik Ekstrak Etanol Buah Wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M.
Smith) Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus L.) Galur Balb/C. Kendari:
Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma
Anduonohu Kendari.
Ningsih, I. Y., Puspitasari, E., Triatmoko, B., & Dianasari, D.(2016).Buku
Petunjuk: Fitokimia Edisi Revisi X.Jember: Bagian Biologi Farmasi, Fakultas
Farmasi Universitas Jember.
Notoatmodjo, S.(2012).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho,R.A.(2018).Mengenal Mencit Sebagai Hewan Laboratorium.Samarinda:
Mulawarman Universitas Press.
Ogoina, D.(2011).Fever, Fever Patterns and Diseases Called ’Fever’-A
review.Nigeria: Immunology and Infectious Disease Unit, Department of
Medicine, Bingham University Teaching Hospital, Jos Plateau State.
Raka, A.S.(2017). Uji Aktivitas Analgetik Dan Antipiretik Ekstrak Batang
Yodium (Jatropha multifida L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur
Wistar.Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta.
Rumah mencit medan, ( https://lookaside.fbsbx.com diakses pada tanggal 1 juli
2020).
59
LAMPIRAN
Analisis data
mussculus):
Parasetamol :
= 1,3 mg
62
= (30 g/ 20 g) x 1,3 mg
= 1,95 mg
= x 1,95 mg
= x 100%
= 0,195 %
2. Berat ekstrak yang dibutuhkan untuk membuat dosis ekstrak daun gandarusa
Ket :
V1 x C1 = V2 x C2
100ml x 1g = 10ml x C2
100g/ml = 10ml x C2
C2 = = 0,1g
V1 x C1 = V2 x C2
100ml x 5g = 10ml x C2
500g/ml = 10ml x C2
C2 = = 0,5g
V1 x C1 = V2 x C2
1000g/ml = 10ml x C2
C2 = = 1g