KAJIAN TEORI
A. Pengertian Masalah
Menurut pernyataan Schoenfeld (1985) yaitu bahwa definisi masalah selalu relatif
bagi setiap individu. Kategori pertanyaan menjadi masalah atau pertanyaan hanyalah
pertanyaan biasa ditentukan oleh ada atau tidaknya tantangan serta belum diketahuinya
prosedur rutin pada pertanyaan tersebut.
Hal ini dikatan Cooney, 1975 bahwa suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya
jika pertanyaan itu menunjukkan adanya tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh
suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh pelaku.
a. Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkrit,
termasuk teka-teki. Bagian utama dari masalah ini adalah :
1. Apakah yang dicari?
2. Bagaimana data yang diketahui?
3. Bagaimana syaratnya?
Menurut Garofalo dan Lester (dalam Kirkley, 2003), pemecahan masalah mencakup
proses berpikir tingkat tinggi seperti proses visualisasi, asosiasi, abstraksi, manipulasi,
penalaran, analisis, sintesis, dan generalisasi yang masing-masing perlu dikelola secara
terkoordinasi.
ii
Menurut NCTM (2000) memecahkan masalah berarti menemukan cara atau jalan
mencapai tujuan atau solusi yang tidak dengan mudah menjadi nyata. Sedangkan,
menurut Polya (dalam Hudoyo, 1979) definisi pemecahan masalah adalah sebagai usaha
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai tujuan yang tidak dengan segera
dicapai.
Menurut Polya (1971), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase
penyelesaian, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan
masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah
yang telah dikerjakan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah
Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan
untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang anak dan anak
tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar, maka soal
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.
Jadi, suatu pertanyaan dapat menjadi masalah bagi seseorang tetapi bias hanya
menjadi pertanyaan biasa bagi orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Schoenfeld
(1985) yaitu bahwa definisi masalah selalu relatif bagi setiap individu. Kategori
pertanyaan menjadi masalah atau pertanyaan hanyalah pertanyaan biasa ditentukan
1
oleh ada atau tidaknya tentangan serta belum diketahuinya prosedur rutin pada
pertanyaan tersebut.
1. Latihan yang diberikan pada saat belajar matematika adalah bersifat berlatih
agar terampil atau sebagai aplikasi dari pengertian yang baru saja di ajarkan.
2. Untuk menyelesaikan suatu masalah, siswa tersebut harus menguasai hal-hal
yang telah dipelajari sebelumnya yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan
dan pemahaman.
2
Proses belajar menggunakan pemecahan masalah memungkinkan siswa
membangun atau mengkontruksi pengetahuannya sendiri didasarkan pengetahuan
yang telah dimilikinya sehingga proses belajar yang dilakukan akan berjalan aktif dan
dinamis.
Ada dua jenis masalah yaitu masalah rutin dan tidak rutin. Masalah rutin adalah
masalah yang disusun berkaitan langsung dengan konsep-konsep yang diberikan pada
suatu topik. Sedangkan masalah tidak rutin adalah masalah yang disusun dengan
maksud untuk memperluas wawasan sebagai aplikasi suatu konsep dalam memecahkan
masalah nyata yang dihadapi, baik masalah yang berhubungan secara langsung dengan
konsep tertentu maupun disiplin ilmu yang lain.
Menurut Polya (1971), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah
fase penyelesaian, yaitu :
a. Memahami Masalah
b. Merencanakan Penyelesaian
3
kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah. Bila perlu
pemecahan masalah mengikuti langkah-langkah berikut:
Jika hubungan data dan yang dinyatakan sulit untuk dilihat secara langsung,
ikutilah langkah-langkah berikut:
d. Melihat Kembali
4
Setelah hasil penyelesaian diperoleh, perlu dilihat dan dicek kembali untuk
memastikan semua alternatif tidak diabaikan misalnya dengan cara:
5
1. Generate and Test
Setiap langkah yang dilakukan harus progressif hingga mendekati hasil akhir.
Proses ini dilakukan dengan memilih langkah terbaik yang akan diteruskan
diantara sejumlah langkah alternatif yang telah dipersiapkan. Bila langkah yang
dipilih mengalami kebuntuan maka dapat dipilih langkah lain yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
4. Problem Reduction
5. Constraint Satisfaction
Syarat yang diberikan harus dipenuhi terlebih dahulu, dengan demikian dicari
alternatif solusi. Jadi dalam proses pemecahan masalah terjadi pengambilan
keputusan dimana pengambilan keputusan ini didefinisikan sebagai pemilihan
solusi terbaik dari sejumlah alternatif solusi terbaik dari sejumlah alternatif
solusi yang diperoleh.
6
Dalam proses ini perlu dilakukan deteksi antara hasil yang diperoleh dan hasil
yang diinginkan. Ketidaksesuaian jawaban yang ditemukan segera disisihkan.
Susunlah submasalah kemudian lakukan deteksi pada submasalah yang dibuat.
Tentukan jawaban yang paling tepat di antara jawaban yang mungkin dari solusi
submasalah.
7. Heuristic Vee
7
Membandingkan obyek atau konsep dengan kriteria
Menurut Polya (1957), masalah dibagi atas dua macam, yaitu masalah rutin dan
masalah tidak rutin.
Masalah rutin adalah suatu masalah yang semata-mata hanya merupakan latihan
yang dapat dipecahkan dengan menggunakan beberapa perintah atau algortitma.
Contoh:
( 54 – 45 ) + ( 74 – 65 ) = _____.
Soal diatas adalah masalah rutin untuk semua siswa sekolah karena apa yang
hendak dilakukan sudah jelas dan secara umum siswa tahu cara bagaimana
menghitungnya.
Masalah tidak rutin adalah masalah yang lebih menantang dan diperlukan
kemampuan kreativitas dari pemecah masalah. Masalah yang tidak rutin muncul ketika
pemecah masalah mempunyai suatu masalah tetapi tidak segera mengetahui
bagaimana memecahkannya. Contoh:
8
Soal diatas merupakan soal yang tidak rutin karena apa yang dilakukan tidak jelas.
Siswa dapat saja menyelesaikan soal ini dengan jelas tapi salah dalam mepresentasikan
masalahnya.
1. Masalah Translasi
Contoh:
Ade membeli permen sugus 12 buah. Bagaimana cara Ade membagikan kepada 24
orang temannya agar semua kebagia dengan adil?
2. Masalah Aplikasi
Contoh:
Suatu kolam berbentuk persegipanjang yang berukuran panjang 20 meter dan
lebar 10 meter. Berapa luas kolam tersebut?
3. Masalah Proses/Pola
Contoh:
2 4 6 8 ….. Berapa angka berikutnya?
4. Masalah Teka-teki
Masalah teka-teki adalah masalah yang sifat menerka atau dapat berupa
permainan namun tetap mengacu pada pada konsep dalam matematika.
Contoh:
Aku adalah anggota bilangan asli, aku adalah bilangan perkasa, jika kelipatanku
dijumlahkan angka-angkanya hasilnya adalah aku, siapakah aku?
9
Masalah didalam matematika dapat diklasifikasi dalam dua jenis yaitu:
Berikut ini adalah jenis pemecahan masalah yang diterapkann dalam pembelajaran
siswa sekolah dasar:
1. Bekerja Mundur
Cara ini digunakan ketika pemecah masalah mendapati suatu masalah yang
memiliki titik akhir namun mendapati terlalu banyak/rumit cara untuk
menyelesaikan masalah ketika melalui titik awal permasalahan.
2. Mencari Pola
Salah satu kecantikan matematika adalah kelogisan dan keteraturan yang
menjadi sifat alaminya. Kelogisan tersebut dapat terlihat secara ‘fisik’ sebagai pola
maupun serangkaian pola.
10
Salah satu metode yang kadangkala dapat memunculkan jawaban adalah
dengan mengubah soal dalam bentuk yang lebih mudah untuk dikerjakan. Dengan
mengerjakan soal ini diharapkan pemecahan masalah mendapatkan pengetahuan
untuk mengerjakan soal yang sebenarnya. Metode ini digunakan ketika suatu
masalah tidak menuntut jawaban yang exact.
5. Membuat gambar/visualisasi
Membuat gambar/visualisasi dalam geometri bukanlah suatu hal yang baru.
Namun bagaimana jika dibuat untuk jenis soal lain? Gambar/visualisasi akan
berfungsi sebagai fasilitator untuk menyelesaikan masalah dibanding sebagai unsur-
unsur dari permasalahan.
6. Menghitung Semua Kemungkinan
Strategi ini seringkali disebut dengan “mengeliminasi/menghilangkan
kemungkinan” yakni strategi dimana pemecah masalah menghilangkan
kemungkinan jawaban sampai menyisakan jawaban yang benar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Agar kelak nanti kita menjadi seorang guru SD kita akan dapat
membelajarkan metode maupun teknik yang tepat kepada anak didik kita
dengan baik sehingga anak didik kita akan lebih mudah memahami
pembelajaran yang kita ajarkan.
11