Anda di halaman 1dari 15

UJI AKTIVITAS ANALGETIK FRAKSI N-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN AIR

EKSTRAK ETANOL DAUN MELINJO (Gnetum gnemon L.) PADA MENCIT


PUTIH JANTAN YANG DI INDUKSI
ASAM ASETAT

ARTIKEL

Oleh
ALVINI PUSPITAYANI
050113A003

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 1


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 2
Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
UJI AKTIVITAS ANALGETIK FRAKSI N-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN AIR
EKSTRAK ETANOL DAUN MELINJO (Gnetum gnemon L.) PADA MENCIT
PUTIH JANTAN YANG DI INDUKSI
ASAM ASETAT

Niken Dyahariesti1), Nova Hasani F2), Alvini Puspitayani3)


123)
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
Email : avinipuspita@yahoo.com

INTISARI
Latar Belakang: Daun melinjo sendiri sudah terbukti mengandung flavonoid dan
bisa digunakan untuk analgetik, berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan uji aktivitas
analgetik menggunakan metode fraksinasi yang didasari pada perbedaan kepolaran pelarut
ekstrak.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fraksi n-heksana, etil
asetat dan air ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dapat berefek dalam
menurunkan rasa nyeri pada mencit putih jantan yang sudah di induksi asam asetat 1%.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain
Post-Test Only Controlled Group Design. Terdiri dari 5 kelompok perlakuan. Kelompok
kontrol negatif (CMC), kelompok kontrol positif (ekstrak daun melinjo), Fraksi n-heksana,
fraksi etil asetat dan fraksi air dengan dosis 51,84 mg/KgBB. Setelah 30 menit diberi asam
asetat 1% secara IP (penginduksi nyeri). Pengamatan dilakukan selama 1 jam dengan
melihat geliat mencit. Data dianalisa menggunakan SPSS versi 17,0 for windows dengan
uji parametik ANAVA satu jalan taraf kepercayaan 95%.
Hasil : Fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air ekstrak daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) memiliki efek sebagai analgetik dengan daya persentase analgetik
pada fraksi n-heksana 43,0%, fraksi etil asetat 65,8%, dan fraksi air 55,5%. Identifikasi
senyawa fraksi etil asetat positif mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid, senyawa
inilah yang poten bisa digunakan untuk analgetik.
Simpulan : Fraksi etil asetat mempunyai efek analgetik yang sebanding dengan
ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) sebagai kontrol positif.
Saran : Perlu dilakukan isolasi senyawa aktif dalam fraksi etil asetat yang
memberikan efek sebagai analgetik.

Kata kunci : Daun melinjo (Gnetum gnemon L.), Analgetik, Fraksinasi.

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 3


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
ABSTRACT

Background: Melinjo leaves contain flavonoids and can be used for analgetic, so it
is necessary to test the analgetic activity using fractionation method based on the
difference of polarity of solvent extract.
Objective: This study aimed to determine whether n-heksana faction, ethyl acetate
and ethanol extract water from melinjo leaves ( Gnetum gnemon L. ) cold affect in
lowering pain in white male mice induced by acetic acid 1%.
Method: This research was a pure experimental research with Post Control Only
Design Group Design. It consisted of 5 treatment groups : Negative control group (CMC),
positive control group (melinjo leaves extract), n-hexane fraction, ethyl acetate fraction
and water fraction with dose 51,84 mg / KgBB. After 30 minutes 1% acetic acid was given
by IP (pain inducer). Observation was made for 1 hour by looking at mice. Data were
analyzed by using SPSS version 17,0 for windows with ANOVA parametik test one way
of 95% confidence level.
Results: The fraction of n-hexane, ethyl acetate fraction, and water fraction of
melinjo leaves extract (Gnetum gnemon L.) had analgesic effect with analgetic percentage
at 43.0% n-hexane fraction, 65.8% ethyl acetate fraction, and water fraction 55.5%. The
identification of a positive fraction of ethyl acetate compounds contained flavonoids and
alkaloids, the potent compounds could be used for analgesics.
Conclusion: A fraction of ethyl acetate has an analgetic effect similar to athanol
extract or melinjo leaves ( Gnetum gnemon L.) as a positive control.
Suggestion : It needs to do isolation of active compound in faction of ethyl acetate
which gives the effect as an analgetic.

Keywords : Melinjo leaves ( Gnetum gnemon L. ), analgetic, fraction.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nyeri pasti pernah dirasakan setiap orang, dimana nyeri biasanya disebabkan oleh
trauma mekanik, fisika, kimia, ataupun trauma lain yang mengakibatkan rangsangan pada
reseptor nyeri. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
dan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan (Tjay dan Rahardja, 2007)(1).
Hasil lembaga survei Gallup (1999), sembilan dari sepuluh warga Amerika Serikat
yang berusia 18 tahun dilaporkan menderita nyeri dan 42% orang dewasa mengalami nyeri
setiap harinya. Hasil penelitian Chronic Pain Association of Australia (2009) menunjukkan
lebih dari 3,2 juta warga Australia menderita nyeri kronik. Nyeri tersebut sebagian besar
berasal dari nyeri sendi dan tulang belakang (Aritonang, 2010)(2). Sementara dalam
penelitian multi-center di 14 rumah sakit di Indonesia yang dilakukan Perdossi (2002)
diketahui bahwa sebanyak 25% dari total pasien atau sebanyak 4.456 pasien menderita
nyeri.
Obat-obat analgesik yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah golongan obat
analgesik non opioid seperti aspirin, asam mefenamat, serta parasetamol. Hal ini
dikarenakan obat analgesik golongan non opioid tidak bersifat adiktif seperti obat
analgesik golongan opioid. Obat-obat analgesik non opioid memiliki efek samping yang
tidak diinginkan yaitu reaksi hipersensitivitas, gangguan lambung-usus, kerusakan ginjal,
dan dapat menyebabkan kerusakan hati fatal dalam dosis yang berlebihan (Tjay dan
Rahardja, 2007)(1). Dengan banyaknya efek samping yang terjadi menyebabkan peneliti
ingin lebih mengembangkan obat-obat tradisional dari bahan alam.

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 4


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
Prinsip back to nature semakin populer pada era moderen ini. Orang meyakini hidup
lebih sehat dengan pemanfaatan bahan-bahan alami. Demikian pun dalam dunia kesehatan,
dengan kemajuan ilmu pengetahuan, justru banyak orang berpaling ke pengobatan
tradisional. Faktor yang mendorong masyarakat untuk mengunakan obat bahan alam
adalah mahalnya harga obat modern atau sintetis dan banyaknya efek samping. Efek
samping obat-obatan kimia yang sering kali menimbulkan masalah baru yang tak kalah
berat, menjadi salah satu pendorong berkembangnya pengobatan tradisional ini. Selain itu
faktor promosi melalui media massa juga ikut berperan dalam meningkatkan penggunaan
obat bahan alam (Thomas, 2000)(3).
Obat tradisional ialah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan,
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman terutama dalam
bidang khasiat obat maupun analisis zat kimia berdasarkan indikasi tumbuhan yang telah
digunakan oleh sebagian masyarakat (DepKes RI, 2000)(4). Obat tradisional di Indonesia
umumnya adalah campuran obat herbal, yaitu obat yang berasal dari tanaman. Bagian
tanaman yang digunakan dapat berupa akar, batang, daun, umbi atau mungkin juga seluruh
bagian tanaman (Pringgoutomo, 2007)(5).
Penelitian tentang analgetik sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Safwan dkk
(2016)(6) bahwa daun melinjo menggandung flavonoid yang berpotensi untuk mengurangi
rasa nyeri dengan menghambat kerja enzim siklooksigenasi. Hasil penelitian menunjukan
ekstrak etanol daun melinjo dengan dosis 51,84 mg/KgBB memiliki efek analgetik yang
tidak berbeda signifikan dengan asam mefenamat dosis 1,3 mg/KgBB (P>0,05).
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan
mengenai uji aktivitas analgetik menggunakan metode fraksinasi ekstrak yang didasari
pada perbedaan kepolaran pelarut ekstrak. Keuntungan menggunakan metode fraksinasi
adalah memperoleh senyawa yang lebih spesifik yang bisa digunakan untuk analgetik.
Fraksi ekstrak daun melinjo yang akan digunakan pada penelitian ini adalah fraksi n-
heksan, etil asetat dan air.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui aktivitas analgetik fraksi n-heksana, etil asetat, dan air ekstrak etanol daun
melinjo (Gnetum gnemon L.) pada mencit putih jantan galur Swiss Webster.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui efek fraksi n-heksana, etil asetat, air ekstrak etanol daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) dalam menurunkan rasa nyeri pada mencit putih jantan yang
sudah di induksi asam asetat 1%.
b. Mengetahui fraksi yang dapat menimbulkan efek sebanding dengan kontrol positif
yang memberikan efek analgetik pada mencit putih jantan yang telah diberikan
rangsangan nyeri.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain Post-Test
Only Controlled Group Design yang melakukan pengamatan terhadap kelompok kontrol
dan perlakuan setelah diberikan suatu tindakan.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2017 yang bertempat di Laboratorium Farmasi
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran.

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 5


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan adalah kandang dan tempat minum hewan uji, timbangan
analitik, alat-alat gelas, ayakan no 30 mesh, blender, disposable syringe 1 ml, mortir dan
stamper, batang pengaduk, kapas, cawan penguap, sonde oral, stopwatch, sarung tangan,
waterbath, vial. Sedangkan bahan yg digunakan adalah ekstrak daun melinjo, hewan uji,
larutan asam asetat 1% sebagai penginduksi nyeri, ekstrak etanol daun melinjo sebagai
kontrol positif, CMC-Na 0,3% sebagai kontrol negatif, etanol 70%, n-heksan, etil asetat,
aquades, kertas saring.

DETERMINASI TANAMAN
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika
Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang dengan tujuan untuk
menghindari kesalahan pengumpulan bahan utama penelitian dan mencegah kemungkinan
tercampur dengan tanaman lain.

PEMBUATAN EKSTRAK DAUN MELINJO (Gnetum gnemon L.)


Pembuatan ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) yaitu menggunakan metode
maserasi. Sebanyak 850 g serbuk halus dimasukkan kedalam beaker glass, kemudian
ditambahkan pelarut etanol 70% sebanyak 6000 mL, kemudian ditutup dan dibiarkan
selama 5 hari terlindung dari cahaya (setiap hari digojok). Setelah 5 hari, rendaman
tersebut disaring dan sisanya diekstrak kembali dengan etanol 70% sebanyak 2500 mL
selama 2 hari. Filtrat 1 dan filtrat 2 digabung kemudian dilanjutkan dengan pemekatan
ekstrak sampai menjadi ekstrak kental dengan menggunakan waterbath pada suhu 55°C.

PROSES FRAKSINASI

Ekstrak etanol daun melinjo


(Gnetum gnemon L.)

Difraksinasi dengan n-heksan

Fraksi n-heksana Fraksi air

Difraksinasi dengan etil asetat

Fraksi etil asetat Fraksi air

Waterbath pada suhu 55°C

Fraksi kental

UJI BEBAS ETANOL


Uji etanol secara kualitatif dilakukan dengan menambahkan 2 tetes H2SO4 pekat
dan 1 ml larutan kalium dikromat, adanya kandungan etanol dalam ekstrak ditandai dengan
terjadinya perubahan warna mula-mula dari jingga menjadi hijau kebiruan.

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 6


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
UJI BEBAS ETIL ASETAT
Untuk mengetahui bahwa etil asetat sudah hilang dengan cara organoleptis dengan
indra penciuman. Apabila bau khas etil asetat sudah hilang maka sudah dinyatakan tidak
ada etil asetat.

PENGUJIAN SENYAWA KIMIA


a. Uji flavonoid
1) Larutan FeCl3 1%
Satu gram sampel dalam tabung reaksi ditambahkan FeCl3 1% kemudian warna
dicatat hasil positif dari penambahan pereaksi ini menghasilkan warna hijau, merah,
ungu, hitaam dan biru (Harborne, 1987)(8).
2) Larutan NaOH 1%
Satu gram sampel ditambah NaOH 1% terjadi perubahan warna coklat,
menunjukan adanya senyawa flavonoid (Harborne, 1987)(8).
b. Uji tanin
Sebanyak 0.1 g sampel ditambahkan 10 ml air panas, didihkan selama 5 menit dan
disaring. Sebagian filtrat yang diperoleh ditambah larutan FeCl3 1%. Hasil positif
ditunjukkan oleh terbentuknya warna hijau kehitaman (Harborne, 1987)(8).
c. Uji Alkaloid
Sebanyak 2 gram sampel ditambah 1 ml pereaksi mayer dan dikocok. Alkaloid
dianggap positif jika timbul endapan berwarna putih (Harborne, 1987)(8).
d. Uji saponin
Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
aquadest dan didihkan selama 2-3 menit, dinginkan setelah dingin dikocok dengan kuat.
Adanya saponin ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang stabil 2-3 cm selama 5
menit (Depkes RI, 1979).

UJI EFEK ANALGETIK


Langkah-langkah pengujian efek analgetik pada hewan uji yaitu sebagai berikut :
a. Dua puluh lima ekor mencit dibagi menjadi lima kelompok secara acak.
b. Dipuasakan selama 18 jam tetapi tetap diberikan minum.
c. Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan secara acak yaitu kelompok kontrol negatif,
kelompok kontrol positif dan kelompok uji. Masing-masing kelompok terdiri dari lima
ekor.
d. Kelompok I diberikan suspensi CMC Na 0,3% sebagai kontrol negatif.
e. Kelompok II diberikan ekstrak etanol daun melinjo dengan dosis 51,84 mg/Kg BB
mencit sebagai kontrol positif.
f. Kelompok III, IV, V diberikan perlakuan fraksi n-heksana, etil asetat dan air ekstrak
etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan dosis masing-masing fraksi adalah
51,84 mg/Kg BB diberikan secara peroral.
g. Tiga puluh menit kemudian, disuntikkan secara intra peritoneal (IP) larutan asam
asetat 1% dengan volume pemberian 0,1 ml. Kemudian hewan uji diletakkan dalam
kotak pengamatan masing-masing.
h. Dicatat jumlah geliat dalam 5 menit selama 60 menit untuk setiap mencit. Jumlah
geliat untuk tiap kelompok dirata-ratakan
i. Semua data yang diperoleh dianalisa secara statik menggunakan uji ANOVA dengan
taraf kepercayaan 95% dan dihitung persentase daya analgetiknya masing-masing
dengan rumus (Turner, 1965)(7) :
rata − rata jumlah geliat kelompok perlakuan
% Daya analgetik = 100% − ( )x 100%
rata − rata jumlah geliat kelompok kontrol negatif

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 7


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
% daya analgetik kelompok perlakuan
%Daya efektivitas = x 100%
% daya analgetik kelompok kontrol positif

HASIL
A. Determinasi Tanaman
Determinasi bertujuan untuk mengetahui kebenaran tanaman, menghindari
kesalahan dalam pengumpulan bahan. Berdasarkan hasil determinasi diperoleh
kepastian bahwa daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun melinjo
(Gnetum gnemon L.). dilihat dari kunci determinasinya yaitu :
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-16a.......(Gol.10 daun tunggal, letak
berhadapan)-239b-243b-244b-248b-249a ......... Famili.Gnetaceae ..... Genus : Gnetum
..... Spesies : Gnetum gnemon, L

B. Identifikasi Flavonoid, Tanin, Alkaloid Dan Saponin

Hasil uji
Golongan Hasil positif
Pereaksi Fraksi n- Fraksi etil Foto
Senyawa (Pustaka) Ekstrak Fraksi air
heksana asetat
Terbentuk
Terbentuk Tidak Terbentuk Terbentuk
warna hijau,
warna terbentuk warna warna A B C D
Ekstrak + merah, ungu,
hitam warna hitam hitam
FeCl3 1% hitam dan biru
hitam
(Harborne,
(+) (-) (+) (+)
1987)(8).
Terbentuk
Flavonoid
warna coklat,
Terbentuk Tidak Terbentuk Tidak
Ekstrak +
menunjukan
warna terbentuk warna terbentuk A B C D
adanya
NaOH coklat warna hitam warna
senyawa
1% hitam hitam
flavonoid
(+) (-) (+) (-)
(Harborne,
1987)(8).
Terbentuk Terbentuk Tidak Tidak
Ekstrak + Terbentuknya A B C D
warna warna terbentuk terbentuk
10 ml air warna hijau
hijau hijau warna warna
Tanin panas + kehitaman
kehitaman kehitaman hijau hijau
FeCl3 (Harborne,
kehitaman kehitaman
1%. 1987)(8)
(+) (+) (-) (-)

Timbul Timbul Tidak Timbul Tidak


2 gram + endapan endapan timbul endapan timbul A B C D
1 ml + berwarna berwarna endapan berwarna endapan
Alkaloid
pereaksi putih putih berwarna putih berwarna
mayer (Harborne, putih putih
1987)(8) (+) (-) (+) (-)

Terbentuk Terbentuk Tidak Terbentuk Terbentuk A B C D


Ekstrak + busa yang busa yang terbentuk busa yang busa yang
Saponin
Dikocok stabil (Depkes stabil busa yang stabil stabil
RI, 1979) (+) stabil (-) (+) (+)

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 8


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
C. Pengujian ANOVA
Hasil uji anova pada uji aktivitas analgetik fraksi ekstrak etanol daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Uji Anova

Variabel Sig. Keterangan


Jumlah Geliat .000 Berbeda Signifikan

Keterangan:
Jika p-value <0,05 ada perbedaan signifikan
Jika p-value >0,05 tidak ada perbedaan signifikan

D. Pengujian LSD
Hasil uji LSD pada uji aktivitas analgetik fraksi ektsrak etanol daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Uji LSD

Kelompok perlakuan Sig. Kesimpulan


Kontrol (+) dan Kontrol (-) .000 Berbeda signifikan
Kontrol (+) dan Fraksi n-Heksana .000 Berbeda signifikan
Kontrol (+) dan Fraksi Etil Asetat .091 Berbeda tidak signifikan
Kontrol (+) dan Fraksi Air .000 Berbeda signifikan
Kontrol (-) dan Fraksi n-Heksana .000 Berbeda signifikan
Kontrol (-) dan Fraksi Etil Asetat .000 Berbeda signifikan
Kontrol (-) dan Fraksi Air .000 Berbeda signifikan
Fraksi n-Heksana vs Fraksi Etil Asetat .000 Berbeda signifikan
Fraksi n-Heksana vs Fraksi Air .005 Berbeda signifikan
Fraksi Etil Asetat vs Fraksi Air .016 Berbeda signifikan
Keterangan:
Jika p<0,05 = Berbeda signifikan
Jika p>0,05 = Berbeda tidak signifikan
Kontrol (+) = Ekstrak
Kontrol (-) = CMC Na 0,3%

E. Jumlah Geliat
Rata-rata jumlah geliat kumulatif
300.0
Jumlah Geliat Komulatif

250.0
200.0
150.0 264.6
100.0
150.8 117.8
50.0 72.0 90.4
0.0
Kontroll Kontrol Fraksi n- Fraksi Etil Fraksi Air
Positif Negatif Heksana Asestat
Kelompok Perlakuan
Gambar 5.6 Grafik Batang Rata-rata Jumlah Geliat Mencit

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 9


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
Gambar Pengamatan Geliat Dari Mencit

PEMBAHASAN
A. Determinasi tanaman
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Divisi : Gnetophyta (Tanaman berbunga)
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon L. (Melinjo)

B. Identifikasi Flavonoid, Tanin, Alkaloid Dan Saponin


1. Identifikasi Senyawa Flavonoid
a. Hasil positif ini teridentifikasi pada ekstrak, fraksi etil asetat dan fraksi air. Hal ini
terjadi karena adanya pemutusan cincin karbon C3 yang mencirikan asetofenon
(berwarna hitam). Flavonoid memiliki dua tipe yaitu agllikon dan glikosida.
Flavonoid yang terkandung dalam fraksi etil asetat adalah flavonoid yang
bentuknya aglikon polihidroksi, sedangkan flavonoid yang terkandung dalam
fraksi air adalah flavonoid yang bentuknya glikosida. Berikut reaksi kimia pada
pengujian flavonoid ini dapat dilihat pada gambar 5.1.

Flavonon Terbentuk warna hitam


Gambar 5.1 Reaksi Kimia Flavonoid

b. Hasil positif ini teridentifikasi pada fraksi etil asetat sedangkan pada fraksi air
tidak terbentuk. Pada fraksi air tidak terbentuk warna coklat karena adanya gugus
OH yang termetilasi menyebabkan flavonoid tersebut tidak dapat teridentifikasi

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 10


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
dengan NaOH (Robinson, 1983)(9). Sedangkan pada fraksi etil asetat
teridentifikasi warna coklat hal ini karena senyawa krisin merupakan turunan dari
senyawa-senyawa flavon pada penambahan NaOH akan mengalami penguraian
oleh basa menjadi molekul yang berwarna coklat (Achmad, 1986). Reaksi kimia
pada pengujian flavonoid ini dapat dilihat pada gambar 5.2.

Krisin Coklat
Gambar 5.2 Dugaan Reaksi Senyawa Flavonoid dengan NaOH

2. Senyawa Tanin
Hasil positif ditunjukkan oleh terbentuknya warna hijau kehitaman. Hasil positif
ini teridentifikasi pada fraksi n-heksana. Terjadinya warna ini karena terbentuknya
senyawa kompleks antara logam Fe dari FeCl3 dengan gugus hidroksi dari tanin.
Terikatnya Fe pada tanin menghasilkan warna yang spesifik (Nurhasanah, 2001)(10).
Reaksi kimia pada pengujian tanin ini dapat dilihat pada gambar 5.3.

Gambar 5.3 Reaksi Kimia Tanin (Nurhasanah, 2001)

3. Senyawa Alkaloid
Hasil positif ini teridentifikasi pada fraksi etil asetat. Hal ini karena pereaksi
meyer berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N-alkaloid
dan Hg sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar
mengendap berwarna putih. Reaksi kimia pada pengujian alkaloid ini dapat dilihat
pada gambar 5.4.

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 11


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
Alkaloid Endapan berwarna putih
Gambar 5.4 Reaksi Kimia Alkaloid

4. Senyawa Saponin
Hasil positif ini teridentifikasi pada fraksi etil asetat dan fraksi air. Terbentuknya
buih yang stabil terjadi karena adanya tegangan permukaan. Menurut Robinson
(1995) senyawa yang memiliki gugus polar dan non polar bersifat aktif sehingga saat
dikocok dengan air, saponin dapat membentuk misel. Pada struktur misel, gugus
polar menghadap ke luar sedangkan gugus non polarnya menghadap ke dalam.
Keadaan inilah yang tampak seperti buih. Reaksi kimia pada pengujian saponin ini
dapat dilihat pada gambar 5.5.

Gambar 5.5 Reaksi hidrolisis saponin dalam air (Marliana et al., 2005)

C. Uji Analgetik
Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantar galur Swiss Webster yang dibagi
menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Kemudian
mencit diadaptasikan selama 1 minggu diberi makan dan minum secukupnya. Hewan
uji mencit digunakan karena beberapa organ fisiologis mencit memiliki kesamaan
dengan organ fisiologis manusia dan penanganannya tidak terlalu sulit dibandingkan
dengan hewan uji lainnya.
Penelitian ini menggunakan kontrol positif (ekstrak etanol daun melinjo)
dimaksudkan untuk menunjukkan efek analgetik yang positif dengan menggunakan
produk alam yang sudah terbukti bisa digunakan untuk analgetik yaitu dengan
mengurangi produksi prostaglandin sehingga jumlah geliat juga berkurang. Sementara
itu kontrol negatif ( CMC Na 0,3%) dimaksudkan untuk melihat kemampuan analgetik
yang terjadi karena pengaruh daya imunitas hewan uji.
Hewan uji mencit yang sudah diberikan masing-masing perlakuan dan sudah
diinduksi nyeri dengan asam asetat diamati selama 60 menit. Pemberian sediaan
dilakukan 30 menit sebelum menginduksi asam asetat, tujuannya untuk melihat kerja
dari ekstrak dan fraksi dalam memberikan efek proteksi terhadap rasa nyeri yang akan
ditimbulkan oleh penginduksi dan untuk menyembuhkan nyeri dengan menurunkan
jumlah geliatnya. Diamati selama satu jam, alasannya karena durasi dari asam asetat

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 12


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
sekitar 1 jam sebagai penginduksi nyeri. Respon nyeri ditandai dengan kedua kaki
belakang ditarik ke belakang serta perut yang menyentuh lantai yang muncul maksimal
dalam waktu 5 menit setelah induksi. Asam asetat merupakan iritan yang dapat merusak
jaringan secara lokal, setelah pemberian secara intraperitoneal akan menyebabkan
perubahan pH didalam rongga perut akibat pembebasan ion H dari asam asetat yang
menyebabkan luka pada membran sel akan melepaskan asam arakhidonat yang akhirnya
membentuk prostaglandin dan menimbulkan nyeri. Alasan digunakan asam asetat
glasial adalah karena asam asetat glasial merupakan asam asetat yang murni yang sangat
sensitif terhadap tubuh, bila terjadi kontak akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri yang
kuat (Setiawati, 1995).
Efek analgetik ini diamati dengan metode Writhing Test, metode ini digunakan
karena metodenya sederhana untuk pengujian analgetik non narkotik. Adapun respon
geliat yang diamati pada uji analgetik ini adalah tarikan kaki belakang, penarikan
kembali abdomen dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan kaki
kebelakang, gerakan menjilat dan menggaruk bagian perut (Vogel. 2002).
Hasil pengujian jumlah geliat rata-rata mencit menunjukan bahwa terdapat
perbedaan jumlah geliat rata-rata mencit pada kelompok kontrol positif maupun
kelompok perlakuan bila dibandingkan dengan kelompok negatif. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian fraksi n-heksan, etil asetat, fraksi air dan ekstak etanol daun melinjo
(kontrol positif) dapat mengurangi terjadinya geliat pada mencit yang merupakan suatu
respon nyeri yang ditimbulkan oleh adanya pemberian asam asetat secara intraperitonel.
Semakin sedikit jumlah geliat mencit menunjukkan semakin baik efek analgetik pada
suatu bahan uji.
Berdasarkan grafik rata-rata jumlah geliat permenit (gambar 5.7) terlihat asam
asetat 1% memberikan efek analgetik yang banyak pada 5 menit pertama kemudian
rata-rata jumlah geliat menurun sedikit demi sedikit sampai menit kelima puluh lima
disetiap kelompok perlakuan. Hal ini karena pada menit ke 5 efek dari asam asetat
sudah mulai terlihat dengan ditandai geliat yang banyak. Pada kontrol negatif grafiknya
akan naik turun secara stabil hal ini karena pada kontrol negatif tidak diberikan obat
sehingga geliat yang terlihat hanya disebabkan oleh asam asetat. Pada kontrol positif,
fraksi n-heksana, etil asetat dan air grafik terlihat turun secara bertahap, hal ini karena
obat pada menit ke lima sudah mulai menimbulkan efek sehingga pada menit ke 10
geliat mulai turun secara bertahap sampai menit ke lima puluh lima. Kerja optimum
obat pada perlakuan kontrol positif terjadi pada mencit ke 35 dan pada menit ke 40
efeknya sudah menghilang sedangkan pada fraksi etil asetat kerja obat optimum pada
menit ke 40 dan pada menit ke 45 efeknya sudah menghilang. Semakin kecil rata-rata
jumlah geliat mencit semakin besar efek analgetik yang ditimbulkan oleh kelompok
perlakuan.
Fraksi n-heksana memiliki daya analgetik sebesar 43,0% hal ini masih kurang jika
dibandingkan dengan kontrol positif (ekstrak), namun fraksi etil asetat dan fraksi air
memiliki daya analgetik sebesar 65,8% dan 55,5% yang hampir sebanding dengan
kontrol positif (ekstrak) dengan daya analgetik sebesar 72,8%. Maksud dari daya
analgetik adalah kemampuan sebagai obat analgetik yang dibandingkan dengan kontrol
negatif (CMC Na) yang dinyatakan dalam bentuk persen. Dilihat dari % efektivitas

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 13


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
dapat dilihat fraksi etil asetat memberikan efek analgetik hampir sama dengan kontrol
positif (ekstrak) sedangkan untuk fraksi n-heksana dan air memiliki efektivitas yang
lebih rendah daripada fraksi etil asetat dan kontrol positif. Maksud dari % efektifitas
adalah untuk mengetahui keefektifan fraksi daun melinjo yang bermanfaat sebagai
analgetik yang sebanding dengan kontrol positifnya (ekstrak etanol daun melinjo).
Untuk mengetahui perlakuan mana yang sebanding dengan kontrol positif maka
dilakukan uji statistik menggunakan SPSS 17,0 for windows dengan taraf kepercayaan
95%. Berdasarkan hasil uji LSD didapatkan perbandingan kelompok perlakuan fraksi n-
Heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air berbeda secara signifikan dengan kelompok
kontrol negatif karena diperoleh p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok
perlakuan fraksi n-Heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air berpengaruh secara
signifikan terhadap penurunan jumlah geliat pada mencit. Sedangkan kelompok
perlakuan fraksi etil asetat tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif,
karena signifikansinya 0,091 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat
memiliki efek yang hampir sebanding dengan kelompok kontrol positif terhadap
penurunan jumlah geliat pada mencit. Pada fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi
air memiliki efek analgetik. Pada fraksi etil asetat memiliki efek analgetik paling besar
ini ditunjukkan dengan besarnya nilai geliat pada mencit. Fraksi etil asetat memiliki
kandungan zat aktif berupa flavonoid, alkaloid dan saponin yang lebih berefek sebagai
analgetik. Flavonoid dan alkaloid memiliki fungsi sebagai penghambat fase penting
dalam biosintesis prostaglandin, yaitu pada lintasan siklooksigenase. Pada metabolit
sekunder flavonoid luteolin, luteolin-7-glucoside, dan apigenin yang berperan dalam
menekan produksi dari prostaglandin, dengan cara menghambat enzim siklooksigenase-
2 (COX-2) (Brunetton, 2007) dengan demikian tanaman melinjo dapat menghambat
sensitasi reseptor nyeri.
Fraksi n-heksana mengandung tanin. Mekanisme tanin sebagai analgetik mampu
menghambat oksidasi asam arakhidonat menjadi endoperoksid dan menurunkan enzim
lipooksigenase yang mengakibatkan prostaglandin tidak terbentuk (lieber dan leo,
1999). Adanya hambatan pada oksidase asam arakhidonat dan penetralan oksigen
reaktif menyebabkan adanya efek analgetik. Fraksi air mengandung saponin.
Mekanisme saponin sebagai analgetik dan antiinflamasi diduga mampu berinteraksi
dengan banyak membran lipid (Nutritional Therapeutics, 2003) seperti fosfolipid yang
merupakan perkusor prostaglandin.
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang efek fraksi n-heksana, fraksi
etil asetat, dan fraksi air ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) sebagai analgetik,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air ekstrak daun melinjo (Gnetum
gnemon L.) memiliki efek sebagai analgetik dengan daya persentase analgetik pada
fraksi n-heksana 43,0%, fraksi etil asetat 65,8%, dan fraksi air 55,5%.
2. Fraksi etil asetat mempunyai efek analgetik yang sebanding dengan ekstrak etanol
daun melinjo (Gnetum gnemon L.) sebagai kontrol positif.
B. Saran
1. Perlu dilakukan isolasi senyawa aktif dalam fraksi etil asetat yang memberikan efek
sebagai analgetik.
2. Perlu dilakukan pengujian toksisitas akut dan kronis untuk menunjang keamanan
penggunaan ekstrak sebagai sediaan herbal.

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 14


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat
UCAPAN TERIMA KASIH
Seluruh civitas akademik UNIVERSITAS Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua Program
Studi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Richa Yuswantina S. Farm., Apt., M.
Si., Dosen Pembimbing I Niken Dyahariesti S. Farm., Apt., M. Si., Dosen Pembimbing II
Nova Hasani F., S.Farm.,M.Sc.,Apt
Staf karyawan Prodi Farmasi, Bapak Ibu, dan Adik saya tercinta, dan teman-teman
farmasi angkatan 2013.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, T.H., dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting. Edisi VI. Jakarta: PT. Elek
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
2. Aritonang, H.H. 2010. Hubungan Keyakinan Diri (Self Efficacy) dengan Perilaku
Nyeri pada Pasien dengan Nyeri Kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi.
Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. A.N.S Thomas. 2000. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius : Yogyakarta.
4. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Jakarta.: Direktorat Jendral POM. Hal :7-8; 10-11; 13-17
5. Pringgoutomo, S. 2007. Riwayat Perkembangan Pengobatan dengan Tanaman
Obat di Dunia Timur dan Barat. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
6. Safwan., Adikusuma, W., dan Ananda, D.R. 2016. Aktivitas Analgetik Ekstrak
Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.,) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.,)
Jantan. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. 1(1),71-78.
7. Turner, R.A. 1965. Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic
Press
8. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung ITB. Terjemahan: Kosasih P, Soediro Iwang.
9. Robinson, T. 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI,
Diterjemahkan oleh kosasih Padmawinata, ITB, Bandung.
10. Nurhasanah. 2001. Identifikasi Senyawa Flavonoid Dari Benalu (Dendropthoe sp)
Dengan Variasi Ekstrak Dan Tanaman Inang. Skripsi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Lampung.
11. Vogel, H.G. 2002, Drug Discovery & Evaluation : Pharmacological Assays, 2nd
Edition, p 669-691, 725,751-761, Springer, New York.

Uji Aktivitas Analgetik Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air | 15


Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Pada mencit putih Jantan Yang Di Induksi Asam Asetat

Anda mungkin juga menyukai