BERPIKIR SISTEM
DISUSUN OLEH :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan Rahmat dan Hidayah-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas paper pada program studi Ilmu
Administrasi Bisnis mata kuliah Berpikir Sistem ini. Dalam kesempatan ini
saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lisa selaku dosen
pengampu mata kuliah Berpikir Sistem yang telah memberikan bimbingan
kepada saya sehingga paper ini berhasil dibuat.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................5
1.3 TUJUAN.....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................8
2.1 PERMODELAN BERPIKIR SISTEM..........................................8
2.2 MENTAL MODEL BERPIKIR SISTEM.......................................8
2.3 PEMECAHAN MASALAH BERPIKIR SISTEM..........................13
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................16
3.1 PERMODELAN BERPIKIR SISTEM.........................................16
3.2 MENTAL MODEL BERPIKIR SISTEM......................................31
3.3 PEMECAHAN MASALAH BERPIKIR SISTEM.........................42
BAB IV KESIMPULAN...................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................53
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bawahan, klega, dan pihak terkait lainnya. Masing-masing
komponen ini memiliki kontribusi terhadap tujuan sistem.
2
Dalam dunia bisnis, seperti pada dunia pemasaran misalnya,
kian menyadari bahwa ada kategori baru dalam ilmu pemasaran
akibat meledaknya layanan social media internet seperti facebook
atau twitter, yaitu social media marketing. Kategori ini timbul berbasis
kepada pemahaman bahwa pengambilan keputusan pembelian
ternyata tergantung pula kepada apa yang dibeli oleh teman kita.
3
pada tingkat strukturnya. Ciri-ciri ini berasal dan merupakan akibat
kompleksitas dari struktur konektivitas permasalahannya
(Gharajedaghi 2006).
4
Ternyata ketika kita mengubah beberapa hal didalam proses, output
yang dihasilkan juga berubah. Jika perubahan ini dilakukan dalam
suatu rentang tertentu, maka sebuah pola kejadian bisa muncul.
Ternyata ketika output berubah, proses juga mengalami perubahan
yang mengakibatkan output akan berubah secara permanen.
5
6. Bagaimana mental model sebagai helm pikiran?
1.3 Tujuan
6
4. Agar memahami perbedaan analisa dan analisa sistem
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
- Personal mastery (keahlian pribadi)
9
memahami dunia dan bagaimana kita mengambil tindakan. Kita
sering tidak menyadari dampak dari asumsi seperti pada perilaku kita
– dan, dengan demikian, bagian mendasar dari tugas kita adalah
untuk mengembangkan kemampuan untuk mencerminkan tindakan.
10
kekuatan untuk meningkatkan iman dan untuk mendorong
eksperimentasi dan inovasi.
11
Disiplin belajar tim dimulai dengan ‘dialog’, kapasitas anggota
tim untuk menangguhkan asumsi dan masuk ke dalam suatu
kesatuan berpikir bersama. Bagi orang Yunani dialog artinya logos
yang berarti bebas mengalir jika makna melalui kelompok, yang
memungkinkan kelompok untuk menemukan wawasan dan tidak
dicapai secara individual. Itu juga mencakup belajar bagaimana
mengenali pola-pola interaksi dalam tim yang melemahkan belajar.
12
Kemampuan sistem teori untuk memahami dan mengatasi
keseluruhan, dan untuk memeriksa keterkaitan antara bagian-bagian
yang menyediakan, baik insentif dan sarana untuk mengintegrasikan
disiplin ilmu. Peter Senge berpendapat bahwa salah satu masalah
utama yang banyak yang ditulis, dan dilakukan atas nama
manajemen, adalah bahwa kerangka kerja yang agak sederhana
diterapkan untuk sebuah sistem yang kompleks.
13
terdiri dari kata problem yang berarti masalah dan kata solve yang
berarti pemecahan masalah.
14
Strategi detailistis, disini persoalan dibagi-bagi dalam bagian-
bagian dan coba dipecahkan bagian demi bagian.
15
BAB III
MATERI PERTAMA
16
model yang salah akan memberikan dukungan pengambilan
keputusan yang salah sehingga beresiko tinggi untuk menghasilkan
keputusan yang salah.
17
Dalam pencarian pengambilan keputusan terbaik maka
pemodelan sistem dapat dibagi menjadi dua dukungan: langsung
(pendekatan optimasi) atau tidak langsung (pendekatan simulasi).
Dukungan langsung berarti pemodelan sistem dilakukan untuk
mendapatkan hasil terbaik, sedangkan dukungan tidak langsung
berbarti pemodelan sistem memberikan pemahaman yang lebih baik
kepada permasalahan kompleks sehingga suatu keputusan optimal
dapat dipilih.
3.1.3 OPTIMASI
18
Komponen-komponen dalam optimasi, seperti: jenis variabel,
konstanta pembatas, output dan input serta prosesproses yang
harus dibuat persamaannya, menuntut pendefinisian yang jelas dari
problemnya. Perubahan ini biasanya didorong oleh adanya
perubahan variabel eksogen yang menjadi input atau constraint
(pembatas) dalam model yang disusun. Komponen-komponen
dalam optimasi, seperti: jenis variabel, konstanta pembatas, output
dan input serta prosesproses yang harus dibuat persamaannya,
menuntut pendefinisian yang jelas dari problemnya.
19
sebuah fungsi tujuan dengan fungsi-fungsi batasan. Bentuk
persamaan ini bisa berupa programa linier, programa integer,
programa non-linear, programa stokastik dan lain-lain.
20
berbasis keturunan dan seleksi alam yang terjadi pada proses
evolusi makhluk hidup.
21
lebih kuat daripada jalur lama, sehingga semut berikutnya lebih
mengikut jalur yang lebih pendek.
3.1.4 SIMULASI
22
Pendekatan simulasi sebagai sebuah pendekatan yang
berfokus untuk mengetahui berbagai kemungkinan hasil dari
perubahan variable secara serentak didalam model.
23
pada proses industri kimia atau pengaruh kebijakan yang memang
bersifat kontinu. Analisa kebijakan umumnya dikategorikan sebagai
pemodelan kontinu, karena dampak dari kebijakan setelah
dikeluarkan akan mendorong secara terus menerus dalam lajur
tertentu terjadinya sebuah perubahan.
A. Struktur interdependensi
24
representasi klasik sebuah model dari sistem dengan
menggambarkan sistem sebagai kombinasi antara stok dan
aliran, walaupun ada pula aplikasi yang menggunakan CLD
sebagai antar mukanya.
B. Perilaku Dinamis
25
kesimpulan ini anda dapatkan setelah anda mengumpulkan
berbagai kejadian pertemuan dengan orang tersebut.
26
setiap konektivitas antar variabel dalam model, ada lagi kubu
yang hanya meminta validasi berupa konfirmasi dari nara
sumbernya terhadap hasil model secara keseluruhan. Jadi
tergantung dari tujuan dari model itu sendiri dan biasanya ini
berhubungan langsung dengan untuk apa model dilakukan.
27
Sama dengan konsep simulasi secara umumnya,
karena kita dengan mudah mengubah hampir semua variabel
atau menambahkannya saat ini, maka kita akan mendapatkan
ledakan alternatif perubahan dalam model. Untuk itu dalam
menyusun alternatif perubahan, kita harus mengusung prinsip
“plausible, not just possible”: yang bisa dilaksanakan, bukan
yang mungkin dilaksanakan. Prinsip ini akan membatasi
jumlah perubahan yang mungkin dilakukan.
28
terlihat membaik di saat akhir, namun sebenarnya ternyata
ada kondisi yang lebih baik pada tahun ke-5, sehingga bentuk
perilakunya seperti kurva terbalik.
29
30
MATERI KEDUA
31
tidak perlu, karena ketika kita ingin mencapai sebuah tempat, kita
hanya membutuhkan titik-titik penanda lokasi yang bisa dilihat dari
jalan, seperti gedung, restoran, monumen dsb.
Benar karena tidak ada yang salah dari model mental yang
mereka bangun, yang berlandaskan apa yang mereka tahu. Salah
karena tidak ada yang benar-benar utuh menggambarkan
masalahnya. Untuk itulah selain model mental individu, perlu
dibangun bersama model mental kelompok atau organisasi, melalui
32
eksplorasi tangga kesimpulan dengan berdialog yang akan di
jabarkan kemudian.
33
Energi mental adalah kombinasi antara energi pikiran dan
energi emosi. Jika harus diubah, maka kita memilih perubahan yang
paling sedikit membutuhkan energi mental, yang artinya paling
sedikit mikir dan emosi yang harus dilakukan. Itulah juga satu alasan
pula kenapa mental model sulit berubah.
34
mental adalah suatu prinsip yang mendasar dari organisasi
pembelajar.
35
hakikatnya berdasarkan atas asumsi-asumsi mengenai sifat
manusia dan motivasinya.
36
3.2.4 Mental Model dan Pemimpin
37
Dalam mewujudkan ide dan gagasan cemerlang dalam suatu
organisasi kerap tidak dapat terwujud. Hal tersebut seringkali
disebabkan mental model(pola pandang dan persepsi) para anggota
organisasi terhadap suatu kejadian sekelilingnya tidak sama atau
berbeda satu sama lain dan hal ini akan mempengaruhi tindakan
terhadap pandangan realitas tersebut.
38
Mental model kita hanya mampu untuk dikontruksi ulang hanya
jika kita mau membukanya untuk menerima umpan balik(double
loop learning) (Sterman,2000).
39
otomatis. Bahkan, semakin sering kita mendapatkan umpan balik
positif yang mempertegas sebuah model mental secara berulang-
ulang, maka model mental tersebut semakin menguat, sedemikian
rupa bisa membutakan kita terhadap kelemahan dari model mental
tersebut.
40
Pandangan kita juga terbatasi oleh helm yang kita gunakan. Apa
yang kita dengar juga berkurang akibat dari hel yang kita gunakan.
41
MATERI KETIGA
42
mendefinisikan masalah adalah adanya gap atau celah antara apa
yang idealnya diinginkan dengan apa yang terjadi saat ini (Hosotani
February 2004).
43
Menganalisa adalah membagi menjadi komponen,
mengamati dan mencari hubungan, lalu mengambil kesimpulan.
i. Membagi Komponen
44
Khusus untuk interaksi ada rule sederhana untuk
melakukan analisanya yaitu:
45
3.3.2 Perbedaan Analisa dan Analisa Sistem
A. Analisa (Biasa)
Proses pencarian permasalahan untuk mencari komponen
yang rusak
Satu tingkatan, masalah dibatasi hanya pada satu tingkatan,
dalam satu cara pandang/ perspektif, dalam jangka waktu
saat ini atau sangat terbatas, dalam jangka ruang yang
terbatas
Sebuah analisa biasa berarti anda harus mencari komponen
yang rusak kemudian memperbaikinya. Struktur diatas
memiliki 4 komponen titik, jadi ada 4 kemungkinan kerusakan
yang dianalisa.
B. Analisa sistem
Proses pencarian permasalahan mencakup tambahan
hubungan interaktif antar komponen disesuaikan dengan
tujuan dan secara endogenus
Multi dimensi, Multi tingkatan/skala, multi aktor,
dipertimbangkan multi perspektif, baik dimensi waktu (dulu-
saat ini- akan datang), maupun geografis (disini atau disana)
Sebuah analisa sistem mengharuskan anda untuk tidak saja
mencari komponen yang rusak namun juga hubungannya.
Struktur diatas memiliki 4 komponen titik dan 6 kemungkinan
hubungan, jadi ada 10 kemungkinan kerusakan yang
dianalisa. Pada struktur lebih dari 3 komponen, jumlah
kemungkinan interaksi akan melebihi dari dari jumlah
komponen.
46
dengan berpikir sistem, dari awal fokus perhatian adalah mencari
hubungan, keterkaitan dan ketergantungan.
47
Sebagai contoh perubahan batasan pada tubuh manusia. Jika
anda seorang alien dari luar bumi, maka bisa saja yang dia akan lihat
dulu adalah jantung sebagai komponen yang berisik dan konstan
(perut kosong juga berisik, namun tidak kita bahas disini).
48
merupakan singkatan dari Plan, Do, Check dan Action. Sejak
dikenalkan oleh Edward W.
49
pemahaman masalah yang biasanya terjadi pada langkah awal,
gunakanlah pola berpikir sistem untuk memahami masalah tersebut.
50
BAB IV
KESIMPULAN
51
dengan tujuan tertentu yang komponennya berinteraksi dalam
sebuah pola terstruktur sehingga yang komponennya berinteraksi
dalam sebuah pola terstruktur sehingga memiliki sebuah ciri utuh
yang bisa berbeda dengan hanya penjumlahan komponennya.
52
DAFTAR PUSTAKA
http://perilakuorganisasi.com/peter-m-senge-organisasi-pembelajar.html
https://huxleyi.wordpress.com/2010/12/18/learning-organization-
organisasi-pembelajaran.htm
http://kuliahqita.wordpress.com/2010/05/07/definisi-karakteristik-dan-
prinsip-prinsip-pemodelan-sistem/
http://repository.upm.ac.id/899/1/Bahan%20ajar%20Pemodelan%20siste
m.doc
https://id.scribd.com/embeds/456852341/content?start_page=1&view_mo
de=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
53