Anda di halaman 1dari 13

1.

Berpikir Kritis
Merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa
masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan
yang dapat memecahkan masalah.

Ciri Ciri Berpikir Kritis

Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu denga penuh pertimbangan

Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan.

Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis.

Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dilaksanakan .

Bersikap cermat, jujur dan ikhlas karena

Kebencian terhadap suatu kaum tidak medorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak
berlaku adil.

Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siap orangnya walaupun akan
merugikan diri sendiri,sahabatdan kerabat.

Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman,


kemakmuran dan kebahagiaan.

2. Pembuatan Keputusan atau Decision Making


Ialah proses pemilihan atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang
tidak pasti. Pembuatan keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus:
a) membuat prediksi kedepan, b)memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih, atau c)
membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang
terbatas.
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di dalam
pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses dalam
pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis..

Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan modern. Sebagai
seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan bagaimana berpikir kritis kepada
peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya mengajarkan peserta didiknya how to think bukan
how to learn. Tujuan khusus mengajar berpikir kritis dalam ilmu pengetahuan atau disiplin
ilmu lainnya adalah untuk meningkatkan keahlian peserta didik dalam berpikir dan
mempersiapkan para peserta didik menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh karena itu guru harus
memiliki pengetahuan mengenai cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk
menunjang proses pengambilan keputusan para siswa.

Karena pentingnya pembahasan mengenai berpikir kritis dan peranannya dalam


pengambilan keputusan, maka kami akan membahas mengenai berpikir kritis, indikator berpikir
kritis, membangun pemikiran kritis, pengambilan keputusan, fase pengambilan keputusan serta
peranan berpikir kritis dalam pengambilan keputusan dalam makalah ini.

B. BERPIKIR KRITIS
1. Pengertian Berpikir Kritis

Salah satu sasaran utama bersekolah yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis. Berpikir kritis tidaklah mudah seperti halnya menghafal karena berpikir kritis kita harus
menggabungkan kata-kata yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

John Dewey, filsuf, psikolog, dan edukator berkebangsaan Amerika, secara luas dipandang
sebagai bapak tradisi berpikir kritis modern. Ia menamakan berpikir reflektif dan
mendefinisikannya sebagai:

Pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau
bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut-sudut alasan-alasan yang
mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya
(Dewey,1909:9)

Edward Glaser (1941:5) mengembangkan gagasan Dewey dan mendefinisikan berpikir


kritis sebagai:

(1) suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang
berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode
pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan
metode-metode tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk memeriksa setiap
keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-
kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.

Paul, Fisher dan Nosich (1993:4) memberikan definisi berpikir kritis yang kelihatan agak
berbeda dengan definisi-definisi yang diberikan di atas. Definisi itu adalah sebagai berikut:

Berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi atau masalah apa saja-dimana si
pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-
struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.
(Fisher,2007:4)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir


kritis adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau keputusan yang
tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan proses menggali, mengenali, dan menilai segala
hal yang terkait seperti, nilai-nilai, fakta dan informasi, pengetahuan yang dimiliki dan
dibutuhkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Facion (dalam Istanto, 2012) mengungkapkan enam kemampuan berpikir kritis utama
yang terlibat di dalam proses berpikir kritis, yaitu:
1. Interpretasi : kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
2. Analisis : memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen
3. Evaluasi : menilai pernyataan, menilai argumen
4. Inferensi : mempertanyakan pernyataan, memikirkan alternatif, menarik kesimpulan,
memecahkan masalah, membuat keputusan
5. Penjelasan : menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur,
mengemukakan argumen
6. Regulasi diri : meneliti diri, mengoreksi diri
2. Indikator Berpikir Kritis

Menurut Ennis dalam Muhfahroyin (2009: 1) ada 12 indikator kemampuaan berpikir kritis
yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu:

a. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis


pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan).
b. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi).
c. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan).
d. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi
dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi).
e. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain).

Menurut Orlich Donald C. dkk (1998) terdapat beberapa unsur pemikiran kritis, terdiri
dari: (1) mengidentifikasi isu, (2) mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur, (3) menyusun
kesimpulan implikasi, (4) menyimpulkan motif, (5) menggabungkan unsur-unsur independen
untuk menciptakan pola pikir baru (kreativitas), (6) membuat interpretasi asli (kreativitas).

3. Membangun Pemikiran Kritis


Berikut merupakan beberapa cara yang para guru gunakan untuk membangun pemikiran
kritis dalam rencana pembelajaran mereka:
a. Tanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga bagaimana dan mengapa.
b. Periksalah fakta-fakta yang dianggap benar untuk menentukan apakah terdapat bukti untuk
mendukungnya.
c. Berargumen dengan cara bernalar daripada menggunakan emosi.
d. Kenalilah bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang bagus.
e. Bandingkan beragam jawaban dari sebuah pertanyaan dan nilailah mana yang benar-benar
merupakan jawaban terbaik.
f. Evaluasi dan lebih baik menanyakan apa yang dikatatakan orang lain daripada segera
menerimanya sebagai kebenaran.
g. Ajukan pertanyaan dan lakukan spekulasi lebih jauh yang telah kita ketahui untuk menciptakan
ide-ide baru dan informasi-informasi baru. (Santrock,2009:11)

C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :

a. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang


didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
b. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
c. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
2. Tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Merumuskan/mendefinisikan masalah. Tahap ini merupakan usaha untuk mencari
permasalahan yang sebenarnya.
2. Pengumpulan Informasi yang Relevan. Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang
mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah.
3. Mencari Alternatif Tindakan. Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat
ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada.
4. Analisis Alternatif. Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria
tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif.
5. Memilih Alternatif Terbaik. Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan
atas kriteria dan skala prioritas tertentu.
6. Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan
pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi
hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki suatu keputusan atau
mengubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.

D. Berpikir Kritis dalam Proses Pengambilan Keputusan


Pemikiran kritis dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Jika melihat proses
pengambilan keputusan, pemikiran kritis memiliki beberapa peranan, diantaranya :
a. Membantu dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi
b. Membantu dalam mengumpulkan informasi yang relevan
c. Membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk menentukan
pilihan terbaik
d. Membantu mengevaluasi keputusan yang sudah diambil. (Istanto,2012)

Menurut Osman (2005) ada beberapa hal yang dapat menghalangi proses berpikir kritis
dalam pengambilan keputusan, antara lain: (1) sulit berubah, mind set yang kaku, petunjuk
praktek secara tradisional, kebiasaan dan rutinitas; (2) takut membuat kekeliruan; (3) enggan
untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif; (4) pengambilan keputusan tanpa cukup
data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional; (5) kegagalan menilai efektivitas dari
pengobatan.(Ivone,2010)

E. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran


Salah satu upaya agar siswa menjadi aktif dan kritis dalam pembelajaran adalah
dengan menyelenggarakan pembelajaran yang menekankan pada partisipasi siswa untuk mampu
berpikir kritis. Untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang lebih melibatkan siswa
sehingga mampu dan terlatih berpikir kritis.
Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa dalam pembelajaran adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran ini
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada
masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, serta merangsang kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Melalui PBM, peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri
sesuai dengan pengalaman belajarnya. Proses pembelajaran berjalan alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Dengan adanya pengaitan antara materi pelajaran dengan masalah- masalah kehidupan nyata
memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Siswa melakukan pengamatan, mencari informasi,
mengungkapkan gagasan, bertanya, menjawab dan saling berdiskusi dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Selain itu siswa dapat berlatih mencari jawaban atas suatu masalah dengan
cara mencari informasi, mengolah dan mengambil keputusan.

F. Daftar Rujukan

Fisher,Alec.2007.Berpikir Kritis:Sebuah pengantar.Jakarta:Erlangga

Ijul,Zulkifli.2011.Pengertian Pengambilan Keputusan. Diakses dari


http://www.manajemenn.web.id/2011/04/pengertian-pengambilan-keputusan.html tanggal 10
April 2013

Istanto,Adela.2012.Berpikir Kritis dan Pengambilan Keputusan. Diakses dari


http://www.adelaistanto.blogspot.com tanggal 9 April 2013

Ivone,July.2010. Critical Thinking, Intelectual Skills, Reasoning And Clinical Reasoning. Bandung:
Fakultas Kedokteran Universitas Maranantha

Muhfahroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis.Diakses dari


http://muhfahroyin.blogspot.com diakses 9 April 2013

Mustaji.2009.Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Diakses


dari http://pasca.tp.ac.id/site/ pengembangan kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-
pembelajaran tanggal 10 April 2013

Orclich, Donald C., Harder, Robert J., Callahan, Richard C., & Gibson,Harry W.1998. Teaching
Strategies. Boston New York: Houghton Mifflin Company

Santrock,John W.2009.Psikologi Pendidikan (Educational Psikologi).Jakarta:Salemba Empat

Slavin,Robert E.2006.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik.Jakarta:Indeks


BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan.


mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Membahas tentang komponen
berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir
kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir
kritis,pemecahan masalah dan langka-langka pemecahan masalah,proses pengambilan
keputusan,fungsi berfikir kritis,model penggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip
utama .

Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam
berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang
akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap
masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan,
dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan
mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejateraan diri maupun orang lain.

Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut
tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.

A. DEFENISI
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkisinambungan menjakup
interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan presepsi. Membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan standar berpikir
kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengefaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman. Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan
tindakan. Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan
pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif
pandangan baru.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham atau tau dari
komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar,
pengalaman, kompetensi, sikap dalam berpikir kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan
disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum untuk pengetahuan yang
menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

1. Berfikir kritis perlu bagi perawat :


1. Penerapan profesionalisme.
2. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik diperlukan perawat,
karena :
a. Perawat setiap hari mengambil keputusan
b. Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek danlingkungannya
2. menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
3.. penting membuat keputusan.
c. Evaluasi keperawatan :
-Mengkaji efektifitas tindakan
-Perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien
-Perlukah diulangi keperawatan.

2. Argumentasi dalam keperawatan


Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menenukan,
menjelaskankebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap
suatu tuntutan/tuduhan.Argumentasi

Badman and Badman (1988) terkait dg.konsep berfikir dalam keperawatan :


1. berhubungan dengan situasi perdebatan.
2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
4. Penjelasan yang rasional

3. Pengambilan keputusan dalam keperawatan


Sehari-hari perawat harus bisa mengambil keputusan yang tepat.

4. Penerapan Proses Keperawatan


a. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatana.
Pengkajian :
- mengumpulkan data dan validasi
- Perawat melakukan observasi berfikir kritis dalam pengumpulan data.
- Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu lain yang terkait.
b. Perumusan diagnosa keperawatan :
Tahap pengambilan keputusan yang paling kritis.
- Menentukan masalah dan argumen secara rasional
- Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalah
c. Perencanaan keperawatan : pembuatan keputusan. Critical thinking Investigasi terhadap
tujuan gunamengeksplorasi situasi, phenomena, pertanyaan, ataumasalah untuk menuju pada
hipotesa atau keputusan secara terintegrasi.

B. ELEMEN BERPIKIR KRITIS


Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan masalah,
keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap berpikir
kritis.
Elemen berpikir kritis antara lain:
1. Menentukan tujuan
2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian
Kriteria elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.

C. MODEL BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATA


Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu sebagai berikut:
1. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam
melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan
tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran
klien.

2. Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-
prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat
untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan
sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Model berfikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli,
a. Costa and colleagues (1985)
Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai the six Rs yaitu:
1. Remembering ( mengingat)
2. Repeating (mengulang)
3. Reasoning (memberi alasan)
4. Reorganizing (reorganisasi)
5. Relating (berhubungan)
6. Reflecting (merenungkan)

b. Lima model berpikir kritis


1. Total recall
2. Habits ( kebiasaan)
3. Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
4. New ideas and creativity
5. Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan)

Ada empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas informal, aktivitas tiap
hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan berpikir
kritis adalah untuk mengenalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan
ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan
buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta
tindakan yang dilakukan.
Berpikir Kritis : (Critical Thinking) :
a. Seeking truth and understanding : kebenaran bukanlah sesuatu yang dapat disampaikan
seseorang pada orang lain. Melainkan ia merupakan sesuatu yang mencakup keaktifan individu
sendiri dalam proses berpikirnya dengan berlandaskan pada bukti-bukti yang ada. Kegiatan
utama yang dilakukan umumnya dimulai dari menimbang bukti/fakta, mempelajari kesahihannya
(validity), mempelajari berbagai hubungan yang ada antar bukti/fakta untuk membentuk suatu
teori, serta akhirnya menguji teori tersebut terhadap bukti/fakta lainyang tidak mendukung untuk
dicari penjelasannya.

b. Strategic : berpikir yang strategic sifatnya akan membawa individu kearah berpikir yang
efisien. Mengapa? Berpikir yang strategic umumnya akan padat dengan muatan perencanaan,
antisipasi, mengikuti aturan/metoda tertentu, dan hati-hati (tidak asal saja).

c. Skeptical : bersikap skeptic disini tidak berarti memiliki perasaan curiga atau tidak mau
percaya terhadap fakta yang ada. Menurut Ritchhart (2002) skeptic disini adalah probing
below the surface of things, looking for proof and evidence, and not accepting things at face
value.

Anda mungkin juga menyukai