Anda di halaman 1dari 8

2018

NAMA : ESSA ZULFATTY MAULANI


NPM : 16.06.02.0030
KELAS : TI 3 B

TEKNIK SUPERVISI
PROBLEM SOLVING

Pengertian Problem Solving

Mu’Qodin ( 2002 ) mengatakan bahwa problem solving adalah merupakan suatu keterampilan
yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi
masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan
alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan
rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

Menurut John Dewey, sebagaimana dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah, belajar memecahkan
masalah itu berlangsung sebagai berikut: “Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan
kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga menemukan adanya semacam kesulitan.”

Problem Solving Dalam hal ini pembelajaran dengan metode mencari atau menemukan cara
penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma) dari sebuah permasalahan. Problem
Solving juga adalah metode pembelajaran berbasis masalah. Problem Solving juga dapat
membuat seorang siswa menjadi kreatif dan kritis. Problem Solving sangat cocok untuk
pelajaran non matematik, karena di dalamnya terdapat unsur penyelesaian masalah, pencarian
pemecahan masalah terbaik dan bukan ilmu pasti seperti matematika misalnya. Sintaknya
adalah : sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau
individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi,
mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari
pemecahan/jawaban oleh siswa (Mbulu, 2001:52).

Tujuan Pembelajaran Problen Solving

Tujuan dari pembelajaran ini adalah siswa diharapkan mampu berpikir secara kritis, analisis,
dan cekatan dalam menghadapi setiap masalah,menurut Sudjana model pemecahan masalah
ialah model yang menekankan aktivitas belajar siswa dalam memecahkan masalah, baik
individual maupun kelompok. Dalam model ini guru berperan sebagai pemberi informasi dan
anak sebagai apresiator, mampu berpartisipasi mengenai informasi yang diberikan guru. Model
pemecahan masalah menekankan pada aktifitas interaksi manusia untuk mendapatkan solusi
dari masalah yang di dapat.

Sikap-sikap dalam menanggapi suatu masalah

1. tipe pemimpin

Orang bertipe pemimpin suka berangan-angan. Ia senang mencetuskan ide dan gagasan
baru, namun jarang mengambil tindakan untuk mewujudkannya. Ia tidak pernah berusaa
mencari tau bagaumana mengubah gagasan brilian menjadi tindakan nyata. Tentu saja ia
juga tidak pernah berusaha menyelesaikann maslahnya. Ia puas dengan hanya sekedar
memikirkan mimpi-mimpi hebatnaya. Tipe pemimpin berani punya mimpi-mimpi hebat,
tetapi tidak pernah menjadikan mereka kenyataan.

2. tipe cepat beraksi

Tipe ini bukanlah orang yang kuatir menghadapi masalah, ia segera bertindak. Tentu saja,
ia berinisiatif dan kegigihan tipe ini merupakan hal positif dan melakukan sesuatu dengan
tidak terburu-buru. Ia pasti mampu menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien. Ia
berpendapat bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan bekerja lebih keras.

3. tipe pengeluh

Tipe pengeluh adalah tipe orang yang cepat menyerah setiap kali menghadap masalah. Ia
berkata, saya tidak mampu melakukannya tidak jarang tipe orang ini sebenarnya memiliki
gagasan hebat untuk menyelesaikan masalah.tipe pengeluh sulit mengendalikan
kehidupannya sendiri. Menyalahkan semua orang termasuk dirinya sendiri

4. tipe pengkritik

Tipe pengkritik berada pada tipe pengeluh. Tipe ini lebih berani angkat bicara. Ia seakan-
akan dilahirkan sebagai jawara penkritik. Adapun rencana penyelesaian masalah yang
dibuat, ia siap mengkritik, menunjukkan kelemahan dan menjatuhkan ide orang lain, ia
selalu menyalahkan orang lain setiap kali ada sesuatu yang salah. Ia senang membicarakan
kesalahan orang lain tetapi ia sendiri tidak pernah berbuat sesuatu. Tipe ini selalu takut
memikul tanggung jawab dan menghadapi kenyataan bahwa ia sendiri juga bisa melakukan
kesalahan
5. tipe pemecah masalah

Tipe pemecah masalah berada pada sikap berfikir dan melihat dunia dengan cara yag
berbeda. Ketika sebagian orang melihat sesuatu masalah, mereka justru melihat pelung
menuju kesuksesan, mereka berfokus pada tujuan dalam menyelesaikan setiap tantangan
dan masalah. Mereka menaggapi suatu permasalahan denga tenang, mereka menganalisis
sesuatu, mencari tahu akar penyebab masalah, berani mengambil keputusan dan menyusun
rencana yang baik, mengamankan setiap perencana, serta mampu mengesekusi dan
memantau kemajuan setiap rencana mereka

Pemecahan Masalah

1. Mengidentifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang sangat jelas dan spesifik adalah langkah awal yang penting.
Keberhasilan identifikasi akan mendukung akurasi dan validasi data dalam proses
pemecahan masalah. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa teknik yang digunakan,
yaitu : dengan teknik pengamatan langsung, teknik consensus seperti matrik prioritas dan
Teknik Analisis data.

2. Mendefinisikan Masalah

Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan masalah


yang kemudian akan menjadi informasi lebih rinci. Selanjutnya dapat ditetapkan
signifikansi masalah dan prioritas masalah sehingga akan lebih efisien dalam pemecahan
masalah. Ini juga merupakan langkah awal menuju mendapatkan pendanaan dan rencana
untuk mengalokasikan sumber daya untuk proses pemecahan masalah.

3. Mengorganisir Informasi

Informasi yang tersedia akan lebih berkualitas, lebih maksimal dan akurat apabila
diorganisir atau diatur dengan baik sehingga lebih siap dengan solusi yang akurat
kedepannya.

4. Membentuk suatu Strategi

Selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah. Banyak strategi


yang dapat digunakan tergantung pada jenis dan beratnya masalah yang dihadapi.

5. Mengalokasikan Sumber

Sebelum mulai untuk memecahkan masalah, Prioritas masalah yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya sangat diperlukan dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki,
baik itu SDM, anggaran atau sumber daya yang lain. Untuk masalah yang penting, mungkin
selayaknya mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses pemecahan masalah,
karena supaya lebih cepat tuntas atau tidak berlarut-larut masalah tersebut dan tidak
menimbulkan masalah lainnya yang berkaitan.

6. Membuat Keputusan

Setelah melaui beberapa tahapan dan menghasilkan berbagai macam opsi, langkah
selanjutnya adalah mengambil keputusan melalui sikap realistis dan berfikir yang logis atas
kelebihan dan kekurangan potensi masing-masing opsi untuk memilih beberapa opsi yang
diinginkan.

7. Pemantauan Kemajuan (Monitoring)

Setelah Solusi telah diputuskan atau ditetapkan dan dalam proses pelaksanaan untuk
pemecahan masalah, langkah berikutnya adalah melakukan pemantauan secara berulang
dari waktu ke waktu untuk mengukur apakah menunjukkan pergerakkan ke arah tujuan atau
tidak sama sekali.

8. Mengevaluasi

Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa informasi yang
penting untuk dilakukan suatu evaluasi atau penilaian. Apakah solusi tersebut tetap
dilanjutkan, menyarankan perbaikan, dilakukan revisi atau dihentikan sama sekali jika tidak
ada kemajuan sedikitpun.

Langkah-langkah pemecahan masalah

Ada tiga langkah yang dapat diterapkan :

1. Mengidentivikasi masalah secara tepat

Secara konseptual masalah didefinisi sebagai kesenjangan antara aktual dan target kerja
yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan persamaan berdasarkan
konsep seorang problem solver yang provesional harus terlbih dahulu mampu
mengetahui pada tingkat mana kinerja aktual serta kita harus mampu mendefinisikan
secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja
aktual kita sekarang dan kapan waktu pencapaian target kinerja itu.

2. Menentukan sumber dan akar penyebab masalah

Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan
akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan
masalah-masalah tersebut.
3. Solusi masalah secara efektif dan efisien

Carilah penyelesaian masalah secara efektif dan efisien agar mampu menyelesaikan
masalah secara baik.

Tehnik yang paling efektif dalam mengidentifikasi suatu akar peneyebab timbulnya
permasalah sebagaimana yang diterapakan dalam konteks manajemen Toyota yang
dikenal dengan TPS adalah dengan menggunakan metoda PDCA (Plan-Do-Check-
Action)

a) PLAN (Merencanakan)

Merencanakan langkah-langkah spesifik dari melakukan identifikasi masalah yang ada


hingga menjadi tindakan untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.

b) DO (Melakukan tindakan)

Menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang di rencanakan. Kemudian menerapkan


sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan/dilakukan.

c) CHECK (memeriksa hasil)

Melakukan pemeriksaan untuk memastikan rencana tersebut berjalan dengan baik


sehingga masalah penyimpanagan yang sama tidak terulang kembali lalu fokus ke
perbaikan yang berkelanjutan.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Gembleb Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek
pada siswa kelas V tahun ajaran 2012/2013. SDN 2 Gembleb terletak di alamat RT. 26 RW.09,
Dsn. Talun , Ds. Gembleb, Kec. Pogalan, Kab. Trenggalek. Letak SDN 2 Gembleb berada di
lingkungan pedesaan. Dari sarana prasarana, SDN 2 Gembleb termasuk dalam kategori cukup
lengkap. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Gembleb Kecamatan
Pogalan Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 19 orang. Siswa kelas V tersebut terdiri dari 8
siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif interaktif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya
berupa kata-kata atau pernyataan-pernyataan dan data tersebut dianalisis secara kualitatif
dengan tujuan untuk menemukan makna dibalik berbagai gejala/peristiwa yang tampak
(Akbar, 2010:13-14). Teknik analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis
data pengamatan aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran IPA materi pokok
pengungkit dengan menerapkan model pembelajaran problem solving berlangsung, fortofolio
siswa, foto aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran IPA materi pokok pengungkit dengan
menerapkan model pembelajaran problem solving berlangsung dan hasil wawancara terhadap
guru dan siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran problem solving dalam
pembelajaran IPA materi pokok pengungkit. Analisis data dilakukan setelah dilakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data meliputi data tentang penerapan model pembelajaran
problem solving, aktivitas dan hasil belajar siswa IPA materi pokok pengungkit. Penelitian ini
menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain, (1) Pedoman observasi digunakan sebagai instrumen penelitian teknik
observasi, (2) Pedoman wawancara digunakan sebagai instrumen penelitian teknik wawancara,
(3) Pedoman dokumentasi digunakan sebagai instrumen penelitian teknik dokumentasi, (3)
Soal tes digunakan sebagai instrumen penelitian tes, (4) Catatan lapangan digunakan sebagai
instrumen penelitian catatan lapangan.

Perencanaan
Pada pra kegiatan, guru menyiapkan RPP, media pembelajaran dan lembar penilaian siswa.
Setelah itu, guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a dan
melakukan presensi kehadiran siswa. Pada siklus-1 pertemuan 1 tersebut semua siswa masuk
yaitu 19 siswa.

Pelaksanaan
Pada kegiatan awal, guru melakukan apersepsi, eksplorasi materi dan eksplorasi tujuan.
Kegiatan inti meliputi beberapa tahapan yang mencerminkan model pembelajaran problem
solving. Tahapan tersebut meliputi (1) merumuskan masalah, (2) menganalisis masalah, (3)
merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) pengujian hipotesis, (6) merumuskan
rekomendasi pemecahan masalah. Pada waktu merumuskan masalah, guru menunjuk 2 siswa
untuk maju ke depan mendemonstrasikan mencabut paku yang menancap di kayu dengan 2
cara yang berbeda dalam menggunakan tang. Cara yang pertama dengan posisi tangan di ujung
pegangan tang dan cara yang kedua dengan posisi tangan di tengah pegangan tang. Banyak
siswa yang ingin mendemonstrasikan ke depan, tetapi guru hanya menunjuk 2 siswa saja
sedangkan siswa yang lainnya memperhatikan apa yang terjadi. Berdasarkan pengamatan
siswa terhadap demonstrasi cara mencabut paku dengan menggunakan tang tersebut, guru
bertanya jawab dengan siswa tentang permasalahan yang ada dalam menggunakan tang untuk
mencabut paku yang menancap di kayu tersebut.

Pada waktu refleksi, siswa hanya diam saja. Pada waktu ditanya kesulitan, kesan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan dan saran untuk kegiatan pembelajaran berikutnya siswa
malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Tindak lanjut yang diberikan guru terhadap kegiatan
pembelajarn tersebut yaitu dengan memberikan pesan moral kepada siswa. Pesan moral
tersebut berkaitan dengan cara yang benar yang seharusnya dilakukan siswa pada waktu
menggunakan pengungkit golongan I yaitu tang.

Pengamatan
Penerapan model pembelajaran problem solving dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas
guru menerapkan model pembelajaran problem solving, pedoman wawancara dan catatan
lapangan. Berdasarkan data observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran
problem solving siklus-1 pertemuan 1 dapat diketahui ada 4 deskriptor yang tidak muncul pada
waktu guru mengajar yaitu mengkondisikan siswa untuk siap belajar, memberikan penguatan
dan pujian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, membimbing siswa
menyampaikan kesan dari kegiatan pembelajarn yang telah dilakukan siswa dan mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan berdo’a.

Anda mungkin juga menyukai