ARTIKEL
Oleh
ALVINI PUSPITAYANI
050113A003
INTISARI
Latar Belakang: Daun melinjo sendiri sudah terbukti mengandung flavonoid dan
bisa digunakan untuk analgetik, berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan uji aktivitas
analgetik menggunakan metode fraksinasi yang didasari pada perbedaan kepolaran pelarut
ekstrak.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fraksi n-heksana, etil
asetat dan air ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dapat berefek dalam
menurunkan rasa nyeri pada mencit putih jantan yang sudah di induksi asam asetat 1%.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain
Post-Test Only Controlled Group Design. Terdiri dari 5 kelompok perlakuan. Kelompok
kontrol negatif (CMC), kelompok kontrol positif (ekstrak daun melinjo), Fraksi n-heksana,
fraksi etil asetat dan fraksi air dengan dosis 51,84 mg/KgBB. Setelah 30 menit diberi asam
asetat 1% secara IP (penginduksi nyeri). Pengamatan dilakukan selama 1 jam dengan
melihat geliat mencit. Data dianalisa menggunakan SPSS versi 17,0 for windows dengan
uji parametik ANAVA satu jalan taraf kepercayaan 95%.
Hasil : Fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air ekstrak daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) memiliki efek sebagai analgetik dengan daya persentase analgetik
pada fraksi n-heksana 43,0%, fraksi etil asetat 65,8%, dan fraksi air 55,5%. Identifikasi
senyawa fraksi etil asetat positif mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid, senyawa
inilah yang poten bisa digunakan untuk analgetik.
Simpulan : Fraksi etil asetat mempunyai efek analgetik yang sebanding dengan
ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) sebagai kontrol positif.
Saran : Perlu dilakukan isolasi senyawa aktif dalam fraksi etil asetat yang
memberikan efek sebagai analgetik.
Background: Melinjo leaves contain flavonoids and can be used for analgetic, so it
is necessary to test the analgetic activity using fractionation method based on the
difference of polarity of solvent extract.
Objective: This study aimed to determine whether n-heksana faction, ethyl acetate
and ethanol extract water from melinjo leaves ( Gnetum gnemon L. ) cold affect in
lowering pain in white male mice induced by acetic acid 1%.
Method: This research was a pure experimental research with Post Control Only
Design Group Design. It consisted of 5 treatment groups : Negative control group (CMC),
positive control group (melinjo leaves extract), n-hexane fraction, ethyl acetate fraction
and water fraction with dose 51,84 mg / KgBB. After 30 minutes 1% acetic acid was given
by IP (pain inducer). Observation was made for 1 hour by looking at mice. Data were
analyzed by using SPSS version 17,0 for windows with ANOVA parametik test one way
of 95% confidence level.
Results: The fraction of n-hexane, ethyl acetate fraction, and water fraction of
melinjo leaves extract (Gnetum gnemon L.) had analgesic effect with analgetic percentage
at 43.0% n-hexane fraction, 65.8% ethyl acetate fraction, and water fraction 55.5%. The
identification of a positive fraction of ethyl acetate compounds contained flavonoids and
alkaloids, the potent compounds could be used for analgesics.
Conclusion: A fraction of ethyl acetate has an analgetic effect similar to athanol
extract or melinjo leaves ( Gnetum gnemon L.) as a positive control.
Suggestion : It needs to do isolation of active compound in faction of ethyl acetate
which gives the effect as an analgetic.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nyeri pasti pernah dirasakan setiap orang, dimana nyeri biasanya disebabkan oleh
trauma mekanik, fisika, kimia, ataupun trauma lain yang mengakibatkan rangsangan pada
reseptor nyeri. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
dan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan (Tjay dan Rahardja, 2007)(1).
Hasil lembaga survei Gallup (1999), sembilan dari sepuluh warga Amerika Serikat
yang berusia 18 tahun dilaporkan menderita nyeri dan 42% orang dewasa mengalami nyeri
setiap harinya. Hasil penelitian Chronic Pain Association of Australia (2009) menunjukkan
lebih dari 3,2 juta warga Australia menderita nyeri kronik. Nyeri tersebut sebagian besar
berasal dari nyeri sendi dan tulang belakang (Aritonang, 2010)(2). Sementara dalam
penelitian multi-center di 14 rumah sakit di Indonesia yang dilakukan Perdossi (2002)
diketahui bahwa sebanyak 25% dari total pasien atau sebanyak 4.456 pasien menderita
nyeri.
Obat-obat analgesik yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah golongan obat
analgesik non opioid seperti aspirin, asam mefenamat, serta parasetamol. Hal ini
dikarenakan obat analgesik golongan non opioid tidak bersifat adiktif seperti obat
analgesik golongan opioid. Obat-obat analgesik non opioid memiliki efek samping yang
tidak diinginkan yaitu reaksi hipersensitivitas, gangguan lambung-usus, kerusakan ginjal,
dan dapat menyebabkan kerusakan hati fatal dalam dosis yang berlebihan (Tjay dan
Rahardja, 2007)(1). Dengan banyaknya efek samping yang terjadi menyebabkan peneliti
ingin lebih mengembangkan obat-obat tradisional dari bahan alam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain Post-Test
Only Controlled Group Design yang melakukan pengamatan terhadap kelompok kontrol
dan perlakuan setelah diberikan suatu tindakan.
DETERMINASI TANAMAN
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika
Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang dengan tujuan untuk
menghindari kesalahan pengumpulan bahan utama penelitian dan mencegah kemungkinan
tercampur dengan tanaman lain.
PROSES FRAKSINASI
Fraksi kental
HASIL
A. Determinasi Tanaman
Determinasi bertujuan untuk mengetahui kebenaran tanaman, menghindari
kesalahan dalam pengumpulan bahan. Berdasarkan hasil determinasi diperoleh
kepastian bahwa daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun melinjo
(Gnetum gnemon L.). dilihat dari kunci determinasinya yaitu :
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-16a.......(Gol.10 daun tunggal, letak
berhadapan)-239b-243b-244b-248b-249a ......... Famili.Gnetaceae ..... Genus : Gnetum
..... Spesies : Gnetum gnemon, L
Hasil uji
Golongan Hasil positif
Pereaksi Fraksi n- Fraksi etil Foto
Senyawa (Pustaka) Ekstrak Fraksi air
heksana asetat
Terbentuk
Terbentuk Tidak Terbentuk Terbentuk
warna hijau,
warna terbentuk warna warna A B C D
Ekstrak + merah, ungu,
hitam warna hitam hitam
FeCl3 1% hitam dan biru
hitam
(Harborne,
(+) (-) (+) (+)
1987)(8).
Terbentuk
Flavonoid
warna coklat,
Terbentuk Tidak Terbentuk Tidak
Ekstrak +
menunjukan
warna terbentuk warna terbentuk A B C D
adanya
NaOH coklat warna hitam warna
senyawa
1% hitam hitam
flavonoid
(+) (-) (+) (-)
(Harborne,
1987)(8).
Terbentuk Terbentuk Tidak Tidak
Ekstrak + Terbentuknya A B C D
warna warna terbentuk terbentuk
10 ml air warna hijau
hijau hijau warna warna
Tanin panas + kehitaman
kehitaman kehitaman hijau hijau
FeCl3 (Harborne,
kehitaman kehitaman
1%. 1987)(8)
(+) (+) (-) (-)
Keterangan:
Jika p-value <0,05 ada perbedaan signifikan
Jika p-value >0,05 tidak ada perbedaan signifikan
D. Pengujian LSD
Hasil uji LSD pada uji aktivitas analgetik fraksi ektsrak etanol daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Uji LSD
E. Jumlah Geliat
Rata-rata jumlah geliat kumulatif
300.0
Jumlah Geliat Komulatif
250.0
200.0
150.0 264.6
100.0
150.8 117.8
50.0 72.0 90.4
0.0
Kontroll Kontrol Fraksi n- Fraksi Etil Fraksi Air
Positif Negatif Heksana Asestat
Kelompok Perlakuan
Gambar 5.6 Grafik Batang Rata-rata Jumlah Geliat Mencit
PEMBAHASAN
A. Determinasi tanaman
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Divisi : Gnetophyta (Tanaman berbunga)
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon L. (Melinjo)
b. Hasil positif ini teridentifikasi pada fraksi etil asetat sedangkan pada fraksi air
tidak terbentuk. Pada fraksi air tidak terbentuk warna coklat karena adanya gugus
OH yang termetilasi menyebabkan flavonoid tersebut tidak dapat teridentifikasi
Krisin Coklat
Gambar 5.2 Dugaan Reaksi Senyawa Flavonoid dengan NaOH
2. Senyawa Tanin
Hasil positif ditunjukkan oleh terbentuknya warna hijau kehitaman. Hasil positif
ini teridentifikasi pada fraksi n-heksana. Terjadinya warna ini karena terbentuknya
senyawa kompleks antara logam Fe dari FeCl3 dengan gugus hidroksi dari tanin.
Terikatnya Fe pada tanin menghasilkan warna yang spesifik (Nurhasanah, 2001)(10).
Reaksi kimia pada pengujian tanin ini dapat dilihat pada gambar 5.3.
3. Senyawa Alkaloid
Hasil positif ini teridentifikasi pada fraksi etil asetat. Hal ini karena pereaksi
meyer berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N-alkaloid
dan Hg sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar
mengendap berwarna putih. Reaksi kimia pada pengujian alkaloid ini dapat dilihat
pada gambar 5.4.
4. Senyawa Saponin
Hasil positif ini teridentifikasi pada fraksi etil asetat dan fraksi air. Terbentuknya
buih yang stabil terjadi karena adanya tegangan permukaan. Menurut Robinson
(1995) senyawa yang memiliki gugus polar dan non polar bersifat aktif sehingga saat
dikocok dengan air, saponin dapat membentuk misel. Pada struktur misel, gugus
polar menghadap ke luar sedangkan gugus non polarnya menghadap ke dalam.
Keadaan inilah yang tampak seperti buih. Reaksi kimia pada pengujian saponin ini
dapat dilihat pada gambar 5.5.
Gambar 5.5 Reaksi hidrolisis saponin dalam air (Marliana et al., 2005)
C. Uji Analgetik
Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantar galur Swiss Webster yang dibagi
menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Kemudian
mencit diadaptasikan selama 1 minggu diberi makan dan minum secukupnya. Hewan
uji mencit digunakan karena beberapa organ fisiologis mencit memiliki kesamaan
dengan organ fisiologis manusia dan penanganannya tidak terlalu sulit dibandingkan
dengan hewan uji lainnya.
Penelitian ini menggunakan kontrol positif (ekstrak etanol daun melinjo)
dimaksudkan untuk menunjukkan efek analgetik yang positif dengan menggunakan
produk alam yang sudah terbukti bisa digunakan untuk analgetik yaitu dengan
mengurangi produksi prostaglandin sehingga jumlah geliat juga berkurang. Sementara
itu kontrol negatif ( CMC Na 0,3%) dimaksudkan untuk melihat kemampuan analgetik
yang terjadi karena pengaruh daya imunitas hewan uji.
Hewan uji mencit yang sudah diberikan masing-masing perlakuan dan sudah
diinduksi nyeri dengan asam asetat diamati selama 60 menit. Pemberian sediaan
dilakukan 30 menit sebelum menginduksi asam asetat, tujuannya untuk melihat kerja
dari ekstrak dan fraksi dalam memberikan efek proteksi terhadap rasa nyeri yang akan
ditimbulkan oleh penginduksi dan untuk menyembuhkan nyeri dengan menurunkan
jumlah geliatnya. Diamati selama satu jam, alasannya karena durasi dari asam asetat
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, T.H., dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting. Edisi VI. Jakarta: PT. Elek
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
2. Aritonang, H.H. 2010. Hubungan Keyakinan Diri (Self Efficacy) dengan Perilaku
Nyeri pada Pasien dengan Nyeri Kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi.
Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. A.N.S Thomas. 2000. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius : Yogyakarta.
4. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Jakarta.: Direktorat Jendral POM. Hal :7-8; 10-11; 13-17
5. Pringgoutomo, S. 2007. Riwayat Perkembangan Pengobatan dengan Tanaman
Obat di Dunia Timur dan Barat. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
6. Safwan., Adikusuma, W., dan Ananda, D.R. 2016. Aktivitas Analgetik Ekstrak
Etanol Daun Melinjo (Gnetum gnemon L.,) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.,)
Jantan. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina. 1(1),71-78.
7. Turner, R.A. 1965. Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic
Press
8. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung ITB. Terjemahan: Kosasih P, Soediro Iwang.
9. Robinson, T. 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI,
Diterjemahkan oleh kosasih Padmawinata, ITB, Bandung.
10. Nurhasanah. 2001. Identifikasi Senyawa Flavonoid Dari Benalu (Dendropthoe sp)
Dengan Variasi Ekstrak Dan Tanaman Inang. Skripsi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Lampung.
11. Vogel, H.G. 2002, Drug Discovery & Evaluation : Pharmacological Assays, 2nd
Edition, p 669-691, 725,751-761, Springer, New York.