Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Pengantar Sosiologi Desa dan Pekotaan

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sosologi pedesaan dan perkotaan
Dosen Pengampu : Cut Dhien Nourwahida,MA

Di Susun Oleh Kelompok 2


Robby Firmansyah

11150150000103

Restu Amalia Mawahdah

11150150000095

Kusmiati

11150150000062

Putri Yulinda Sari

11150150000086

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016

DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI

........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1


1.1 Latar belakang ........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................1
LANDASAN TEORI .................................................................................................................4
2.1 Sejarah Antropologi..............................................................................................4
2.3 Definisi dan Konsep Antropologi..........................................................................7
2.3 Ruang Lingkup Objek Antropologi.......................................................................8
2.4 Hubungan Antropologi dengan ilmu ilmu lain.....................................................7
2.5 Anroplogi Pendidikan Islam ..............................................................................12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................17


3.1 Kesimpulan .........................................................................................................17
3.2 Saran.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masyarakat desa sering kali dipahami dalam keterkaitannya dengan kegiatan pertanian.
Akan tetapi hal tersebut tidak cukup memadai, sebab kita juga harus mengaitkannya dengan
konteks perubahan dan perkembangan dunia karena desa juga merupakan bagian integral dari
kehidupan dunia.Agar mampu memahami desa dengan segala dinamikanya maka dibutuhkan
teori atau perspektif (wawasan) sebagai kerangka berpikir. Dalam hal ini desa setidak-tidaknya
dapat dijelaskan dari teori-teori tentang perubahan dan perkembangan sosial masyarakat.
B.Rumusan Masalah

Definisi
Sejarah dan Tokoh
Perkembangannya

C.Tujuan
Mampu memahami materi mengenai Antropologi
Dapat mengambil hikmah di balik pembelajaran mengenai materi ini

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Sosiologi Pedesaan

Banyak sekali ahli mengemukakan definisi sosiologi pedesaan dengan segala kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Ada pendapat yang selalu menekankan bahwa desa dianggap sebagai
desa pertanian, padahal pada kenyataan ada juga desa yang nonpertanian.
Definisi lain masih menggambarkan desa dengan ideal yang artinya desa secara eksplisit
berbeda dengan kota. Dengan banyaknya faktor-faktor eksternal yang masuk dan mempengaruhi
kehidupan desa maka dapat dikatakan bahwa komunitas desa mulai berkembang ke arah komunitas
kota, di mana adat-istiadat, tradisi atau pola kebudayaan tradisional desa mengalami proses perubahan.
Pengertian sosiologi pedesaan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
sebagai keseluruhan yakni hubungan antara manusia dengan manusia ,manusia dengan kelompok dan
kelompok dengan masyarakat ,baik formal maupun material , baik statis maupun dinamis. pedesaan
berasal dari suku kata desa yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu desi yang berarti tempat tinggal
pengertian desa disini adalah suatu kesatuan masyarakat dalam wilayah jelas baik menurut suasana
yang formal maupun informal. dimana satuan terkecilnya terdiri dari keluarga yang mempunyai wilayah
dan otonomi sendiri dalam penyelengaraan kehidupan dan keterikatan antara keluarga keluarga dalam
kelompok masyarakat terjadi sebagai akibat adanya unsurpenguat yang bersifat religius, tradisi dan adat
istiadat.
Howard Newby mengatakan bahwa dalam mempelajari sosiologi pedesaan hendaknya diarahkan
pada studi tentang adaptasi masyarakat desa terhadap pengaruh-pengaruh kapitalisme modern yang
masuk ke desa.

Definisi Sosiologi Pedesaan :


1. John M. Gillete
Menyebutkan bahwa, Sosiologi pedesaan adalah cabang sosiologi yang secara sistematik
mempelajari komunitas-komunitas pedesaan untuk mengungkapkan kondisi-kondisi serta
kecenderungan-kecerendungannya dan merumuskan prinsip-prinsip kemajuan.
2. N.L. Sims
Menyebutkan bahwa, Sosiologi pedesaan adalah studi tentang asosiasi antara orang-orang yang
hidupnya banyak tergantung pada pertanian.
3. Dwight Sanderson
Menyebutkan bahwa, Sosiologi pedesaan adalah sosiologi tentang kehidupan dalam lingkungan
pedesaan.
4. Siti Azizah
Menyebutkan bahwa, Sosiologi pedesaan adalah sebuah ilmu yang melukiskan dan mengkaji
hubungan antar individu, individu dengan kelompok maupun sesame kelompok yang ada di
lingkungan pedesaan.
5. C.S. Kansil
Menyebutkan bahwa, Sosiologi pedesaan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan.
Kesimpulan :
Sosiologi mempelajari tentang komunitas pedesaan untuk mengungkapkan kondisi serta
merumuskan prinsip kemajuan, melukiskan dan mengkaji hubungan antar individu, individu
dengan kelompok maupun sesama kelompok yang ada di lingkungan dan juga pedesaan
merupakan kesatuan masyarakat yang termasuk di dalamnya.1
1 http://sosiologipertaniankelompok7ti.blogspot.co.id/2015/03/5-definisi-sosiologisosiologi.html

Sejarah dan perkembangan sosiologi pedesaan


Latar belakang sejarah sosiologi pedesaan tidak terlepas dari peranan amerika serikat.bukan saja
melahirkan sosiologi pedesaan namun juga mengembangkan selama dari setengah
abad,sehingga merupakan bidang akademik yang terpandang dan profesional.
Keberadaanya berawal dari munculnya mata kuliah sosiologi di berbagai universitas di amerika
selatanpada dua dekade terakhir abad 19.kehidupan masyarakat industri yang pahit menyadarkan
bahwa hidup di amerika serikat tidak semuanya menyenangkan,khususnya di daerah
pedesaan.Kemuraman terasa sekali di daerah pedesaansebagai akibat kesenjangan antar desa
dengan kota pada perkembangan awal-awal industri di amerika serikat .waktu itu beberapa
pedesaan di New England dan daerah timur laut Amerika serikat sempat mengalami depopulasi
(penyusutan).Keadaan-keadaan yang menimpa daerah pedesaan itulah yang mengundang isyu
kemanusiaan yang muncul ke permukaan terutama atas jasa para pendeta dan humanis lainnya
Salah satu dampak isyu kemanusiaan itu lahirnya mata kuliah mengenai masalah-masalah
kehidupan sosial pedesaan di Universitas Chicago,Michigan,dan North Dakota.Lebih lanjut isyu
tersebut juga berperan dalam penciptaan suasana yang mengakibatkan Preseden T.Roosevelt
membentuk komisi tentang kehidupan desa( Commision on Rular life)Keputusan untuk membuat
komisi ini juga dipengaruhi studi yang di pengaruhi studi yag dilakukan Sir Horannce Plunkett
mengenai rusaknya pedesaan di Irlandia.Misi utama komisi ini adalah mempelajari masalahmasalah sosial di pedesaan-pedesaan Amerika Serikat.
Laporan Komisi ini telah menarik perhatian para sosiolog Amerika Serikat.Dalam suatu
pertemuan tahunan antara para sosiolog Amerika Serikat yang tergabung dalam American
Sosiological Society tahun 1912,kehidupan desa di hadirkan sebagai topik utama.Rangkaian
dari peristiwa ini adalh terbentuknya Rular Sociological Society tahun 1937.Saalah sau
sumbangannya penting dari asosiasi ini adalah jurnal Rulat Sociology yang memuat hasil hasil
penelitian sosial pedesaan pada tahun 1958,
Lebih lanjut Sosiologi pedesaanmulai menyebar.Sejumlah sosiolog mulai melakukan
penelitian di amerika serikat selatan ( Peru,Meksiko,El Savaldor,Cuba,Brasilia) Khususnya setalah
pernag dunia ke II sosiologi menyebar ke Eropa dan Asia.Tahun 1957 di bentuk asosiasi Sosilogi
Pedesaan di Eropa di tahun yang sama asosiasi itu juga terbentuk di jepang (Smifth dan
Zoft,1970,Sanderson 1952).2
Smith dan Zopt (1970) melahirkan Sosiologi Pedesaan dan melahirkan definisi ilmu yang mengkaji hubungan
anggota masyarakat di dalam dan antara kelompok kelompokdilingkungan pedesaan Rogers Ilmu yang mempelajari
fenomena masyarakat dalam setting pedesaan.

Perkembangan sosiologi pedesaansebagaisalahsatucabangdarisosiologi, tidaklepasdariperanan


para akademisi di Amerika Serikatsaatitu yang
kuranglebihsetengahabadtelahmengembangkannyadanmenjadibidangakademik yang
terpandangdan professional, sepertipadatulisan Smith danZopf (1970), Galeski
(1972).Sosiologipedesaantumbuhdanberkembanguntukpertamakalinya di Amerika Serikat,
bermuladari para pendeta Kristen yang hidup di daerahpedesaan, yang
2 Raharjo,Pengantar Sosiologi dan Pedesaaan Universistas Gajah Mada

kemudianaktifmenuliskanbagaimanakondisisosialekonomimasyarakatpedesaan yang hidup di


bagianutara Amerika.
Mari kitasimakdantelaahpengertiansosiologipedesaanmenurut para ahli :

Menurut T. Lynn Smith dan Paul E.


Zaptmenguraikanbahwasosiologipedesaanadalahkumpulanpengetahuan yang
telahdisistematisasi yang
dihasilkanlewatpenerapanmetodeilmiahkedalamstuditentangmasyarakatpedesaan,
strukturorganisasinya, proses-prosesnya, sistemsosialnya yang pokokdanperubahanperubahannya (Rahardjo, 1999).

MenurutJhon M. Gillette (1922:6) Sosiologipedesaaanadalahcabangsosiologi yang


secarasistematismempelajarikomunitas-komunitaspedesaanuntukmengungkapkankondisikondisisertakecenderungan-kecenderungannyadanmerumuskanprinsip-prinsipkemajuan.

Sosiologipedesaanmerupakanstudi yang melukiskanhubunganmanusia di


dalamdanantarkelompok yang ada di lingkunganpedesaan (Priyotamtomo, 2001)

Sosiologipedesaandidefinisikansebagaiilmu yang mempelajarifenomenamasyarakatdalam


setting pedesaan (Rogers)

Sosiologipedesaanadalahstuditentanghubunganmanusiadalamlingkunganpedesaan
(Bertand)

Sosiologipedesaanadalahstuditentangpendudukpedesaan, organisasisosialpedesaandan
proses-proses sosialkomparatif, dalammasyarakatpedesaan (F. Stuard Chapin)

Sosiologipedesaanadalahilmumasyarakatpedesaan. Dikemukakan pula


bahwasosiologipedesaanmerupakanilmutentanghukumperkembanganmasyarakatpedesaan
(AR Desai)

Sosiologipedesaanadalahilmukemasyarakatan yang mempelajarikehidupan di


lingkunganpedesaan (D. Samderson).

NL. Sims (dalamRahardjo, 1999),


mengemukakanbahwasosiologipedesaanadalahstuditentangasosiasipersekutuanantara
orang-orang yang hidupnyalebihkurangtergantungpadapertanian

Definisi Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti kawan. Kata
Masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini

tentu karena ada bentuk bentuk akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai
pribadi melainkan oleh unsur unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan
kesatuan.3

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengertian Desa, Umum Dan Khusus (Indonesia)4


Pengertian Desa
Pada umumnya pengertian desa sering dikaitkan dengan sektor pertanian, alasannya asalmuasal desa karena pengenalan cocok tanam.
Secara keilmuan, ahli sosiologi menyatakan bahwa desa merupakan lingkungan di mana warga
memiliki hubungan akrab dan bersifat informal. Paul H. Landis yang mewakili pakar sosiologi
pedesaan,mengemukakan 3 definisi desa untuk tujuan analisis yang berbeda-beda,yaitu analisis statistik,
analisis sosial psikologis, dan analisis ekonomi.
Menurut Roucek dan Warren, untuk memahami masyarakat desa dapat dilihat dari
karakteristiknya yaitu:
Besarnya peranan kelompok primer;
Faktor geografis sebagai dasar pembentukan kelompok;
Hubungan bersifat akrab dan langgeng;
Homogen;
Keluarga sebagai unit ekonomi;
Populasi anak dalam proporsi lebih besar.
Besarnya kelompok sekunder
keluarga dijadikan fungsi sebagai unit ekonomi
populasi anak lebih besar.

KONSEP DESA

Konsep Desa
Desa dalam konsep keumuman adalah kesatuan masyarakat hukum yang mendiami
dan menghuni suatu wilayah yang masyarakatnya saling kenal-mengenal karena
adanya hubungan seketurunan (geneologis) ataupun rasa kewilayahan yang
membentuk suatu masyarakat yang khas.
Dalam tataran ini kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat desa sudah ada sejak
ratusan bahkan ribuan tahun yang lampau, artinya konsep desa ini telah ada sebelum
datangnya bangsa Belanda di Indonesia, sekalipun saat itu Indonesia yang berbentuk
negarapun belum ada, bahkan jauh sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan besar itu
ada, seperti Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Demak dan Mataram Islam, desa dan
masyarakat desa sudah ada bahkan eksis di negeri ini dengan berbagai struktur
kelembagaan yang teratur, tertib dan ajeg.
Setelah penjajahan Belanda dan negara-negara koloni hengkang dari negeri ini dan
Indonesia mencapai Kemerdekaan, para pendiri negara menghendaki agar dalam
penyusunan struktur pemerintahan pada era Indonesia merdeka, desa harus menjadi
dasar kelembagaannya.
3 http://echikatarigan.blogspot.co.id/2015/03/sosialisasi-pedesaan.html

4 Raharjo, 1999.Pengantar Sosiologi pedesaan dan pertanian,Gajah Mada Univesity.


Hlm 29.

Saat kemerdekaan The Founding Fathers mengusulkan tentang desa tersebut


berangkat dari hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli khususnya
bangsa Belanda, menemukan bahwa desa dan masyarakat desa telah ada sejak jaman
dahulu kala dan telah memiliki kelembagaan yang lengkap dan teratur, sehingga saat
itu pemerintah Hindia Belanda kemudian mengesahkan desa dalam satu yuridisnya
agar desa diakui sebagai satu kesatuan masyarakat hukum pribumi yang dapat
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.
Desa juga merupakan satuan pemerintahan terendah dalam status pemerintahan
negara yang diberi hak otonomi adat dengan batas-batas tertentu sebagai kesatan
masyarakat hukum (adat) yang berhak mengatur dan mengurus urusan masyarakat
setempat dalam penyelenggaraan pemerintahannya berdasarkan asal usulnya.
Data terakhir jumlah desa di Indonesia sebanyak 65.189 desa (Ditjen Administrasi
Kependudukan Depdagri,2007) berdasarkan data tersebut maka kedudukan desa
sangat penting dan strategis sebagai alat untuk tujuan pembangunan nasional atau
sebagai lembaga yang memperkuat stuktur pemerintahan Indonesia. Desa disebut
sebagai alat tujuan pembanguan nasional karena desa merupakan agen pemerintah
terdepan yang dapat menjangkau kelompok sasaran riil yang hendak disejahterakan,
sedangkan sebagai lembaga pemerintahan, desa sebagai lembaga yang memperkuat
lembaga pemerintahan nasional karena desa merupakan kesatuan masyarakat hukum
adat desa dan telah terbukti memiliki daya tahan yang luar biasa sepanjang
keberadaannya. Sebagai kesatuan masyarakat hukum adat desa telah memiliki struktur
kelembagaan yang mapan yang di hormati dan dilestarikan oleh masyarakat adat yang
bersangkutan.
Berdasarkan sejarah pertumbuhan desa di Indonesia ada empat tipe desa yang sejak
awal pertumbuhannya sampai sekarang diantaranya:
1. Desa adat (self-governing community). yaitu desa adat yang merupakan bentuk asli
dan tertua di Indonesia. Konsep "Otonomi Asli" merujuk pada pengertian desa adat ini.
Desa adat mengurus dan mengelola dirinya sendiri dengan kekayaan yang dimiliki
tanpa campur tangan Negara. Desa adat tidak menjalankan tugas-tugas administratif
yang diberikan oleh Negara. Contoh desa adat Pakraman di Bali.
2. Desa Adminstrasi (local state government) desa yang merupakan satuan wilayah
administrasi, yaitu satuan pemerintahan terendah untuk memberikan pelayanan
adminitrasi dari pemerintah pusat. Desa administrasi dibentuk oleh negara dan
merupakan kepanjangan tangan negara untuk menjalankan tugas-tugas administrasi
yang diberikan oleh negara. Desa administrasi secara substansial tidak mempunyai hak
otonom dan cenderung tidak demokratis.
3. Desa otonom (local-self government), yaitu desa yang dibentuk berdasarkan asas
desentralisasi dengan undang-undang. Desa otonom mempunyai kewenangan yang
jelas karena diatur dalam undang-undang pembentukannya. Oleh karena itu, desa
otonom mempunyai kewenangan penuh dalam mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri.
4. Desa campuran (adat semiotonom), yaitu desa yang mempunyai kewenangan
campuran antara otonomi asli dan semi otonomi formal. Di sebut campuran karena
otonomi aslinya diakui oleh undang-undang dan juga diberi penyerahan kewenangan
dari kabupaten/kota, sedangkan disebut semiotonomi karena model penyerahan urusan

pemerintahan dari daerah otonom kepada satuan pemerintahan dibawahnya ini tidak
dikenal dalam teori desentralisasi.
Demikianlah konsep desa yang dapat dijadikan referensi dalam mengenal desa secara
dekat yang keberadaannya sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lampau.
(Sumber : Hanif Nurcholis dalam pertumbuhan dan penyelenggaran pemerintahan desa
2011)

http://salawakuinstitute.blogspot.co.id/2012/06/konsep-desa.html

Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)


Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi Talcot Parsons
menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional(Gemeinschaft) yang
mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap
musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b.

Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat,
intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

c.

Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan
khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)

d.

Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan
kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

e.

Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa
ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung,
untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada
desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

Ciri Masyarakat Desa :


interaksi antar masyarakat

adat istiadat norma hukum dan aturan khas yang mengatur tingkah laku warga.

suatu kontinyuitas dalam waktu tertentu

suatu identitas yang kuat mengikat semua warga

Ciri Ciri Fisik Desa


jumlah penduduk tidak lebih dari 1000 orang
sebagian besar tanahnya tanah pertanian,kecuali desa nelayan
tidak terlalu di sibukan dengan kendaraan roda empat di desa relative dari jalan batu dan tanah
Ciri Ciri Masyarakat Desa

hubungan warganya sangat erat

system kehidupan kelompok berdasarkan system kekeluargaan

pada umumnya hidup dari hasil pertanian

cara bertani belum mengenal mekanisme pertanian

golongan orang tua memegang peranan penting karena itu sukar mengadakan perubahan
perubahan yang nyata pada umumnya golongan tua di golongkan pada tradisi yang kuat mereka ini di
sebut pimpinan formal

system pengendali sosial sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar di
kembangkan

rasa persaudaraan yang sangat kuat sekali anatara warganya saling mengenal dan saling
menolong

http://dedykoerniawan.blogspot.co.id/2012/06/sosiologi-pedesaan.html

Startifikasi masayrakat desa

Pengertian Desa, di Indonesia


Terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang fenomena keaslian desa di Indonesia. Beberapa
pakar di Belanda seperti van den Berg dan Kern berpendapat bahwa desa-desa di Jawa adalah buatan
India. Sedangkan pakar Belanda lainnya, yang diwakili oleh van Vollenhaven, de Louter, Brandes, dan
Liefrinck, berpendapat bahwa desa-desa di Indonesia itu bersifat asli, Begitu juga dengan Sutardjo

Kartohadikoesoemo, yang berpendapat bahwa desa-desa di Jawa itu asli, bukan buatan India maupun
Belanda.
Di samping pendapat di atas, dikemukakan pula bahwa desa-desa tersebut juga bukan buatan
Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa sebelum Indonesia merdeka, desa-desa tersebut sudah ada. Desadesa tersebut mempunyai kedudukan sebagai desa yang mandiri. Akan tetapi setelah Indonesia merdeka
maka dilakukan beberapa pembenahan, yang juga menyangkut kedudukan desa sebagai desa yang
mandiri tersebut. Melalui beberapa peraturan perundangan, desa mempunyai kedudukan sebagai
kesatuan sosial dan hukum (adat) yang masih diberi kebebasan tertentu dan desa sebagai kesatuan
administratif yaitu merupakan bagian integral dari Negara Republik Indonesia. Selanjutnya menurut
Undang undang Nomor 5 Tahun 1979 pengertian desa dibedakan menjadi desa dan kalurahan.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 yang berisi tentang dimungkinkannya tindakan untuk
membentuk, memecah, menyatukan dan menghapus desa dan kelurahan, membawa kemungkinan bagi
perubahan pada desa dan kelurahan baik dalam hal volume maupun statusnya. Perubahan yang ada
menunjukkan bahwa jumlah desa dari tahun ke tahun memperlihatkan adanya gejala kenaikan.
Berbicara tentang ciri khas desa tidaklah mudah, mengingat bahwa desa-desa di Indonesia
sangat beragam. Sehubungan dengan hal itu, Koentjaraningrat mengemukakan perlunya berbagai sistem
prinsip yang dapat dipakai dalam mengklasifikasikan aneka warna bentuk desa di Indonesia. Di samping
itu, untuk menandai ciri-ciri desa di Indonesia, perlu diperhitungkan pula faktor-faktor: 1) tingkat teknologi
dan kondisi geografis, 2) keberagaman suku bangsa di Indonesia, 3) perbedaan dalam dasar-dasar
peradaban suatu kawasan, dan 4) pengaruh kekuasaan luar desa.
Keberagaman desa-desa di Indonesia menyebabkan terjadinya kesulitan dalam usaha untuk
menyeragamkan desa-desa tersebut. Salah satu kesulitan adalah kesulitan dalam mencari padanan desa
di Jawa dengan fenomena serupa yang ada di luar Jawa. Usaha yang telah dilakukan antara lain adalah
pembakuan desa di Indonesia lewat Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 29 April 1969 (Nomor Desa
5/1/29) kepada para gubernur seluruh Indonesia.
Struktur Masyarakat Desa
Konsep Struktur Sosial dan Struktur Pihak Desa
Di dalam konsep struktur sosial terkandung pengertian adanya hubungan-hubungan yang jelas
dan teratur antara orang yang satu dengan yang lainnya. Untuk dapat membangun pola hubungan yang
jelas dan teratur tersebut tentu ada semacam aturan main yang diakui dan dianut oleh pihak-pihak yang
terlibat. Aturan main tersebut adalah norma atau kaidah ini menjadi lebih konkret dan bersifat mengikat
maka diperlukan lembaga (institusi).
Pitirin Sorokin membedakan struktur sosial menjadi struktur sosial vertikal dan horizontal. Struktur
sosial vertikal (pelapisan/stratifikasi sosial) menggambarkan kelompok-kelompok sosial dalam susunan
yang bersifat hierarkis, sedangkan struktur sosial horizontal (diferensiasi sosial) menggambarkan
variasi/beragamnya dalam pengelompokan-pengelompokan sosial.
Smith dan Zopf mengemukakan pendapat tentang pola pemukiman. Menurut mereka pola
pemukiman berkaitan dengan hubungan-hubungan keruangan (spatial) antara pemukiman penduduk
desa yang satu dengan yang lain dan dengan lahan pertanian mereka. Sementara itu Paul H. Landis
menggambarkan adanya empat tipe pola pemukiman yaitu pola pemukiman: 1) mengelompok murni, 2)
mengelompok tidak murni, 3) menyebar teratur, dan 4) menyebar tidak teratur. Menurut tipe pola
pemukiman mengelompok murni yang paling dominan di dunia, sedangkan yang paling ideal adalah pola
pemukiman tipe menyebar teratur. Di Indonesia, terutama di Jawa cenderung memperlihatkan pola
pemukiman tipe mengelompok murni.

Anda mungkin juga menyukai