Anda di halaman 1dari 6

Oleh:

Neira Ardaneshwari (1406540263)


COGNITIVE PSYCHOLOGY

Problem-solving
Definisi problem dan problem solving
1. Apa itu problem? Saat kita mempunyai tujuan namun tidak mengetahui bagaimana mencapai
tujuan tersebut.
2. Apa itu problem solving?
a. Urutan operasi kognitif apapun yang mempunyai tujuan (goal-directed); Anderson
(1985)
b. Proses pencapaian tujuan saat cara/jalan mencapai tujuan tersebut tidak pasti
c. Initial state ------ action ------> goal state
d. Aspek problem solving (Eysenck);
i. Bertujuan
ii. Melibatkan controlled process dan tidak sepenuhnya bergantung pada
automatic process
iii. Problem hanya ada ketika seseorang tidak mempunyai pengetahuan yang
relevan untuk menetukan solusi secara langsung

Kategori-kategori problem
1. Berdasarkan prior knowledge yang diperlukan untuk menyelesaikannya
a. Knowledge-rich: problem yang memerlukan banyak prior knowledge untuk
diselesaikan
b. Knowledge-lean: problem yang tidak memerlukan banyak prior knowledge untuk
diselesaikan, karena informasi yang diperlukan sudah tertera pada problem statement
2. Sifat tujuan yang terlibat (nature of goal)
3. Kompleksitas
a. Well-defined
i. Jelas; terstruktur; initial state dan goal state jelas; mudah untuk menentukan
apakah solusi sudah tercapai atau belum
ii. Contoh: puzzles (karena objek yang dipakai terbatas, ada peraturan yang
terbatas, mempunyai number of states yang terbatas, sehingga mudah
dideskripsikan dan dimanipulasi)
iii. Contoh: Problem Space Theory oleh Newell dan Simon
1. Operator: cara untuk berpindah dari satu state ke state yang lain
2. Constraints: apapun yang menghindari perpindahan dari satu state ke
state yang lain
b. Ill-defined
i. “Fuzzy and abstract”; susah untuk menentukan apakah solusi sudah tercapai
atau belum
ii. Problem dikatakan ill-defined ketika salah satu dari elemen masalah (initial
state, goal state, operators) tidak dengan baik/tidak sama sekali didefinisikan
iii. Bisa juga dikatakan insight problem
iv. Contoh: The two strings problem
4. Apakah masalahnya menyediakan semua hal yang diperlukan untuk menyelesaikannya
5. Apakah masalahnya sama dengan masalah yang pernah diselesaikan sebelumnya

Metacomponents
1. Tahapan awal problem solving: recognition, definition, representation
Oleh:
Neira Ardaneshwari (1406540263)
a. Ketiga hal tersebut adalah metalevel executive processes (atau metacomponents
menurut Sternberg)
b. Triarchic theory of human intelligence (Sternberg) menyatakan bahwa
metacomponents menjadi panduan problem solving dengan 1) planning, 2) monitoring,
3) evaluating
c. Metacomponents melibatkan proses-proses;
i. Menyadari adanya problem
ii. Mendefinisikan sifat (nature) problem
iii. Mengalokasikan sumber daya mental dan fisik untuk menyelesaikannya
iv. Menentukan bagaimana merepresentasikan informasi tentang problem
v. Menghasilkan langkah-langkah untuk menyelesaikan problem
vi. Menggabungkan langkah-langkah ke dalam strategi
vii. Memonitor proses problem solving
viii. Mengevaluasi solusi dari problem setelah problem solving selesai
2. Problem recognition
a. Disebut juga problem finding
b. Getzels mengklasifikan tipe-tipe problem recognition berdasarkan bagaimana problem
tersebut ditemukan;
i. Presented: langsung diperlihatkan kepada solver
ii. Discovered: harus ditemukan sendiri. Problem sudah ada, namun belum jelas
terlihat kepada solver, sehingga solver harus “seek out a gap”
iii. Created: solver membuat masalah sendiri yang sebelumnya tidak ada
1. Ada argumen melawan created problem; created problem pasti akan
menghasilkan created solution, karena pernyataan problem tidak
sesuai/sama dengan pernyataan problem yang biasa dipakai
iv. Ditemukan bahwa artists yang menghabiskan banyak waktu di tahapan ini
menghasilkan solusi yang lebih kreatif
3. Problem definition:
a. Lingkup dan tujuan dari problem dinyatakan secara jelas
b. Presented: mudah untuk didefinisikan, namun terkadang ada yang masih belum jelas
dinyatakan
c. Discovered: perlu problem definition
d. Created: agak sulit melakukan problem definition, karena solver sendiri yang “keluar
jalur” dan membuat adanya kebutuhan solusi
4. Problem representation
a. Bagaimana informasi dari apa yang diketahui tentang problem diorganisir secara
mental; bisa visual atau verbal
b. Biasanya perlu untuk mencoba berbagai representasi untuk mendapat yang
representasi yang bisa paling baik mengarah pada solusi
c. Representasi mental sebuah masalah melibatkan 4 bagian;
i. Deskripsi dari initial state
ii. Deskripsi goal state
iii. Satu set operator yang dapat dilakukan (allowable)
iv. Satu set constraints

Langkah-langkah problem solving


1. Definisikan problem
a. Mendefinisikan problem: apa yang kamu lihat sehingga bisa berpikir kalau ada
masalah? Dimana, bagaimana, kapan, kenapa dan dengan siapa hal itu terjadi?
Oleh:
Neira Ardaneshwari (1406540263)
b. Mendefinisikan problem yang kompleks
c. Verifikasi pemahaman mengenai problem
d. Prioritaskan masalah
e. Memahami peran diri dalam masalah
2. Cari sumber problem (potential causes of problem)
3. Identifikasi alternatif-alternatif untuk menyelesaikan problem: BADAI OTAK! Brainstorm
4. Pilih satu cara untuk menyelesaikan problem
a. Cara yang mana yang bisa menyelesaikan problem secara jangka panjang?
b. Cara yang mana yang paling realistis?
c. Apa saja resiko yang ada untuk setiap cara?
5. Rencanakan implementasi cara yang terbaik
a. Bagaimana keadaan situasi jika problem tersebut selesai?
b. Apa saja langkah-langkah implementasi?
c. Sumber daya apa saja yang diperlukan? In terms of SDM, uang, fasilitas, waktu
d. Siapa yang akan menjadi penanggung jawab?
6. Monitor proses implementasi; lihat indikator-indikator kesuksesan
a. Apakah indikator-indikatornya bisa dilihat?
b. Apakah rencana berjalan sesuai jadwal?
c. Kalau tidak sesuai rencana, coba pikir: rencananya realistis tidak?
7. Verifikasi apakah masalah sudah diselesaikan

Faktor yang mempengaruhi problem solving


1. Pengetahuan
2. Proses dan strategi kognitif
3. Individual differences dalam kapasitas dan disposisi
4. Faktor eksternal seperti konteks sosial
5. Emosi:
a. Emosi dapat mengingatkan individu untuk berpikir dan melakukan sesuatu
b. Attractive → justify choice with reason
c. Studi mengenai kerusakan neurologis menunjukkan peran sentral emosi dalam
decision making
d. Tipe aspek; positif/negatif, kemarahan dan ketakutan berbeda dalam pengaruh
e. Regret
6. Kepribadian
a. Bagaimana situasi dipersepsikan
b. Sejauh mana individu ingin “take control” dalam decision making
c. Sejauh mana individu melibatkan orang lain
d. Cara decision making yang disukai
e. Tipe keputusan yang diambil
f. Sejauh mana individu merasa bahwa keputusannya perlu dijustifikasi
7. Kapasitas kognitif: memori, manipulasi angka, area prefrontal di otak, disabilitas
8. Situasi spesifik:
a. On behalf of someone else
b. Shared decision making
c. Decision making dalam hubungan dekat
Oleh:
Neira Ardaneshwari (1406540263)
Decision-making
Introduction
1. Definisi: proses yang memilih opsi/tindakan dari antara kumpulan alternatif-alternatif lain
dengan basis kriteria atau strategi tertentu
2. 3 constituents: decision situation, decision maker, decision process
3. Tipe decisions:
1. Programmed decisions: decisions yang sering diambil sehingga ada automated
response
2. Nonprogrammed: decisions yang memerlukan proses berpikir, mengumpulkan
informasi, dan pertimbangan yang dilakukan secara sadar

Teori decisions
1. Paradigma:
a. Deskriptif: Berbasis observasi empiris dan studi eksperimental
b. Normatif (Lipschutz):
i. Mengasumsikan ada decision-maker yang rasional yang mempunyai
preferensi-preferensi yang sesuai dengan aksioma perilaku rasional
ii. Melibatkan 3 esensi:
1. Decision goals
2. Kumpulan dari alternatif lain
3. Kumpulan dari kriteria seleksi atau strategi
iii. Decision maker: executive/”boss” dari proses decision making
2. Decision-making strategies:
a. Decision-making strategies mempengaruhi hasil dari decision-making process
b. Decision-making strategies yang berbeda memerlukan decision selection criteria yang
berbeda
c. Taksonomi (klasifikasi) strategi dan kriteria dari decision making bisa dibagi menjadi 4
kategori;
i. Intuitive: sejalan dengan human intuitive cognitive psychology; tidak ada model
rasional yang menjelaskan decision criteria
ii. Empirical: idem penjelasan intuitive
iii. Rational: static dan dynamic strategies
iv. Heuristic: sering dipakai manusia. Kriteria yang dipakaii:
1. Representativeness: menilai kemungkinan sesuatu terjadi dengan basis
kemiripan event tersebut dengan event lain yang mirip yang
sudah/sedang terjadi (similar occurrences)
2. Availability: penilaian probabilitas/frekuensi yang dipengaruhi oleh
semudah apa past examples bisa diingat
3. Anchoring-and-adjustment: kecenderungan sebuah penilaian untuk bias
karena didasari oleh nilai awal (initial value) yang didapatkan dari
komputasi parsial/tidak ada komputasi sama sekali

Decision-making models
1. Rational decision-making:
a. Step 1: Ketahui apa yang diperlukan
b. Step 2: Tentukan faktor apa saja yang paling penting, lalu identifikasi decision criteria
i. Decision criteria: kumpulan parameter yang akan dipakai untuk mengevaluasi
semua alternatif dan opsi
Oleh:
Neira Ardaneshwari (1406540263)
c. Step 3: Weigh semua kriteria, tergantung oleh seberapa penting setiap faktor untuk
decision maker
d. Step 4: Buat segala alternatif atau solusi apapun yang bisa menyelesaikan masalah
e. Step 5: Evaluasi setiap alternatif menggunakan decision criteria yang sudah
ditetapkan
f. Step 6: Pilih alternatif terbaik
g. Step 7: Implementasikan alternatif tersebut
h. Step 8: Evaluasi keputusan yang diambil
2. Bounded rationality decision-making:
a. Decision maker membatasi opsi menjadi kumpulan yang manageable lalu memillih
alternatif pertama yang bisa diterima tanpa melakukan pencarian alternatif lain
b. Perlu ada pengorbanan; karena menerima alternatif pertama yang mencapai kriteria
minimum
3. Intuitive decision-making:
a. Mengambil keputusan tanpa conscious reasoning
b. Ahli mempelajari situasi untuk melihat apakah ada pola
c. Sering dipakai managers karena mereka tidak punya sumber daya cukup untuk
memakai rational decision making model
4. Creative decision-making
a. Step 1: Problem recognition
b. Step 2: Immersion; Decision maker secara sadar memikirkan masalah dan
mengumpulkan informasi
c. Step 3: Incubation; Decision maker berusaha tidak memikirkan masalah tersebut,
namun sebenarnya otak sedang mencoba menyelesaikannya secara tidak sadar
d. Step 4: Illumination; Moment AHA! saat solusi terhadap masalah langsung terlihat oleh
decision maker
e. Step 5: Verification and application; Decision maker secara sadar memverifikasi
apakah solusi bisa digunakan lalu mengimplementasikan keputusan
5. Pakai yang mana?

Model Pakai saat:

Rational Informasi tentang alternatif bisa dikumpulkan dan dikuantifikasi,


keputusan sangat penting, decision maker ingin memaksimalkan
hasil

Bounded rationality Kriteria minimum jelas, tidak punya banyak waktu, tidak perlu
memaksimalkan hasil

Intuitive Tujuan tidak jelas, ada time pressure, sudah berpengalaman

Creative Solusi belum jelas, perlu ada solusi baru, punya waktu untuk berpikir

Tipe decisions
Bisa diklasifikasi menurut level dimana keputusan tersebut ada;
1. Strategic: menentukan arah dan jalannya organisasi
2. Tactical: menentukan bagaimana hal-hal akan dilakukan
3. Operational: keputusan yang diambil on a day-to-day basis untuk memastikan jalannya
organisasi
Oleh:
Neira Ardaneshwari (1406540263)

Anda mungkin juga menyukai