Berpikir Kritis
Merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa
masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan
yang dapat memecahkan masalah.
Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis.
Kebencian terhadap suatu kaum tidak medorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak
berlaku adil.
Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siap orangnya walaupun akan
merugikan diri sendiri,sahabatdan kerabat.
Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di dalam
pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses dalam
pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis..
Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan modern. Sebagai
seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan bagaimana berpikir kritis kepada
peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya mengajarkan peserta didiknya how to think bukan
how to learn. Tujuan khusus mengajar berpikir kritis dalam ilmu pengetahuan atau disiplin
ilmu lainnya adalah untuk meningkatkan keahlian peserta didik dalam berpikir dan
mempersiapkan para peserta didik menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh karena itu guru harus
memiliki pengetahuan mengenai cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk
menunjang proses pengambilan keputusan para siswa.
B. BERPIKIR KRITIS
1. Pengertian Berpikir Kritis
Salah satu sasaran utama bersekolah yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis. Berpikir kritis tidaklah mudah seperti halnya menghafal karena berpikir kritis kita harus
menggabungkan kata-kata yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
John Dewey, filsuf, psikolog, dan edukator berkebangsaan Amerika, secara luas dipandang
sebagai bapak tradisi berpikir kritis modern. Ia menamakan berpikir reflektif dan
mendefinisikannya sebagai:
Pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau
bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut-sudut alasan-alasan yang
mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya
(Dewey,1909:9)
(1) suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang
berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode
pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan
metode-metode tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk memeriksa setiap
keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-
kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Paul, Fisher dan Nosich (1993:4) memberikan definisi berpikir kritis yang kelihatan agak
berbeda dengan definisi-definisi yang diberikan di atas. Definisi itu adalah sebagai berikut:
Berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi atau masalah apa saja-dimana si
pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-
struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.
(Fisher,2007:4)
Facion (dalam Istanto, 2012) mengungkapkan enam kemampuan berpikir kritis utama
yang terlibat di dalam proses berpikir kritis, yaitu:
1. Interpretasi : kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
2. Analisis : memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen
3. Evaluasi : menilai pernyataan, menilai argumen
4. Inferensi : mempertanyakan pernyataan, memikirkan alternatif, menarik kesimpulan,
memecahkan masalah, membuat keputusan
5. Penjelasan : menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur,
mengemukakan argumen
6. Regulasi diri : meneliti diri, mengoreksi diri
2. Indikator Berpikir Kritis
Menurut Ennis dalam Muhfahroyin (2009: 1) ada 12 indikator kemampuaan berpikir kritis
yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu:
Menurut Orlich Donald C. dkk (1998) terdapat beberapa unsur pemikiran kritis, terdiri
dari: (1) mengidentifikasi isu, (2) mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur, (3) menyusun
kesimpulan implikasi, (4) menyimpulkan motif, (5) menggabungkan unsur-unsur independen
untuk menciptakan pola pikir baru (kreativitas), (6) membuat interpretasi asli (kreativitas).
C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
Menurut Osman (2005) ada beberapa hal yang dapat menghalangi proses berpikir kritis
dalam pengambilan keputusan, antara lain: (1) sulit berubah, mind set yang kaku, petunjuk
praktek secara tradisional, kebiasaan dan rutinitas; (2) takut membuat kekeliruan; (3) enggan
untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif; (4) pengambilan keputusan tanpa cukup
data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional; (5) kegagalan menilai efektivitas dari
pengobatan.(Ivone,2010)
F. Daftar Rujukan
Ivone,July.2010. Critical Thinking, Intelectual Skills, Reasoning And Clinical Reasoning. Bandung:
Fakultas Kedokteran Universitas Maranantha
Orclich, Donald C., Harder, Robert J., Callahan, Richard C., & Gibson,Harry W.1998. Teaching
Strategies. Boston New York: Houghton Mifflin Company
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam
berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang
akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap
masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan,
dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan
mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut
tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
A. DEFENISI
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkisinambungan menjakup
interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan presepsi. Membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan standar berpikir
kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengefaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman. Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan
tindakan. Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan
pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif
pandangan baru.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham atau tau dari
komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar,
pengalaman, kompetensi, sikap dalam berpikir kritis, standar/ krakteristik berpikir kritis.
Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan
disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum untuk pengetahuan yang
menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
2. Vision model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-
prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat
untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan
sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Model berfikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli,
a. Costa and colleagues (1985)
Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai the six Rs yaitu:
1. Remembering ( mengingat)
2. Repeating (mengulang)
3. Reasoning (memberi alasan)
4. Reorganizing (reorganisasi)
5. Relating (berhubungan)
6. Reflecting (merenungkan)
Ada empat alasan berpikir kritis yaitu: deduktif, induktif, aktifitas informal, aktivitas tiap
hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan berpikir
kritis adalah untuk mengenalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan
ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan
buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta
tindakan yang dilakukan.
Berpikir Kritis : (Critical Thinking) :
a. Seeking truth and understanding : kebenaran bukanlah sesuatu yang dapat disampaikan
seseorang pada orang lain. Melainkan ia merupakan sesuatu yang mencakup keaktifan individu
sendiri dalam proses berpikirnya dengan berlandaskan pada bukti-bukti yang ada. Kegiatan
utama yang dilakukan umumnya dimulai dari menimbang bukti/fakta, mempelajari kesahihannya
(validity), mempelajari berbagai hubungan yang ada antar bukti/fakta untuk membentuk suatu
teori, serta akhirnya menguji teori tersebut terhadap bukti/fakta lainyang tidak mendukung untuk
dicari penjelasannya.
b. Strategic : berpikir yang strategic sifatnya akan membawa individu kearah berpikir yang
efisien. Mengapa? Berpikir yang strategic umumnya akan padat dengan muatan perencanaan,
antisipasi, mengikuti aturan/metoda tertentu, dan hati-hati (tidak asal saja).
c. Skeptical : bersikap skeptic disini tidak berarti memiliki perasaan curiga atau tidak mau
percaya terhadap fakta yang ada. Menurut Ritchhart (2002) skeptic disini adalah probing
below the surface of things, looking for proof and evidence, and not accepting things at face
value.