MA.22.C13
Disusun oleh:
1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T dan junjungan Nabi besar
Muhammad SAW. Sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan” pada mata kuliah ”
Kepemimpinan”.
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Ade Imam Suhakim, S.E., M.M.
selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan yang telah membimbing saya dalam
penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna, dan saya berharap makalah yang saya sajikan menjadi referensi sebagai
ilmu tambahan untuk menambah wawasan bagi pembaca, untuk itu saya menerima
saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………………… 2
3
3.1 Studi Kasus
……………………………………………………………………. 3
3.2 Kesimpulan
……………………………………………………………………. 3
3.3 Saran
…………………………………………………………………………... 3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kepemimpinan
2. Pengertian pengambilan keputusan
3. Peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
4. Pengaruh perilaku terhadap pengambilan keputusan
5. Menjelaskan langkah - langkah dalam pengambilan keputusan
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
3
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek,
pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan
– kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan
penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.
4
baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang
menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka
hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga
semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .
5
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil
tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang
telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi
celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk
melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu
menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai
sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada
mereka.
6
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil
Tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengertian diatas menunjukan ada lima hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
3. Sebelum sesuatu masalah dapat dipecahakan dengan baik, hakekatnya
dari pada masalah itu harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan ilham atau dengan
mengarang, tetapi harus didasarkan pada fakta yang terkumpul,, terolah
dengan baik dan disimpan secara teratur sehingga dapat dipercayai.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang ada dari berbagai alternatif yang dianalisis dengan
matang.
7
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin.
Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya
dia tidak dapat menjadi pemimpin.
8
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan
keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya
pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
a. Cara berpikir, terdiri dari:
1) Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
2) Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
9
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan
berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.
b. Keputusan – keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus
dapat diserahkan kepada orang – orang yang terlatih khusus untuk itu atau
dilakukan dengan menggunakan komputer.
c. Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi
tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya
menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan
seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
10
D. Pengaruh Perilaku Terhadap Pengambilan Keputusan
1. Nilai. Nilai dianggap sebagai pedoman jika seorang menghadapi situasi dimana
harus dilakukan suatu pilihan.
2. Kepribadian. Aspek kepribadian meliputi sikap, Kepercayaan dan kebutuhan
individu.
3. Kecendrungan mengambil resiko. Ada yang berani dalam mengambil resiko, ada
yang ditengah-tengah dan ada yang penuh pertimbangan/kurang mengambil
resiko.
4. Disonasi kognif. Adanya rasa cemas pada pengambilalan keputusan terhadap
akibat dari keputusan yang diambilnya.
11
yang dievaluasi semakin banyak pula. Pada akhirnya, keputusan dapat diambil
berdasarkan berbagai alternatif yang muncul.
1. Fisik : Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa
tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari
tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional : Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan
bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
12
3. Rasional: Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan
informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal : Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan
dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal : Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada.
Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi
tindakan individual.
6. Struktural : Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.
Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau
mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
13
BAB III
PENUTUP
A. Studi Kasus
14
diam. Untuk meningkatkan daya beli masyarakat miskin, pemerintah menyertakan
program bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)
untuk kaum papa di negeri ini. Sasaran penerima BLSM adalah masyarakat miskin
penerima raskin (beras miskin). Teknisnya, setiap penerima raskin memperoleh Kartu
Perlindungan Sosial (KPS) yang dikirim melalui layanan POS Indonesia.
BLSM merupakan program pemerintah untuk meningkatkan daya beli
masyarakat miskin sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Program ini berupa
pemberian dana bantuan secara tunai sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu
rupiah) setiap bulan. Sesuai dengan namanya, bantuan sosial ini tidak berlangsung
abadi, karena hanya bersifat sementara. Rumah Tangga Sasaran (RTS) hanya akan
menerima BLSM selama empat bulan saja.
Secara teknis, penyaluran BLSM mulai dilakukan serentak pada 22 Juni 2013.
Tidak seperti penyaluran BLT (Bantuan Langsung Tunai) pada tahun 2009 silam, di
mana para penerima bantuan sosial tersebut harus antre bahkan saling berdesakan.
Meski instansi penyalur yang ditunjuk masih sama, yakni PT. POS Indonesia, namun
kali ini, sistem penyaluran BLSM lebih teratur, karena ditentukan jadwal layanan
berdasarkan kelurahan. Petugas hanya akan melayani pencairan BLSM sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan saja. Artinya, jika warga dari kelurahan lain ingin
mencairkan BLSM tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan, maka warga tersebut
tidak akan dilayani. Oleh sebab itu, RTS yang ingin mencairkan BLSM disyaratkan
untuk membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) sehingga petugas dapat melakukan
verifikasi data yang bersangkutan. Pada tahap pertama, BLSM akan disalurkan untuk
dua bulan sekaligus yakni Juli dan Agustus, sehingga setiap RTS akan memperoleh
dana sebesar Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah).
15
2. Setelah terdaftar, Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dibagikan melalui Pos
Indonesia.
3. Bila telah menerima KPS, maka yang bersangkutan datang ke Kantor pos
yang ditunjuk.
4. Kemudian, anda mengantre untuk selanjutnya mendapatkan kartu antrean.
Bawalah Kartu Perlindungan Sosial sebagai buktinya.
5. Seusai mendapatkan kartu antrian, masyarakat menunggu kembali untuk
dilakukan verifikasi.
6. Setelah lolos verifikasi untuk KPS, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kartu
normatif, masyarakat baru berhak menerima Bantuan BLSM yang diberikan
pemerintah sebesar Rp300.000.
16
pertama agar ada perbaikan di tahap kedua, namun pencairan BLSM tahap kedua
tetap menuai permasalahan yang sama. Kita tidak bisa menutup mata bahwa
pemerintah tidak siap dengan keputusan yang diambilnya, terbukti dengan adanya
beragam data yang tidak akurat.
17
bisakah pemerintah mengendalikan itu? Pasti jawabannya “TIDAK” oleh sebab itu
BLSM tidak efektif menolong rakyat.
B.KESIMPULAN
18
1. Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan beberapa hal yang benar.
manajer adalah seseorang yang harus melaksanakan sesuatu secara benar.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya
dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat
keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
C. SARAN
1. Setiap keputusan yang dibuat diharapkan merupakan keputusan yang
berkualitas dengan mengacu pada efisiensi dan efektivitasnya, terutama
mengenai keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak ataupun
yang menyangkut kesejahteraan.
19
2. Pemerintah diminta untuk melakukan evaluasi penyaluran Bantuan
Langsung Sementara (BLSM) kepada masyarakat miskin sebagai
kompensasi keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
3. Evaluasi atas program BLSM diharapkan akan menjadi acuan pemerintah
dalam pengambilan keputusan-keputusan dimasa yang akan datang, agar
keputusan yang diambil dapat lebih bijaksana, dan teruji ketepatannya
dalam menyelesaikan permasalahan publik.
20