Anda di halaman 1dari 9

KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87 79

p-ISSN 2354-6565 /e-ISSN 2502-3438


DOI: 10.26874/kjif.v7i2.284

Review: tumbuhan berkhasiat untuk mengatasi dismenorea


Putri Nur Fauziyah, Ade Zuhrotun
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
Corresponding author email: fauziyahputri17@gmail.com

Abstrak

Dismenorea adalah gejala nyeri di daerah perut atau panggul yang terjadi pada saat masa
haid. Haid merupakan perubahan fisiologis di dalam tubuh seorang wanita yang terjadi secara
berkala yang dimulai pada saat usia remaja. Dalam beberapa kejadian, dismenorea dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga diperlukan sebuah pengobatan untuk meredakan
gejalanya, yaitu dengan obat analgesik golongan NSAID. Konsep “Back to Nature” sedang
menjadi trend di kalangan masyarakat Indonesia. Konsep tersebut dapat diterapkan dalam
mengurangi gejala dismenorea dengan menggunakan tumbuhan yang sudah terbukti memiliki
aktivitas tersebut. Dari 21 jenis tumbuhan yang telah ditelaah berdasarkan sumber review
jurnal, ada khasiat lain yang dimiliki tiap tumbuhan untuk mendukung aktivitas penurunan
gejala dismenorea seperti antiansietas dan relaksasi otot. Maka dari itu diketahui tumbuhan
terbaik untuk meredakan gejala dismenorea adalah biji adas, daun hop, bunga kamomil,
bunga lavender, daun lemon balm, daun mint, bunga mawar, daun pepaya, daun serai dan
bunga zataria. Dari beberapa tumbuhan terbaik tersebut, sebagian besar kandungan utama
yang berperan dalam meredakan dismenorea adalah kelompok minyak atsiri.

Kata kunci: Dismenorea, haid, tumbuhan

Review article: traditional plants for dysmenorrhea

Abstract

Dysmenorrhoea is a symptom of pain in the abdomen or pelvis during the menstrual period.
Menstruation is a physiological change in a woman's body that occurs periodically which
begins at the age of adolescence. In some cases, dysmenorrhoea can interfere with daily
activities, so we need a treatment to relieve these symptoms with NSAID. The concept "Back
to Nature" is currently becoming a trend among the Indonesian people. This concept can be
applied to reducing the symptoms of dysmenorrhea by using plants that have been proven to
have these activities. Of the 21 types of plants that have been reviewed based on a journal,
there are other properties that each plant must support the activity of reducing symptoms of
dysmenorrhoea such as anti-anxiety and muscle relaxation. Therefore, it is known that the
best plants to relieve symptoms of dysmenorrhea are fennel seeds, hops leaves, chamomile
flower, lavender flower, lemon balm leaves, mint leaves, roses, papaya leaves, lemongrass
leaves, and zataria flower. Some of the best plants, most of the main ingredients are the
essential oil groups.

Keywords: Dysmenorrhoea, menstruation, plant

PENDAHULUAN panggul saat masa periode haid. Haid


Dismenorea adalah suatu keadaan merupakan proses pengeluaran darah melalui
simtomatis yang meliputi nyeri di bagian vagina akibat peluruhan lapisan rahim pada
perut, timbul kram dan sakit pada bagian seorang wanita. Berdasarkan tingkat nyeri

Fauziyah dan Zuhrotun


80 KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87
DOI: 10.26874/kjif.v7i2.284

yang dirasakan, dismenorea terbagi menjadi beberapa wanita tersebut absen dari sekolah
dua, yaitu nyeri haid dengan tingkat ringan atau pekerjaannya (Bernardi et al., 2017).
dan nyeri haid dengan tingkat yang cukup Untuk mengatasi dismenorea bisa dengan
berat (Kusmiran, 2011). Sedangkan istirahat, olahraga teratur, pemijatan,
berdasarkan penyebabnya, dismenorea kompres hangat pada bagian yang sakit serta
terbagi menjadi dismenorea primer dan mengonsumsi obat-obatan baik obat
sekunder. Dismenorea primer diakibatkan komersial maupun yang berasal dari ramuan
oleh kontraksi pada rahim yang tidak disertai tumbuhan. Obat komersial yang biasanya
abnormalitas saluran ginekologi. Sedangkan digunakan adalah obat analgesik, yaitu obat
dismenorea sekunder terjadi akibat adanya golongan NSAID (Proverawati dan Misaroh,
abnormalitas pada saluran ginekologi 2009).
(saluran reproduksi) (Kostania dan Salah satu ramuan tumbuhan yang dapat
Kurniawati, 2016). digunakan untuk mengatasi nyeri haid adalah
Dismenorea terjadi akibat adanya kunyit. Ramuan tumbuhan tersebut dibuat
peningkatan jumlah prostaglandin F2α dengan mencampurkan 1 rimpang kunyit
(PGF2α) pada darah haid, sehingga otot dengan ketumbar, cengkih, asam kawak dan
polos rahim menjadi kejang. Salah satu cara biji pala. Campuran tersebut ditumbuk dan
untuk membuat otot polos menjadi relaks ditambahkan air sekitar 110 ml. Dididihkan
yaitu dengan cara mengonsumsi zat yang kemudian disaring dan diminum 1 kali sehari
memiliki aktivitas relaksasi otot. Selain itu, (Badan Penelitian dan Pengembangan
ada juga peran vasopressin yang dapat Pertanian, 2019).
meningkatkan kontraktilitas rahim yang Selain ramuan tumbuhan yang sudah
dapat menimbulkan rasa nyeri (French, disebutkan, masih banyak potensi tumbuhan
2015). Kemudian, terdapat penelitian yang lain yang memiliki manfaat dalam mengatasi
membuktikan bahwa pada remaja yang dismenorea.
mengalami dismenorea menghasilkan skor
ansietas lebih tinggi jika dibandingkan METODE
dengan remaja sehat. Tingkat ansietas yang Dalam penulisan artikel, dilakukan studi
tinggi berbanding lurus dengan tingkat pustaka dengan cara pencarian dari database
keparahan dismenorea yang dirasakan. NCBI dan Google Scholar dengan kata kunci
Sehingga salah satu cara untuk mengurangi “Dismenorea”, “Dysmenorrhea”,
tingkat keparahan dismenorea tersebut “Tumbuhan Herbal untuk Meredakan
dengan mengonsumsi zat yang memiliki Dismenorea” dan “Herbal medicine to treat
khasiat antiansietas (Sahin et al., 2018). Dysmenorrhea”. Sumber data primer yang
Prevalensi dismenorea di dunia cukup diperoleh berasal dari jurnal nasional dan
tinggi yaitu berkisar antara 45-93% pada jurnal internasional. Sedangkan untuk
wanita dengan usia reprodukif (20-45 tahun), sumber lainnya berasal dari e-book.
dengan tingkat tertinggi terjadi pada wanita
usia remaja (10-19 tahun) (Bernardi et al., HASIL DAN PEMBAHASAN
2017). Prevalensi dismenorea di Indonesia Hasil pencarian data review sebagian
adalah 64,25%, 54,98% mengalami besar diambil dari jurnal nasional maupun
dismenorea primer sedangkan 9,36% internasional. Data yang diperoleh mencakup
mengalami dismenorea sekunder (Lestari,
21 tumbuhan dengan dosis dan cara
2013). Beberapa wanita yaitu sekitar 3-33%
merasakan sakit yang parah sehingga penggunaan dari berbagai macam tumbuhan
membuat mereka tidak mampu melakukan berkhasiat untuk memberikan aktivitas
aktivitas sehari-hari dalam keadaan normal dalam meredakan dismenorea. Hasil yang
selama 1-3 hari pada setiap siklus haidnya. diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1.
Dan inilah salah satu yang membuat

Fauziyah dan Zuhrotun


KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87 81
DOI: 10.26874/kjif.v7i2. 284

Tabel 1. Daftar tumbuhan berkhasiat yang dapat digunakan untuk mengatasi dismenorea
Dosis dan Cara Penggunaan Kandungan
No. Nama Tumbuhan Aktivitas Lainnya
berdasarkan Hasil Penelitian Senyawa Aktif
1. Adas (Foeniculum Kapsul ekstrak adas 30 mg, 4x dalam Minyak atsiri Antioksidan,
vulgare) (Omidvar et sehari selama 3 hari. Dimulai saat (Omidvar et al., antiansietas dan
al., 2012). hari pertama haid (Omidvar et al., 2012). hepatoprotektif
2012). (Singh, 2019).
2. Akar valerian 300 mg sebanyak 3x dalam sehari Asam valerat Antioksidan
(Valeriana selama 5 hari, dimulai pada saat awal (Gomathy et al., (Nandhini,
officinalis) (Gomathy dismenore terjadi (Gomathy et al., 2019). Narayanan dan
et al., 2019). 2019). Ilango, 2018)
3. Cumin (Cumminum Kapsul cumin 65 mg, dikonsumsi 2 Myrcene (Mirabi et Antioksidan,
cyminum) (Mirabi et kapsul sebanyak 3 kali dalam sehari al., 2014). imunomodulator (Al-
al., 2014). (Mirabi et al., 2014). Snafi, 2016).
4. Guelder Rose 2-4 g direbus dalam air dengan suhu Hidrokuinon, Antioksidan (Altun et
(Viburnum opulus) 90 selama 30 menit. Diminum 3x kumarin, tanin al., 2008).
(H.Zengion dan dalam sehari (H.Zengion dan (H.Zengion dan
Yarnell, 2011). Yarnell, 2011). Yarnell, 2011).
5. Hop (Humulus 300 mg sebanyak 3x dalam sehari Isohumolon dan rutin Antiansietas
lupulus) (Gomathy et selama 5 hari, dimulai pada saat awal (Gomathy et al., (Gomathy et al.,
al., 2019). dismenorea terjadi (Gomathy et al., 2019). 2019).
2019).
6. Jahe (Zingiber 15 g dalam 400 ml, rebusan akhir Gingerol dan Antiemetik (Mishra,
officinale) (Ramli sebanyak 200 ml. Dikonsumsi shogaols (Ramli dan Kumar dan Kumar,
dan Santy, 2017). selama 6 hari (3 hari sebelum datang Santy, 2017). 2012).
haid, 3 hari setelah haid) (Ramli dan
Santy, 2017).
7. Kamomil (Matricaria 30 tetes ekstrak kamomil Glisin, apigenin, Antiansietas,
chamomilla) (Khalesi dimasukkan ke dalam segelas air luteolin, flavonoid antispasmodik
et al., 2019). setiap 8 jam sekali. Dikonsumsi 3 dan spiroeter (Khalesi et al., 2019).
hari sebelum datang haid (Dadfar, (Khalesi et al., 2019).
2015).
8. Kayu manis 3 kapsul berisi 420 mg, selama 3 hari Minyak atsiri, yaitu Antioksidan dan
(Cinnamomum dimulai pada saat hari pertama haid sinamaldehid dan antipiretik (Manosi et
zeylanicum) (Jaafarpour et al., 2015). eugenol (Jaafarpour al., 2013).
(Jaafarpour et al., et al., 2015).
2015).
9. Kunyit (Curcuma Kapsul ekstrak kunyit 500 mg, 3x Kurkumin (Kostania Antioksidan (Shan
longa L.) (Kostania dalam sehari (Kostania dan dan Kurniawati, dan Iskandar, 2018).
dan Kurniawati, Kurniawati, 2016). 2016).
2016).
10. Kunyit putih 10 g direbus dalam 300 ml, rebusan Kurkumin (Mahdiyah Antioksidan
(Kaempferia akhir sebanyak 150 ml (Mahdiyah et et al., 2016). (Elshamy et al.,
rotunda) (Mahdiyah al., 2016). 2019).
et al., 2016).
11. Lavender (Lavandula 3 tetes larutan lavender diteteskan Minyak atsiri, yaitu Antioksidan,
angustifolia) (Nikjou pada kapas, dihirup 30 menit satu linalool antispasmodik
et al., 2016). kali sehari selama 3 hari. Dimulai (monoterpenoid) (Prusinowska dan
saat hari pertama haid (Nikjou et al., (Nikjou et al., 2016). Śmigielski, 2014).
2016).
12. Lemon balm (Melissa Kapsul berisi ekstrak lemon balm Asam rosemary dan Antiansietas,
officinalis L.) (Mirabi 330 mg, dikonsumsi 3x sehari minyak atsiri, yaitu antispasmodik
et al., 2018). selama 3 hari. Dimulai pada saat hari sitral dan sitronellal (Mirabi et al., 2018).
pertama haid (Mirabi et al., 2018). (Mirabi et al., 2018).
13. Lidah buaya (Aloe 1 daun lidah buaya dibuat dalam jus Antrakuinon, yaitu Antioksidan (Kurnia
vera) (Sukini, (Sukini et al., 2017). aloin dan emodium dan Ratnapuri, 2019)
Yuniyanti dan (Sukini et al., 2017).
Aryanti, 2017).
14. Mawar (Rosa Aromaterapi berisi minyak esensial Minyak atsiri yaitu Sedatif (Mulyani et

Fauziyah dan Zuhrotun


82 KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87
DOI: 10.26874/kjif.v7i2.284

Dosis dan Cara Penggunaan Kandungan


No. Nama Tumbuhan Aktivitas Lainnya
berdasarkan Hasil Penelitian Senyawa Aktif
centifolia) dari mawar dihirup (Pradiyanti et al., geraniol, nerol, al., 2011)
(Pradiyanti, Sardjono 2014). eugenol, sitral,
dan Fevriasant, sitroneol, linalool,
2014). fenei-etilalkohol,
farnesol,
nonilaldehida
(Pradiyanti et al.,
2014).
15. Mint (Mentha 3 kapsul pappermint oil dalam Mentol (Masoumi et Antispasmodik
piperita L.) sehari, selama 3 hari dimulai pada al., 2016). (Meenatchisundaram
(Masoumi et al., saat hari pertama haid (Masoumi et et al., 2009).
2016). al., 2016).
16. Nanas (Ananas 3,75 g/kgBB buah nanas, 10 g gula, Bromelain Antioksidan
comosus) (Wrisnijati dan 200 ml air diblender hingga (Wrisnijati et al., (Saptarini et al.,
et al., 2019). halus. Diminum selama 3 hari 2019). 2019).
dimulai pada saat hari pertama haid
(Wrisnijati et al., 2019).
17. Pepaya (Carica 2 lembar daun pepaya dalam 100 ml Vitamin E, Mg2+ Antiansietas (Verma,
papaya) (Ashra dan air (Ashra dan Lisdawati, 2015). (Ashra dan Varma dan Singh,
Lisdawati, 2015). Lisdawati, 2015). 2017).

18. Rosella (Hibiscus 4 buah kuntum bunga rosella Antosianin (Ramli Hepatoprotektif
sabdariffa) (Ramli dilarutkan dalam 200 ml air panas. dan Santy, 2017). (Mahadevan dan
dan Santy, 2017). Dikonsumsi selama 6 hari (3 hari Kamboj, 2009).
sebelum datang haid, 3 hari setelah
haid) (Ramli dan Santy, 2017).
19. Serai (Cymbopogon 50 mg dalam air hangat 200 ml Sitronelal dan Antiansietas
Citratus) (Royhanaty, (Royhanaty et al., 2018). geraniol (Royhanaty (Widiastuti et al.,
Mayangsari dan et al., 2018). 2018).
Novita, 2018)
20. Temulawak 8,5 cm x 5 cm temulawak direbus Curcumin, Antioksidan,
(Curcuma dalam 400 ml (Syamsudin et al., curcumenol hepatoprotektif
xanthorriza 2019). (Syamsudin et al., (Syamsudin et al.,
(Syamsudin et al., 2019). 2019)
2019).
21. Zataria (Zataria 2% minyak esensial diberikan Timol dan karvakrol Antispasmodik,
Multiflora) (Mina, sebanyak 25 drop setiap 4 jam sekali. (Mina, 2009). antitusif (Hashemi et
2009). Dimulai sesegera mungkin saat rasa al., 2017).
nyeri muncul (Mina, 2009).

Pengujian yang dilakukan oleh para Dari 21 jenis tumbuhan yang tertera pada
peneliti umumnya meliputi pengujian sampel Tabel 1. masing–masing memiliki senyawa
tumbuhan herbal, pengujian menggunakan aktif yang berbeda yang terbukti berperan
dalam mengurangi rasa nyeri haid atau
kontrol positif dan kontrol negatif. Kontrol
dismenorea. Berdasarkan aktivitas lainnya
positif yang digunakan yaitu berupa obat yang dimiliki tiap tumbuhan untuk
analgesik golongan NSAID, contohnya obat mendukung aktivitas penurunan gejala
asam mefenamat. Sedangkan kontrol negatif dismenorea seperti efek menenangkan
yang digunakan yaitu air hangat. Waktu pada (antiansietas) dan relaksasi otot, maka dapat
saat pemberian sampel pun sedikit berbeda, diketahui tumbuhan terbaik untuk meredakan
ada yang diberikan 1-3 hari pada saat hari gejala dismenorea adalah adas, hop,
kamomil, lavender, lemon balm, mint,
pertama haid dan ada yang diberikan pada
mawar, pepaya, serai dan zataria.
saat rasa nyeri haid mulai muncul.

Fauziyah dan Zuhrotun


KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87 83
DOI: 10.26874/kjif.v7i2. 284

Sebagian besar tumbuhan herbal tersebut (Nurnasari dan Khuluq, 2017; Royhanaty et
memiliki mekanisme yang sama dalam al., 2018).
mengurangi rasa nyeri haid yaitu dengan Seperti halnya serai, rosella dan zataria,
cara menghambat pembentukan daun pepaya juga berperan sebagai
prostaglandin (PGF2 α) yang berlebih. Jahe antioksidan karena mengandung Vitamin E.
memiliki kandungan senyawa aktif gingerol Vitamin E tersebut dapat menghasilkan
dan shogaols. Gingerol berperan dalam prostasiklin dan PGE2 yang berfungsi
menginhibisi enzim siklooksigenase (COX- sebagai vasodilator dalam jumlah banyak,
2) dan lipooksigenase dalam proses sehingga dapat merelaksasikan otot polos
pembentukan prostaglandin dan leukotrien. rahim dan dapat menghilangkan rasa nyeri
Oleh karena itu, ketika enzim COX-2 (Dawood, 2006). Selain itu kandungan
dihambat maka enzim tersebut tidak dapat magnesium pada daun pepaya dapat
menghasilkan asam arakidonat yang akan mempengaruhi kontraksi dan relaksasi otot
mensintesis prostaglandin (PGF2α), yaitu zat polos rahim dengan cara mengatur masuk
yang menimbulkan kontraksi pada dan keluarnya kalsium ke dalam sel otot
endometrium dan miometrium (Van polos (Proctor dan Murphy, 2001).
Breemen et al., 2011). Mekanisme ini Kurkumin yang terkandung dalam kunyit
dilakukan juga oleh myrcene pada tumbuhan dan temulawak berfungsi untuk menghambat
cumin (Mirabi et al., 2014). Selain memiliki masuknya ion kalsium ke dalam sel epitel
aktivitas penghambatan enzim rahim, sehingga rahim akan berelaksasi dan
siklooksigenase (COX-2) dan membuat rasa nyeri berkurang atau bahkan
lipooksigenase, jahe juga memiliki aktivitas hilang (Sukini et al., 2017). Mekanisme
dalam menstimulasi pelepasan hormon penghambatan ini juga dilakukan oleh
adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, mentol pada daun mint yang mengandung
sehingga darah akan mengalir lebih lancar monoterpen siklik dan asam valerat pada
dan dapat mengurangi rasa nyeri (Kostania akar valerian (Masoumi et al., 2016;
dan Kurniawati, 2016). Gomathy et al., 2019).
Sedangkan tumbuhan serai, rosella dan Lidah buaya mengandung antrakuinon,
zataria memiliki aktivitas yang berbeda khususnya aloin dan emodium yang berperan
dengan jahe, yaitu berperan sebagai dalam proses penurunan prostaglandin dan
antioksidan. Aktivitas antioksidan tersebut utamanya mengurangi rasa sakit dengan
dihasilkan karena serai mengandung merangsang sistem kekebalan tubuh (sistem
senyawa sitronelal dan geraniol (Royhanaty imun) (Kshirsagar et al., 2014). Efek
et al., 2018), rosella mengandung antosianin penurunan prostaglandin juga dilakukan oleh
(Nurnasari dan Khuluq, 2017) dan zataria minyak atsiri berupa eugenol yang ada di
mengandung timol dan karvakrol (Mina, dalam kayu manis (Jaafarpour et al., 2015)
2009). Pelepasan asam arakidonat dari dan kandungan bromelain pada buah nanas
membran fosfolipid terjadi karena adanya (Wrisnijati et al., 2019).
pengaruh enzim fosfolipase A2. Sitronelal, Minyak atsiri pada lavender ketika dihirup
geraniol, antosianin, timol dan karvakrol melalui hidung akan diserap ke dalam paru-
memiliki aktivitas antioksidan yang dapat paru dan darah. Kandungan minyak atsiri
menginhibisi pembentukan asam arakidonat linalool bentuk monoterpenoid pada lavender
dengan menghambat protein kinase C, yang memiliki efek antispasmodik (merelaksasi
berdampak pada aktivitas enzim fosfolipase otot polos) dan dapat meningkatkan aliran
A2. Sehingga ketika protein kinase C darah lokal sehingga rasa nyeri perlahan-
dihambat dan aktivitas enzim fosfolipase A2 lahan akan berkurang (Nikjou et al., 2016).
tidak berjalan maka akan menghambat Begitu juga dengan minyak atsiri pada adas
pembentukan asam arakidonat dan dapat dan lemon balm yang memiliki aktivitas
mengurangi produksi prostaglandin antispasmodik (Omidvar et al., 2012).
Sedangkan untuk kandungan minyak atsiri

Fauziyah dan Zuhrotun


84 KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87
DOI: 10.26874/kjif.v7i2.284

pada bunga mawar yaitu geraniol, nerol, balm, daun mint, bunga mawar, daun
eugenol, sitral, sitroneol, linalool, fenei- pepaya, daun serai dan bunga zataria. Dari
etilalkohol, farnesol, dan nonilaldehida dapat beberapa tumbuhan terbaik yang telah
mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak disebutkan, sebagian besar kandungan utama
melalui sistem saraf yang berhubungan yang berperan dalam meredakan dismenorea
dengan indra penciuman. Ketika dihirup, bau adalah kelompok minyak atsiri. Tumbuhan
tersebut akan diubah menjadi impuls listrik tersebut digunakan dengan cara dihirup
oleh silia dalam hidung. Selanjutnya, impuls (dalam bentuk larutan) atau dikonsumsi
diteruskan ke dalam otak melewati sistem (dalam bentuk kapsul) selama 3 hari dimulai
olfaktorius untuk membuat sistem pada saat hari pertama haid.
pernapasan dan tekanan darah menjadi
relaks. Bau yang menyenangkan akan DAFTAR PUSTAKA
merangsang talamus untuk mengeluarkan Al-Snafi, A. E. (2016) : The pharmacological
enkefalin yang berguna sebagai penghilang activities of Cuminum cyminum - A
rasa sakit alami (Pradiyanti et al., 2014). review, IOSR Journal Of Pharmacy, 6(2),
Dalam pemberian kontrol negatif, berupa 2250–3013.
pemberian air hangat juga menghasilkan Altun, M. L., Çitoǧlu, G. S., Yilmaz, B. S.
sedikit penurunan rasa nyeri. Menurut dan Çoban, T. (2008) : Antioxidant
Mahmud (2007), air hangat memiliki fungsi properties of Viburnum opulus and
dalam melunakkan jaringan fibrosa, Viburnum lantana growing in Turkey,
mencegah otot agar tidak kaku dengan cara International Journal of Food Sciences
mempengaruhi oksigenasi jaringan, dapat and Nutrition, 59(3), 175–180.
melancarkan aliran darah dengan melebarkan
pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan Ashra, F. dan Lisdawati. (2015) : Pengaruh
atau menghilangkan rasa nyeri (Royhanaty et Terapi Daun Pepaya Terhadap Penurunan
al., 2018). Tetapi berdasarkan hasil Tingkat Dismenore Pada Remaja Putri
penelitian yang telah dilakukan Pesantren Mualimin Sawah Dangka
menunjukkan bahwa ramuan tumbuhan lebih Bukittinggi Tahun 2014, Jurnal
efektif dalam mengurangi rasa nyeri pada Kesehatan STIKes Prima Nusantara
saat haid dibandingkan dengan hanya Bukittinggi, 6(1), 72–76.
pemberian air hangat. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. (2019) :Tanaman Obat. Bogor:
KESIMPULAN Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Banyak tumbuhan yang telah dilaporkan Obat.
dapat meredakan gejala dismenorea.
Sebagian besar tumbuhan tersebut memiliki Bernardi, M., Lazzeri, L., Perelli, F., Reis, F.
aktivitas analgesik dengan cara menurunkan M. dan Petraglia, F. (2017) :
jumlah prostaglandin atau menghambat Dysmenorrhea and related disorders,
pembentukan prostaglandin, sehingga gejala F1000Research, 6(0), 1–7.
dismenorea (nyeri haid) berkurang atau 10.12688/f1000research.11682.1.
bahkan hilang. Dari 21 jenis tumbuhan yang Van Breemen, R. B., Tao, Y. dan Li, W.
telah ditelaah berdasarkan sumber review (2011) : Cyclooxygenase-2 inhibitors in
jurnal, ada khasiat lain yang dimiliki tiap ginger (Zingiber officinale), Fitoterapia,
tumbuhan untuk mendukung aktivitas 82(1), 38–43.
penurunan gejala dismenorea seperti efek
menenangkan (antiansietas) dan relaksasi Dadfar, F. (2015) : Effectiveness of
otot. Oleh karena itu, dapat disimpulkan Chamomile (Matricaria chamomilla)
bahwa tumbuhan terbaik untuk meredakan extracts on the reduction of dysmenorrhea
gejala dismenorea adalah biji adas, daun hop, and premenstrual syndrome symptoms,
bunga kamomil, bunga lavender, daun lemon 7(12), 454–458.

Fauziyah dan Zuhrotun


KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87 85
DOI: 10.26874/kjif.v7i2. 284

Dawood, M. (2006) : Primary Dysmenorrhea Pada Mahasiswi Di Asrama Jurusan


advances in pthogenesis and Kebidanan Poltekkes Surakarta, Jurnal
management” The American college of Terpadu Ilmu Kesehatan, 5(2), 110–237.
Degree, Journal Obstetricians and Kshirsagar, A. D., Panchal, P. V., Harle, U.
Gynecologists (ACOG), 108(2), 428–436. N., Nanda, R. K. dan Shaikh, H. M.
Elshamy, A. I., Mohamed, T. A., Essa, A. F., (2014) : Anti-inflammatory and
Abd-Elgawad, A. M., Alqahtani, A. S., antiarthritic activity of anthraquinone
Shahat, A. A., Yoneyama, T., Farrag, A. derivatives in rodents, International
R. H., Noji, M., El-Seedi, H. R., Journal of Inflammation, 1–12.
Umeyama, A., Paré, P. W. dan Hegazy, Kurnia, D. dan Ratnapuri, P. H. (2019) :
M. E. F. (2019) : Recent advances in Review: Aktivitas Farmakologi Dan
Kaempferia phytochemistry and Perkembangan Produk Dari Lidah Buaya
biological activity: A comprehensive (Aloe vera L.), Jurnal Pharmascience,
review, Nutrients. 6(1), 38–49.
French, L. (2015) : Dysmenorrhea, American Kusmiran, E. (2011) :Kesehatan Reproduksi
Family Physician, 71(2), 285–291. Remaja Dan Wanita. Vol 21. Jakarta:
Gomathy, N., Dhanasekar, Ka. R., Salemba Medika; 2011. Jakarta: Salemba
Trayambak, D. dan Amirtha, R. (2019) : Medika.
Supportive therapy for dysmenorrhea: Lestari, N. M. S. D. (2013) : Pengaruh
Time to look beyond mefenamic acid in dismenorea pada remaja, Seminar
primary care Nachimuthu, Journal of Nasional FMIPA UNDIKSHA III, 323–
Family Medicine and Primary Care, 329.
8(11), 3487–3491.
Mahadevan, N. dan Kamboj, P. (2009) :
H.Zengion, A. dan Yarnell, E. (2011) :Pain Hibiscus sabdariffa Linn . – An overview,
Procedures in Clinical Practice (Third Natural Product Radiance, 8(1), 77–83.
Edition). New York: Elsevier.
Mahdiyah, D., Hidayah, N. dan Helviana, E.
Hashemi, S. A., Azadeh, S., Nouri, B. M. (2016) : Efektivitas Pemberian Minuman
dan Alizade, R. (2017) : Review of Sari Kunyit Putih Terhadap Penurunan
Pharmacological Effects of Zataria Nyeri Haid “Disminore” Primer Pada
multiflora Boiss. (Thyme of Shiraz), Siswi Kelas Xi Smkn 3 Banjarmasin,
International Journal of Medical Dinamika Kesehatan, 7(1), 46–57.
Research & Health Sciences, 6(8), 78–84.
Manosi, D., Suvra, M., Budhimanta, M. dan
Jaafarpour, M., Hatefi, M., Najafi, F., Jayram, M. (2013) : Ethnobotany,
Khajavikhan, J. dan Khani, A. (2015) : Phytochemical and Pharmacological
The Effect of Cinnamon on Menstrual Aspects of Cinnamomum Zeylanicum
Bleeding and Systemic Symptoms With Blume., International Research Journal
Primary Dysmenorrhea, Iranian Red of Pharmacy, 4(4), 58–63.
Crescent Medical Journal, 17(4).
Masoumi, S., Asl, H., Poorolajal, J., Panah,
Khalesi, Z. B., Beiranvand, S. P. dan Bokaie,
M. dan Oliaei, S. (2016) : Evaluation of
M. (2019) : Efficacy of Chamomile in the mint efficacy regarding dysmenorrhea in
Treatment of Premenstrual Syndrome : A comparison with mefenamic acid: A
Systematic Review, Pharmacopuncture, double blinded randomized crossover
22(4), 204–209. study, Iranian Journal of Nursing and
Kostania, G. dan Kurniawati, A. (2016) : Midwifery Research, 21(4), 363–367.
Perbedaan Efektivitas Ekstrak Jahe Meenatchisundaram, S., Parameswari, G.,
Dengan Ekstrak Kunyit Dalam Sunny, D., Brinda, M. dan Subbraj, T.
Mengurangi Nyeri Dismenorhea Primer

Fauziyah dan Zuhrotun


86 KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87
DOI: 10.26874/kjif.v7i2.284

(2009) : Pharmacological Activities of Kesehatan, Buletin Tanaman Tembakau,


Mentha piperita- Mini Review, Serat & Minyak Industri, 9(2), 82–92.
Ethnobotanical Leaflets 13:, 13, 213–215. Omidvar, S., Esmailzadeh, S., Baradaran, M.
Mina, I. (2009) : The effect of Zataria dan Basirat, Z. (2012) : Effect of fennel
multiflora on primary dysmenorrhea, J. on pain intensity in dysmenorrhoea: A
Med. Plants, 2, 54–60. placebo-controlled trial, An International
Quarterly Journal of Research in
Mirabi, P., Alamolhoda, S. H.,
Ayurveda, 33(3), 311–313.
Esmaeilzadeh, S. dan Mojab, F. (2014) :
Effect of Medicinal Herbs on Primary Pradiyanti, G. A. I., Sardjono, T. W. dan
Dysmenorrhoea- a Systematic Review, Fevriasanty, F. I. (2014) : Perbandingan
Iranian Journal of Pharmaceutical Efektifitas Antara Aromaterapi Bunga
Research, 13(3), 757–767. Mawar dengan Masase dalam
Menurunkan Intensitas Nyeri pada
Mirabi, P., Hanieh Alamolhoda, S.,
Dismenore Primer dengan Perlakuan
Yazdkhasti, M. dan Mojab, F. (2018) :
Standar Kompres Hangat, Majalah
The effects of lemon balm on menstrual
Kesehatan FKUB, 1(3), 137–148.
bleeding and the systemic manifestation
of dysmenorrhea, Iranian Journal of Proverawati, A. dan Misaroh. (2009)
Pharmaceutical Research, 17(Special :Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Issue 2), 214–223. Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.
Mishra, R. K., Kumar, Anil. dan Kumar, Prusinowska, R. dan Śmigielski, K. B.
Ashok. (2012) : Pharmacological Activity (2014) : Composition, biological
of Zingiber officinale, International properties and therapeutic effects of
Journal of Pharmaceutical and Chemical lavender (Lavandula angustifolia L). A
Sciences, 1(3), 1073–1078. review, Herba Polonica, 60(2), 56–66.
Mulyani, Y., Warya, S., Fika. dan Inayah. Ramli, N. dan Santy, P. (2017) : Efektifitas
(2011) : Effect Aromatherapy of Rose Pemberian Ramuan Jahe (Zingibers
Essential Oil (Rosa domacena Mill) to officinale) dan Teh Rosella (Hibiscus
Decrease Number a Bacterial in Air of sabdariffa) terhadap Perubahan Intensitas
Conditioned Room, Jurnal Medika Nyeri Haid, AcTion: Aceh Nutrition
Planta, 1(4), 49–58. Journal, 2(1), 61–66.
Nandhini, S., Narayanan, K. B. dan Ilango, Royhanaty, I., Mayangsari, D. dan Novita,
K. (2018) : Valeriana officinalis: A M. (2018) : Manfaat Minuman Serai
review of its traditional uses, (Cymbopogon citratus) Dalam
phytochemistry and pharmacology, Asian Menurunkan Intesitas Dismenorea, Jurnal
Journal of Pharmaceutical and Clinical SMART Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Research, 11(1), 36–41. Kesehatan (STIKes) Karya Husada
Semarang, 5(1), 37–46.
Nikjou, R., Kazemzadeh, R., Rostamnegad,
M., Moshfegi, S., Karimollahi, M. dan Sahin, N., Kasap, B., Kirli, U., Yeniceri, N.
Salehi, H. (2016) : The Effect of Lavender dan Topal, Y. (2018) : Assessment of
Aromatherapy on the Pain Severity of anxiety-depression levels and perceptions
Primary Dysmenorrhea: A Triple-blind of quality of life in adolescents with
Randomized Clinical Trial, Annals of dysmenorrhea, Reproductive Health.
Medical & Health Sciences Research, Reproductive Health, 15(1), 1–7.
6(4), 211–215. Shan, C. Y. dan Iskandar, Y. (2018) : Studi
Nurnasari, E. dan Khuluq, A. D. (2017) : Kandungan Kimia Dan Aktivitas
Potensi Diversifikasi Rosela Herbal Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma
(Hibiscus sabdariffa L.) untuk Pangan dan longa L.), Farmaka, 16(2), 547–555.

Fauziyah dan Zuhrotun


KARTIKA: JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2019, 7(2), 79-87 87
DOI: 10.26874/kjif.v7i2. 284

Sukini, T., Yuniyanti, B. dan Aryanti, A. Farmako Bahari, 10(1), 51–65.


(2017) : Efektifitas Pemberian Lidah Verma, S., Varma, R. K. dan Singh, S.
Buaya (Aloe Vera) Dan Temu Lawak (2017) : Medicinal and pharmacological
(Curcuma Xanthorhiza Roxb) Terhadap parts of carica papaya: a review, 5(3), 88–
Penurunan Nyeri Dismenore Primer, 93.
Jurnal Ilmiah Bidan, 11(1), 41–47.
Wrisnijati, D., Wiboworini, B. dan Sugiarto.
Syamsudin, R. A. M. R., Perdana, F., Suci, (2019) : Effects of Pineapple Juice and
F., Galuh, V., Putri, A., Rina, A., Ginger Drink for Relieving Primary
Cahyani, N. D., Yanti, R., Khendri, F., Dysmenorrhea Pain among Adolescents,
Garut, F. M. dan No, J. J. (2019) : Indonesian Journal of Medicine, 4(2), 96–
Temulawak Plant (Curcuma xanthorrhiza 104.
Roxb) as a Traditional Medicine, Ilmiah

Fauziyah dan Zuhrotun

Anda mungkin juga menyukai