KERANGKA PENELITIAN
tentang persepsi pasien tentang perilaku caring dan faktor caratif perawat di
1. Nilai humanistik-altruistik
2. Faith-hope
3. Sensitifitas
4. Helping-trust
5. Ekspresi perasaan positif dan
negative
Perilaku caring 6. Pemecahan masalah yang
perawat sistematis
7. Proses belajar mengajar
interpersonal
8. Lingkungan yang mendukung
9. Pemenuhan kebutuhan dasar
manusia
10. Eksistensi-fenomenologi
METODE PENELITIAN
4.2.1 Populasi
dirancang dalam penelitian (Polit & Hungler 1999). Populasi dalam penelitian ini
adalah klien yang dirawat diruang rawat inap IA Seulanga, IB Jambe, IIB
Sikicek, RPBA, RPBB, III Pria dan III Wanita. jumlah populasi pasien yang
dirawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa berjumlah 300 responden
selama 1 bulan.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah mengacu pada proses memilih sebagian dari populasi untuk
mewakili seluruh populasi (Polit & Hungler 1999). Rumus sampel untuk populasi
N = Total populasi
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti
berdasarkan ciri-ciri dan karakteristik tertentu dari populasi. (Polit & Hungler
1999). Adapun jumlah sampel yang didapatkan saat pengambilan data yaitu
1. Pasien yang dirawat diruang rawat inap IA, IB, IIB, RPBA, RPBB, III
RSUD Kota Langsa merupakan rumah sakit umum terbesar dan pendidikan di
kota Langsa serta menerima rujukan dari daerah kabupaten sekitarnya, yang
penelitian ini. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 1 November sampai tanggal 30
November 2012
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari RSUD Kota
menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa ada tekanan,
dan peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya sebagai
responden.
nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh
tersebut. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin oleh
a. Data Demografi
dirawat diruang rawat inap yang meliputi umur, jenis kelamin, Suku, Pendidikan
caring perawat diruang rawat inap. Kuisiner ini dibuat sesuai dengan teori caring
dan dengan bimbingan saat konsul dengan penguji validitas yang ahli di
bidangnya. Kuesioner perilaku caring ini terdiri dari 40 pertanyaan yang terbagi
Kuisiner Perilaku Caring Perawat yang meliputi sepuluh faktor caratif yaitu
terendah yang dijawab 4 dan nilai tertingginya adalah 16. Berdasarkan rumus
statistik Sudjana (1992 dalam Simarmata, 2010), P= rentang atau banyak kelas
dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai
terendah) yaitu sebesar 12, dan banyak kelas dibagi atas dua kategori kelas untuk
sepuluh faktor caratif caring perawat maka akan diperoleh panjang kelas sebesar
sepuluh faktor caratif caring perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa
sebagai berikut:
11-16 = baik
Alat ukur dalam penelitian ini dengan menggunakan model skala Likert,
(bernilai 1), kadang-kadang (bernilai 2), sering (bernilai 3), dan selalu (bernilai 4).
Pertanyaan negatif dengan empat pilihan jawaban tidak pernah (bernilai 4),
kadang-kadang (bernilai 3), sering (bernilai 2), dan selalu (bernilai 1). Nilai
terendah yang dicapai adalah 40 dan nilai tertingginya adalah 160. Berdasarkan
rumus statistik Sudjana (1992 dalam Simarmata, 2010), P= rentang atau banyak
kelas dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang
nilai terendah) yaitu sebesar 120, dan banyak kelas dibagi atas dua kategori kelas
untuk perilaku caring maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 60. Dengan
p=60 dan nilai terendah 40 sebagai batas bawah kelas pertama, maka perilaku
caring perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Langsa sebagai berikut:
101-160 = caring
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan ini yaitu harus valid
dan reliabel.
a. Uji validitas
Uji validitas insrumen perilaku caring di uji oleh yang ahli di bidangnya
b. Uji reliabilitas
Instrumen yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya atau
benar sesuai kenyataannya (Polit & Hungler 1999). Instrumen diujikan kepada 30
orang responden di tempat yang berbeda di RSUD Karang Baru dan dilakukan
(Polit & Hungler 1999) suatu instrument dinyatakan reliabel jika memiliki nilai
Kota Langsa, kemudian peneliti ke ruangan rawat inap meminta izin kepada Karu
setelah di beri izin kemudian meminjam buku laporan pasien untuk melihat
setelah itu menuju ke setiap ruangan pasien dengan melihat secara langsung
menjawab setiap pertanyaan yang ada pada kuisioner, apabila kondisi pasien
bisa menjawab pertanyaan dan minimal telah di rawat selama 2 hari, kemudian
melakukan bina trust dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian setelah
pasien ingin di tanya secara langsung dan tidak mau mengisi kuisioner sendiri dan
di karenakan juga keadaan pasien yang di infus dan kondisi pasien yang masih
sakit kemudian peneliti menanyakan langsung setiap pertanyaan yang ada pada
kuisioner sehingga jawaban yang diberikan oleh pasien dapat dimengerti dengan
semua jawaban telah diisi sesuai dengan petunjuk. Kemudian peneliti membuat
menginterpretasi data harus membuat 1 set nomor yang masuk diakal secara logis
dan dianalisa secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
Dalam bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan
Kota Langsa.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini akan menguraikan
gambaran persepsi pasien tentang perilaku caring dan faktor caratif perawat di
sampel 55 responden.
kelamin, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan lama klien di rawat di ruang
rawat inap.
kelamin laki-laki (56,4%), berada pada kelompok usia 31-40 dan 41-50 sama-
sama (34,5%). Responden lebih banyak bersuku jawa (34,5%) dan aceh (30,9%)
mayoritas lamanya klien dirawat 2-4 hari (78,2%) ringkasan karakteristik dapat di
Umur
21-30 tahun 17 30,9
31-40 tahun 19 34,5
41-50 tahun 19 34,5
Jenis Kelamin
Laki-laki 31 56,4
Perempuan 24 43,6
Suku Responden
Aceh 17 30,9
Batak 2 3,6
Jawa 19 34,5
Melayu 10 18,2
Lain-lain 7 12,7
Pendidikan Terakhir
SD 5 9,1
SMP 25 45,5
SMA 17 30,9
Akademi 5 9,1
S1 3 5,5
Pekerjaan
PNS 7 12,7
P.Swasta 4 7,3
Wiraswasta 8 14,5
IRT 14 25,5
Lain-lain 22 40
Lama dirawat
24 43 78,2
57 9 16,4
>7 3 5,5
caratif yang diungkapkan oleh Watson (1979) yaitu membentuk nilai humanistik-
saling percaya dan saling membantu mayoritas menjawab dengan nilai baik
pemenuhan kebutuhan dasar manusia mayoritas menjawab dengan nilai tidak baik
mayoritas menjawab dengan nilai baik (67,3%). Ringkasan ini dapat dilihat pada
(Tabel 5.2).
Sensitifitas
- Tidak baik 15 27,3
- Baik 40 72,7
Eksistensi-fenomenologi
- Tidak baik 18 32,7
- Baik 37 67,3
caring yang telah dilakukan dengan baik oleh perawat menggunakan metode
(74,5%) dengan rendahnya menjawab dengan nilai baik (16,4%). Aspek proses
informasi jelas dan pasien memahami pengobatan terhadap dirinya hal ini tentu
perawat di ruang rawat inap telah menunjukkan perilaku caring dalam melakukan
menunjukkan perilaku caring ringkasan ini dapat dilihat pada (Tabel 5.3).
(Tabel 5.3.)
Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring
Perawat di RSUD Kota Langsa (n = 55).
1. Caring 44 80
2. Tidak Caring
1 20
Total 55 100
5.2 Pembahasan
sesuai teori Watson (1985) yang meyakini praktek caring sebagai inti
yang universal ( kebaikan, kepedulian dan cinta terhadap diri sendiri dan orang
lain) caring digambarkan sebagai moral ideal keperawatan. Hal ini meliputi
positif, dukungan atau intervensi fisik oleh perawat (Synder, 2011). Teori Watson
(1979, dalam Asmadi, 2008) telah dilakukan oleh sebagian besar perawat (80%)
telah melakukan asuhan keperawatan dengan baik dan peduli Sehingga dalam
penelitian ini persepsi pasien yang di rawat di ruang rawat inap tentang perawat
emosi serta keterikatan yang tulus dengan orang lain atau sekelompok orang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ariani (2006)
pada klien di ruang rawat inap Rindu B2 RSUP H. Adam Malik Medan
caring perawat (Valentine, 1997, dalam Wolf, Miller, & Devine, 2003). Felgen
perilaku caring perawat di RS Dr. Djamil didapati perawat masih kurang ramah
dalam melayani pertanyaan dari klien, berperilaku tidak bersahabat dan jarang
tersenyum ini berarti masih didapati perawat yang belum menunjukkan perilaku
saat menerima keluhan dari klien, perawat yang hanya duduk-duduk di ruang
perawat, perawat yang cenderung tidak tahu mengenai kondisi klien, dan perawat
kurang memahami keluhan yang dirasakan klien. Ini berarti perilaku caring masih
Watson (1979) juga menekankan dalam sikap caring ini harus tercermin
sepuluh faktor caratif yang berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan
ilmu pengetahuan dasar dalam memberikan asuhan. Oleh karena itu, perawat
perlu mengembangkan filosofi humanistik dan nilai serta seni yang kuat, faktor
perawat, kehidupan, dan dari pengalaman nyata berinteraksi dengan orang lain
sehingga tercapai kepuasan dalam melayani dan membantu klien. Dasar dalam
faktor caratif (Watson, 1979) yang mencakup pembentukan nilai humanistik dan
diri sendiri dan orang lain, hubungan saling percaya dan saling membantu,
caratif caring yang telah dilakukan dengan baik menggunakan metode pemecahan
proses keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat sehingga persepsi pasien
tentang perilaku caring perawat yang di rawat di ruang rawat inap RSUD Kota
pribadi saya yang tidak berkaitan dengan keadaan penyakit saya, sering (72,7%)
Dan didapatkan dari persepsi klien tentang perilaku caring perawat masih
interpersonal mayoritas menjawab dengan nilai tidak baik (74,5%) dengan masih
rendahnya menjawab dengan nilai baik (16,4%). Aspek proses belajar mengajar
pengobatan yang diberikan di Rumah Sakit. Apabila informasi jelas dan pasien
memahami pengobatan terhadap dirinya hal ini tentu saja memberikan aspek
bersama perawat), perawat tidak pernah (60%) kurang terampil dalam melakukan
perawatan dan saya tidak merasa nyaman terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan, perawat tidak pernah (80%) menyusun rencana kegiatan untuk saya
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ariani (2006) yang
klien di ruang rawat inap Rindu B2 RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan
sepuluh faktor-faktor caratif yang diungkapkan oleh Watson faktor caratif yang
pengambilan keputusan (80%) dan faktor yang paling sedikit dilakukan perawat
pasien.
Karena apabila klien merasa puas mereka akan terus melakukan pemakaian
terhadap jasa pilihannya.Tetapi jika klien merasa tidak puas mereka akan
memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Suatu rumah sakit harus menerapkan dan mengelola suatu tim yang
merupakan perawat yang ahli baik secara ilmu maupun pengalaman klinis
dilakukan oleh perawat dengan perilaku caring. Anjaswarni (2002) pada hasil
kepuasan klien tinggi terhadap perilaku caring oleh perawat di RSUD Dr.Saiful
(82,25%) yang berarti klien cenderung merasa puas. Hasil penelitian Ismar,A
sebagian perawat yang diteliti dinilai tidak caring (48,3%) dan sebagian besar
klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (79,2%). Dari data tersebut ada
perawat yang yang sudah mempunyai perilaku caring dan masih ada perawat yang
yang selanjutnya berdampak terhadap kepuasan klien akan pelayanan rumah sakit
secara keseluruhan.
dan kepuasan pasien terutama di rumah sakit, karena kualitas pelayanan menjadi
6.1. Kesimpulan
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa diperoleh (80%) perawat
caring. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa telah menunjukkan perilaku
6.2. Rekomendasi
lebih jauh sehingga dapat meningkatkan citra Rumah Sakit Langsa secara
keseluruhan.
persepsi pasien tentang perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Langsa dalam memberikan asuhan pada pasien.
a. Hasil penelitian ini akan memberikan bukti empirik, yang dapat digunakan
keperawatan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, acuan dan