Anda di halaman 1dari 10

https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

Uji Analgetik Infus Daun Jambu Biji Berdaging Merah pada Mencit Jantan dengan
Metode Rangsangan Kimia

Hery Prambudi1*
1
Akademi Analis Kesehatan An-Nasher Cirebon, Indonesia: heryprambudi21@gmail.com
*(Korespondensi e-mail: heryprambudi21@gmail.com)

ABSTRAK
Kandungan flavonoid pada Daun jambu biji berperan untuk melancarkan peredaran darah
ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah, antiinflamasi dan
analgetik. Tujuan penelitian ini mengetahui efek analgetik dan pada konsentrasi berapa
efek analgetik tersebut pada infus daun jambu biji merah mencit jantan dengan metode
rangsangan kimia Jenis penelitian ini eksperimen murni menggunakan 25 ekor mencit yang
dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor, kemudian
diinduksi dengan asam asetat 1%v/v dosis 50 mg/kgBB secara intraperitonial (i.p) sebagai
induksi nyeri atau sakit, dibiarkan selama 15 menit. Lalu dilakukan perlakuan pada masing-
masing kelompok konsentrasi 10%b/v, 15%b/v, dan 20%b/v. Kemudian digunakan larutan
suspensi parasetamol 1% dosis 65 mg/kgBB sebagai kontrol positif, aquadest sebagai
kontrol negatif diberikan secara oral. Diamati jumlah geliat yang timbul dalam 5 menit
selama 1 jam, lalu ditentukan persentase daya analgetiknya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa infus daun jambu biji merah, memiliki efek analgetik hasil persentase daya analgetik
sebesar 87,88% yang mendekati persentase daya analgetik parasetamol sebesar 100%.
Kata kunci: Analgetik, Daun jambu biji berdaging merah, Mencit jantan, Metode
rangsangan kimia

Abstract
The flavonoids content on guava leaves has a role to improve blood circulation throughout
the body and prevent the occurrence of blood vessel blockage, anti-inflammatory and
analgesic. This study aims to determine whether the infusion of red fleshy guava leaves
(Psidium guajava Linn.) has an analgesic effect on male mice (Mus musculus) and at what
concentration the infusion of red fleshy guava leaves (Psidium guajava Linn.) has an
analgesic effect on male mice (Mus musculus). The experiments were carried out using
chemical stimulation methods. Analgesics or painkillers are substances that reduce or
eliminate pain without losing consciousness (the difference with general anesthesia). This
research is a pure experimental study using 25 mice divided into 5 treatment groups, each
group consisting of 5 mice, then induced with 1% v / v acetic acid dose 50 mg / kgBB
intraperitonially (ip) as pain induction, left for 15 minutes. then the treatment was carried
out in each concentration group of 10% w / v, 15% w / v, and 20% w / v. Oral administration
of 1% paracetamol suspension solution at a dose of 65 mg / kgBW was used as a positive
control, and aquadest was used as a negative control. observations were made by counting
the amount of writhing seen in 5 minutes for 60 minutes, then determined the percentage
of analgesic power. The results showed that the infusion of red fleshy guava leaves
(Psidium guajava Linn.) had an analgesic effect of the percentage of analgesic power of
87.88% which was close to the percentage of paracetamol analgesic power of 100%.
Keywords: Analgesic, Chemical stimulation method, Male mice, Red fleshly guava
leaves

76
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

pembuluh darah, antiinflamasi dan analgetik


PENDAHULUAN
(Dalimartha, 2003). Flavonoid dengan
Nyeri adalah perasaan sensoris dan berbagai macam struktur fenol merupakan
emosional yang tidak nyaman, berkaitan kandungan alami yang terdapat pada
dengan terdapatnya atau ancaman timbulnya tanaman. Efek klinis dari flavonoid yaitu
kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam antikanker, mengurangi penyakit
kebanyakan hal hanya merupakan suatu kardiovaskuler, dan mengurangi inflamasi.
gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya Mekanisme yang berhubungan dengan efek
tentang adanya gangguan di jaringan, seperti analgetik dari flavonoid yaitu dapat
peradangan (rema dan encok), infeksi jasad menghambat metabolisme asam arakidonat
renik atau kejang otot. Nyeri yang (Muliyanti, 2010).
disebabkan oleh rangsangan mekanik,
Penelitian (Dwitiyanti, 2015) daun
kimia atau fisik (kalor dan listrik) dapat
jambu biji mengandung alkaloid, saponin,
menimbulkan kerusakan pada jaringan .
flavonoid, tanin, dan triterpenoid.
Analgesik adalah senyawa yang dalam Sedangkan menurut penelitian lain
dosis terapeutik meringankan atau menekan (Desiyana et al., 2016) daun jambu biji
rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi mengandung flavonoid, tanin, dan saponin.
umum. Berdasarkan potensi kerja,
Metode pengujian yang digunakan
mekanisme kerja dan efek samping
dalam penelitian ini adalah metode
analgesik dibedakan dalam dua kelompok
rangsangan kimia karena metode ini
yaitu analgesik yang berkhasiat kuat, bekerja
merupakan langkah pengujian awal untuk
pada pusat (hipoanalgesik, kelompok
mengetahui adanya efek analgesik pada
opiat) dan analgesik yang berkhasiat
suatu senyawa. Metode ini juga cukup peka
lemah (sampai sedang) bekerja terutama
untuk pengujian senyawa-senyawa analgetik
pada perifer (Mutschler, 1991).
yang mempunyai efek analgetik lemah,
Penggunaan obat tradisional tidak sederhana dan mudah dilakukan (Anggraeni,
hanya digunakan di Indonesia tetapi saat ini 2010).
masyarakat di Negara maju pun sudah mulai
Metode rangsangan kimia dilakukan
menyukai pengobatan tradisional dengan
dimana asam asetat sebagai penginduksi
menggunakan bahan dari tumbuh-
rasa nyeri. Rasa nyeri ini pada mencit
tumbuhan, oleh karena anggapan
diperhatikan dengan bentuk respon gerakan
menghindari efek samping dari penggunaan
geliat yaitu abdomen menyentuh dasar
obat kimia. Salah satu obat herbal yang
tempat berpijak dan kedua pasang kaki
banyak digunakan untuk pengobatan
ditarik ke belakang (Inayati, 2010).
tradisional yaitu daun jambu biji
berdaging merah (Psidium guajava Linn.) METODE
(Hanum, 2011). Jenis Penelitian
Daun dari tanaman yang kaya Jenis penelitian yang digunakan
vitamin C ini berkhasiat antiinflamasi, adalah jenis penelitian eksperimen murni
antimutagenik, antimikroba, analgesik dan menggunakan RAL (Rangkap Acak
mendinginkan badan. Tanaman ini Lengkap) pola faktorial.Perlakuan terdiri
mengandung flavonoid, polifenol, karoten, dari 2 faktor yaitu konsentrasi dan waktu.
vitamin c, quercetin, antioksidan, tannin, Faktor konsentrasi terdiri dari 5 taraf yaitu
saponin, alkaloid, steroid, kuinon, minyak KO = Kontrol Negatif K1 = Kontrol Positif
atsiri, senyawa anti- mutagenik, dan masih K2 = Konsentrasi infus 10% K3=
banyak lagi (Nuraini, 2014). Kandungan Konsentrasi infus 15% K4 = Konsentrasi
flavonoid berperan untuk melancarkan infus 20% dan faktor waktu terdiri dari 12
peredaran darah ke seluruh tubuh dan yaitu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50,
mencegah terjadinya penyumbatan

77
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

55, 60 menit masing-masing perlakuan i. Jarum i.p dan spuit oral


dilakukan pengulangan 5 kali sehingga j. Cawan porselin
terdapat 300 unit data.
k. Timbangan analitik
Lokasi dan Waktu Penelitian
l. Kain flannel
Waktu penelitian dilakukan pada
bulan Juli 2019, tempat penelitian m. Panci infus
dilaksanakan di Laboratorium Kimia Stikes n. Blender
An Nasher untuk membuat infus daun
jambu biji berdaging merah (Psidium o. Oven
guajava Linn.) dan di Laboratorium p. Mortar
Farmakologi Stikes An Nasher untuk
melakukan uji analgetik pada mencit jantan q. Penangas
(Mus musculus). r. Kapas dan thermometer
Populasi dan Sampel 2. Bahan
Populasi dalam penelitian ini adalah a. Mencit jantan berusia 2-3 bulan
tanaman daun jambu biji berdaging merah
b. Daun jambu biji berdaging
(Psidium guajava Linn.) yang tumbuh di
merah
sekitar Kecamatan Sumber, Kabupaten
Cirebon. Teknik pengambilan sampel c. Parasetamol
menggunakan teknik purposive sampling d. Asam asetat
dengan kriteria daun berwarna hijau, muda
dan segar. e. Carboxy Methyl Cellulose (CMC
Na)
Sampel yang digunakan adalah daun
jambu biji berdaging merah (Psidium f. Aquadest
guajava Linn.) yang diperoleh di sekitar Pengumpulan Data
Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
1. Pemilihan hewan uji
Variabel Penelitian
Hewan uji yang digunakan
Variabel bebas: infus daun jambu biji adalah mencit jantan sehat yang dapat
dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. diamati dari perilakunya, bulunya
Dan Variabel terikat: umur mencit yang bersih, berumur 2-3 bulan dengan
digunakan 2-3 bulan dan berat badan mencit bobot badan 20-30 g.
20-30g.
Hewan yang digunakan
Instrument Penelitian sebanyak 25 ekor, dibagi dalam 5
1. Alat kelompok perlakukan di mana
masing-masing kelompok terdiri dari
a. Ayakan mesh 40 5 ekor (Sariana, 2011).
b. Aluminium foil 2. Penyiapan sampel
c. Beker gelas Sampel yang digunakan adalah
d. Batang pengaduk daun jambu biji berdaging merah
diperoleh dan dikumpulkan di
e. Gunting dan stopwatch
Kecamatan Sumber.
f. Spidol permanen
Daun jambu biji dipetik dari
g. Gelas kimia poho, kemudian dicuci dengan air
h. Erlenmeyer mengalir, selanjutnya dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 50℃

78
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

selama dua hari, daun jambu biji yang air suling hingga 100 ml, kemudian
sudah kering kemudian diserbuk dipanaskan selama 15 menit dihitung
dengan menggunakan blender, serbuk mulai suhu di dalam panci infusa
diayak dengan ayakan mesh 40 mencapai 90℃ sambil sekali-kali
(Anggraini, 2008). diaduk, selanjutnya diserkai dengan
kain flannel dan dicukupkan
3. Penentuan kadar air
volumenya dengan air panas melalui
Penentuan kadar air dilakukan ampas sehingga diperoleh infus 100
dengan metode pemanasan ml. Untuk pembuatan infusa dengan
menggunakan oven. Langkah kerjanya konsentrasi 15% b/v, dan 20% b/v
dapat dilakukan sebagai berikut: digunakan cara yang sama dengan
a. Cawan porselin disterilkan dalam menimbang simplisia daun jambu biji
oven selama 1 jam dengan suhu masing-masing 15 dan 20 gram
105℃. Kemudian didinginkan (Sariana, 2011).
selama 15 menit dan ditimbang 5. Skrining fitokimia
beratnya (A gram).
Menurut (Poeloengan, 2010)
b. Sampel ditimbang sebanyak 2 skrining fitokimia infus sangat penting
gram dan ditaruh dalam cawan dilakukan untuk memastikan infus
porselin yang telah diketahui yang diperoleh mempunyai senyawa
beratnya (B gram). Sampel dalam yang dibutuhkan sebagai analgetik
porselin ini kemudian dikeringkan antara lain flavonoid, alkaloid,
dalam oven pada suhu 105℃ saponin dan tanin.
sampel konstan selama 3 jam,
a. Flavonoid. Sampel diambil
selanjutnya didinginkan dalam
dan dimasukkan kedalam
desikator selama 15 menit dan
tabung reaksi. Ditambahkan
ditimbang (C gram).
pada sampel berupa serbuk
c. Penimbangan ini diulang sampai Mg 2 mg dan diberikan 3
diperoleh berat yang konstan. tetes HCl. Sampel dikocok
Kadar air = dan diamati perubahan yang
terjadi, terbentuknya warna
(𝐵 − 𝐶)/(𝐵 − 𝐴)𝑥100 merah, kuning atau jingga
A= berat kering cawan (gr) pada larutan menunjukkan
B= berat kering dan sampel awal adanya flavonoid (Purwati et
(gr) al., 2017).
C= berat kering cawan dan sampel b. Alkaloid. Sebanyak 2 mL
setelah dikeringkan (gr) larutan infus uji diuapkan
4. Pembuatan infus daun jambu biji di atas cawan porselin
hingga didapat residu,
Infus daun jambu biji dibuat kemudian residu dilarutkan
dengan konsentrasi 10% b/v, 15% dengan 5 mL HCl. Larutan
b/v, dan 20% b/v. Cara pembuatan yang didapat dibagi
infus daun jambu biji dengan menjadi 3 tabung reaksi.
konsentrasi 10%b/v adalah dengan Tabung pertama
menimbang 10 gram simplisia, ditambahkan dengan
kemudian dimasukkan ke dalam HCLsebagai blanko.Tabung
panci infus, lalu ditambahkan 10 ml kedua ditambahkan dengan
air suling (dua kali berat 3 tetes pereaksi dragendorff.
simplisia) atau sampai semua Tabung ketiga ditambahkan
bahan terendam, ditambahkan dengan

79
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

dengan 3 tetes pereaksi 8. Pembuatan suspense parasetamol


Mayer. Terbentuknya 1%
endapan jingga pada tabung Ditimbang tablet paracetamol
ke-2 dan endapan putih sebanyak 1 gram, kemudian
hingga kekuningan pada dimasukan kedalam mortir dan
tabung ke-3 menunjukkan digerus sampai homogen, lalu
adanya alkaloid (Dewi et al., dimasukan dalam gelas ukur 100 ml
2013). dan dicukupkan volumenya dengan
c. Saponin. Sebanyak 2 mL CMC-Na 1%.
larutan infus uji Parameter Penelitian
ditambahkan 10 mL air
panas, didinginkan dan Mencit dipuasakan terlebih dahulu
kemudian dikocok kuat-kuat selama 3-4 jam sebelum perlakuan, mencit
selama 10 detik. Apabila ditimbang berat badannya dan
terdapat saponin akan dikelompokan menjadi 5 kelompok yang
terbentuk buih yang mantap tiap kelompok terdiri dari 5 mencit dan
selama tidak kurang dari 10 induksi dengan asam asetat 1% (sebagai
menit setinggi 1-10 cm. perangsang nyeri) pada masing- masing
Pada penambahan HCl buih kelompok, masing- masing kelompok diberi
tidak hilang (Dewi et al., perlakuan sebagai berikut:
2013). 1. Kelompok pertama: diberi aqua
d. Tannin. Sebanyak 1 mL destila sebagai kontrol negatif.
larutan infus uji direaksikan 2. Kelompok kedua: diberi perlakuan
dengan larutan besi (III) infus daun jambu biji berdaging
klorida 10%, jika terjadi merah dengan konsentrasi 10%
warna biru tua, biru b/v.
kehitaman atau hitam
menunjukkan adanya 3. Kelompok ketiga: diberi perlakuan
senyawa tannin dan pemberian infus daun jambu biji
polifenol (Dewi et al., 2013). berdaging merah dengan
konsentrasi 15% b/v.
6. Pembuatan suspense CMC Na 1%
4. Kelompok keempat: diberi
Ditimbang CMC-Na 1 gram, perlakuan pemberian infus daun
kemudian dilarutkan dalam sebagian jambu biji berdaging merah
aquadest hangat, diaduk dan dengan konsentrasi 20% b/v.
ditambah aquadest hangat sambil
terus diaduk memakai batang 5. Kelompok kelima: diberi
pengaduk.Setelah larut semua sisa parasetamol sebagai pembanding
aquadest hangat ditambahkan yang disuspensi dalam CMC Na
sampai didapatkan volume larutan 1%.
CMC-Na 100 ml dengan memakai Setelah diberi perlakuan secara oral,
labu takar 100 ml (Tuhu, 2008). ditunggu 15 menit, lalu diamati geliat
7. Pembuatan larutan asam asetat 1% masing-masing kelompok dan dihitung
kumulatif geliat pada mencit setiap 5 menit
Asam asetat 1 ml dimasukan selama 60 menit (kontrol positif).
ke dalam labu ukur 100 ml,
kemudian ditambahkan aquadest Pengolahan dan Analisis Data
hingga volume 100 ml (Tuhu, 2008). Data penelitian berupa jumlah geliat
kumulatif pada masing-masing kelompok

80
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

perlakuan digunakan untuk menghitung HASIL


daya analgetik yang dinyatakan sebagai % Tanaman jambu biji yang akan
proteksi dengan rumus sebagai berikut. digunakan dalam penelitian ini, terlebih
𝑃 dahulu dideterminasi oleh bagian
% 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑘𝑠𝑖 = 100 − ( 𝑥100%)
𝐾 Laboratorium MIPA IAIN Syekh Nurjati
P= jumlah geliat kelompok perlakuan Cirebon. Determinasi dilakukan dengan
tujuan agar tidak terjadi kesalahan terhadap
K= jumlah geliat kelompok kontrok negatif
tumbuhan yang akan digunakan dan untuk
Data hasil pengamatan dikumpulkan memperoleh kepastian bahwa tanaman yang
dan dilakukan analisis data secara statistika digunakan pada penelitian adalah berasal
dengan menggunakan metode rancangan dari tanaman yang dimaksud, yaitu spesies
acak lengkap kemudian dilanjutkan dengan Psidium guajava Linn.
uji Duncan.

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Daun Jambu Biji Berdaging Merah


Kandungan Kimia Metode Pengujian Hasil Keterangan
Flavonoid Mg + HCl Terbentuk warna Terdapat kandungan
merah, kuning dan kimia
jingga
Alkaloid HCl, Dragendroff, Endapan jingga dan Terdapat kandungan
Mayer endapan putih hingga kimia
kekuningan
Saponin Air panas Buih ± 10 menit Terdapat kandungan
kimia
Tannin Fecl3 Biru tua, biru Terdapat kandungan
kehitaman, atau hitam kimia
Sumber data: data penelitian
Hasil skrining kandungan kimia Konsentrasi infus 15% 95
memperlihatkan bahwa terdapat kandungan Konsentrasi infus 20% 66,8
bermanfaat pada daun jambu biji. Sumber data: data penelitian

Penetapan kadar air daun jambu biji Jumlah geliat terbesar berturut-turut
berdaging merah (Psidium guajava Linn.) terjadi pada kelompok kontrol dengan
dilakukan di Laboratorium Kimia Akademi aquadest, pemberian infus dengan
Analis Kesehatan. Rata-rata kadar air yang konsentrasi 10% dan 15%.
diperoleh adalah 2,5% b/b yang menunjukan Tabel 3. Hasil Persentase Proteksi dan
bahwa serbuk daun jambu biji berdaging Efektivitas Analgetik
merah telah memenuhi persyaratan kadar air Kelompok % Proteksi % Efektivitas
dalam serbuk yang baik. Persyaratan serbuk Analgetik Analgetik
yang baik yaitu serbuk dengan kadar air Kontrol 62,91% 100%
kurang dari 10%. positif
Konsentrasi 12,99% 20,64%
Hasil Penetapan Efektivitas Analgetika infus 10%
Infus Daun Jambu Biji Berdaging Merah Konsentrasi 36,42% 57,89%
Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Geliat Mencit infus 15%
Setelah Pemberian Sediaan Uji Konsentrasi 55,29% 87,88%
Kelompok Rata-Rata infus 20%
Jumlah Geliat Sumber data: Analisa statistik data penelitian
Kontrol negatif (aquadest) 149,4 Persentase terbesar pada proteksi
Kontrol positif 55,4 analgetik terjadi pada kelompok kontrol
(parasetamol) posifit dengan efektifitasnya yang paling
Konsentrasi infus 10% 130

81
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

besar (100%). Besarnya proteksi analgetik Hasil Uji Hubungan menggunakan


berbanding lurus dengan persentase Analysis of Variance
efektifitas analgetiknya.

Tabel 4. Hasil uji statistik ANOVA


Source Type III Sum of df Mean Square F sig.
Square
faktor_A 2689,353 4 672,338 80,215 0,000
faktor_B 5303,957 11 482,178 57,528 0,000
faktor_A*faktor_B 643,127 44 14,617 1,744 0,005
Sumber data: uji statistik data penelitian
Hasil uji statisktik menggunakan jumlah geliat mencit dihitung tiap 5 menit
analysis of variance menunjukkan bahwa selama 60 menit.
terdapat jumpat geliat antar kelompok Cara menghitung satu geliat yaitu
perlakuan tidak berbeda secara bermana. ditandai dengan satu kali mencit
PEMBAHASAN berkontraksi dari dinding perut, kepala, dan
kaki ditarik kebelakang hingga abdomen
Uji efek analgetik dari infusa daun
menyentuh dasar dari ruang yang
jambu biji berdaging merah (Psidium
ditempatinya. Evaluasi efek analgetik dapat
guajava Linn.), pertama-tama disuntikkan
diamati dengan melihat gerakan geliat
secara Intraperitoneal (i.p) asam asetat dan
tersebut dan frekuensi gerakan dalam waktu
dibiarkan 15 menit. Konsentrasi asam
tertentu menyatakan derajat nyeri yang
asetat yang digunakan adalah 1% dengan
dirasakan.
dosis 50 mg/KgBB yang mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari & Jumlah geliat mencit menunjukan kuat
Hendra, 2011) karena dianggap sudah dapat lemahnya nyeri yang dirasakan akibat
memberikan jumlah geliat yang cukup untuk diinduksi asam asetat. Semakin sedikit
pengamatan. Pemberian asam asetat 1% jumlah geliat mencit berarti nyeri yang
akan merangsang pembentukan dirasakan semakin lemah atau dengan kata
prostaglandin sehingga menimbulkan rasa lain semakin kuat efek analgetik
nyeri pada hewan percobaan. Asam perlakuan yang diberikan. Secara umum,
asetat dapat memberikan suasana asam terdapat penurunan jumlah geliat yang nyata
dengan melepaskan ion H+ yang berperan dari ketiga dosis infus daun jambu biji
sebagai mediator nyeri yang mempengaruhi berdaging merah dibandingkan dengan
kerja sistem saraf. kontrol negatif.Adanya pengurangan
jumlah geliat pada mencit dikarenakan
Pemberian infus daun jambu biji infus daun jambu biji merah terdapat adanya
berdaging merah (Psidium guajava Linn.) flavonoid. Menurut (Anggraini, 2008)
secara oral dengan volume pemberian 0,5 flavonoid secara umum mempunyai
ml/gBB dalam beberapa konsentrasi yaitu kemampuan menghambat enzim
konsentrasi 10%, 15%, dan 20% serta siklooksigenase dan lipooksigenase.
diberikan larutan paracetamol sebagai
pembanding karena obat ini memiliki Kelompok yang paling sedikit
aktivitas dengan jalan menghambat enzim menghasilkan rata-rata jumlah geliat adalah
siklooksigenase sehingga pembentukan kelompok positif (paracetamol), sedangkan
prostaglandin terhambat dan air suling dari ketiga dosis infus daun jambu biji
sebagai kontrol untuk memperlihatkan berdaging merah (Psidium guajava Linn.)
adanya perbedaan yang nyata terhadap yang memiliki rata-rata jumlah geliat
gerakan geliat pada hewan uji. Lalu geliat terbaik adalah konsentrasi infus 20%.
mencit pada masing-masing kelompok dan Semakin sedikit jumlah rata-rata geliat

82
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

yang dihasilkan maka semakin baik efek Hasil uji dilanjutkan dengan
analgetik (Puspitasari et al., 2003). pengolahan data menggunakan analisis
ANOVA one way. ANOVA one way
Setelah diperoleh hasil dari rata-rata
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
jumlah geliat, maka selanjutnya dilakukan
perbedaan secara bermakna terhadap data
perhitungan persentase proteksi analgetik.
jumlah geliat terhadap masing-masing
Persentase proteksi analgetik merupakan
kelompok perlakuan. Dari hasil analisis
suatu bahan uji dalam mengurangi respon
statistik menggunakan ANOVA one way
geliat mencit yang disebabkan karena
didapatkan nilai signifikan sebesar p= 0,00.
induksi oleh asam asetat. Persentase
Hal ini berarti bahwa data jumlah geliat
proteksi analgetik diperoleh dengan
mencit pada masing-masing kelompok
membandingkan jumlah geliat rata-rata
perlakuan berbeda secara bermakna (p = <
kelompok bahan uji terhadap kontrol
0,05). Hasil analis menunjukan bahwa
negatif.
secara keseluruhan terdapat perbedaan yang
persentase proteksi analgetik terbesar signifikan antara rata-rata perlakuan.
ditunjukan pada kelompok kontrol positif
Hasil dari tabel 10 menunjukan bahwa
yaitu 62,91%. Pada ketiga kelompok
K1= Kontrol positif dan K2= Konsentrasi
konsentrasi infus daun jambu biji berdaging
infus 20% tidak berbeda nyata artinya
merah (Psidium guajava Linn.), konsentrasi
konsentrasi infus 20% ini memiliki efek
infus 20% menunjukan persentase proteksi
analgetik yang sama dengan kontrol
yang mendekati dengan kelompok kontrol
positif. Hasil ini menunjukan bahwa pada
positif, yaitu 55,29%. Persentase proteksi
konsentrasi infus 20% daun jambu biji
analgetik kelompok bahan uji terhadap
berdaging merah (Psidium guajava Linn.)
kelompok kontrol berbanding terbalik
memilki efek analgetik yang lebih kuat
dengan jumlah rata-rata geliat. Hal ini
terhadap mencit jantan.
berarti semakin besar jumlah rata-rata geliat,
maka persentase proteksi analgetik yang Hasil dari tabel 11 menunjukan bahwa
diperoleh semakin kecil (Puspitasari et al., T1= 60 menit dan T2= 55 menit infus 20%
2003). tidak berbeda nyata artinya pada waku 60
dan 55 menit sudah menghasilkan efek
Setelah diperoleh nilai persentase
analgetik sempurna. Hasil ini menunjukan
proteksi analgetik maka selanjutnya
bahwa infus daun jambu biji berdaging
dilakukan perhitungan persentase proteksi
merah (Psidium guajava Linn.) memiliki
analgetik kelompok kontrol positif
efek analgetik terhadap mencit jantan.
(paracetamol). Hasil yang didapat
menunjukan bahwa persentase efektifitas KESIMPULAN DAN SARAN
analgetik pada konsentrasi infus 20% Infus daun jambu biji berdaging
memberikan hasil yang mendekati merah (Psidium guajava Linn.) memiliki
persentase efektifitas dari paracetamol, yaitu efek analgetik terhadap mencit jantan.
sebesar 87,88%. Hal ini menunjukan bahwa
konsentrasi infus 20% memberikan Pada konsentrasi yang tepat, infus
efektifitas analgetik hampir setara dengan daun jambu biji berdaging merah (Psidium
paracetamol.Semakin besar konsentrasi guajava Linn.) memberikan efek analgetik
senyawa uji yang diberikan, maka semakin paling kuat terhadap mencit yang dilihat dari
besar efektifitas analgetik yang muncul. Jadi hasil persentase efektivitas yang mendekati
dapat dikatakan bahwa pemberian infus persentase efektivitas analgetik parasetamol.
daun jambu biji berdaging merah (Psidium Disarankan untuk melakukan uji efek
guajava Linn.) konsentrasi 20% dapat analgetik infus dari daun jambu biji
mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh berdaging merah (Psidium guajava Linn.)
induksi nyeri asam asetat. dengan konsentrasi yang lebih lebar

83
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

DAFTAR PUSTAKA pada mencit [Universitas Indonesia].


Anggraeni, F. H. (2010). Uji analgetik Repositori
ekstrak etanol daun sambiloto Mutschler, E. (1991). Dinamika obat: buku
(andrographis paniculata nees) pada ajar farmakologi dan toksikologi
mencit betina swiss dengan metode (Mathilda B. Widianto, Anna Setiadi
rangsangan kimia [Universitas Sanata Ranti, & Kosasi Padmawinata (eds.);
Dharma]. Repositori V). ITB. Indonesia Onesearch
Anggraini, W. (2008). Efek antiinflamasi Nuraini, D. N. (2014). Aneka daun
ekstrak etanol daun jambu biji (psidium berkhasiat untuk obat. Gava Media.
guajava linn) pada tikus putih jantan Indonesia Onesearch
galur wistar [Universitas Poeloengan, M. (2010). Uji Aktivitas
Muhammadiyah Surakarta]. Repositori Antibakteri Ekstrak Kulit Buah
Dalimartha, S. (2003). Atlas tumbuhan obat Manggis (Garcinia mangostana Linn).
indonesia (3rd ed.). Trubus Agriwidya. Media Penelitian Dan Pengembangan
Indonesia Onesearch Kesehatan, 20(2). Repositori
Desiyana, L. S., Husni, M. A., & Zhafira, S. Purwati, S., Lumowa, S. V. ., &
(2016). Uji efektivitas sediaan gel Samsurianto, S. (2017). Skrining
fraksi etil asetat daun jambu biji fitokimia daun saliara (lantana camara
(psidium guajava linn) terhadap l) sebagai pestisida nabati penekan
penyembuh luka terbuka pada mencit hama dan insiden penyakit pada
(mus musculus). Jurnal Natural, 16(2). tanaman holtikultura di kalimantan
https://doi.org/10.24815/jn.v16i2.5017 timur. Prosiding Seminar Kimia, 153–
Dewi, I. D. A. D. ., Astuti, K. ., & 158. Google Scholar
Warditiani, N. . (2013). Identifikasi Puspitasari, H., Listyawati, S., & Widiyanti,
kandungan kimia ekstrak kulit buah T. (2003). Aktivitas Analgetik Ekstrak
manggis (garcinia mangostana l.). Umbi Teki (Cyperus rotundus L.) pada
Jurnal Farmasi Udayana, 2(4). Google Mencit Putih (Mus musculus L.)
Scholar Jantan. Biofarmasi, 1(2).
https://doi.org/10.13057/biofar/f01020
Dwitiyanti, D. (2015). Daun jambu biji
3
(psidium guajaba l.) sebagai antikaner
Sariana, S. (2011). Uji Efek Analgetik dari
payudara. Pharmaceutical Sciences
Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus
and Research, 2(2), 79–88.
Indica Linn) pada Mencit (Mus
https://doi.org/10.7454/psr.v2i2.3323
Musculus) [Universitas Islam Negeri
Hanum, M. (2011). Pengobatan tradisional
dengan jamu ala kraton sebagai Alauddin Makassar]. Repositori
warisan turun temurun. Andi. Tuhu, P. F. S. (2008). Efek analgetika
Indonesia Onesearch ekstrak etanol daun kayu putih
(melaleuca leucadendron l) pada
Inayati, A. (2010). Uji efek analgetik dan
mencit jantan [Universitas
antiinflamasi ekstrak etanol 70% daun
sirih (piper betle linn) secara in vivo Muhammadiyah Surakarta]. Google
[Universitas Islam Negeri Syarif Scholar
Hidayatullah]. Repositori Wulandari, D., & Hendra, P. (2011). Efek
Muliyanti, S. (2010). Uji efek analgetik analgesik infusa daun macarangan
kombinasi infus bandotan (ageratum tanarius l pada mencit betina galur
conyzoides l.) dan temu mangga swiss. Bionatura, 13(2). Google
(curcuma mangga val.&amp;zijp.) Scholar

84
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

INFORMASI TAMBAHAN
Lisensi
Hakcipta © Prambudi, Hery. Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan seluas-luasnya sesuai aturan
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License dengan catatan tetap menyebutkan
penulis dan penerbit sebagaimana mestinya.
Catatan Penerbit
Polekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau
buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
Artikel DOI
https://doi.org/10.36990/hijp.vi.168

85

Anda mungkin juga menyukai