PENGERTIAN DISTRIBUSI
Distribusi berakar dari bahasa Inggris distribution, yang berarti penyaluran.
Sedangkan kata dasarnya to dstribute, berdasarkan Kamus Inggris Indonesia John M,
Echols dan Hasan Shadilly, bermakna membagikan, menyalurkan, menyebarkan,
mendistribusikan, dan mengageni. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
distribusi dimaksudkan sebagai penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa
orang atau ke beberapa tempat. Jadi, berdasarkan rujukan di atas, distribusi dapat
dimengerti sebagai proses penyaluran barang dan jasa kepada pihak lain. Di sini tidak
ada penegasan bahwa produksi sebagai proses yang menjembatani menuju proses
konsumsi.
Para ahli ekonomi klasik menjelaskan distribusi sebagai alokasi nilai-nilai langka
yang dikaitkan dengan pertukaran sosial. Nilai-nilai langka biasanya dihubungkan
dengan tenaga kerja, kapital, tanah, teknologi, dan organisasi sehingga barang dan jasa
juga bernilai langka. Dengan kata lain, sesuatu yang memiliki nilai-nilai langka,
biasanya dalam bentuk barang dan jasa, memperoleh nilai (sifat) kelangkaan tersebut
karena dikaitkan dengan aktivitas yang berhubungan dengan tenaga kerja, kapital,
tanah, atau organisasi. Misalnya emas sebagai barang langka tidak terdapat pada setiap
tempat. Jika emas terdapat di suatu tempa, maka pada umumnya, untuk
mendapatkannya perlu aktivitas yang menggunakan tenaga kerja, kapital, tanah, atau
organisasi. Karena nilai kelangkaan dari sesuatu tersebut maka ia butuh atau perlu untuk
dialokasikan melalui proses pertukaran. Proses pertukaran tersebut dilakukan melalui
pasar.
Bagi sosiolog, proses yang dilakukan ekonom tersebut terjadi dalam suatu
jaringan hubungan sosial interpersonal. Jadi, distribusi dapat dimengerti sebagai suatu
perangkat hubungan sosial yang melaluinya orang mengalokasikan barang dan jasa
yang dihasilkan. Distribusi juga menunjuk suatu proses alokasi dari produksi barang
dan jasa sampai ke tangan konsumen atau proses konsumsi. Dengan demikian, distribusi
merupakan proses yang mengantarai produksi barang dan jasa dengan proses
konsumsinya.
B. PANDANGAN PARA AHLI SOSIOLOGI TENTANG DISTRIBUSI
Para tokoh teori sosiologi klasik telah berbicara tentang distribusi. Sudut pandang
dan isi dari teori yang dikembangkan oleh para tokoh teori tersebut beragam. Beberapa
pemikiran dari tokoh teori yang akan didiskusikan adalah Karl Marx, Georg Simel, Max
Weber, dan Karl Polanyi.
Simmel hanya menyentuh salah satu aspek dari distribusi mengenai sosiologi
tentang distribusi yaitu uang. The Philuosophy of money ( 1907/1978 ) yang merupakan
karya monumental dan sebagai buku rujukan utama. Dalam bukunya tersebut, simmel
mulai dengan diskusi tentang bentuk bentuk umum dari uang dan nilai. Kemudian dia
menjelaskan tentang dampak uang terhadap inner world dari aktor dan terhadap
budaya secara umum. Menurut Simmel, nilai dari sesuatu berasal dari kemampuan
orang menempatkan diri mereka sendiri pada jarak yang tepat terhadap objek.
Dalam konteks nilai secara umum, Simmel membicarakan uang. Dalam realitas
ekonomi, uang melayani baik untuk menciptakan jarak terhadap objek juga memberikan
sarana untuk mendapatkan jalan keluarnya. Beberapa dampak perkembangan ekonomi
uang terhadap individu dan masyarakat adalah munculnya sinsime dan kebosanan. Dari
sisi lain, menurut simmel, itu berarti pula uang mereduksi semua nilai kemanusiaan
kedalam istilah moneter (1907/1978:356)
Menurut Weber, tindakan social di pasar bermula dari persaingan dan berakhir
dengan pertukaran. Tahap pertama, rekanan yang potensial diarahkan pada tawaran
mereka terutama oleh tindakan potensial dari kelompok besar yang tidak terbatas atau
pesaing rekaan, dibandingkan oleh tindakan mereka sendiri. Tahap kedua merupakan
tahap yang terstruktur secara berbeda. Pada tahap ini barter yang lengkap hanya terjadi
dengan rekanan yang dekat. Pertukaran menunjukkan pola dasar dari semua tindakan
sosial rasional.
1. Resiprositas
2. Redistribusi
Redistribusi mendifinisikan redistribusi sebagai perpindahan barang dan jasa
yang tersentralisasi, yang melibatkan proses pengumpulan kembali dari anggota
anggota suatu kelompok melalui pusat kepada dan pembagian kembali kepada
anggota anggota kelompok tersebut. Dalam era modern, redistribusi tidak hanya
dilakukan oleh negara, institusi ekonomi dan politik lainnya juga melakukan
redistribusi. Perusahaan perusahaan besar melakukan redistribusi dalam bentuk
CSR(Corporate social responsbility),CD(community development),funding bagi
berbagai jenis kegiatan seperti beasiswa, penelitian, sponsor berbagai kegiatan dan
sebagainya.
3. Pertukaran
A. Pendahuluan
Karena integrasi ekonomi saling memiliki ketergantungan, transportasi dan
persediaan adaalh dua komponen utama dari logistik dalam rantai pasokan
manajemen dan berkontribusi untuk sekitarnya satu setengah dan sepertiga dari
total logistic cost masing masing (Robinson,2005).
Kali ini akan dibahas alokasi persediaan dan masalah transportasi dalam rantai
pasokan yang terdiri dari fasilitas penyimpanan berupa gudang yang tersebar di
seluruh kota besar di India. Untuk memudahkan distribusi antar daerah
didirikannya gudang di masing masing daerahnya. Pertimbangan membuat
gudang tersebut muncul berbagai masalah diantaranya ketidakcocokan dalam
pengadaan, permintaan, dan tersediaya kapasitas dari peyimpanan gudang di semua
wilayah. Oleh karena itu, penelitian kali ini untuk menentukan Rencana Optimal
untuk memegang persediaan di ruang penyimpanan / gudang guna memenuhi
permintaan agregat daerah tanpa kekurangan dalam mengangkut barang antar
daerah penyimpanan.
Penelitian penulis didasari oleh kasus distribusi foodgrain di masyarakat India
(Public Distribution System). PDS dilakukan untuk distribusi bahan pokok,
terutama foodgrains,dengan harga yang tersubsidi untuk kalangan masyarakat
berpenghasilan rendah. Rantai pasokan dari PDS India memiliki beberapa
karakteristik khusus, terdiri dari fasilitas penyimpanan / gudang yang terletak di
seberang negara yang berfugsi sebagai menyimpan foodgrain untuk memenuhi
permintaan dari berbagai daerah. Tantangan utamanya adalah terbatasnya kapasitas
penyimpanan, tantangan lainnya yaitu transportasi dari lokasi gudang dengan
daerah yang membutuhkan sangatlah susah. Otomatis cost dari transportasi
membengkak, oleh karena itu muncul pendekatanuntuk mengkoordinasikan
persediaan dan transportasi antar wilayah dapat dipertimbangkan dengan trade-off
antara memegang persediaan dan biaya transportasi.
B. Deskripsi Permasalahan
Dalam PDS , foodgrain diperoleh dari petani yang telah ditentukan harganya
dan yang didistribusikan sekitar 813.500.000 penerima tentunya dengan harga yang
di subsidi. Food Corporation of India (FCI), melakukan kegiatan pengadaan,
penyimpanan,dan transportasi untuk pendistribusian ke 29 daerah tujuandi seluruh
wilayah India. Daerah penghasil utama foodgrain adalah daerah India bagian Utara.
Namun kuantitas yang diperoleh di setiap daerah berbeda dan juga bervariasi.
Selain itu, ada variasi dalam bulanan permintaan di masing-masing daerah.
Akibatnya, beberapa daerah mungkin memiliki kelebihan stok (surplus) mereka
mungkin memiliki kekurangan untuk memenuhi permintaan mereka (defisit). Oleh
karena itu, dalam rangka memenuhi permintaan daerah yang defisit, foodgrain yang
harus diangkut dari daerah surplus untuk daerah defisit. Rata-rata 2 juta kantong
foodgrain (masing-masing 50 kg) yang diangkut setiap hari meliputi jarak rata-rata
1500 km. Ini memberikan kontribusi untuk biaya operasional utama FCI (Food
Corporation of India). Karena tidak muatnya pasokan di dalam gudang, foodgrain
akan disimpan di ruang terbuka / diluar gudang. Hal tersebut adalah sebuah alasan
utama untuk pemborosan sejumlah besar foodgrain.