Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROBLEM SOLVING, LEADERSHIP, AMBISI-KENYATAAN-USAHA,


DAN INFORMATIKA DI ERA SOCIETY 5.0

Dosen pengampuh:
ZEINOR RAHMAN,SPd.,M.Pd.
NIK.19960306.202108.1.061

Disusun Oleh:
MOH. FAIQ MAULANA
2302310151

PROGRAM STUDI DATA BASE


FAKULTAS SAINS DAN TECHNOLOGY
UNIVERSITAS BAHAUDIN MUDHARY MADURA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai 4 Materi
OSJUR.
Makalah ini dibuat atas bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Sumenep,20 Oktober 2023


Pemyusun

MOH. FAIQ MAULANA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Problem Solving ......................................................
3
2.1.1 Manfaat dan penerapan Problem Solving ................... 3
2.1.2 Tahapan Problem Solving........................................... 3
2.2 Leadership ................................................................................. 5
2.2.1 Fungsi Kepemimpinan............................................... 5
2.2.2 Pentingnya Seorang Pemimpin.................................. 7
2.3 Ambisi, Kenyataan dan Usaha................................................... 7
2.3.1 Hubungan Antara Ambisi, Kenyataan dan Usaha...... 8
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Ambisi dan Usaha......... 9
2.4 Informatika Di Era Society 5.0.................................................. 9
2.4.1 Prinsip-prinsip Society 5.0......................................... 10
2.4.2 Peran Penting Informatika Dalam Society 5.0............. 10
2.4.3 Dampak Informatika Dalam Society 5.0...................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam era yang terus berkembang seperti saat ini, banyak tantangan yang
dihadapi oleh individu dan masyarakat. Problem solving (pemecahan masalah),
leadership (kepemimpinan), ambisi, kenyataan, dan informatika memegang
peranan penting dalam menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut. Dalam
konteks Society 5.0, konsep tersebut semakin relevan dan berperan dalam
membangun masyarakat yang lebih baik dengan menghubungkan teknologi
informasi dan manusia dengan cara yang lebih intim.

Problem Solving atau Pemecahan masalah adalah kemampuan untuk


mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam
era Society 5.0, ko mpleksitas masalah semakin meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Oleh karena itu, individu dan
masyarakat perlu menerapkan kemampuan problem solving yang lebih efektif
untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.

Leadership atau Keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diinginkan juga


bergantung pada kepemimpinan yang efektif. Dalam konteks Society 5.0,
kepemimpinan tidak hanya terbatas pada pemimpin formal di organisasi, tapi juga
memerlukan adanya kepemimpinan yang terdistribusi di antara anggota
masyarakat. Hal ini berarti setiap individu perlu memiliki kemampuan
kepemimpinan dan mampu mengkoordinasikan serta memberikan arah yang benar
dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang datang.

Ambisi, Kenyataan, dan Usaha adalah dorongan untuk mencapai tujuan-


tujuan yang diinginkan. Namun, dalam era yang kompleks seperti Society 5.0,
ambisi haruslah berlandaskan pada kenyataan yang ada. Individu dan masyarakat
perlu mengenali kenyataan serta memahami batasan dan peluang yang ada untuk
merencanakan serta mengimplementasikan upaya-upaya yang tepat guna.
Informatika di Era Society 5.0, Teknologi informasi dan komunikasi menjadi
pusat perhatian dalam era Society 5.0. Kemajuan dalam bidang informatika
memberikan solusi untuk mengatasi berbagai tantangan di berbagai bidang
kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, transportasi, dan industri. Dalam era
ini, sistem digital yang terkoneksi dan berbasis data menjadi landasan utama untuk
menciptakan lingkungan yang cerdas dan efisien.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang dibuat sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana cara menyelesaikan masalah atau problem solving?
2. Apa saja fungsi leadership?
3. Bagaimana kaitan antara ambisi, kenyataan dan usaha?
4. Apa peran dan dampak informatika dalam society 5.0?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi syarat kelulusan osjur
2. Untuk mengetahui apa itu problem solving, leadership, ambisi,
kenyataan dan usaha, dan informatika di era society 5.0
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROBLEM SOLVING
Problem solving merupakan kemampuan untuk menemukan penyebab suatu
hambatan/masalah untuk mencapai tujuan dan menemukan solusi untuk
menyelesaikan (jalan keluar) hambatan/masalah tersebut.
Dengan kemampuan problem solving, kita dapat mengetahui apa yang
menyebabkan pekerjaan atau aktivitas kita tidak sesuai dengan harapan dan solusi
apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya, sehingga kinerja kita menjadi
lebih baik
Dalam menemukan hambatan dan solusinya, kita harus dapat mendefinisikan
masalah, menentukan penyebabnya, menyusun alternatif-alternatif solusi, dan
mengimplementasikannya sesuai kebutuhan.
2.1.1 Manfaat dan penerapan problem solving
a. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
b. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan
c. Meningkatkan kreativitas
d. Meningkatkan komunikasi
e. Meningkatkan kepercayaan diri
f. Pengembangan karir
2.1.2 Tahapan problem solving
1. Analisa masalah
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mencari
apa penyebab dari masalah yang ada. Pada tahapan ini, dibutuhkan
kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisa data atau
kejadian-kejadian yang terjadi.
2. Menentukan alternatif-alternatif solusi
Langkah berikutnya adalah mencari solusi atau jalan keluar
dari masalah tersebut. Setiap masalah mempunyai solusi yang
berbeda-beda. Untuk itu, kita harus mendefinisikan berbagai
kemungkinan solusi yang dapat kita pakai untuk menyelesaikan
masalah.
Pada tahap ini, diperlukan ketrampilan berpikir kreatif,
perencanaan, serta desain yang baik, yang dapat diimplementasikan
untuk penyelesaian masalah.
3. Pilih Solusi Terbaik
Bila sudah ada alternatif-alternatif solusi, maka kita harus
memilih solusi terbaik diantara alternatif-alternatif solusi tersebut.
Perlu diingat bahwa setiap pilihan memiliki dampak yang berbeda-
beda, dan tentunya ada pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan
untuk memutuskan pilihan solusi.
Pada tahap ini, diperlukan kemampuan analisis dan
menentukan skala prioritas. Jika penyelesaian masalah ini berkaitan
dengan banyak orang atau suatu organisasi, diperlukan juga
kemampuan diskusi dan kerjasama tim.
Penyelesaian masalah ini berkaitan dengan banyak orang
atau suatu organisasi, diperlukan juga kemampuan diskusi dan
kerjasama tim.
4. Implementasikan solusi
Bila sudah diputuskan pilihan solusi, maka inilah saatnya
untuk mengeksekusi atau mengimplementasikan pada masalah.
Apabila berkaitan dengan banyak orang, perlu koordinasi
untuk penyamaan persepsi, manajemen waktu dan manajemen
proyek.
5. Evaluasi

Langkah selanjutnya, yaitu melakukan evaluasi dari solusi yang telah


diimplementasikan. Dengan melakukan evaluasi, kita dapat menilai seberapa
efektifnya solusi tersebut. Sehingga kita bisa merencanakan strategi problem
solving selanjutnya untuk permasalahan yang serupa.
Salah satu kemampuan (skill) yang diperlukan untuk problem solving adalah
Menguasai teknologi, desain, atau pemrograman.
Saat ini kita tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi yang sedemikian pesat,
sehingga mahasiswa maupun pencari kerja sekarang dituntut untuk dapat
menguasai berbagai bidang teknologi. Selain menguasai teknologi kita juga harus
pemikiran inovatif dan kreatif. Tidak heran kalau dunia kerja sangat membutuhkan
tenaga kerja yang mempunyai kemampuan di bidang teknologi seperti
pemrograman, UI/UX design, data science, Artificial intelligence, dan cloud
computing.
2.2 LEADERSHIP
Leadership adalah keterampilan atau sebuah fungsi manajemen untuk
memengaruhi, memotivasi, atau mengarahkan orang lain agar melakukan hal-hal
tertentu yang ini dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara harfiah
leadership adalah kepemimpinan. Leadership style bisa diartikan sebagai gaya
kepemimpinan seseorang. Hal ini akan dipengaruhi oleh karakter yang
bersangkutan.
Di dalam prakteknya, leadership skills seorang pemimpin akan memegang
peranan penting dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan setiap orang yang
terlibat di dalam sebuah perusahaan (bisnis), agar semua tujuan bisnis tersebut bisa
dicapai dengan baik. Sebagian orang kerap menganggap leadership dan leader
memiliki makna yang sama, padahal keduanya jelas memiliki arti yang berbeda.
Leadership merupakan sikap kepemimpinan, sedangkan leader bisa diartikan
sebagai pemimpin itu sendiri.
Pada dasarnya, seseorang yang memiliki leadership skills yang baik, bisa
langsung disebut sebagai seorang leader. Sedangkan seorang leader, belum tentu
memiliki kemampuan leadership yang baik. Sangat penting untuk memiliki
leadership skill yang mumpuni bagi seorang pemimpin. Jika merasa hal tersebut
belum cukup, tidak ada salahnya untuk mengasah kemampuan yang satu ini mulai
sekarang.
2.2.1 Fungsi Kepemimpinan
Tugas pokok seorang pemimpin adalah mengantarkan, mengelompokkan,
memberi petunjuk, mendidik, dan membimbing disingkat Enam-M. Agar
organisasi dapat mencapai tujuan, anggota kelompok perlu mengikuti jejak
pemimpinnya. Cara ini dapat dilaksanakan secara baik jika seorang
pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku
penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
2. Fungsi Penetapan
Visi Seorang pemimpin yang senantiasa memiliki visi ke
depan (visioner) berarti selalu waspada terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini memberikan jaminan
bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan
penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab itu, seorang
pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di
dalam maupun di luar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang
besar.
3. Fungsi Pengembangan Loyalitas
Pengembangan loyalitas tidak saja di antara pengikut, tetapi
juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam
organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata,
maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak
buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk
senantiasa melihat pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatanhambatan dapat segera ditemukan,
untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung
menurut acuan yang telah ditetapkan dalam rencana.
5. Fungsi Pengambil Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan
yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin
yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan
ada pemimpin yang kurang berani 6 mengambil keputusan.
Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum,
mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
2.2.2 Pentingnya Seorang Pemimpin
1. Agar tujuan organisasi tercapai(negara, daerah, organisasi,
sekolah, perguruan tinggi, bank, industri, dsb.).
2. Agar yang dipimpin nyaman bekerja dalam mencapai tujuan
organisasi
3. Agar organisasi yang dipimpin dapat menjaga kelangsungan
hidup dan perkembangannya.
4. Agar memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dinamis,
harmonis/seirama, dan lincah dalam menyelesaikan masalah dan
menghadapi tantangan serta dalam menanggapi aspirasi yang
berkembang.

2.3 AMBISI, KENYATAN dan USAHA


Ambisi sendiri dapat diartikan sebagai keinginan yang besar untuk menjadi,
memeroleh, mencapai, atau melakukan sesuatu. Dasar dari ambisi ini yaitu orientasi
atau tujuan, yaitu hal yang ingin kita capai kedepannya. Semua orang pastinya
memiliki ambisinya masing-masing, entah mulai dari yang “Pokoknya tidak
mengulang mata kuliah” hingga yang “Jadi presiden tahun 2050”. Dorongan pada
diri sendiri dalam meraih tujuan akan semakin kuat dengan adanya ambisi, yang
bisa berdampak positif pada mindset seseorang dengan memiliki pola pikir prestatif
sehingga aktivitas yang dilakukannya produktif dan berujung pada keberhasilan.
Meski demikian, tidak jarang juga seseorang kecewa karena ambisinya tidak
terpenuhi.

Contoh kekecewaan di atas merupakan salah satu contoh poin lain dari AKU, yaitu
kenyataan. Kenyataan adalah faktor-faktor yang memengaruhi peluang
keberhasilan dalam mencapai suatu ambisi. Berdasarkan jenisnya, kenyataan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu kenyataan eksternal dan internal. Segi eksternal
bersumber dari lingkungan, sedangkan segi internal bersumber dari dalam diri
seseorang itu sendiri seperti keyakinan, kesanggupan, hingga gaya kerja. Oleh
karena itu, dalam menentukan suatu ambisi, tetap harus mempertimbangkan
kenyataan yang ada saat ini.

Poin terakhir yaitu usaha, yang didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai ambisi. Untuk bisa lebih menggapai tujuan awal, alangkah baiknya kita
melakukan usaha dengan memaksimalkan kelebihan diri dan meminimalisir
kekurangan diri, yang artinya kita harus kenal terlebih dahulu dengan diri kita
sendiri.

2.3.1 Hubungan Antara Ambisi, Kenyataan dan Usaha

Seseorang pada umumnya memiliki beberapa ambisi atau keinginan yang


besar. Hal ini didasari oleh sifat manusia yang tidak pernah puas. Namun ada
baiknya juga, karena pepatah mengatakan, bermimpilah setinggi langit. Asal yang
positif loh ya. Nah, ambisi itu meliputi ambisi untuk memiliki sesuatu, ambisi untuk
menguasai, dan ambisi untuk menjadi. Saat ambisi tercapai, akan ada perasaan
positif dari seseorang, begitu pula ketika gagal, akan ada perasaan negatif.

Dari sebuah ambisi itu, kita bisa memproses lebih lanjut saat mengetahui kenyataan
yang ada. Jenis kenyataan ada dua, yaitu internal yang meliputi Sistem Nilai dan
Asumsi, kesanggupan, dan kecenderungan pribadi. Sementara faktor eksternal
meliputi keadaan alam dan kesadaran sosial politik.
Ketika kita sudah memahami kenyataan yang ada, kita bisa menentukan usaha atau
langkah-langkah apa saja yang akan kita ambil selanjutnya. Usaha sendiri
dibedakan menjadi dua, yaitu usaha proaktif dan usaha reaktif. Usaha proaktif
adalah usaha yang menghampiri sebuah ambisi, atau upaya-uapay yang dilakukan
demi kesuksesan suatu ambisi. Sedangkan usaha reaktif adalah usaha yang
dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan atau hal-hal yang bisa
menghalangi suatu ambisi dapat tercapai. Selain itu, kita harus mempunyai
alternatif usaha untuk mengantisipasi jika nantinya terjadi kegagalan dalam meraih
suatu ambisi. Tidak ada salahnya kan, sedia payung sebelum hujan?
Setelah memahami apa itu ambisi, kenyataan, dan usaha, imbangi itu semua dengan
doa dan tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa. Karena setinggi apapun ambisi kita,
bagaimanapun kenyataan yang ada, dan sekeras apapun usaha kita, tetap Allah lah
yang menentukan semuanya.
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi ambisi dan usaha

Ambisi dapat menginspirasi kerja keras, ketekunan, dan dedikasi, yang


dapat memfasilitasi kemajuan signifikan dalam kehidupan profesional dan pribadi
kita. Ambisi dapat membuat kita mengambil risiko dan menantang diri kita sendiri,
terutama jika kita perlu kreatif dalam memberikan solusi. Orang dengan ambisi
yang seimbang cenderung memiliki sistem pendukung yang kuat, yang dapat
bermanfaat dalam menciptakan hubungan yang langgeng dengan orang lain.
Dan adapun faktor usaha anatara lain adalah:
Faktor Internal
Adalah faktor yang bersumber dari dalam/diri sendiri antara lain:
• Wawasan atau pengetahuan yang ada pada diri sendiri.
• Pengalaman pada dunia bisnis atau usaha.
• Pengalaman dan kemampuan ketika menyelesaikan suatu masalah.
• Kemampuan atau pemahaman terhadap sesuatu atau situasi kondisi.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar antara lain:
• Masalah yang muncul dan dihadapi dan belum terselesaikan.
• Kesulitan dalam mencari solusi masalah.
• Pemikiran yang baik untuk membuat sesuatu yang baru dari suatu kondisi.
• Keperluan yang belum tercapai atau terpenuhi untuk diri sendiri ataupun orang
lain.

2.4 INFORMATIKA DI ERA SOCIETY 5.0

Informatika adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan komputer


untuk mengatur dan menganalisis data yang berukuran besar, baik data maupun
informasi pada mesin berbasis komputasi. Informatika juga mencakup studi,
perancangan, dan pembuatan sistem komputasi dasar yang dapat memproses dan
menyajikan informasi secara efektif dan efisien.

Informatika merupakan cabang ilmu yang sangat luas dan multidisiplin, yang
mencakup berbagai bidang seperti ilmu komputer, ilmu informasi, sistem
informasi, teknik komputer, dan aplikasi informasi dalam sistem informasi
manajemen. Informatika juga berkaitan dengan aspek kognitif dan sosial dari
penggunaan informasi dalam berbagai konteks, seperti bioinformatika, informatika
medis, dan informatika perpustakaan.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era
Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu),
Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan
robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

2.4.1 Prinsip-prinsip Society 5.0

Prinsip dasar dalam society 5.0 adalah keseimbangan antara


perkembangan bisnis dan ekonomi dengan lingkungan sosial. Dengan teknologi di
era society 5.0, maka permasalahan yang ditimbulkan dalam revolusi industri 4.0
(berkurangnya sosialisasi antar masyarakat, lapangan kerja, dan dampak
industrialisasi lainnya) akan berkurang. Agar terintegrasi dengan baik, penggunaan
teknologi merupakan alat untuk meningkatkan kehidupan pribadi dan bisnis serta
mampu mempopulerkan kehidupan di kalangan masyarakat.

Contoh society 5.0 di bidang sosial adalah pemanfaatan AI untuk menganalisis big
data dari berbagai informasi seperti satelit buatan, radar cuaca darat, pengamatan
daerah bencana dengan drone, informasi kerusakan dari sensor bangunan, dan
informasi kerusakan dari sensor bangunan.

2.4.2 Peran penting Informatika dalam Society 5.0

Sekarang ini yang serba teknologi sudah merupakan hal yang lumrah
dikalangan masyarakat mulai dari yang muda hingga tua, mulai dari anak-anak,
remaja, dewasa, hingga lansia. Perubahan pola pembelajaran dituntut untuk
melakukan pembaharuan mengikuti dinamika perubahan zaman yang semakin
pesat dipicu oleh perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi yang semakin
meningkat menuntut para generasi muda untuk bisa mengikuti perkembangan
zaman dengan benar dan bijak. Pada masa ini masyarakat dituntut untuk mampu
menyelesaikan segala tantangan dan permasalahan sosial yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang tercipta di era
revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dan dalam
menghadapi era society 5.0 dunia pendidikan berperan penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia, ada tiga hal yang harus dimanfaatkan antara
lain internet of things(IoT),Virtual/Augmented reality dan pemanfaatan Artifical
Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan pula dalam berbisnis.

2.4.3 Dampak Informatika dalam Society 5.0

Informatika memiliki dampak yang signifikan dalam mewujudkan


konsep "Society 5.0." Society 5.0 adalah visi masyarakat yang berpusat pada
manusia, di mana teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi,
digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat. Beberapa
dampak informatika dalam Society 5.0 termasuk:

1. Transformasi Industri

Informatika memungkinkan otomatisasi proses produksi,


penggunaan IoT (Internet of Things), dan AI (Artificial Intelligence) untuk
meningkatkan efisiensi dalam sektor industri.

2. Kesehatan dan Perawatan

Teknologi informasi memungkinkan pemantauan kesehatan yang


lebih baik, diagnosis yang lebih akurat, dan layanan kesehatan berbasis data
untuk meningkatkan perawatan medis.

3. Pendidikan

Informatika mengubah cara kita belajar dan mengajar, dengan e-


learning, platform pembelajaran online, dan akses lebih mudah ke
pengetahuan.
4. Mobilitas dan Transportasi

Teknologi informasi memungkinkan pengembangan transportasi


pintar, termasuk kendaraan otonom, dan sistem transportasi berbasis data
untuk mengurangi kemacetan dan polusi.

5. Lingkungan

Informatika membantu memantau dan mengelola lingkungan


dengan lebih baik, termasuk penggunaan sensor dan data untuk melindungi
sumber daya alam.

6. Partisipasi Masyarakat

Dengan informatika, masyarakat dapat lebih aktif berpartisipasi


dalam pengambilan keputusan pemerintah dan mengakses layanan publik
dengan lebih mudah.

7. Ekonomi Digital

Society 5.0 menciptakan peluang ekonomi baru, termasuk bisnis


berbasis platform, e-commerce, dan layanan digital.

Namun, sambil membawa banyak manfaat, informatika juga memunculkan


pertimbangan etika dan keamanan data yang perlu diperhatikan dalam Society 5.0.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Makalah ini menguraikan hubungan yang erat antara problem solving,


kepemimpinan, ambisi kenyataan, usaha, dan informatika dalam konteks era
Society 5.0. Era ini menghadirkan tantangan dan peluang baru yang memengaruhi
berbagai aspek kehidupan.

Secara keseluruhan, era Society 5.0 membawa perubahan mendasar dalam cara
kita memecahkan masalah, memimpin, mengejar ambisi, dan memanfaatkan
teknologi informasi. Dalam era ini, kolaborasi, inovasi, dan kebijakan yang bijak
sangat penting untuk mengoptimalkan manfaat teknologi bagi masyarakat secara
luas.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Ade dalam http://adesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-problem-


solving, diakses 5 Oktober 2011

Thoha, M. 2010. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Muhammad Azkha Asyarif, (2022, maret 5). Ambisi, kenyataan dan usaha.

Anissa Firdaus (2021) Optimalisasi Potensi Teknologi Generasi Millenial Melalui


Investasi Digital di Era Society 5.0,doi:10.17977/um063v1i102021p1131-1137

Anda mungkin juga menyukai