Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

FILOSOFI PEMECAHAN MASALAH DAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 12

1. ZULFAHMI HASIBUAN (NIM. 20226013121)


2. ELLY AZIZAH (NIM. 20226013138)
3. RESKA HANDA YANI (NIM. 20226013111)
4. NOVI DIANI (NIM. 20226013110)

DOSEN PENGAMPU :

HERI SETYO NUGROHO, M.AP & DR. PAHLAWAN, M.A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan Rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Makalah ini merupakan hasil kerjasama antar anggota

kelompok kami dalam rangka memenuhi tugas pembuatan

makalah mata kuliah Filsafat dan Perkembangan Teori

Manajemen Pendidikan.

Dalam pembuatan serta penyusunan makalah ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak. Dan kami menyadari dalam

pembuatan dan penyusunan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan, kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat

kami harapkan demi kebaikan dan kualitas makalah Filsafat dan

Perkembangan Teori Manajemen Pendidikan. Selanjutnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membaca makalah ini.

Palembang, 24 Juni 2023

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemecahan Masalah ...............................................

2.2 Ontologi Pemecahan Masalah ...................................................

2.3 Pengambilan Keputusan ............................................................

2.4 Soluasi Filosofis Terhadap Masalah ...........................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan .................................................................................

3.2 Saran ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap sekolah, perguruan tinggi, perusahaan maupun instansi

pemerintah tidak akan luput dari masalah, terutama masalah yang berhubungan

dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari

terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal.

Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak

eksternal lebih berbahaya sehingga diprioritaskan untuk segera diselesaikan.

Sedangkan masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu

berbahaya. Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan

kehancuran dari sebuah perusahaan atau suatu instansi. Karena masalah yang

harus kita Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tidak akan luput dari

masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan

manajemen.

Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa

disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang

menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih

berbahaya sehingga diprioritaskan untuk segera diselesaikan. Sedangkan

masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah

suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah

perusahaan atau suatu instansi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan

harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal.

1
2

Masalah (problem) adalah suatu deviasi antara yang seharusnya terjadi

dengan suatu yang nyata terjadi, sehingga penyebabnya perlu ditemukan dan

diverifikasi. Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan

penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui

beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.

Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas

terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang

terlalu disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan atau memecahkan

masalah jauh lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan masalah saja,

aktivitas-aktivitas lain seperti komunikasi juga sama pentingnya. Akan tetapi,

pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang seringkali

menentukan berhasil tidaknya karier manajemen

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirincikan beberapa rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa hakikat masalah ?

2. Apakah ontologi masalah ?

3. Bagaimana cara pengambilan keputusan ?

4. Bagaimana solusi filosofi terhadap masalah ?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan dari penulisan

makalah ini antara lain:

1. Mengetahui hakikat masalah

2. Mengetahui ontologi masalah


3

3. Mengetahui cara pengambilan keputusan

4. Mengetahui solusi filosofi terhadap masalah


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu

dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang

mungkin tidak didapat dengan segera (Saad & Ghani, 2008:120). Pendapat

lainnya menyatakan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan

keluar dari suatu kesulitan Polya, 1973:3). Davidoff (1988) juga menjelaskan

bahwa proses pemecahan (masalah manusia biasanya didefinisikan sebagai

suatu usaha yang cukup keras yang melibatkan suatu tujuan dan hambatan-

hambatannya.

Masalah merupakan kesenjangan antara teori dengan fakta empiris,

antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi

kebijakan. Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:

1. Masalah Sederhana (Simple Problem)

Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang

memiliki sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi

yang besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan mendalam.

Pemecahan masalah ini bisa dilakukan secara individual. Teknik yang biasa

digunakan, dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan

wewenang yang melekat pada jabatannya.

2. Masalah Rumit (Complex Problem)

Ciri dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki

kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar,

4
5

pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis. Pemecahan

masalah ini harus dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan

segenap staf pembantunya. Jenis dari masalah ini adalah masalah yang

terstruktur (struktur problems) dan masalah yang tidak terstruktur

(unstructured problems)

3. Masalah yang Terstruktur

Merupakan masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan

biasanya timbul berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan

dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif dan

dibakukan. Sifat pengambilan keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau

cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode, prosedur, atau

program tetap.

4. Masalah yang tidak Terstruktur

Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak

rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif.

Sifat pengambilan keputusannya adalah, relatif lebih sulit dan lebih lama,

diperlukan teknik pengambilan keputusan yang bersifat non-programmed

decision-making.

Tahapan Pemecahan Masalah Menurut Polya (1973:5):

a. Memahami masalah (understand the problem)

Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Kita

perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah,

hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari.

Beberapa saran yang dapat membantu siswa dalam memahami masalah

yang kompleks: (1) memberikan pertanyaan mengenai apa yang diketahui


6

dan dicari, (2) menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri, (3)

menghubungkannya dengan masalah lain yang serupa, (4) fokus pada

bagian yang penting dari masalah tersebut, (5) mengembangkan model, dan

(6) menggambar diagram.

b. Membuat rencana (devise a plan)

Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini bisa

dilakukan siswa dengan cara seperti: (1) menebak, (2) mengembangkan

sebuah model, (3) mensketsa diagram, (4) menyederhanakan masalah, (5)

mengidentifikasi pola, (6) membuat tabel, (7) eksperimen dan simulasi, (8)

bekerja terbalik, (9) menguji semua kemungkinan, (10) mengidentifikasi sub-

tujuan, (11) membuat analogi, dan (12) mengurutkan data/informasi.

c. Melaksanakan rencana (carry out the plan)

Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah direncanakan

sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1) mengartikan informasi

yang diberikan dan (2) melaksanakan strategi selama proses dan

perhitungan yang berlangsung. Secara umum pada tahap ini siswa perlu

mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana tersebut

tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana lain.

d. Melihat kembali (looking back)

Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek kembali langkah-

langkah yang sebelumnya terlibat dalam menyelesaikan masalah, yaitu: (1)

mengecek kembali semua informasi yang penting yang telah teridentifikasi;

(2) mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat; (3)

mempertimbangkan apakah solusinya logis; (4) melihat alternatif


7

penyelesaian yang lain; dan (5) membaca pertanyaan kembali dan bertanya

kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-benar terjawab.

Tahapan Pemecahan Masalah Menurut Robert J. Stemberg (2008):

a. Pengidentifikasian masalah: meskipun ganjil seperti kedengarannya,

pengidentifikasian apakah situasi tertentu problematis terkadang merupakan

langkah yang sulit. Kita mungkin akan gagal untuk menyadari bahwa

kitamemiliki suatu tujuan.

b. Pendifinisian masalah dan perpresentasiannya: sekali kita dapat

mengidentifikasikan keberadaan masalah, kita masih harus

mengidentifikasikandan dan merepresentasikan masalah dengan cukup baik

agar paham cara menyelesaikannya.

c. Perumusan strategi: sekali masalah sudah didefinisikan secara selektif,

langkah berikutnya adalah merencanakan strategi untuk menyelesaikannya.

Strategi ini akan melibatkan:

- Analisis : memilah-milah seluruh masalah yang kompleks menjadi unsur-

unsur yang bisa diatur

- Sintesis : memadukan bersama-sama berbagai unsur dan menyusunnya

sebagai sesuatu yang berguna.

- Berfikir divergen: berusaha membangkitkan solusi alternatif yang

memungkinkan bagi sebuah masalah.

- Berfikir konvergen : untuk menyempitkan berbagai kemungkinan

sehingga bisa menyatukan jawaban tunggl terbaik.

d. Pengorganisasian informasi: di tahap ini anda berusaha mengintegrasikan

semua informasi yang dianggap perlu untuk mengerjakan tugas secara

efektif.
8

e. Pengalokasian sumber daya: sebagai tambahan bagi masalah-masalah lain,

kebanyakan dari kita menghadapi masalah melalui sumber daya yang

terbatas.

f. Permonitoran: mengalokasikan sesuatu yang bijak mencakup juga

pemonitoran proses-proses pemecahan masalah.

g. Pengevaluasian : mengevaluasi solusi.

1.2 Ontologi Pemecahan Masalah

Metafisika umum adalah istilah lain dari ontology. Dengan demikian,

metafisika atau ontology adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip

yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan

metafisika khusus masih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teolog.

Ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang eksistensi, keberadaan,

dan realitas. Dalam memecahkan masalah, ontologi dapat membantu dengan

menyediakan sebuah struktur konseptual yang memungkinkan kita untuk

memahami cara bagaimana berbagai eksisten dan eksistensi saling terkait satu

sama lain.

Untuk memecahkan masalah dengan menggunakan ontologi, pertama-

tama kita perlu menentukan apa yang ingin kita ketahui dan mengidentifikasi

konsep-konsep yang terkait dengan masalah tersebut. Selanjutnya, kita dapat

menggunakan ontologi untuk menentukan hubungan-hubungan antar konsep

tersebut dan menciptakan sebuah model konseptual yang mewakili bagaimana

konsep-konsep tersebut saling terkait satu sama lain. Dengan menggunakan

model ini, kita dapat memecahkan masalah dengan lebih mudah karena memiliki

pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana konsep-konsep tersebut saling

terkait dan mempengaruhi satu sama lain.


9

Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu

perwujudan tertentu. membahas tentang yang ada, yang universal dan

menampilkan pemikiran semesta universal. Contoh, misalnya ontologi rumah, Di

zaman sekarang begitu banyak model dan bentuk dari rumah.

Tujuan Ontologi adalah berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap

kenyataan. Dalam rumusan Lorens Bagus; ontology menjelaskan yang ada yang

meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. Menggunakan cara ilmiah,

berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan

metode tertentu, tidak serampangan.

Fungsi dan manfaat dalam mempelajari ontologi, yaitu berfungsi sebagai

refleksi kritis atas objek atau bidang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi,

dan postulat-postulat ilmu.

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas

keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi membahas realitas atau

suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti

membahas kebenaran suatu fakta.

Pengertian Ontologi menurut beberapa ahli :

1. Aristoteles

Ontologi adalah pembahasan mengenai hal ada sebagai hal ada mengalami

perubahan dalam, sehubungan objeknya.

2. Clauberg

Pengertian ontologi adalah ilmu pertama tentang yang ada sejauh ada. Studi

dalam ontologi mencakup semua yang ada, termasuk Allah dan semua

ciptaan dan mendasari baik teologi mapun fisika.


10

3. Heidegger

Mengatakan bahwa ontologi adalah analisis eksistensi. Sebagai analisis

konstitusi dan mempunyai tujuan untuk menemukan apa yang

memungkinkan eksistensi.

4. Husserl

Berpendapat bahwa ontologi dibedakan menjadi dua, yaitu formal dan

material. Kedua hal tersebut berurusan dengan analisis esensi-esensi.

Ontologi formal mencakup esensi universal atau umum yang merupakan

basis terakhir dan terdalam semua ilmu. Ontologi material mencakup esensi

regional yang merupakan basis semua ilmu fakta

1.3 Pengambilan Keputuasan

Proses pengambilan keputusan ternyata tidak mudah. Tidak semua orang

memiliki kemampuan mengambil keputusan. Apalagi digenerasi serba instans

seperti sekarang, khususnya bagi generasi muda banyak yang memiliki mental

takut mengambil keputusan. Padahal di dunia kerja dan di dunia nyata,

pengambilan keputusan sebuah pilihan yang wajib.

Pengambilan keputusan adalah cara untuk memutuskan sesuatu yang di

anggap paling benar dari pilihan lainnya

Menurut Bowo (2008) pengambilan keputusan adalah proses

menemukan satu pilihan dari beragamanya alternatif pilihan terbaik yang

dilakukan secara rasional. Sehingga dalam proses pengambilan keputusan ini

merupakan suatu proses, yang tidak mungkin terjadi begitu saja dalam waktu

singkat.
11

Tujuan dari pengambilan keputusan adalah untuk memperoleh pilihan

terbaik dari alternatif-alternatif yang tersedia agar tujuan yang dacapai dapat

berjalan dengan baik.

Pengambilan keputusan adalah upaya seseorang mengambil pilihan yang

dianggap tepat, efektif dan efisien. Saat mengambil keputusan, ada beberapa

pertimbangan sasaran diantaranya adalah memecahkan masalah. Berikut

beberapa pendapat para ahli tentang pengambilan keputusan.

1. Schermerhorn

Pengambilan keputusan menurut Schermerhorn adalah kebijakan seseorang

yang menghadapi permasalahan dan berusaha mengambil peluang dari

masalah tersebut. Agar tidak berlanjut berdampak pada hasil yang kurang

baik. Baik tidaknya keputusan bergantung pada kualitas keputusan, persepsi,

pengetahuan dan pengalaman orang tersebut.

2. Negulascua dan Doval

Dalam dunia kerja, tidak dapat dipungkiri jika tidak semua orang memiliki

pengetahuan, persepsi dan data mendukung untuk membantu pengambilan

masala.

3. Heidari dan Ebrahimi

Pengambilan keputusan seseorang memiliki hubungan antara kemampuan

berfikir kritis dan keterampilan seseorang dalam membuat keputusan.

4. Virlics

Berbeda dengan pendapat Virlics yang mengartikan bahwa pengambilan

keputusan seseorang dipengaruhi oleh suasana hati. Misalnya orang yang

sedang dalam mood baik, akan lebih baik saat membuat keputusan daripada

orang yang sedang mood jelek.


12

a. Dasar Pengambilan Keputusan

Ada dasar pengambilan keputusan yang bisa kamu lakukan. Dimana

dasar-dasar ini tidak mudah dilakukan, namun jika terbiasa untuk dilatih,

maka tidak menjadi masalah.

1. Intuisi

Intuisi adalah pengalaman yang dimiliki seseorang atau pengalaman

masa lalu yang dimiliki seseorang. Pengambilan keputusan berdasarkan

intuisi umumnya dilakukan karena terbatasnya informasi yang

tersedia. Pengambilan keputusan karena intuisi lebih sering dilakukan

akibat proses tak sadar dari pengalaman masa lalu yang pernah dilalui.

Bukan berarti pengambilan keputusan ini subjektif. Tetap objektif karena

menggunakan logika, hanya saja aspek intuitifnya lebih dominan.

2. Aturan Praktis

Aturan praktis adalah pernyataan eksplisit yang membatasi yang bisa

dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa

tidak semua pemimpin bisa membuat keputusan sepanjang masalah.

Adakala mereka juga mengalami kebimbangan dan ragu apakah

keputusan yang hendak diambil dapat dilakukan atau tidak. Itu sebabnya,

beberapa tipe pemimpin yang open mind membolehkan bawahannya

membuat saran jalan keluar versi sisi mereka.

3. Pengalaman

Bagi pemimpin yang sudah memiliki pengalaman dan jam terbang tinggi,

menghadapi permasalahan hal yang biasa. Kenapa biasa? Karena

mereka memiliki banyak pengalaman. Mungkin saja pengalaman tersebut

sama dengan masalah saat ini, atau bisa juga berbeda dari
13

sekarang. Setidaknya pengalaman masa lalu sangat mempengaruhi

seorang pemimpin membuat pengambilan keputusan. Meskipun sudah

dibilang berpengalaman, dalam pengambilan keputusan tetap disarankan

untuk melakukan observasi dan pengambilan data terbaru. Karena kasus

masalah yang dulu dengan yang sekarang tentu saja sudah berbeda.

4. Fakta

Dasar pengambilan keputusan yang tidak kalah penting adalah mengacu

dan fokus pada fakta. Seorang pemimpin yang membuat keputusan

berdasarkan fakta lebih aman, daripada mengacu pada intuisi. Kenapa

demikian? Setidaknya fakta yang diambil berdasarkan kondisi di lapangan

lebih objektif dan menggambarkan selera konsumen (jika konteks untuk

perusahaan), jika kontaknya untuk perusahaan setidaknya membantu

dalam mengetahui kondisi di lapangan. Jika kita mengambil keputusan

berdasarkan intuisi dan pengalaman masa lalu, bisa saja kurang efektif.

Karena permasalahan yang terjadi saat ini akan berbeda dengan kondisi

yang terjadi 5 tahun yang lalu, meskipun bentuk masalahnya sama.

5. Wewenang

Pengambilan keputusan jenis ini lebih tepatnya diberikan oleh atasan ke

bawaan mereka. Dimana pengambilan keputusan seringkali mengalami

kendala wewenang yang diberikan oleh sang atasan. Kekurangannya,

dalam pengambilan keputusan terkesan dibatasi, karena ada benturan

kewenangan. Kelebihannya, jika keputusan yang dibuat kurang tepat dan

salah, maka pihak atasan bisa melakukan koreksi dan masukan.

Sehingga faktor risiko dapat diminimalisir.


14

6. Logika/Rasional

Pengambilan keputusan berdasarkan logika atau rasional wajib dilakukan.

Tanpa rasional dan logika, sepertinya tidak bisa menemukan problem

solvingnya.

Adapun kelebihan dari mengambil keputusan secara logika dan

rasional, yaitu menghasilkan keputusan yang objektif, transparan, konsisten

dan masuk akal. Setidaknya cara ini lebih efektif karena mendekati

kebenaran. Ternyata agar pengambilan keputusan rasional dan logikal, butuh

yang nama nya kejelasan masalah. Jadi kita harus tahu sumber masalahnya

itu apa, kemudian tahu orientasi tujuan yang hendak dicapai. Karena

mengidentifikasi masalah jika tidak tahu tujuannya ya sama saja. Perhatikan

pula preferensi yang jelas, agar menghasilkan hasil keputusan yang

maksimal.

b. Tujuan Pengambilan Keputusan

Setiap individu, organisasi ataupun perusahaan tidak menginginkan

masalah mempersulit langkah usaha bisnis mereka. Itu sebabnya tujuan

pengambilan keputusan menjadi bacaan yang cukup menarik bagi

entrepreneur ataupun seorang pebisnis.

Bahkan di kalangan pekerja kantoran pun, tertarik mempelajari ilmu

kepemimpinan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Barangkali

kamu bertanya-tanya, apa saja sih tujuan pengambilan keputusan? Sampai

banyak pelatihan kepemimpinan agar usaha mereka tidak jatuh menjalankan

usaha dan karir mereka. Berdasarkan sifatnya, tujuan pengambilan

keputusan dibagi sebagai berikut :


15

1. Tujuan Bersifat Tunggal

Tujuan pengambilan keputusan berdasarkan sifat tunggal mengacu pada

pengambilan keputusan yang dilakukan karena hanya ada satu

permasalahan saja.

2. Tujuan bersifat Ganda

Sementara ditinjau dari tujuan pengambilan keputusan yang bersifat

ganda adala pengambilan keputusan yang didasari karena terjadi lebih

dari satu masala.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan setiap orang

memiliki kecenderungan dan alasannya masing-masing. Namun secara

umum, pengambilan keputusan akan dipengaruhi beberapa faktor di bawah

ini.

1. Faktor Masa Lalu

Faktor yang paling umum dan hampir semua pemimpin memiliki adala

masa lalu. Jadi pengalaman masa lalu menjadi faktor yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan yang paling klise.

2. Bias Pengambilan Keputusan

Ulasan lengkap bias pengambilan keputusan dapat dilihat di “faktor yang

menyebabkan bias pengambilan keputusan” di sub bawa.

3. Usia Dan Perbedaan Individu

Sadar atau tidak sadar usia menjadi salah satu faktor yang menentukan

keputusan seseorang. Orang yang memiliki usia yang lebih matang,

disertai dengan karakter orang yang bijak, tentu hasil keputusannya

berbeda dengan orang yang dari usia masih baru di bidangnya.


16

4. Kepercayaan Pada Relevansi Pribadi

Ternyata faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan juga dapat

dipengaruhi oleh kepercayaan pada relevansi pribadi masing-masing juga

loh.

5. Komitmen

Seorang pemimpin yang memiliki komitmen teguh, tentu saja lebih

percaya diri disetiap mengambil keputusan. Sementara pemimpin yang

tidak memiliki komitmen kuat, akan gusar dan risau saat ingin membuat

sebuah keputusan.

6. Posisi (Kedudukan)

Kedudukan dalam hal ini adalah jabatan seseorang dapat mempengaruhi

hasli dan proses pengambilan keputusan. Tentu saja orang yang memiliki

posisi lebih percaya diri membuat keputusan, karena sudah biasa

membuat keputusan. Sementara karyawan yang baru masuk (misalnya)

ragu disetiap membuat keputusan.

7. Situasi Dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan juga dapat menjadi faktor

utama pengambilan keputusan. Berat dan tidaknya kondisi yang terjadi

dilapangan akan mempengaruhi keputusan. Kondisi dan situasi

pengambilan keputusan didunia politik tentu berbeda dengan

pengambilan keputusan yang cakupannya usaha kecil menengah.

8. Jenis Masalah

Berbicara tentang proses pengambilan keputusan, jenis masalah juga

menjadi faktor utama. Berbicara jenis masalah, memang ada banyak

sekali jenisnya. Namun secara umum, jenis masalah dibagi menjadi


17

tingkatan, yaitu masalah tingkat kecil, masalah tingkat menengah dan

masalah tingkat besar.

d. Faktor Yang Menyebabkan Bias Pengambilan Keputusan

1. Overconfidence bias

Salah satu faktor terjadinya bias dalam pengambilan keputusan adalah

masalah terlalu percaya diri, dimana seseorang memiliki kecenderungan

terlalu percaya diri dalam menilai keputusan mereka.

2. Anchoring bias

Faktor yang kedua adala bias jangkar atau kecenderungan seseorang

fokus pada informasi awal, tanpa mempedulikan informasi yang yang

baru dan atau pendapat dari orang lain.

3. Confirmation bias

Masalah umum paling umum ditemui bias pengambilan keputusan adalah

bias konfirmasi. Dikatakan sebagai bias konfirmasi terjadinya

kecenderungan seseorang untuk memilih informasi yang bersifat

menguatkan masa lalu.

4. Availability bias

Sementara yang disebut availability bias adalah bias ketersediaan yang

memiliki kecenderungan membuat keputusan berdasarkan informasi yang

mudah ditemukan dan mudah didapat.

5. Escalation of commitment

Bias pengambilan keputusan yang umum terjadi adalah eskalasi

komitmen yang mana seseorang memiliki kecenderungan fokus pada

keputusan yang sudah dibuat, padahal bisa saja keputusan yang dibuat

adalah keputusan yang tidak tepat.


18

6. Randomness error

Randomness error adalah kesalahan acak yang merupakan

kecenderungan seseorang membuat keputusan berdasarkan

memprediksi hasil atau peristiwa yang sebenarnya dilakukan karena

ketidaksengajaan.

7. Risk aversion

Risk aversion atau aversi risiko adalah kecenderungan seseorang untuk

memilih hasil yang tidak berisiko, dengan kata lain, memilih masalah yang

aman.

8. Hindsight bias

Terakhir faktor yang mempengaruhi bias pengambilan keputusan adalah

bias peninjauan masa lampau, dimana kecenderungan seseorang

berpura-pura meyakini hasil prediksi yang sudah mereka buat sebagai

data yang akurat, setelah hasil tersebut benar-benar diketahui.

e. Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan yang pertama tentu saja mengetahui

terlebih akar permasalahannya. Bagaimana dapat ditemukan jalan keluar

jika tidak menemukan sumber permasalahan terjadi. Ironisnya, banyak lo

individu ataupun organisasi yang tidak tau apa sih masalah utamanya.

2. Mencari alternatif problem solving

Pentingnya mencari alternatif pemecahan masalah untuk membantu

pengambilan keputusan. Pentingnya membuat alternatif berfungsi untuk

membuat rencana plan a, plan b dan seterusnya. Jadi apabila plan a

gagal masih ada plan b, c dst. Seringkali saat membuat alternatif problem
19

solving, banyak yang terfokus masalah efektif dan tidaknya alternatif

tersebut. Nah, daripada pusing cara tersebut, tips saya tulis saja alternatif

sebanyak mungkin, sebelum nanti masuk ke tahap tiga, yaitu tahap

membuat keputusan.

3. Memilih alternatif

Dari kumpulan alternatif permasalahan dan jalan keluar yang sudah kamu

buat, langkah selanjutnya hanya memilih. Barulah di tahap memilih

dilakukan analisa apakah alternatif yang ingin diambil efektif, efisien atau

tidak.

4. Pelaksanaan alternatif

Di tahap empat adalah melaksanakan pilian yang sudah dipilih. Jadi kamu

bisa mempraktekan atau mengaplikasikan ke permasalahan di lapangan.

Selama menerapkan hasil keputusan tidak boleh dilepas begitu saja.

Butuh pengawasan dan evaluasi.

5. Evaluasi

Proses paling akhir dalam evaluasi. Fungsi evaluasi adalah untuk

mengetahui seberapa efektif hasil di lapangan. Apakah ada kekurangan

dan semacamnya. Jika ada kekurangan, maka perlu dilakukan evaluasi

agar hasilnya semakin efektif dan maksimal.


20

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan terkait penyelesaian masalah dan

pengambilan keputusan yang telah dilampirkan di atas, maka dapat ditarik

sebuah kesimpulan mengenai penyelesaian masalah (problem solving)

adalah suatu deviasi antara yang seharusnya terjadi dengan suatu yang

nyata terjadi, sehingga penyebabnya perlu ditemukan dan diverifikasi.

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan

menjatuhkan pilihan. Mengemukakan langkah-langkah apa yang sekiranya

perlu dilakukan dalam menangani masalah (Rifa'i, 2020: 148): 1.

Mengusahakan keterangan dan penjelasan yang lebih lanjut tentang masalah

itu sendiri; 2. Identifikasi sasaran dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan; 3.

Mengukur tingkat keberhasilannya; 4. Menentukan kriteria keberhasilan

pencapaian tujuan; 5. Memperhatikan sektor lingkungan; 6. Meneliti satu

persatu alternatif pemecahan masalah sehingga masing-masing diketahui

kelemahan dan keunggulannya; 7. Merumuskan model mana saja yang

dimungkinkan untuk pemecahan masalah; 8. Mengumpulkan data untuk

pengukuran dan pemilihan alternatif yang paling tepat untuk pemecahan

masalah; 9. Mengadakan perbandingan antara model yang satu dengan

model yang lain 10. Mengetes hasil analisis untuk lebih meyakinkan; 11.

Mempertimbangkan juga apakah terdapat juga segi-segi ketidak efisienan


21

yang terjadi, dan 12. Mengadakan ringkasan bilamana perlu menyertakan

juga saran-sarannya.

3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA

Adib,Mohammad. 2011. Filsafat ilmu: ontologi, epistemologi, aksiologi, dan


Logika ilmu pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agung, (2014). Pengambilan Keputusan Pemimpin Organisasi Pada UKM


yang Berprestasi UIN Sunan Kalijaga. Skripsi tidak diterbitkan: Yogyakarta
:UIN Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Beach, L.R & Connolly, T. (2005) The Psychology of Decision Making. Thousand
Oaks, California: Sage Publications. Creswell, J. W. (2010).

Johanes Supranto. (1998). Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rineka


Cipta
Malayu.

Muhammad Rifa’i. (2020). Pengambilan Keputusan. Jakarta: Kencana.

Nurs. (2003). Pengambilan Keputusan. Jakarta: Gunung Agung. 2003.

Prajudi Atmosudirdjo. (1990). Beberapa Pandangan Umum tentang Pengambilan


Keputusan (Decision making). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Siagian. (1980). Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji


Masagung.

https://www.tweetilmu.web.id/2020/11/pemecahan-masalah-dan-pengambilan-
keputusan.html

Internet via Google Diakses 21 Juni 2023 Pukul 20.05 WIB

https://www.google.com/search?
q=antologi+pemecahan+masalah+adalah&oq=antologi+pemecahan+mas
alah+a&aqs=chrome.0.69i59j69i57.10221j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8

Internet via Google Pengertian Pengambilan Keputusan


https://www.google.com/search?
q=tujuan+pengambilan+keputusan+adalah&ei=MP2TZJjZKaG14-
EPrfO9kA8&oq=Tujuan+pengambilan+keputusa&gs_lcp= Diakses 21 Juni
2023 Pukul 09.35. WIB

23
24

Anda mungkin juga menyukai