OLEH :
KELOMPOK II
KENDARI
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini berjudul “Tahap-Tahapan Pemberdayaan Masyarakat”. Makalah ini disusun
dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah “Pengembangan dan Pengorganisasian
Masyarakat”
Saya selaku penulis, berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dengan
menambah wawasan serta pengetahuan, Sebagai penulis, saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa dalam makalah ini pasti akan ada banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan, kemampuan pengalaman penulis, oleh karena itu saya mengharapkan adanya
kritik, saran ataupum usulan yang membangun agar kedepannya makalah ini dapat perbaikan
yang lebih baik dan lebih banyak memuat pengetahuan yang bermanfaat untuk para pembaca.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh setiap pembaca dan mohon maaf jika dalam
makalah ini ada kesalahan atau pun pemahaman yang sekiranya tidak sepaham dengan
pengetahuan para pembaca, oleh karena itu perlunya masukan akan pengetahuan yang
dimiliki pembaca berkaitan dengan materi makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang mengembangkan dan
memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terliabat dalam proses pembanguanan yang
berlangsung secara dinamis sehingga masyarakat dapat menyelaisaikan masalah yang
dihadapi serta dapat mengambil keputusan secara bebas (independent) dan mandiri (Oakley,
1991;dan fatermant 1996). Proses pemberdayaan masyarakat merupakan upaya membantu
masyarakat untuk mengembngkan kemampuannya sendiri sehingga bebas dan mampu
mengatasi masalah dan mengambil keputusan secara mandiri. Proses pemberdayaan tersebut
dilakukan dengan memberikan kewenangan, aksesibilitas terhadap sumber daya dan
lingkungan yang akomodatif ( zimmerman 1996;18, Res ;1992: 42).
Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan dalam pembangunan secara
psrtisipatif kiranya sanagat sesuai dan dapat dilandasi untuk mengantisipasi timbulnya
perubahan-perubahan dalam masyarakat beserta lingkangan strategisnya. Sebagai konsep
dasar pembangunan pastisipatif adalah melakukan upaya pembangunan atas dasar
pemenuhan kebutuhan masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat itu mampu untuk
berkembang dan mengatasi permasalahnya secara mandiri, berkesinambungan dan
berkelanjutan.
Dalam pemberdayaan masyarakat, seorang pemberdaya harus menempatkan diri
sebagai bagian dari masyarakat dan memperlakukan masyarakat sesuai dengan moral, dan
memandang warga sebagai subyek yang mempunyai hak untuk mengatur kehidupan mereka
serta mempunyai keinginan dan kemampuan untuk berbuat demikaian. Pemberdaya wajib
untuk memahami masyarakat dan mendampingi secara mental dan inteletual dalam usaha
perbaikan yang mereka dambakan. Denga demikian dalam pemberdayaan masyarakat tidak
lepas dari masalah evaluasi. Untuk melaksanakan evaluasi apakah proyek/pembedayaan yang
telah dilakukan selama jangka waktu tertentu sudah mendatangkan perbaikan sesuai yang
diharapkan warga masyarakat, maka harus dilakukan suatu penelitian. Dua metode penelitian
evaluatif yang bersifat bottom-up adalah rapid rural appraisal(PRA), dan participatory rural
appraisial ( PRA).
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat?
2. Apa Tujuan dari Pemberdayaan Masyarakat?
3. Bagaimanakah Proses Pemberdayaan Masyarakat?
4. Apa Prinsip-Prinsip dari Pemberdayaan Masyarakat?
5. Bagaimanakah Strategi Pemberdayaan Masyarakat?
6. Bagaimana tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat
2. Mengetahui Tujuan Pemberdayaan Masyarakat dan Proses Pemberdayaan Masyarakat
3. Mengetahui Prinsip dari Pemberdayaan Masyarakat dan Strategi Pemberdayaan
Masyarakat
4. Megetahui Tahapan Pelaksaan Pemberdayaan Masyarakat
D. Manfaat Penulisan
Memberikan pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai pemberdayaan
masyarakat,terutama tahapan dan metode pemberdayaan masyarakat.
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada pembaca maupun penyusun dapat
mempermudahnya dalam melakukan pemberdayaan masyarakat apalagi yang memiliki basic
di kesehatan masyarakat agar dapat mengubah perilaku masyarakat yang buruk menjadi ke
yang lebih baik supaya kesehatan mereka tetap terjaga.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut, dengan demikian
untuk menuju mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh
dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif, dan sumber daya lainnya yang
bersifat fisik-material.
C. Proses Pemberdayaan Masyarakat
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada
proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada
masyarakat agar individu lebih berdaya. Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut
sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua
atau kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa
yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri
warga masyarakat berdaya yaitu:
1. Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi
kondisi perubahan ke depan).
2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri.
3. Memiliki kekuatan untuk berunding.
4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling
menguntungkan, dan
5. Bertanggung jawab atas tindakannya.
Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat
berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, paham, termotivasi, berkesempatan,
memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu
mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi
dan mampu bertindak sesuai dengan situasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan
masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara
berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung
jawab.
7
D. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program
pemberdayaan, yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau kemandirian, dan
berkelanjutan (Najiati dkk, 2005:54).
Adapun penjelasan terhadap prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Kesetaraan
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah
adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang
melakukan program-program pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan.
Dinamika yang dibangun adalah hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme
berbagai pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling
mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling belajar.
b. Partisipasi
Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat adalah
program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh
masyarakat. Namun, untuk sampai pada tingkat tersebut perlu waktu dan proses
pendampingan yang melibatkan pendamping yang berkomitmen tinggi terhadap
pemberdayaan masyarakat.
c. Keswadayaan atau kemandirian
Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan
masyarakat dari pada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai
objek yang tidak berkemampuan (the have not), melainkan sebagai subjek yang memiliki
kemampuan sedikit (the have little). Mereka memiliki kemampuan untuk menabung,
pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi
lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan, serta memiliki norma-norma
bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu harus digali dan dijadikan modal dasar
bagi proses pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus dipandang
sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak justru melemahkan tingkat
keswadayaannya.
d. Berkelanjutan
8
Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya
peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan
pasti, peran pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat
sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.
E. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Terdapat tiga strategi utama pemberdayaan masyarakat dalam praktik perubahan
sosial, yaitu tradisional, direct action (aksi langsung), dan transformasi yang dijelaskan
sebagai berikut (Hikmat, 2006):
1. Strategi tradisional
Merupakan Strategi ini menyarankan agar masyarakat mengetahui dan memilih
kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain semua pihak
bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang
mengganggu kebebasan setiap pihak.
2. Strategi direct-action
Merupakan Strategi ini membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh
semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi. Pada
strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan.
3. Strategi transformatif
Merupakan Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang
dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.
F. Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat memiliki tahapan sebagai berikut :
a. Tahap 1. Seleksi lokasi
Seleksi lokasi dilakukan untuk menentukan tempat atau wilayah pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat yang diinginkan. Pemilihan lokasi dilakukan sesuai dengan
kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak-pihak terkait dan Masyarakat. Misalnya :
1) Kesediaan masyarakat menerima kegiatan non-fisik.
2) Tidak terlalu banyak kegiatan keproyekan lain
3) Adanya masyarakat yang terpinggirkan
4) Dukungan dari aparat desa serta tokoh-tokoh masyarakat
5) Lokasi terjangkau,sesuai kemampuan dan sarana.
Penetapan kriteria ini penting agar tujuan lembaga dalam Pemberdayaan Masyarakat
akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan sebaik mungkin. Bisa saja suatu desa terlalu
9
luas untuk menerapkan Pemberdayaan Masyarakat secara menyeluruh sehingga
Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan misalnya dalam salah satu dusun.
10
meningkatkan taraf hidupnya, maka arah pendampingan kelompok adalah
mempersiapkan masyarakat agar benar-benar mampu mengelola sendiri kegiatannya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberdayan masyarakat adalah proses pemberian informasi secara terus menerus
dan berkesinambungan mengikuti perkembangan masyarakat, serta proses membantu
masyarakat,agar masyarakat tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
knowlage), dari tahu menjadi mau ( aspek attitude), dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek praktice)( Natoatmodjo 2003).
Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat memiliki 4 tahapan yaitu sebagai
berikut :
a. Tahap 1. Seleksi lokasi
b. Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
c. Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat
d. Tahap 4. Pemandirian Masyarakat.
Dalam pemberdayaan masyarakat terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu
sebagai berikut
1. Metode PRA ( participatory rural appraisal.)
2. Metode RRA (Rapid Rural Appraisal)
B. Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat harus dilakukan
berdasarkan tahapan-tahapan yang benar agar pada saat melaksanakanya lebih mudah dan
keberhasilanya dapat terjamin. Selain itu pemilihan metode yang tepat juga dapat
mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan masyarakat,maka dari itu pilihlah metode yang
tepat dengan mempertimabangkan keadaan masyarakatnya.
Kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen mata kuliah
maupun teman-teman pembaca lainnya agar pada pembuatan makalah selanjutnya lebih baik
lagi. Terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Puspropkes Depkes RI. 2015. Pemberdayaan Kesehatan Desa. Pusat Promosi Kesehatan:
Jakarta.
13
14