Anda di halaman 1dari 10

Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH


(THINKING AND PROBLEM SOLVING)

A. Thinking and Problem Solving (Berpikir dan Pemecahan Masalah)


Beberapa ahli psikologis mengemukakan bahwa berpikir diduga
sebagai suatu yang berasal dari tingkah laku (behavior) dari individu, namun
tidak dapat dilihat secara langsung. Berpikir adalah sebuah bagian dari aktifitas
yang tidak tampak yang dimanipulasi melalui simbol (berupa bahasa dan
konsep), dengan kata lain berpikir itu manipulasi (mengaitkan) hubungan
antara minimal dua konsep atau lebih, tidak bisa satu kata, karena satu kata
belum bisa mendasari dari proses berpikir. Contoh, melihat seorang anak yang
berpikir untuk mencoba membangun balok-balok puzzle. Tujuan berfikir
adalah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapidalam kehidupan sehari-
hari. Manusia berpikir untuk menghadapi dan memahami berbagai situasi atau
kenyataan sehingga kita dapat memutuskan, membayangkan, menyelesaikan,
mengatur, dan merencanakan. Untuk memastikan adanya proses berpikir
adalah melihat hasil berpikir yaitu berupa terjadi perubahan tingkah laku
terhadap suatu objek yang perubahan itu terlepas dari benar atau salah. Berpikir
pada umumnya adalah menarik kesimpulan, sedangkan pemecahan masalah
merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk sampai kepada kesimpulan
dalam hubungannya dengan suatu persoalan atau masalah, dengan kata lain
pemecahan masalah ialah sebuah situasi yang menuntut seseorang menemukan
sebuah solusi terhadap beberapa masalah.

B. Stages of Problem Solving (Tahap-tahap Pemecahan Masalah)


Ada empat tahapan dalam pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami dan menginterprestasikan (menafsirkan) masalah.
2. Memunculkan berbagai opsi atau pilihan berdasarkan hipotesis yang telah
disusun sebelumnya.
3. Menentukan solusi dan melaksanakan opsinya.
4. Memeriksa keberhasilan masalah.

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 1


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

C. Incubation in Problem Solving (Inkubasi dalam Pemecahan Masalah)


Inkubasi ialah menarik diri untuk sementara waktu dari masalah yang
dihadapi, dengan melakukan aktivitas tertentu yang berlangsung dalam bawah
sadar, diakibatkan karena tidak ditemukannya solusi dari suatu masalah yang
sedang dihadapi. Beberapa keuntungan yang diperoleh pada saat terjadinya
inkubasi ini, yaitu:
1. Otak beristirahat sejenak dari berpikir keras
2. Membantu melupakan pendekatan yang tidak relevan tersebut
3. Membantu menemukan pendekatan baru yang lebih mudah.

D. Persistence of Set in Problem Solving (Kegigihan dalam Pemecahan


Masalah)
Ada beberapa tipe dan kecenderungan pemecahan masalah, yaitu :
1. Kegigihan dengan satu cara
 Tipe ini adalah di mana orang cenderung untuk memakai solusi terhadap
masalah yang serupa dan terus dipertahankan.
2. Kegigihan pada satu fungsi tertentu (functional fixedness)
 Functional fixedness merupakan kecenderungan untuk berpikir bahwa
suatu obyek berfungsi dengan satu cara tertentu, dan mengabaikan cara
lain yang kurang lazim.
3. Kegigihan pada satu urutan
Penggunaan Verbal Anagram Problem dapat meperlihatkan satu tipe
pemecahan masalah dan kecenderungan menggunakan satu rumus,
prosedur, urutan dan sebagainya untuk semua masalah serupa, meski belum
tentu cocok.Dalam latihan berikut ini Anda diminta menyusun huruf acak
untuk menghasilkan kata yang bermakna. Dengan mempelajari karakteristik
dari tipe-tipe pemecahan masalah terlihat adanya suatu situasi pengalihan
negatif, di mana tingkah laku yang telah dipelajari mencampuri respon
belajar yang baru. Pengalihan negatif adalah keadaan dimana pengaruh
belajar sebelumnya menghalangi proses belajar yang baru, sementara

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 2


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

pengalihan positif terjadi apabila belajar sebelumnya membantu proses


belajar yang baru.

E. Motivational Factors (Faktor Motivasi)


Motivasi dapat pula mempengaruhi efisiensi pemecahan masalah. Bila
tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks, maka tidak banyak motivasi yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Hubungan antara tingkat
motivasi dan efisiensi pemecahan masalah berbentuk U-shaped. Bila tingkat
motivasi meningkat, efisiensi pemecahan masalah meningkat hingga mencapai
tingkatnya yang optimal, apabila motivasi melewati tingkat optimal, maka
efisiensi pemecahan masalah makin berkurang. Hal ini dapat terjadi karena
motivasi yang rendah akan mengalihkan perhatian dari tugas-tugas yang
diberikan. Sedangkan motivasi yang melewati batas optimalnya menyebabkan
ketegangan.

F. Theories of Thinking and Problem Solving(Teori-teori Berpikir dan


Pemecahan Masalah)
Ada tiga pendekatan teoritis yang digunakan dalam kajian tentang
berpikir dan pemecahan masalah, yaitu:
1. Teori Stimulus-Respon
 Teori ini berdasarkan pada konsep bahwa berpikir adalah proses
asosiatif. Teori ini mengemukakan bahwa proses berpikir merupakan
bagian implisit dari proses trian and error. Sehingga dalam prosesnya
menurut teori ini, proses coba-coba akan berhenti di saat respon yang
diinginkan sukes.
2. Teori Gestalt
 Teori ini mengemukakan bahwa berpikir dan pemecahan masalah
berasal dari bagaimana individu tersebut memandang dunia, atau dapat
dikatakan berasal dari cara pandang manusia terhadap dunianya.
Kemudian berdasarkan pandangan tersebut bagaimana ia
mengorganisasikan stimulus dari lingkungan kepada bentuk baru. Selain

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 3


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

itu berpikir dan pemecagan masalah menurut teori ini juga berakar pada
pada pentingnya “pola keseluruhan” daripada “bagian-bagian terpisah”.
3. Pendekatan pemrosesan informasi
 Teori ini pada penerapannya menggunakan prinsip flowchart serta
menggunakan program komputer dalam pemecahan masalah. Selain itu,
dalam pendekatan ini menakankan pada bagaimana informasi tersebut
disimulasikan, kemudian dikombinasikan dengan berbagai fenomena
dan aturan.

G. Piaget Theory of Cognitive Development (Teori Perkembangan Kognitif


Piaget)
Piaget mengemukakan empat tahap atau tingkatan perkembangan
kognitif, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
 Anak mulai belajar dan mengendalikan lingkungannya melalui
kemampuan inderawi dan gerakan. Piaget menemukan pada tahap ini
terjadi kecenderungan untuk mengulangi tingkah laku yang sudah
dikuasai (primary circular reaction), dan kecenderungan memanipulasi
lingkungan (secondary circular reaction), yaitu anak mengetahui suatu
benda tetap ada atau bersifat tetap walaupun tidak lagi terlihat olehnya.
2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
 Anak mulai mempelajari kategori konseptual dan bahasa, namun belum
sampai pada kecerdasan sesungguhnyaatau konsistensi logika. Pada
tahap ini anak sudah menyadari orang lain punya pandangan yang
berbeda dengan dirinya.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
 Proses berpikir atau tugas mental dapat dikerjakan (operasional) asalkan
obyeknya terlihat (konkret). Ada dua kemampuan yang dikembangkan
pada tahap ini: konservasi dan reversibilitas. Konservasi adalah
kemampuan menyadari suatu obyek tidak berubah volumenya walaupun
bentuk dan perspektifnya berubah. Reversibilitas merupakan

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 4


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

kemampuan untuk memikirkan obyek seperti pertama kali urutannya


dikenali.
4. Tahap Operasional Formal (lebih dari 11 tahun)
 Proses berpikir atau pekerjaan mental dapat dilaksanakan dengan
menggunakan pemikiran abstrak. Pada tahap ini berpikir telah
dipengaruhi oleh penalaran, pengambilan keputusan dan pilihan solusi
untuk pemecahan masalah. Anak mengembangkan kemampuan
menggunakan dalil logika seperti orang dewasa. Pemikiran kreatif dan
gagasan imajinatif dapat merupakan hasil proses berpikir operasional
formal ini.

H. Some Practical Suggestions (Saran-saran Praktis)


Lima saran praktis di bawah ini dikembangkan dari prinsip-prinsip
umum berpikir dan memecahkan masalah, yaitu:
a. Pahami masalah
 Dengan cara mempertanyakan apa sebenarnya permasalahan yang
sedang dihadapi. Dengan menjawab apa masalahnya sebenarnya, di
mana letak masalahnya, dan bagaimana peta masalahnya, maka kita
sampai pada pemahaman terhadap masalah.
b. Pikirkan masalah secara seksama
 Dengan memahami masalah kita dapat menentukan berbagai
kemungkinan pemecahan yang tepat, serta mengingat kembali
pemecahan masalah serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.
c. Kenali semua kemungkinan pemecahannya
 Kenali dan klasifikasikan beberapa kemungkinan pemecahan yang
timbul dari penalaran. Kita dapat membuat dafar kemungkinan
pemecahan dari yang paling sederhana sampai kepada yang kompeks.
d. Temukan strategi pemecahannya
 Pada langkah ini kita telah memahami situasi yang sebenarnya serta
telah mendapatkan kesimpulan yang tepat; pemecahan yang efektif
dengan menggunakan suatu pilihan dan pendekatan tertentu.

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 5


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

e. Evaluasi kemungkinan implementasi pemecahannya


 Setelah keputusan akhir diambil, evaluasi kembali pilihan itu.
Pertimbangkan implementasinya.

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 6


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

KEPUSTAKAAN

Ellis, Henry C. 1978. Foundamentals Of Human Learning, Memory and


Cognition (2nd Edition). Iowa: Wm. C. Brown Company Publisher.

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 7


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

YEL-YEL

Melodi disadur dari lagu Adele- hello

Proses berpikir merupakan


Proses pengaitan antara dua konsep atau lebih
Kemudian ada juga istilah
Problem solving
Ada empat tahap-tahapnya perkembangan kognitif
Pertama sensorimotor
Kedua pra-operasional
Ketiga operasional konkret dan keempat operasional formal
Trus ada beberapa saran praktis
Yaitunya memahami dan memikirkan alternatif
Semoga dapat dimanfaatkan dalam pemecahan masalah

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 8


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

SOAL LATIHAN

1. Sebuah bagian dari aktifitas yang tidak tampak yang dimanipulasi melalui
simbol (berupa bahasa dan konsep) merupakan proses.....
a. Inkubasi
b. Inhibition
c. Pemecahan masalah
d. Berpikir
e. Perkembangan kognisi
2. Salah satu tahap perkembangan berpikir anak mulai mempelajari kategori
konseptual dan bahasa, namun belum sampai pada kecerdasan
sesungguhnyaatau konsistensi logika merupakan tahap.....
a. Operasional konkret
b. Operasional Formal
c. Sensorimotorik
d. Pra-operasional
e. Berpikir logis
3. Yang tidak termasuk pendekatan teoritis yang digunakan dalam kajian tentang
proses berfikir dan pemecahan masalah adalah….
a. Teori Gestalt
b. Sensorimotorik
c. Pendekatan pemprosesan informasi
d. Stimulus respon
e. Pendekatan pembiasaan
4. Dengan menjawab apa masalahnya sebenarnya, di mana letak masalahnya, dan
bagaimana peta masalahnya, maka kita sampai pada pemahaman terhadap
masalah merupakan tahap praktis dalam proses pemecahan masalah yaitu:
a. Mengenali kemungkinan pemecahan masalah
b. Memikirkan masalah secara seksama
c. Memahami masalah

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 9


Berpikir dan pemecahan masalah (thinking and problem solving)

d. Evaluasi kemungkinan pemecahan masalah


e. Menemukan strategi pemecahan masalah
5. Salah satu tahap berpikir dalam perkembangan manusia dimana proses berpikir
telah dipengaruhi oleh penalaran, pengambilan keputusan dan pilihan solusi
untuk pemecahan masalah merupakan.....
a. Operasional konkret
b. Operasional Formal
c. Sensorimotorik
d. Pra-operasional
e. Berpikir logis.

LIRA ERWINDA (NIM 16151024) Page 10

Anda mungkin juga menyukai