Anda di halaman 1dari 5

Efek Antikonvulsan P Serbuk Herba Pegagan (Centela Asiatica (L.

)
Urban) Pengobatan Epilepsi Terhadap Mencit Jantan
Luqyana Barda,Basyitah Mughni Miranda
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRAK
Pegagan adalah nama umum Indonesia untuk Centella asiatica (L.) Urban.Jenis ini telah lama dikenali
masyarakat karena kegunaannya untuk bahan obat-obatan tradisional. Pegagan (Centella asiatica (L).
Urb) dikenal secara empiris sebagai obat tradisional untuk mempercepat aktivitas syaraf, meningkatkan
daya ingat,dan tonik untuk organ tubuh (hati, ginjal, otak).Pegagan yang diektraksi sebagai pelarut yang
berbeda polaritas;etanol, diklorometana dan heksana, diteliti efek antiepilepsinya pada mencit jantan putih
(Mus musculus) jantan dengan menggunakan Maximum Electroshock Seizure sebagai penginduksi
kejang. Uji aktivitas antikonvulsan ekstrak air, n-heksan, kloroform, etil asetat dan n-butanol pegagan
pada tikus albino jantan (n=6) yang diinduksi epilepsi menggunakan pentilentetrazol (PTZ) dosis 60
mg/kg BB intraperitoneal menunjukkan bahwa semua ekstrak kecuali ekstrak air memiliki aktivitas
antikonvulsan dan aktivitas neuroprotektif.
Kata Kunci: Pegagan,Obat tradisional,Antikonvulsan

PENDAHULUAN
Sebagai warisan nenek moyang, tanaman obat sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia

yang dikenal dengan nama obat tradisional. Peranan obat tradisional masih terasa kuat sebagai

pendamping dalam perkembangan kedokteran modern sekarang ini. Sampai sekarang masih banyak obat

tradisional yang belum pernah dinilai secara ilmiah baik mengenai efektifitasnya maupun keamanannya.

Melalui penelitian, pengkajian, dan budidaya, tanaman obat herba dapat ditingkatkan untuk bisa

dimanfaatkan dalam upaya kesehatan tubuh. Banyak khasiat dari obat tradisional yang memiliki efek

tonik bagi tubuh diantaranya adalah pegagan (Centella asiatica (L). Urb). Tanaman ini secara empiris

digunakan sebagai tonikum (Sing et al., 2010; Bhavna & Khatri, 2011).

Salah satu tanaman obat yang diduga mempunyai efek antikonvulsan adalah Pegagan Centella asiatica

(L.) Urban). Pegagan merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan masyarakat sebagai

alternatif pengobatan.
Pegagan dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antiepilepsi pada status epilepticus (Katare and Ganachari,

2001). Dilaporkan pula bahwa ekstrak pegagan kecuali ekstrak air memiliki aktivitas antikonvulsan dan

saraf dengan meningkatkan muatan asetilkolin dan penurunan aktifitas asetilkolinesterase berbeda-beda

pada tiap bagian otak ketika di induksi dengan PTZ ( Visweswari, et al., 2010)

Dari yang sudah dipaparkan diatas, serbuk herba pegagan dapat digunakan untuk antikonvulsan pada

mencit jantan.

Pegagan

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pegagan (Centella asiatica Urb.) merupakan

tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yang tumbuh subur didaerah tropis. Di Indonesia

yang beriklim tropis, penggunaan obat tradisional sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu,

sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Definisi obat tradisional ialah bahan atau ramuan bahan

yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut,

yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Komponen bioaktif yang paling penting dari pegagan meliputi glikosida triterpenoid (asam asiatic, asam

medacassic), glikosidasaponin (Brahmiside, Brahminoside), dan flavonoid. Ekstrak pegagan dilaporkan

bermanfaat dalam meningkatkan memori dan juga untuk pengobatan kelelahan mental dan kecemasan.

Asiatiko, sebuah konstituen aktif dalam metanol dan etilasetat ekstrak pegagan, mempunyai aktivitas

anxiolytic (Visweswari, etal., 2010). Dari komponen bioaktif ini dapat digunakan sebagai antikonsvulan

pada serbuk herba pegangan terhadap mencit jantan.

Epilepsi

Epilepsi, suatu gangguan kejang, terjadi pada sekitar 1% populasi. Serangan kejang pada epilepsy

disebabkan oleh muatan listrik abnormal dari neuron-neuron serebral, dan ditandai dengan hilangnya atau
terganggunya kesadaran dan biasanya disertai dengan kejang (reaksi motorik abnormal).

Elektroensefalogram (EEG), adalah alat yang berguna untuk mendiagnosis epilepsy. EEG mencatat

muatan listrik abnormal dari korteks serebri. Lima puluh persen dari semua kasus epilepsy dianggap

bersifat primer, atau idiopatik (tidak diketahui sebabnya), dan 50% lagi sekunder akibat trauma, anoksia

otak, infeksi, atau gangguan pembuluh darah otak (CVA = cerebrovascular accident, atau stroke). Obat-

obat yang dipakai untuk serangan kejang epilepsy disebut sebagai antikonvulsi atau antiepilepsi. Obat-

obat antikonvulsi menekan impuls listrik abnormal dari pusat serangan kejang ke daerah korteks lainnya,

sehingga mencegah serangan kejang, tetapi tidak menghilangkan penyebab kejang. Antikonvulsi

diklasifikasikan sebagai penekan SSP. (Departemen Kesehatan RI,2010)

PEMBAHASAN

Epilepsi merupakan penyakit kronik umum yang menyerang 50 juta individu di seluruh dunia. Prevalensi

median epilepsi di negara maju mencapai 5,8 per 1.0000 dan untuk negara berkembang mencapai 15,4

per 1.000. Data tersebut memperlihatkan bahwa epilepsi lebih banyak menyerang individu di negara

berkembang dibandingkan negara maju.

Pengobatan epilepsi bertujuan untuk membantu individu bebas dari kejang saat fase bangkit. Salah satu

pengobatan dari epilepsi adalah antikonvulsan. Pengujian aktivitas antikonvulsan banyak dilakukan untuk

menemukan obat yang efektif dan efisien. Terdapat tiga pengujian utama obat antikonvulsan yaitu in

vivo, in vitro, dan in silico. Pengujian ini dipilih sesuai dengan aktivitas antikonvulsan yang ingin didapat.

Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengenal ketiga pengujian utama dari antikonvulsan dan

menjadi bahan referensi dalam penelitian

Salah satu tumbuhan yang mempunyai aktivitas terhadap penyakit adalah pegagan. Daun pegagan

memiliki rasa yang pahit dan bersifat mendinginkan. Bagi dunia kesehatan, daun pegagan berkhasiat

untuk membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas
(antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan saraf memori, antibakteri, tonik,

antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Khasiat lain dari daun pegagan

adalah meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki,mencegah varises dan salah urat,

meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stress dan depresi

(Mardiana, 2004).

Kandungan senyawa asiatikosida dalam daun pegagan mampu meningkatkan daya ingat, konsentrasi,

memberi efek positif terhadap dayarangsang saraf otak, dan melancarkan peredaran darah pada otak.

Beberapa bahan aktif lain dalam daun pegagan juga bermanfaat meningkatkan fungsi mental melalui

efek penenang, antistres dan anticemas (Mardiana, 2004).Sejauh penelusuran peneliti, belum ada

dilakukan penelitan tentang uji efek stimulan daun pegagan ini. Berdasarkan hal diatas, maka peneliti

tertarik melakukan uji efek stimulan sistem saraf pusat ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica

(L.) Urban) terhadap mencit putih betina.

Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia bahwa pegagan memiliki

kandungan antikonvulsan dengan penelitian secara in vivo. Uji aktivitas antikonvulsan ekstrak air, n-

heksan, kloroform, etil asetat dan n-butanol pegagan pada tikus albino jantan (n=6) yang diinduksi

epilepsi menggunakan pentilentetrazol (PTZ) dosis 60 mg/kg BB intraperitoneal menunjukkan bahwa

semua ekstrak kecuali ekstrak air memiliki aktivitas antikonvulsan dan aktivitas neuroprotektif.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan
Obat Tradisional. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional, 2000.

Aria,Mimi dkk. 2017 . Uji Efek Stimulan Sistem Saraf Pusat Ekstrak Etanol Daunpegagan (Centella
Asiatica(L.) Urban ) Terhadap Mencit Putih Betina . Scientia Vol. 7 No. 1

Anda mungkin juga menyukai