Anda di halaman 1dari 5

Model Pengorganisasian Masyarakat

Menurut Ross Murray, pengertian pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses


dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas
dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-
sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha
secara gotong royong.
Menurut Kramer and Specht, pengorganisaian masyarakat didefinisikan berbagai
metode intervensi, di mana agen perubahan profesional membantu sistem aksi komunitas
yang terdiri dari individu, kelompok, atau organisasi untuk terlibat dalam aksi kolektif
terencana untuk menangani masalah sosial dalam sistem nilai yang demokratis. Ini berkaitan
dengan program yang ditujukan untuk perubahan sosial dengan referensi utama untuk kondisi
lingkungan dan lembaga sosial.
Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian masyrakat adalah proses dimana suatu
komunitas mengidentifikasi masalahnya dan menemukan solusi melalui mobilisasi kolektif
masyarakat dan sumber daya komunitas. Tujuan akhir / tujuan pengorganisasian masyarakat
adalah untuk menghasilkan perubahan dalam lembaga sosial dan lingkungan sehingga orang
dapat mengarahkan hidup mereka sendiri.
Terdapat berbagai model pendekatan pengorganisasian komunitas yang diciptakan
oleh berbagai penulis, diantaranya Ross (1955), Rothman (1968), Kramer dan Specht (1975).

Model Ross (1955)


Pada prinsipnya pengorganisasian masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan
tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray”
dalam pengorganisasian masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :
1. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan, Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang
merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan
kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk
mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program
penanggulangan sampah.
2. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam
suatu wadah tertentu. Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya
kesehatan yang dijalankan sekaligus.
3. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh
masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa,
menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan
penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Yang dipentingkan dalam
pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan
Kegiatan.

Model Kramer and Specht (1975)


Menurut Kramer dan Specht, pengorganisasian masyarakat dikonseptualisasikan sebagai
bentuk perubahan yang bertujuan, terencana, atau terarah dan terkait dengan teori perubahan
sosial serta pengambilan keputusan masyarakat. Kramer dan Specht mengusulkan dua model
organisasi komunitas, yaitu:
1. Pengembangan masyarakat
Model pengembangan masyarakat mengacu pada upaya untuk memobilisasi orang-
orang yang secara langsung dipengaruhi oleh kondisi masyarakat ke dalam kelompok
dan organisasi untuk memungkinkan mereka mengambil tindakan terhadap masalah
sosial dan masalah yang mempengaruhi mereka
2. Perencanaan sosial. Model perencanaan sosial, di sisi lain, mengacu pada upaya yang
diarahkan untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan upaya lembaga dan
organisasi di dalam dan di luar masyarakat. Ini juga melibatkan upaya yang bertujuan
membawa perubahan dalam sikap, struktur, fungsi, sumber daya, pola pengambilan
keputusan, dan kebijakan serta praktik sukarela dan lembaga publik

Model Intervensi Komunitas


Jack Rothman mengartikan pengorganisasian masyarakat sebagai bentuk intervensi
pada tingkat masyarakat (community level) yang diarahkan untuk peningkatan atau perubahan
lembaga -lembaga kemasyarakatan dan pemecahan masalah masyarakat. Dengan berdasarkan
pengertian tersebut, Rothman membedakan tiga model pengorganisasian masyarakat, yaitu :
1. Model A (Locality Development)
Model ini lebih menekankan pada peran serta seluruh masyarakat untuk
mandiri. Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat, melayani sendiri,
membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah, dan mengembangkan
keterampilan individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah.
2. Model B (Social Planning)
Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan menggunakaan
birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta/data yang dikumpulkan, dibuat
keputusan secara rasional. Penekanan pada penyelesaian masalah bukan proses –
pengambilan keputusan harus cepat dan berorientasi pada tujuan / hasil. Model ini
menggunakan pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk megubah
masyarakat, dengan penekanan pada perencanaan.
3. Model C (Social Action)
Model ini lebih fokus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah
komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan
menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan
keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan fokus utamanya mentransfer
kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis, penggerak dan
negosiator.

Model A Model B Model C


(Pengembangan (Perencanaan Sosial) (Aksi Sosial)
Masyarakat Lokal)
1. Katagori tujuan Kemandirian: Pemecahan masalah Pergeseran
tindakan terhadap Pengembangan dengan (pengalihan) sumber
masyarakat kapasitas dan memperhatikan daya dan relasi
pengintegrasian masalah yang penting kekuasaan; perubahan
masyarakat (tujuan yang ada pada institusi dasar (task
yang dititikberatkan masyarakat (tujuan ataupun process goals)
pada proses = process dititikberatkan pada
goals) tugas = task goals)

2. Asumsi mengenai Adanya anomi dalam Masalah sosial yang Populasi yang
struktur komunitas masyarakat; sesungguhnya; dirugikan; kesenjangan
dan kondisi kesenjangan relasi dan kesehatan fisik dan sosial, perampasan hak,
permasalahannya kapasitas dalam mental, perumahan dan ketidakadilan.
memecahkan masalah dan rekreasional.
secara demokratis;
komunitas berbentuk
tradisional statis
Strategi perubaha Pelibatan berbagai Pengumpulan data Kristalisasi dari isu isu
dasar kelompok warga dalam yang terkait dengan yg dhadapi masy dan
menentukan dan masalah, dan memilih pengorganisasian massa
memecahkan masalah serta menentukan untuk menghadapi
mereka sendiri. bentuk tindakan yang sasaran yang menjadi
‘marilah kita bersama- paling rasional. ‘musuh’ mereka.
sama membahas ‘mari kita
masalah ini’ mengorganisiir diri dan
membentuk aksi masa
untuk ganti
memberikan tekanan
terhadap kelompok
sasaran mereka’
Karakteristik taktik Konsensus; Teknik pengumpulan Konflik; konfrontasi;
dan teknik perubahan Komunikasi antar data dan keterampilan aksi yang bersifat
kelompok dan melalui untuk menganalisis. langsung. (memobilisir
kelompok kepentingan Konsensus atau masa, demonstrasi,
dalam masyarakat ; konflik tergantung pemboikotan)
diskusi kelompok hasil analisis
perencana
Peran praktisi yang Sebagai Enabler- Expert (pakar). Peran Aktifis, advokat,
menonjol katalis, koordinator, lbh menekankan pada negosiator, partisan.
orang yang penemuan fakta, Menciptakan
mengajarkan implementasi program, pergerakan masa
keterampilan relasi dg berbagai
memecahkan masalah macam birokrasi, dan
dan nilai- nilai etis. expert lain
Media Perubahan Manipulasi kelompok Manipulasi organisasi Manipulasi organisasi
kecil yang berorientasi formal dan data yang massa dan proses-
pada terselesaikannya tersedia. proses politik.
suatu tugas (small task
oriented groups)
Orientasi terhadap Struktur kekuasaan Struktur kekuasaan Struktur kekuasaan
struktur kekuasaan sudah tercakup dlm sebagai ‘pemilik’ dan sebagai sasaran
komunitas, Anggota ‘sponsor’ (pendukung) eksternal dari tindakan
dari struktur kekuasaan yang dilakukan ;
bertindak sebagai mereka yang
kolaborator memberikan ‘tekanan’
harus dilawan dengan
memberikan ‘tekanan’
balik.
Batasan definisi Keseluruhan komunitas Keseluruhan Segmen dalam
sistem klien dalam geografis komunitas atau dapat komunitas yang
komunitas suatu segmen dalam membutuhkan bantuan.,
(konstituensi) komunitas (termasuk membutuhkan layanan
komunitas fungsional) tapi tidak terjangkau
oleh layanan tsb, atau
ditolak
Asumsi mengenai Berbagai kepentingan Permufakatan atau Kepentingan sari
kepentingan dari kelompok dalam konflik bisa ditolerir, masing2 bagian dlm
kelompok- kelompok masyarakat, selama tidak masy sgt bervariasi/
di dalam suatu menghasilkan menghalangi proses Konflik kepentingan
komunitas pemufakatan pencapaian tujuan yang sulit dicapai kata
mufakat;
Konsepsi mengenai Warga masyarakat, Konsumen (pengguna ‘Korban’
populasi klien sebagai sumber jasa, memanfaatkan
(konstituensi) daya/asset yang program dan layanan).
berharga.
Konsepsi mengenai Sebagai partisipan Konsumen atau Employere konstituen,
peran klien aktif pada proses resipien (penerima anggota.‘teman-teman
interaksional pelayanan). partisipan’
pemecahan masalah.

Pemanfaatan Mengembangkan Mencari tahu dari para Meraih kekuasaan


Pemberdayaan kapasitas komunitas pengguna jasa tentang objektif bagi mereka
(Pemberdayaan untuk mengambil layanan apa yang yang ‘tertindas’ agar
digunakan untuk) keputusan bersama; mereka butuhkan; dapat memilih dan
serta membangkitkan serta memberi tahu memutuskan cara yang
rasa percaya diri akan para pengguna jasa tepat guna melakukan
kemampuan masing- tentang pilihan jasa aksi; serta
masing anggota yang ada. membangkitkan rasa
masyarakat. percaya diri partisipan
akan kemampuan
mereka.
Komentar
Sebagai petugas kesehatan, khusunya sebagai seorang ahli kesehatan masyarakat
diharapkan mampu mengaplikasikan teori pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dengan baik. Untuk itu, seorang ahli kesehatan masyarakat diharapkan dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat agar dapat disalurkan dan
direalisasikan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai