MAKALAH
KELAS 3-C
SERANG, 2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat, rahmat
serta hidayah bagi kami semua sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah-limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Aamiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan. Namun, di samping itu kami menyadari bahwa makalah
ini tidak hanya diperuntukan untuk memenuhi tugas saja. Selagi kami menyusun
makalah ini, kami banyak sekali menemukan hal menarik terkait materi
“Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan” yang sebelumnya belum kami
ketahui. Dengan penyususan makalah ini, kami mendapatkan banyak sekali
wawasan dan pengetahuan baru terkait materi tersebut.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
BAB I Pendahuluan 1
1.3 Tujuan 2
BAB II Pembahasan 3
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
Daftar Pustaka 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
e) Bagaimana tahapan-tahapan pengambilan keputusan?
f) Apa hubungan pemecahan masalah dengan pengambilan keputusan?
1.3 Tujuan
a) Dapat mengetahui definisi dari pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan?
b) Dapat mengetahui apa saja tipe-tipe masalah dan sumber masalah?
c) Dapat mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah?
d) Dapat mengetahui apa saja macam-macam dan model pengambilan
keputusan?
e) Dapat mengetahui bagaimana tahapan-tahapan pengambilan keputusan?
f) Dapat mengetahui apa hubungan pemecahan masalah dengan pengambilan
keputusan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Herbert A. Simon, pemecah masalah akan terlibat dalam empat
hal:
1) Aktivitas Intelijen. Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi
di dalam lingkungan,
2) Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis kemungkinan-kemungkinan Tindakan,
3) Aktivitas pemilihan. Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai
tindakan yang tersedia,
4) Akitivitas peninjauan. Menilai pilihan-pilihan masa lalu.
3
kerja sama kelompok serta analisis yang mendalam. Jangkauan
masalah ini berkaitan dengan banyak individu dan hanya dapat
diselesaikan oleh banyak individu pula jenis dari masalah ini ada dua
yaitu:
a) Masalah terstruktur yaitu masalah yang jelas faktor
penyebabnya,bersifat rutin dan biasnya timbul berulang kali
sehingga pemecahannya dapat ddilakukan dengan tehnik
pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetif dan
dibakukan.
b) Masalah yang tidak terstruktur yaitu penyimpangan dari suatu
masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas
faktor penyebabnya dan konsekuensinya, serta tidak repetitif.
➢ Sumber-Sumber Masalah
Menurut Mac Millan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42),
masalah bisa bersumber dari observasi, hasil deduksi dari suatu teori,
ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi, situasi
praktis dan juga bisa bersumber dari pengalaman pribadi.
4
a) Memahami masalah
Dalam tahap ini, masalah harus benar-benar dipahami,
seperti mengetahui apa yang tidak diketahui, apa yang sudah
diketahui, apakah kondisi yang ada cukup atau tidak cukup untuk
menentukan yang tidak diketahui, adakah yang berlebih-lebihan
atau adakah yang bertentangan, menentukan suatu gambaran
masalah, menggunakan notasi yang sesuai.
b) Membuat rencana pemecahan masalah
Mencari hubungan antara informasi yang ada dengan yang
tidak diketahui. Dalam membuat rencana ini seseorang dapat
dibantu dengan memperhatikan masalah yang dapat membantu jika
suatu hubungan tidak segera dapat diketahui sehingga akhirnya
diperoleh suatu rencana dari pemecahan.
c) Melaksanakan rencana
Pada tahap ini rencana dilaksanakan, periksa setiap langkah
sehingga dapat diketahui bahwa setiap langkah itu benar dan dapat
membuktikan setiap langkah benar.
d) Memeriksa kembali pemecahan yang telah didapatkan
Pada tahap ini dapat diajukan pertanyaan seperti: dapatkah
memeriksa hasil, dapatkah memeriksa alasan yang dikemukakan,
apakah diperoleh hasil yang berbeda, dapatkah melihat sekilas
pemecahannya, dapatkah menggunakan pemecahan yang telah
diperoleh atau metode yang sudah digunakan untuk masalah lain
yang sama.
A. Pengertian
1) G.R.Terry: Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.
5
2) Claude S. Goerge, Jr: Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan
diantara sejumlah alternatif.,
Berlandaskan teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah pilihan alternatif penyelesaian
permasalahan, dengan terlebih dahulu memahami permasalahnnya
dengan cara mengurai masalah sehingga didapatkan pokok
permasalahan atau bukan permasalahan, selanjutnya dengan keilmuan
dapat merumuskan berbagai alternatif penyelesaian permasalahan yang
berdasar dan didukung data dan fakta yang akurat.
6
b) Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur
kebenaran dan keabsahanya
c) Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali
diabaikan
2) Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah memberi
manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang di
miliki seseorang maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang
akan di hasilkan.
3) Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang juga memiliki beberapa kelebihan
dan kelemahan.
3) Kelebihan:
a) Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah
penerimaan tersebut secara sukarela ataukah terpaksa
b) Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup
lama
c) Memiliki otentisitas (otentik).
4) Kelemahan:
a) Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b) Mengasosiasikan dengan praktek diktatorial
c) Sering melewati permasalahan yg seharusnya dipecahkan
sehingga dapat menimbulkan kekaburan.
4) Fakta
Pengambilan keputusan bedasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Sebenarnya istilah
fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta
7
yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data
harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudia dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
5) Rasional
Pada pengambilan keputusan berdasarkan rasional, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dpt dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pengambilan keputusan secara rasional:
a) Kejelasan masalah
b) Orientasi tujuan
c) Pengetahuan alternatif
d) Preferensi yang jelas
e) Hasil maksimal
a) Model Rasional
Hal penting yang harus diingat ketika menjelaskan sebuah
keputusan basil dari proses rasional adalah adanya pemaparan
tentang unit analisis dan apa yang menjadi pedoman perilaku. Selain
itu, sebuah keputusan haruslah memiliki tujuan. Untuk mengetahui
sebuah keputusan rasional, haruslah dihubungkan dengan objektif
dari si pembuat keputusan. Dengan demikian, dalam keputusan
harus ada sebuah tujuan. Pengambil keputusan ditingkat yang paling
sederhana adalah individu. Menurut model rasional ini, dalam
proses pengambilan keputusan, individu akan berupaya menyusun
tujuan dan sasarannya secara berurutan. Dengan cara demikian,
8
pengambil keputusan mampu mengkaji/menguji segala altematif
untuk mencapai tujuannya dan memutuskan guna memberikan hasil
yang maksimal dengan upaya/harga seminimal mungkin. Penjelasan
dari sebuah keputusan berdasarkan model ini adalah terletak pada
alasandibuat/diambilnya sebuah keputusan, yang mencakup apa yan
ingin dicapai dan bagaimana melakukannya.
b) Model Proses Organisasi
Model proses organisasi lebih memfokuskan pada·proses
pengambilan keputusan yang terjadi di tingkat individu dan
organisasi. Menurut pemahaman model proses organisasi, ada
perbedaan antara pengambil keputusan individu dengan organisasi.
Proses pengambilan keputusan dapat berbeda karena dalam sebuah
organisasi tidak ada tujuan yang tunggal dengan urutan preferensi
yang disepakati, demikian pula dalam proses pengambilan
keputusannya, berbeda dengan proses yang dilalui oleh individu.
Model pengambilan keputusan ini cocok untuk menganalisis
keputusan-keputusan yang dibuat dalam masyarakat modem.
c) Model Perundingan Politik
Dasar logika yang melatarbelakangi model pengambilan keputusan
dengan perundingan politik, adalah adanya pandangan yang
menyebutkan bahwa individu, kelompok, organisasi bahkan suatu
negara, memiliki kepentingannya sendiri yang harus dilindungi.
Keputusan yang dibuat merupakan sebuah konsensus diantara para
partisipasi, sehingga dapat dikatakan bahwa keputusan tersebut
lebih merupakan 'tawar-menawar' secara politik, bukan berdasar
atas keputusan rasional yang dibuat untuk mencapai tujuan yang
paling utama. Hasil akhir yang diperoleh merupakan outcome dari
proses negosiasi dan 'tawar-menawar', bukan solusi atas suatu
problem tertentu.
9
C. Tahapan Pengambilan Keputusan
Menurut Farhan (2019), berikut tahapan dalam pengambilan sebuah
keputusan.
1) mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah
untuk dimengerti
2) membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya
secara prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih
terarah dan terkendali
3) melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk
lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih
spesifik
4) memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-
masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan
model atau alat uji yang akan dipakai
5) memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah
sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada
umumnya.
10
pilihan, dan sebagainya di mana pilihan aktual atas jalan keluar merupakan
keputusan. Menurutnya, untuk memahami pemecahan masalah, perlu
mengikuti sejumlah langkah, yakni: (a) memperoleh informasi, (b) bertindak
dalam pengambilan keputusan, dan (c) ketidaksesuaian dengan kesadaran
(cognitive dissonance). Dari teori Duncan dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan merupakan pilihan jalan keluar atas persoalan (the
actual choices of solution), namun dia menambahkan langkah yang ketiga,
yakni cognitive dissonance sebagai konsekuensi dari setiap keputusan. Artinya,
penyelesaian masalah lebih luas dari pengambilan keputusan, karena masih
harus mempertimbangkan konsekuensi keputusan yang diambil.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam setiap pengambilan keputusan, perlu adanya perhitungan yang
matang. Agar setiap hasil yang kita raih atau dapatkan itu menjadi efektif dan
efisien. Adapun dalam setiap pengambilan keputusan tersebut, seorang
manajer perlu memperhatikan banyak faktor serta hal-hal yang mendasari
keputusan-keputusan tersebut dibuat, perlu proses dan langkah mulai dari
Identifikasi masalah yang ada, kemudian pembuatan dan pemilihan serta
penilaian alternatif pemecahan masalah yang paling efektif untuk
dipergunakan dalam penyelesainnya serta hasil yang akan didapat nantinya
didalam implementasi keputusan tersebut. Perlu langkah yang nyata dan dasar
yang jelas keputusan-keputusan yang dibuat / diambil demi kemajuan dan
perkembangan perusahaan / organisasi / instansi kedepannya.
3.2 Saran
Ada baiknya didalam pengambilan suatu keputusan kita tidak boleh tergesa-
gesa dalam memilih langkah yang akan kita ambil, kita harus paham benar-
benar apa yang sangat mendasari masalah tersebut sehingga perlu dilakukannya
sebuah pengambilan keputusan, serta pemikiran yang matang dan jeli melihat
masalah yang terjadi agar dapat diatasi dengan baik dari keputusan yang dibuat
tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
13