Anda di halaman 1dari 12

PROSES ASESSMEN INTERVENSI SOSIAL

Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Teknik Intervensi Sosial

Dosen Pengampu: Karta Sasmita, Ph.D

Disusun oleh Kelompok 7 :

Yudha Trikus 1104618015

Muhammad Rasyid Ramadhan 1104618049

Muhamad Robby Fiqrian 1104618021

Jalu Asmoro Pamungkas 1104618024

PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan rahmat-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Proses Asessmen
Intervensi Sosial” sebagai tugas dari mata kuliah Intervensi Sosial oleh Pak Karta Sasmita,
Ph.D selaku Dosen Pengampu.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain sebagai salah
satu pemenuh tugas juga agar penyusun dan pembaca bisa memahami tentang cara
melakukan penilaian intervensi sosial karena penyusun menyajikan secara singkat, jelas dan
sistematis, sehingga diharapkan dapat mudah diterima dan dimengerti bagi pembaca makalah
ini.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama penyusunan makalah ini khususnya Pak
Karta Sasmita, Ph.D selaku Dosen Pengampu mata Kuliah Teknik Intervensi Sosial serta
kepada teman-teman Pendidikan Masyarakat B 2018 yang selalu membantu dan
menyemangati dalam menjalani perkuliahan.

Akhir kata dengan segala keterbatasannya, kelompok kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan bagi para pembaca. Penyusun menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat menantikan
kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi mengenai
penulisan makalah berikutnya. Penyusun juga berharap hal tersebut mampu dijadikan
pembelajaran untuk supaya lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Jakarta, 23 April 2021

Penyusun

Kelompok 7

ii | A s e s s m e n I n t e r v e n s i S o s i a l
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN ASESSMENT.................................................................................3
2.2 INTERVENSI SOSIAL.............................................................................................5
2.3 FUNGSI ASESSMENT INTERVENSI SOSIAL...................................................5
2.4 LANGKAH-LANGKAH ASESSMENT INTERVENSI SOSIAL........................7
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................8
3.2 SARAN.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

iii | A s e s s m e n I n t e r v e n s i S o s i a l
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asesmen adalah proses pengumpulan, penganalisaan dan mensistesakan data kedalam


suatu formulasi yang menekankan dimensi vital sebagai berikut: (1) sifat permasalahan klien,
termasuk perhatian khusus terhadap peran-peran yang klien dan hal penting lainnya yang sulit
dijalankan; (2) keberfungsian klien (kekuatan, keterbatasan, aset pribadi dan kekurangan)
serta hal penting lainnya; (3) motivasi klien untuk mengatasi masalah; (4) relevansi faktor
lingkungan yang turut mendukung timbulnya masalah; dan (5) sumber-sumber yang tersedian
atau dibutuhkan untuk mengurangi/ menghilangkan kesulitan klien.
Asesmen terkadang menunjukkan sebagai suatu psychosocial diagnosis. (Namun
istilah diagnosis terfokus pada apa kesalahan klien, keluarga, atau kelompok yang didiagnosis
—seperti mengidap penyakit, masalah disfungsional dan mentalDalam kenyataannya,
asesmen memiliki arti yang lebih luas bagi pengembangan rencana intervensi. Asesmen
merupakan proses kritis dalam praktik pekerjaan sosial. Penentuan tujuan dan intervensi amat
tergantung pada asesmen. Asesment yang tidak tepat atau tidak lengkap mungkin akan
berakibat pada penetapan tujuan yang tidak tepat dan penetapan intervensi yang tidak tepat.
Karena asesment yang dibuat tidak tepat atau tidak lengkap, perubahan positif yang
diharapkan dari klien nampaknya tidak akan terjadi.
Proses intervensi social tidak bisa dilepaskan dari yang namanya teknik sebuah
asessmen. Kedua faktor ini saling berkaitan satu sama lainnya karena menjadi bagian yang
sangat penting. Di jaman modern saat ini, berbagai banya manfaat yang bisa di dapatkan
ketika seseorang telah melakukan asesmen sosial dalam lingkup intervensi. Kelompok kami
mencoba membahas nya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami agar dapat memudahkan
dalam proses mencapai tujuan penulisan yaitu sebagai sumber bacaan dan pengetahuan.
Mengingat begitu banyak hal yang dapat dibahas pada materi kali ini, kelompok kami
tergerak hatinya agar menjadikan ini sebagai bahan diskusi kita bersama. Nantinya hasil dari
penulisan ini semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan juga turut
mengembangkan wawasan kita semua mengenai teknik asesmen dalam intervensi sosisal ini.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH:

Rumusan Masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Apakah pengertian dari asessmen?
2. Apa maksud dari intervensi sosial ?
3. Apa tujuan dan fungsi asessmen intervensi sosial?
4. Bagaimana langkah-langkah asessmen intervensi sosial?

1.3 TUJUAN:

Tujuan Penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui dan memahami dari pengertian asessmen
2. Untuk mengetahui dan memahami maksud intervensi sosial
3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi asessmen intervensi sosial
4. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah asesmen intervensi sosial

2|Asessmen Intervensi Sosial


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asessmen


Asesmen adalah suatu proses dan suatu produk/hasil pemahaman dimana tindakan
pertolongan diberikan kepada orang yang membutuhkan (atau dalam hal ini adalah klien).
Asesmen merupakan suatu proses berfikir yang menjadi alasan bagi seorang pekerja sosial
dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data sampai dengan kesimpulan sementara.
Konsep tentang asesmen dalam pekerjaan sosial merupakan upaya untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengambilan keputusan (graining knowledge and making judgement).
Asesmen merupakan proses kritis dalam praktik pekerjaan sosial. Penentuan tujuan dan
intervensi amat tergantung pada asesmen.
Asesment yang tidak tepat atau tidak lengkap mungkin akan berakibat pada penetapan
tujuan yang tidak tepat dan penetapan intervensi yang tidak tepat. Karena asesment yang
dibuat tidak tepat atau tidak lengkap, perubahan positif yang diharapkan dari klien
nampaknya tidak akan terjadi.Hepworth and Larsen (1986) menjelaskan asesmen sebagai
berikut: Asesmen adalah proses pengumpulan, penganalisaan dan mensistesakan data
kedalam suatu formulasi yang menekankan dimensi vital sebagai berikut: (1) sifat
permasalahan klien, termasuk perhatian khusus terhadap peran-peran yang klien dan hal
penting lainnya yang sulit dijalankan; (2) keberfungsian klien (kekuatan, keterbatasan, aset
pribadi dan kekurangan) serta hal penting lainnya; (3) motivasi klien untuk mengatasi
masalah; (4) relevansi faktor lingkungan yang turut mendukung timbulnya masalah; dan (5)
sumber-sumber yang tersedian atau dibutuhkan untuk mengurangi/ menghilangkan kesulitan
klien.
Asesmen terkadang menunjukkan sebagai suatu psychosocial diagnosis (Hollis,
1972). Namun istilah diagnosis terfokus pada apa kesalahan klien, keluarga, atau kelompok
yang didiagnosis—seperti mengidap penyakit, masalah disfungsional dan mental. Karena
diagnosis memiliki konotasi negatif, banyak para pendidik pekerjaan sosial, termasuk saya,
lebih suka menggunakan istilah assessment. Asesmen tidak hanya mempertanyakan apa
kesalahan klien tetapi juga sumber-sumber, kekuatan, motivasi, komponen fungsional, dan
faktor positif lainnya yang dapat digunakan dalam mengatasi kesulitan, meningkatkan
keberfungsian, dan mendukung pertumbuhan.

3|Asessmen Intervensi Sosial


Dalam kenyataannya, asesmen memiliki arti yang lebih luas bagi pengembangan
rencana intervensi. Sifat dari tugas-tugas asesment amat beragam sesuai dengan tipe seting
dimana pekerjan sosial berpraktik, meskipun seting berbeda tetapi proses yang
digunakannnya tetap sama. Seorang pekerja sosial yang bekerja pada sebuah rumah
perawatan (nursing home) yang melakukan asesmen pada aplikan potensial akan sangat
berbeda jika dibandingkan dengan pekerja sosial dalam seting pelayanan perlindungan yang
melakukan asesmen pemeliharaan anak-anak korban kekerasan.
Dalam sejumlah seting (seperti halnya dalam lembaga pelayanan perlindungan),
pekerja sosial melakukan suatu asesmen independent. Dengan kemerdekaan asesment, para
pekerja sosial akan berkonsultasi dengan kolega atau profesional disiplin lainnya berkaitan
dengan kasus tersebut. Dalam seting lainnya (misalkan, klinik kesehatan mental, sekolah, dan
rumah sakit), pekerja sosial mungkin bertindak sebagai anggota team klinis yang melakukan
asesmen. Anggota tim lainnya mungkin terdiri dari psikolog, psikiater, dan mungkin
profesional dari disiplin lainnya. Bersama tim klinis ini, setiap anggota mempunyai peranan
yang saling melengkapi dalam proses asesmen, berdasarkan pada masing-masing keahlian
profesionalnya. Seorang psikolog, misalnya, akan memfokuskan pada keberfungsian
psikologis dan mungkin akan melakukan serangkaian pengujian test psikologis (termasuk test
kepribadian dan kecerdasan).
Seorang pekerja sosial akan mengkompilasi suatu sejarah sosial yang mengkaji latar
belakang keluarga, dinamika pernikahan, faktor lingkungan, serta latar belakang pekerjaan
dan pendidikan. Dalam suatu seting dimana pekerja sosial sebagai asesor utama, maka
asesment umumnya dapat dilengkapi dalam satu, dua atau tiga sesi. Dengan pendekatan suatu
tim klinis, kasus biasanya lebih pelik, dan asesmen dengan berbagai profesional mungkin
memakan waktu sedikitnya seminggu.
Asesmen terkadang merupakan suatu hasil (product) atau terkadang merupakan
proses berjalan (an ongoing process). Sebagai suatu produk/hasil, aseemen merupakan suatu
formulasi berdasarkan waktu berkenaan dengan sifat kesulitan dan sumber-sumber klien.
Suatu ilustrasinya adalah hasil dari status asesmen mental pada rumah sakit jiwa. Misalkan
pertama-tama asesmen terfokus pada penentuan apakah klien sehat jiwa atau psikotik. Jika
klien dinilai psikotik, seorang psikiater memberinya label dan merekomendasikan suatu
pendekatan pengobatan tertentu. Bahkan saat suatu assessment merupakan suatu produk,
assessment biasanya akan selalu diperbarui dan direvisi perbulan atau terkadang tiap tahun.
Esensinya, assessment adalah suatu hipotesa kerja mengenai kesulitan-kesulitan dan sumber-
sumber klien berdasarkan pada data terkini.

4|Asessmen Intervensi Sosial


2.2 Intervensi Sosial
Intervensi adalah aktivitas untuk melaksanakan rencana pengasuhan dengan
memberikan pelayanan terhadap anak dalam keluarga maupun di lingkungan lembaga
kesejahteraan sosial anak . Dalam pengertian yang lain juga disebutkan, Intervensi adalah
tindakan spesifik oleh seorang pekerja sosial dalam kaitan dengan sistem atau proses manusia
dalam rangka menimbulkan perubahan . Sedangkan menurut Isbandi Rukminto Adi
intervensi sosial adalah perubahan yang terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan
(change agent) terhadap berbagai sasaran perubahan (target of change) yang terdiri dari
individu, keluarga, dan kelompok kecil (level mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo)
dan masyarakat yang lebih luas, baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi, negara, maupun
tingkat global (level makro) .
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia, 2011, Standart Nasional Pengasuhan
Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Dalam definisi yang lain, intervensi sosial
mencakup keseluruhan usaha penyembuhan yang ditujukan sebagai upaya pemecahan
masalah-masalah yang dialami secara individu maupun kelompok. Masalah-masalah ini dapat
berupa kesulitan-kesulitan hubungan antar orang dan emotional serta masalah-masalah
situational. Dimasa yang lalu penyembuhan sosial itu lebih ditekankan pada unsur-unsur
psikologis tapi pada saat ini penyembuhan sosial lebih ditekankan pada unsur-unsur sosial.
Sehingga penekanan ini menempatkan praktek pekerjaan sosial dalam upaya penyembuhan
sosial. Intervensi merupakan suatu proses refungsional dan pengembangan yang
memungkinan penyandang masalah melaksanakan fungsi sosialnya dalam kehidupan
masyarakat.
(Keputusan Menteri Sosial RI No. 07/HUK/KBP/II/1984). Sosial berarti segala
sesuatu mengenai masyarakat yang peduli terhadap kepentingan umum32 . Istilah intervensi
mulai muncul dalam literatur pekerjaan sosial pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an.
Pada permulaan nampaknya terdapat sedikit penjelasan arti istilah tersebut. Istilah ini sedang
digunakan untuk menggantikan istilah treatment (perlakuan) sebagaimana yang digunakan
dalam gambaran “studi, diagnosa dan perlakuan” dari proses pekerjaan sosial. Biasanya
penggunaan intervensi disertai oleh istilah assesment untuk menggantikan kata yang lebih
tradisional, yaitu diagnosa .

5|Asessmen Intervensi Sosial


2.3 Fungsi Asessmen Intervensi Sosial
Tujuan utama dari metode intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial orang
(individu, kelompok, masyarakat) yang merupakan sasaran perubahan. Kerika fungsi sosial
seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi sejahtera akan semakin mudah
dicapai. Kondisi sejahtera dapat terwujud manakala jarak antara harapan dan kenyataan tidak
terlalu lebar. Melalui intervensi sosial, hambatan sosial yang dihadapi kelompok sasaran
perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervensi sosial berupaya memperkecil jarak
antara harapan lingkungan dengan kondisi kenyataan klien.
Fungsi dilakukannya metode intervensi sosial dalam pekerjaan sosial, diantaranya:
a. Mencari penyelesaian dari klien masalah secara langsung yang tentunya dengan metode-
metode pekerjaan sosial
b. Menghubungkan klien dengan sistem sumber
c. Membantu klien menghadapi masalahnya
d. Menggali potensi dari dalam diri klien sehingga bisa membantunya untuk menyelesaikan
masalahnya.

6|Asessmen Intervensi Sosial


2.4 Langkah-langkah Asessmen Intervensi Sosial
Dalam hal ini, Assesmen intervensi sosial memiliki fase-fase tertentu, hal ini
didasarkan intervensi adalah proses terencana dan mengikut pada perubahan yang diharapkan
adapun fase-fase asessmen intervensi yaitu:
1) Fase persiapan. Tahapan ini terdiri dari persiapan pekerja sosial dalam pendataan,
administrasi, kontak dengan klien.
2) Fase pengembangan kontak dengan klien. Aspek-aspek yang dinilai adalah kekuatan dan
kelemahan klien, keberfungsian klien, motivasi klien dalam memecahkan masalah serta
faktor lingkungan/dukungan sosial.
3) Fase pengumpulan data informasi. Pada tahap ini pekerja sosial secara partisipatif
melibatkan klien untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara
mengatasinya. Serta mencari informasi yang selengkap-lengkapnya tentang klien, ada yang
berbentuk informasi baru yang berbentuk data-data yang dapat diperoleh dari berbagai
laporan resmi dan laporan lunak yaitu umumnya lebih bersifat subjektif karena tidak jarang
banyak memunculkan opini individual.
4) Fase Perencanaan dan Analisis. Pada fase ini dilakukan perencanaan yang akan
dilakukan sesuai dengan klien dan menganalisis permasalahan yang dihadapi klien.
5) Fase pelaksanaan. Pekerja sosial dan klien dapat melaksanakan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan kontrak.
6) Fase Negosiasi. Negosiasi sebagai proses pengawasan pekerja sosial dan klien terhadap
pelaksanaan pemecahan masalah yang sedang berjalan. Apakah tujuan yang diinginkan sudah
tercapai atau belum.
7) Fase terminasi. Fase ini merupakan tahap pemutusan hubungan dengan klien sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati. Bila tujuan-tujuan tidak dapat dicapai, pekerja sosial
dan klien menentukan bersama apakah kembali ke langkah awal atau mengakhirinya.

7|Asessmen Intervensi Sosial


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada kenyataannya, asesmen memiliki arti yang lebih luas bagi pengembangan
rencana intervensi. Sifat dari tugas-tugas asesment amat beragam sesuai dengan tipe seting
dimana pekerjan sosial berpraktik, meskipun seting berbeda tetapi proses yang
digunakannnya tetap sama. Asesmen merupakan suatu hasil (product) atau terkadang
merupakan proses berjalan (an ongoing process). Sebagai suatu produk/hasil, aseemen
merupakan suatu formulasi berdasarkan waktu berkenaan dengan sifat kesulitan dan sumber-
sumber klien. Asesmen tidak hanya mempertanyakan apa kesalahan klien tetapi juga sumber-
sumber, kekuatan, motivasi, komponen fungsional, dan faktor positif lainnya yang dapat
digunakan dalam mengatasi kesulitan, meningkatkan keberfungsian, dan mendukung
pertumbuhan.

3.2 SARAN:

Asessmen intervensi sosial harusnya diadakan dalam jangkauan yang lebih luas mulai
dari lembaga pendidikan hingga perusahaan dan sejenisnya. Dalam penilaian nantinya akan
dapat kita ketahui secara bersama potensi yang ada pada diri seseorang yang dapat dijadikan
sebagai faktor penentu pengambilan sebuah keputusan.

8|Asessmen Intervensi Sosial


DAFTAR PUSTAKA

 http://digilib.uinsby.ac.id/16362/6/Bab%202.pdf
 Charles Zastrow, 1995. The Practice of Social work. 4th Edition. Brooks/Cole
Publishing Company, California.
 Kirst-Ashman, Hull, 1999.  Understanding Generalist Practice 2nd Edition. Nelson-
Hall Pub. : Chicago
 Kirst-Ashman, Hull, Vogel. 1999. Student Manual of Classroom Exercises and Study
Guide for Understanding Generalist Practice 2nd Edition. Nelson-Hall Pub. :
Chicago
 Robert & Greene. 2002. Social Workers Desk Refernce. Oxford University Press:
New York.
 https://ndangnuryanabbppksbandung.wordpress.com/2016/12/18/assesment-dalam-
pekerjaan-sosial/#:~:text=Asesmen%20merupakan%20proses%20kritis
%20dalam,penetapan%20intervensi%20yang%20tidak%20tepat.

9|Asessmen Intervensi Sosial

Anda mungkin juga menyukai