Anda di halaman 1dari 5

Nama : Widya Apriliani Utami

Prodi : Profesi Kebidanan


Mata Kuliah : Berfikir Kritis dalam Kebidanan
Dosen : Sinar Pertiwi, SST, MPH

TUGAS RESUME PERTEMUAN III

A. Konsep Dasar Masalah


1. Definisi Masalah
a. Munurut kamus KBBI, Masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan.
b. masalah dipahami sebagai kesulitan yang bersifat teoritis atau
praktis yang menyebabkan sikap ingin tahu subjek dan
membawanya ke pengayaan pengetahuannya
(Cz.Kupisiewicz,hal 16).
2. Ragam Masalah
Menurut Greeno (1978) menyebut adanya tiga jenis masalah yang
meliputi
a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan membangun struktur
(problems of inducing structure) yaitu dengan mensyaratkan
kemampuan kognitif untuk membangun pemahaman. Tugas utama
pemecah masalah adalah menemukan pola hubungan antar unsur
yang disajikan dalam persoalan.
b. Masalah transformasi (problems of transformation) yaitu masalah
transformasi, terdapat situasi tertentu dan sebuah tujuan serta
serangkaian prosedur untuk menghasilkan perubahan situasi. Tugas
pemecah masalah adalah menemukan urutan pelaksanaan prosedur
untuk mengubah situasi yang ada ke dalam situasi baru yang sesuai
dengan tujuan. Pemecah masalah diharapkan memiliki ketrampilan
membuat perencanaan sesuai dengan metode “analisa tujuan dan
sarana”means-end analysis)
c. Masalah penataan/pengaturan (problems of arrangement) yaitu
berkenaan dengan penataan/pengaturan, adalah masalah yang
mengandung sejumlah unsur dan yang mensyaratkan pemecah
masalah untuk mengatur atau menata unsur-unsur itu sesuai dengan
kriteria yang ada. (Sulasmono Bambang S.,2012)
B. Bagaimana Proses Identifikasi Masalah?
Tahap Identifikasi masalah inti/utama :
Beberapa kendala yang membuat orang mengalami kesulitan dalam
mengidentifikai masalah, yaitu: (1) generalisasi. Artinya membiarkan
semua masalah bertumpuk menjadi satu di kepala sehingga sulit diuraikan.
(2) Emosional. Artinya, ketidakmampuan seseorang dalam mengndalikan
masalah atau tidak bisa mengontrol emosi, bahkan bisa menimbulkan
masalah baru. (3) Kurang kreatif. Artinya, ketidakkreatifan seseorang
dalam mengatasi masalah dapat menjadi hambatan tersendiri bagi orang
tersebut karena dalam mengatasi sebuah masalah sangat diperlukan
pemikiran yang kreatif dan bijaksan. (4) Data yang tidak valid. Artinya,
apabila data awal yang diperoleh tidak valid maka akan menyulitkan
seseorang dalam mengidentifikasi masalah tersebut karena data yang
didapat tidak terjamin kebenarannya.
Untuk meminimalisir kesalahan dalam mengidentifikasi masalah,
sebaiknya mengikuti langkah-langkah berikut: (1) temukan objek masalah
terlebih dahulu. Kemudian merumuskan sifat masalah tersebut. (2)
verifikasi masalah. Untuk memverifikasi masalah perlu dilakukan
pengumpulan data terlebih dahulu sebagai bukti bahwa adanya masalah.
(3) tentukan penyebab timbulnya masalah. Setiap masalah atau suatu
penyimpangan yang tidak diinginkan pasti ada penyebab mengapa
masalah tersebut bisa terjadi. Penyebab-penyebab tersebut harus segaera
diketahui dengan pasti dan berdasarkan bukti yang konkret. (4) Menguji
ketepatan penyebab. Setelah diketahui kemungkinan penyebab dari suatu
permasalahan, kita harus menemukan bukti dari penyebab permasalahan
tersebut. Apakah penyebab tersebut benar benar menjadi sumber utama
permasalahan tersebut atau sebaliknya. Maka setiap kemungkinan
penyebab yang ditemukan, harus dicari, dicek dan diuji terlebih dahulu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada tahap identifikasi, terdapat
tiga langkah yang harus diterapkan yaitu 1) orientasi masalah. 2)
preferensi, yaitu proses mengumpulkan data dan informasi yang relevan,
dan 3) definisi, yaitu mengklasifikasi, identifikasi dan merumuskan
masalah tersebut. (Susanti A, Afriansyah H. 2019)
C. Bagaimana Metode Penyelesaian Masalah?
Pemecahan permasalahan pada dunia nyata seringkali mengikuti susunan
(sequence) berikut (Shulman, Loupe, and Piper, 1968 dalam Robert W.
Balley 1989):
1. Mengenali masalah (Problem sensing): Seseorang mencoba untuk
mengenali dan mendeteksi ketidaknyamanannya atas adanya
sejumlah masalah.
2. Memformulasikan masalah (Problem formulating) Seseorang
secara individual menentukan dan memilah masalah menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dan memperkirakan dan mengatisipaskan
bentuk penyelesaiannya.
3. Pencarian (Searching) Seseorang mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, menghimpun informasi, dan kadang-kadang kembali ke
awal lagi.
4. Menyelesaikan masalah (Problem resolving): Seseorang menjadi
puas bilamana dia telah berhasil menyelesaikan masalah itu, ini
berarti adanya suatu perubahan dari ketidak nyamanannya.
D. Bagaimana Cara Memformulasikan Masalah Dan Melakukan Penyelesaian?

Beberapa langkah-langkah dapat digunakan dalam pemecahan masalah,


seperti hal berikut:

1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah


yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di


kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius. Diakses 1 Agustus 2021

Dostal Jiri..2014. Theory of problem solving . Sakarya University : Elsevier Ltd.

Satya Widya, Vol. 28, No.2. Desember 2012: 156-165

Sulasmono Bambang S. Problem Solving: Signifikansi, Pengertian, Dan


Ragamnya.2012 Universitas Kristen Satya WacanaSatya Widya, Vol. 28,
No.2.165 https://core.ac.uk/download/pdf/234028813.pdf

Budiono & Sumirah Budi Pertami. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Bumi Medika.
Susanti A, Afriansyah H. 2019. Proses Pengambilan Keputusan. Padang:
Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai