Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DIAGNOSA KLINIK VETERINER

Nama : Luqyana Barda


Kelas : D
NPM : 19820093

LABORATORIUM KLINIK VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN 2021
PRAKTIKUM 1

A. Tanggal : 16 November 2021


B. Tujuan Praktikum : Untuk pemeriksaan dasar klinis dalam menunjang
diagnosa

C. Tanda Tangan :
D. Signalemen
Nama hewan : Noda Masako
Umur : 1 tahun 5 bulan
Jenis hewan : Domestik
Jenis kelamin : Betina
Nama pemilik : Nurul Fauziah
Alamat : Dukuh Kupang XVII, No.41
Dokter hewan : 1. drh. Ady Kurnianto, M.Si
2. drh. Intan Permatasari Hermawan, M.Si
E. Anamnesa
Makan dan minum (normal), feses skor 3 (normal), urin (normal), vaksin
lengkap .
F. Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 2,75 kg
Suhu tubuh : 38,6 °C
Pulsus : 92 /menit : 23 x 4 = 92 Pada Arteri Femoralis
Frekuensi nafas : 120 /menit : 30 x 4 = 120 (Takib noe)
Frekuensi jantung : 76 /menit : 19 x 4 = 76 (Normal)
Mukosa oral : Ada karang gigi, Ginggitivitis (kemerahan pada gusi),
Conjunctiva Mata : Normal berwarna pink
CRT : Normal kurang dari dua detik
Turgor : Normal kurang dari dua detik
Kelenjar Limfe : Teraba kanan dan kiri, namun lebih besar sebelah kiri.
Kelenjar sub mandibula sinister lebih besar dari kelen
-jar sub mandibula sinister lebih besar dari kelenjar sub
mandibula dexter.
Pencernaan : Normal
Urogenital : Normal
Muskuloskeletal : Normal
G. Diagnosa : Ginggivitis
H. Prognosa : Fausta
I. Terapi : Dental scaling

J. Alat Praktikum

Timbangan Untuk mengetahui berat Stetoskop Untuk melakukan


badan kucing. auskultasi.

Termometer Untuk mengukur suhu Alcohol Swab Untuk mensterilkan


tubuh kucing.

Kapas Untuk mensterilkan alat seperti Alkohol Untuk disemprotkan di


thermometer setelah digunakan kapas untuk mensterilkan.
dan untuk mensterilkan bagian
tubuh ketika ingin melakukan
bersamaan dengan penyemprotan
alcohol.

Hammer Perkusi Untuk melakukan Spuit 3 cc Untuk melakukan


Perkusi pada hewan. inject jika diperlukan
terapi.

Spuit 10 cc Untuk melakukan Tabung EDTA Tempat menaruh


Inject jika diperlukan darah agar tidak
Terapi. Membeku.

Tabung EDTA Tempat menaruh Ear Head Cadangan pengganti


darah agar darah tidak untuk stetoskop.
membeku dan menggumpal.

Gelas Objek Untuk menaruh objek untuk dilihat


dimikroskop.

K. Pemeriksaan Dasar Klinis


Pemeriksaan dasar klinis pada diagnosa klinik veteriner sesuai praktikum diantaranya yaitu
signalemen, anamnesa, Pemeriksaan fisik, Diagnosa, Prognosa,Terapi(jika diperlukan) dimana
pemeriksaan dilakukan seperti dibawah ini.
Langkah pertama yang dilakukan merupakan signalemen. Signalemen merupakan data hewan
yang diberikan oleh pemilik yang berisi Nama hewan,jenis(ras), jenis kelamin, nama pemilik,
alamat pemilik, serta dokter hewan yang akan memeriksa. Setelah itu yang dilakukan merupakan
anamnesa hewan tersebut. Menurut Redhono dkk (2012) Anamnesis atau anamesa adalah suatu
kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya
yang berwenang untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan riwayat penyakit
yang diderita pasien. Hal pertama yang harus ditanyakan saat anamnesis adalah identitas pasien.
Adapun untuk anamnesa kucing pada kelompok kami yaitu makan normal, feses normal, urin
normal, minum banyak, belum pernah divaksin dan sudah di lakukannya OH.
Setelah melakukan anamnesa maka dilakukan pemeriksaan fisik dimana kegiatan yang dilakukan
yaitu :

1. Penimbangan Berat Badan

Berat badan kucing yang telah kami timbang seberat 3,52 kg


do dimana berat badan kucing domestic normal 3,6-4,5 kg maka
masih dinyatakan berat badan normal.

2. Pemeriksaan Suhu Tubuh


Pada pemeriksaan suhu kucing yang kami dapatkan pada praktikum
sebesar 36,7. Kisaran normal suhu rektal dalam kucing kucing jantan
lokal berambut pendek dengan keadaan fisik sehat dengan suhu tubuh
(36,7–38,9°C (98,1–102,1°F) (Levy et al., 2015). Berarti menandakan bahwa
kucing tersebut dikategorikan memiliki suhu normal.

3. Pemeriksaan Pulsus,Frekuensi Nafas dan Frekuensi Jantung.

Pemeriksaan Pulsus Pemeriksaan Frekuensi Nafas Pemeriksaan Frekuensi


Jantung

Pemeriksaan Pulsus dilakukan di bagian arteri femoralis kucing tersebut memiliki pulsus
sebesar 24 denyut per 15 detik maka dapat dihitung denyut pulsus sebesar 96 (denyut/menit).
Frekuensi pulsus normal kucing antara 110–130 kali/menit. Hasil pemeriksaan frekuensi nafas kucing
Hajime adalah 30 kali/menit. frekuensi nafasnya normal karena berkisar antara 20–30/menit
(Primarizky,dkk.2012). Maka untuk pemeriksaan Pulsus kucing yang kami teliti walaupun masih ada
sedikit kurang dari normal tetapi itu masih bisa dikatakan normal karena bisa jadi ada human error
dalam penghitungan pulsus.

Pemeriksaan Frekuensi Nafas dilakukan dengan penghitungan per 15 detik, untuk penghitungan
kami mendapatkan frekuensi nafas sebesar 10 denyut per 15 detik maka per menit sebanyak 40/menit.
Kemudian untuk pemeriksaan frekuensi Jantung dihitung menggunakan stetoskop dibagian sebelah kiri
dengan denyut jantung sebesar 21 denyut per 15 detik, sehingga dalam waktu semenit sebanyak
84/menit. Frekuensi denyut jantung yaitu 140-210 kali per menit, frekuensi pernapasan yaitu 20-24 kali
per menit (Morgan 2008).

4. Pemeriksaan Mukosa Oral.

Pada pemeriksaan mukosa oral kami mendapatkan mukosa berwarna

kemerah mudaan menandakan bahwa itu normal.

5. Conjunctiva Mata
Pemeriksaan bagian conjunctiva mata berwarna pink menandakan bahwa itu

normal. Conjunctiva diperiksa dengan cara menekan dan menggeser sedikit

saja kelopak mata bawah.

6. Pemeriksaan CRT

Capillary refill time (CRT) secara luas didefinisikan sebagai waktu untuk warna kembali
ke tempat tidur kapiler yang telah dipucat dengan penerapan tekanan langsung (Chalifoux
et al,2019). Dalam pemeriksaan CRT praktikum kami kucing
dinyatakan normal dikarenakan setelah dilakukan CRT warnanya
kembali kurang dari 2 detik.

7. Turgor
Pemeriksaan turgor dilakukan dengan mencubit punuk
kucing. Jika kulit kembali ke tempat semula kurang dari 2
detik maka kucing dinyatakan normal dan tidak mrngala
-mi dehidrasi.

8. Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe yang kami periksa pada praktikum dibagian
leher kucing, dilakukan perabaan pada bagian leher (submandibula)
kelenjar disebelah kanan lebih besar daripada sebelah kiri
kelenjar-kelenjar ini dapat membesar atau mengecil sepanjang umur
manusia, tiap kelenjar yang rusak atau hancur tidak akan beregenerasi.
Jaringan limfoid berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh yang bertugas
untuk menyerang infeksi dan menyaring cairan limfe (atau cairan getah
bening).(Wardhani,TT).

9. Pencernaan

Pada pemeriksan pencernaan dilakukan di esogafus setelah diraba tidak ada


Pembengkakan dan lesi pada esofagus dan dinyatakan normal.

10. Urogenital
Pada pemeriksaan urogenital dinyatakan normal.

11. Muskoskeletal
Muskoskeletal di periksa dengan cara perkusi yaitu mengetukkan hammer
bagian kaki. Jika tidak ada respom terhadap pengetukan itu maka dinyatakan
normal.Dan pada kucing ini dinyatakan normal.
L. Pembahasan
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, kucing Noda Masako
didiagnosis sehat. Prognosis penyakit ini adala fausta karena agen tidak terlalu bahaya dan dapat
dihilangkan dengan terapi yang sesuai agennya (Maslim dan I Wayan,2021). Dan karena dinyatakan sehat
maka tidak perlu dilakukan terapi pada hewan.
Tidak dipungkiri bahwa keselamatan menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan merawat kucing.
Sangat disayangkan kurangnya pengetahuan mengenai cara dan Teknik- teknik dasar merawat kucing
yang meliputi pertolongan pertama, perlengkapan, teknik merawat kucing dan informasi mengenai kucing
yang akan dirawat. Menjaga kebersihan lingkungan seringkali menjadi hal yang di abaikan bagi para
perawat kucing karena dapat menyebabkan kucing sakit. Selain itu informasi mengenai jenis kucing yang
akan dipelihara sangat penting, agar para perawat kucing tidak kebingungan saat melakukan perawatan
kucing dan dapat mengantipasi jika terjadi kesalahan dalam merawat kucing ( Firmansyah,2017).
Dalam memelihara hewan peliharaan di rumah yang harus diperhatikan adalah pola makan dan minum
yang teratur pada hewan tersebut terutama dalam memelihara kucing yang sangat sensitif terhadap
makanan dan minuman. Pola makan dan minum ini sangat perlu sekali diperhatikan supaya kucing yang
kita pelihara tidak mengalami kekurangan gizi atau mengalami obesitas. Untuk pola makan dan
minumnya harus dibuat terjadwal karena jika tidak maka akan merepotkan kita sendiri bahkan juga bisa
mengganggu setiap aktivitas kita. Selain itu jika kita membuat jadwal makan dan minum, kucing kita juga
akan terbiasa dan tahu kapan dia harus makan dan minum, dan kapan dia harus bermain. (Permana,
2016).

Kucing yang tidak dirawat dengan baik akan mudah terserang penyakit dan tidak menutup kemungkinan
menular kepada manusia. Penanganan penyakit yang terlambat dapat menyebabkan kematian pada
kucing. Proses pemeriksaan suatu penyakit pada kucing seharusnya dilakukan oleh orang yang ahli di
bidangnya. Namun keterbatasan jumlah dan sulitnya berinteraksi langsung dengan tenaga ahli seperti
dokter hewan, membuat sebagian besar pemilik kucing menangani sendiri permasalahan kesehatan dan
penyakit kucing peliharaannya. Kurangnya pengetahuan tentang penanganan penyakit pada kucing
peliharaan, membuat pemilik kucing mengalami kesulitan dalam penanganan dan memberi obat kepada
kucing yang sedang sakit sehingga dikhawatirkan dapat membuat penyakit kucing semakin para

(Vadreas.2020)
M.Daftar Pustaka
Amaliyah Malina , T haryanto , Warijanto Tutut. 2016. RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
ADMINISTRASI LAYANAN PASIEN BERBASIS WEB PADA KLINIK PARADISE SURABAYA.
Program Studi S1 Sistem Informatika . Fakultas tekhnik Informatika . Stikom Surabaya . Jawa Timur

Andrew Kurniawan Vadreas, Dwi Welly Sukma Nirad, Husni Went. 2020 . Penanganan Kesehatan dan
Penyakit Kucing Menggunakan Expert System Berbasis Web. Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan
Komputer. Volume 09, Nomor 01, PP 20 – 29

Chalifoux NV, Spielvogel CF, Stefanovski D, Silverstein DC. Standardized capillary refill time and relation
to clinical parameters in hospitalized dogs. J Vet Emerg Crit Care. 2021;1–10.

Firmansyah Iskandar Putra. 2017. APLIKASI TUTORIAL PERAWATAN KUCING BERBASIS ANDROID.Jurnal
Mahasiswa Teknik Informatika,Malang

Laksmi K. Wardhani, Widodo Ario Kentjono. TT. ALIRAN LIMFATIK DAERAH KEPALA DAN LEHER SERTA
ASPEK KLINISNYA. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya

Novemidu Wilis Nugraha, Basuki Rahmat. 2018 . SISTEM PEMBERIAN MAKANAN DAN MINUMAN
KUCING MENGGUNAKAN ARDUINO. VOL. XIII NOMOR 3

Utari Dwi Rahmiati , Wahyuda Dwi Wira . 2019 . Induksi anastesi menggunakan Ket-A-Xyl® pada
kucing domestik. Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Bandung

Anda mungkin juga menyukai